Anda di halaman 1dari 48

Case Report Morbili dengan Bronkhopneumonia Berat tanpa Riwayat Imunisasi

Pembimbing : Dr. Dina S Daliyanti Sp.A Disusun Oleh : Amira

PENDAHULUAN
> 10 juta balita meninggal tiap tahun, perkiraan 2