PENDAHULUAN
> 10 juta balita meninggal tiap tahun, perkiraan 2,5 juta meninggal (25%) akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin penyakit virus akut, menular, ditandai dengan 3 stadium, kataral, erupsi, dan konvalesensi. Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis
Morbili
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien dan Orangtua
Data Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Suku bangsa Pasien An. S 1 tahun Perempuan Ayah Tn. S 30 tahun Laki-laki Ibu Ny. N 28 tahun Perempuan
Rawa Bugel RT 004/003 Marga Mulya Islam Islam Jawa Islam Sunda
Pendidikan Pekerjaan
Keterangan
SMP IRT
Ibu kandung
ANAMNESIS
Keluhan Utama keluhan sesak sejak 3 minggu SMRS
Keluhan Tambahan
Sesak terus menerus disertai bunyi ngik, gelisah, batuk dan pilek
3 minggu SMRS
Cacingan
DBD Thypoid Otitis Parotis
Diare
Kejang Maag Varicela Operasi
Ginjal
Darah Radang paru Tuberkulosis Morbili
Kesan : Os pernah dirawat di RS karena diare tapi belum pernah sakit seperti ini sebelumnya
Panjang badan 50 cm
Keadaan bayi Lingkar kepala tidak ingat Langsung menangis Tidak ada kelainan bawaan
Riwayat Makanan
Umur (bulan) ASI/PASI
0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 ASI ASI ASI ASI + Susu formula ASI + Susu formula
Buah/biskuit
Buah + biskuit Buah + biskuit
Bubur susu
Bubur susu Bubur susu
Nasi tim
Nasi tim Nasi tim
Riwayat Imunisasi
Vaksin BCG DPT POLIO Dasar (umur) 2 bulan 2 bulan 1 bulan x x x 6x Ulangan (umur)
4 bulan x
CAMPAK
HEPATITIS B
x
Setelah lahir
1 bulan 6 bulan
Riwayat Keluarga
Data Nama Perkawinan ke Umur Keadaan kesehatan Ayah Tn. S Pertama 30 Baik Ibu Ny. N Pertama 28 Baik
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tanda Vital Kesadaran : compos mentis Frekuensi nadi : 117x/menit Tekanan darah : Tidak dihitung Frekuensi pernapasan : 30x/menit Suhu tubuh : 37,2C Data antropometri Berat badan : 11 kg Panjang badan : 70 cm
Status generalis
Bentuk Normocephali
Rambut
Mata
Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+, lakrimasi +/+
Hidung Septum deviasi (-), nafas cuping hidung +/+ Bibir tampak kering (-), faring hiperemis (+), kopliks spot (-), tonsil T2/T2, kripta -/-, detritus /Mulut
Wajah
Paru-paru
Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi suprasternal (+), retraksi epigastrium (+) Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru Perkusi : sonor pada kedua paru Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-, stridor +
Jantung
Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis Palpasi : Teraba iktus cordis pada ICS V linea midklavikula kiri Perkusi : Batas kanan = Sela iga V linea parasternalis kanan. Batas kiri = Sela iga V linea midklavikula kiri. Batas atas = Sela iga II linea parasternal kiri. Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
Abdomen
: Perut datar : Bising usus (+) : Supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba membesar : Timpani di seluruh lapang abdomen
Kulit
Ekstremitas
Akral hangat pada keempat ekstremitas, sianosis (-), edema (-), CRT < 2
HEMATOLOGI RUTIN
Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit KIMIA KLINIK GDS Elektrolit Na K Cl 143 mmol/L 4,8 mmol/L 101 mmol/L 135-145 3,5-5,0 94-111 104 mg/dL 60-110 11,2 ribu/L 10,1 g/dL 29,3 % 486 ribu/ L 5-10 11-14,5 37-47 150-400
KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu IMUNOSEROLOGI CRP Kualitatif KIMIA KLINIK Protein Total Albumin Globulin Fungsi Hati SGOT SGPT Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin 20 mgdL 0,68 mg/dL 20-40 0,5-1,3 24 U/L 27 U/L <37 <41 6,40 g/dL 3,87 g/dL 2,53 g/dL 6,6-8,0 3,5-4,5 1,6-3,0 Non Reaktif Non reaktif 147 mg/dL 50-80
Hasil
Nilai Normal
Natrium
Kalium Klorida
131 mmol/L
5,2 mmol/L 87 mmol/L
135-145
3,5-5,0 94-111
KIMIA KLINIK
Analisa Gas Darah pH PCO2 7,404 42,0 mm Hg 7,35-7,45 35-45
PO2
O2 Saturasi HCO3 TCO2
27,2 mm Hg
52,2 % 26,7 mmol/L 28 mmol/L
83-108
95-98 22-26 23-27
BE ecf
BE blood Std HCO3 O2 Content
1,6 mmol/L
2,1 mmol/L 25,4 mmol/L 8,6 ml/dl
-2-3
-2-3 22-26
O2 Cap
16,2 ml/dl
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Alveolar Oxygen
AaDO2 Suhu Hb O2 FIO2 179,3 mm Hg 152,1 mm Hg 36,3 11,7 g/dL 3L 32 %
RESUME
Anak APR usia 9 tahun datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam terjadi mendadak, terus menerus sepanjang hari, batuk dan pilek (+) sejak 3 hari SMRS. Mata pasien merah, keluar belek warna putih kekuningan. Nyeri menelan (+). Nafsu makan os berkurang. Mual (+). Pada hari pertama perawatan di RS, demam (+) tinggi dan mulai muncul bintik-bintik merah dari belakang telinga yang kemudian menyebar ke wajah, leher, badan, dan lengkap sampai ke kaki pada. Pada perawatan hari ke lima bintik-bintik merah mulai menghitam mulai dari belakang telinga, makin lama kulit seperti bersisik. Demam turun. Riwayat kontak dengan penderita campak (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran umum pasien tampak sakit sedang, takikardi, febris, mata injeksi konjungtiva +/+, sekret +/+ warna putih kekuningan, bibir tampak kering, bibir berdarah (+), faring hiperemis (+), kopliks spot (-), paru rhonki basah halus +/+, kulit wajah, leher, dada, perut, dan ekstremitas makulopapular rash (+). Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 2 dan 3 Desember 2013, leukosit 6100/L dan 5800/L, hemoglobin 14 g/dl dan 13,3 g/dl, hematokrit 39 % dan 37,6%, LED 30 mm/jam, hitung jenis leukosit 0/1/1/25/60/4, GDS 118 mg/dl, CRP kualitatif reaktif. Foto rontgent thoraks PA kesan bronkopneumoni duplex.
DIAGNOSIS KERJA
Morbili dengan infeksi sekunder bronkopneumonia
Diagnosis Banding
Eksanthema Subitum
Bronkopneumoni ec infeksi sekunder
Morbili
Demam berdarah dengue
Bronkopneumoni
Rubella
TB paru
TATALAKSANA
Non medikamentosa Medikamentosa
Tatalaksana cairan rumatan IVFD RL = 1530x20 = 20 tpm makro
Vitamin A 1x200.000 IU selama 3 hari
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Follow Up tanggal 18 November 2013 pukul 07.00 WIB (Perawatan hari II)
Tanggal 2/12/2013 Perawatan hari II Subjective Demam (+) Batuk (+) bertambah, dahak (+) Pilek (+) ingus warna kehijauan Mata merah (+), belek (+) Mulut kering (+), bibir berdarah mulai mengering Nyeri menelan (+) Bintik merah menyebar dari belakang telinga ke wajah, leher, badan Objective TD: 100/70 mmHg N: 115x/menit S: 390C RR: 28x/menit Mata injeksi konjungtiva +/+, sekret +/+ Hidung sekret +/+ kehijauan Mulut faring hiperemis (+) Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh -/Kulit maculopapular rash di belakang telinga, leher, wajah, dada, perut Assesment Morbili stadium erupsi dengan infeksi sekunder bronkopneumonia Planning Cairan intravena RL 20 tpm makro Vitamin A 1x200.000 IU Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethasone 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8jam
Demam (+) Batuk (+), dahak (+) berkurang Pilek (+) Mata merah (), belek (-) Mulut kering (+), bibir berdarah (-) Nyeri menelan << Bintik merah (+) lengkap sampai ke ekstremitas
TD: 110/80 mmHg N: 105x/menit S: 380C RR: 25x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret -/Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh -/Kulit maculopapular rash di belakang telinga, leher, wajah, dada, perut, punggung, ekstremitas
Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethason e 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam
Demam (+) Batuk (+) >>, dahak (+) berkurang Pilek (+) Mata merah (), belek (-) Mulut kering (+), bibir berdarah (-) Nyeri menelan (-) Bintik merah menghitam mulai dari belakang telinga, leher, dan wajah
TD: 110/80 mmHg N: 105x/menit S: 380C RR: 25x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret +/+ Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh /Kulit hiperpigmentasi di belakang telinga, leher, wajah, dan maculopapular rash di dada, perut, punggung, ekstremitas
Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethaso ne 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam
Demam (-) Batuk (+), dahak (-) Pilek (-) Mulut kering (-) Bintik merah menghitam lengkap sampai ekstremitas dan kulit bersisik
TD: 110/80 mmHg N: 107x/menit S: 37,30C RR: 24x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret -/Paru SN vesicular +/+, rh -/-, wh -/Kulit Hiperpigmentasi
Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethaso ne 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam
ANALISA KASUS
anamnesis
Diagnosis
pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang
Stadium prodromal
Stadium erupsi
Stadium konvalesensi
Cough, coryza
Conjunctivitis
Tidak ditemukan
Muncul bintik-bintik merah dari belakang telinga yang kemudian menyebar ke wajah, leher, badan, dan lengkap sampai ke kaki
Stadium Konvalesensi
Hiperpigmentasi
Bintik-bintik merah mulai menghitam mulai dari belakang telinga, makin lama kulit seperti bersisik
Demam turun
Suhu 37,5C
EPIDEMIOLOGI
virus Paramyxoviridae
Droplet Infeksi masuk saluran nafas Ditangkap oleh makrofag Menyebar ke kelenjar limfe regional Replikasi virus Viremia primer
Konjunctiva
SALURAN CERNA
Proliferasi sel-sel endotel kapiler Terdapat bercak koplik berwarna kelabu dikelilingi eritema pada mukosa bukalis berhadapan dengan molar, palatum durum, palatum mole Mulut pahit Higiene kurang dan imunitas turun akan meluas ke usus Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada usus buntu sehingga mukosa usus teriritasi
SALURAN NAFAS Inflamasi saluran nafas atas Bercak koplik meluas ke trakeobronkial
Anoreksia
bronkopneumonia dehidrasi
KULIT
KONJUNCTIVA
Eksudasi serum dan kadang eritrosit ke dalam epidermis Kulit menonjol sekitar sebasea dan folikel rambut Eritema membentuk makulapapula di kulit normal Ruam di daerah balik telinga, leher, wajah, seluruh tubuh
2-3
3-5
Viremia primer
Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh
Viremia sekunder Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
TATALAKSANA
Vitamin A selama 3 hari Istirahat Pemberian cairan yang cukup Suplemen nutrisi
200 000 IU usia 12 bulan 100 000 IU bayi 6 sampai 11 bulan 50 000 IU usia <i6 bulan
IMUNISASI
Thank You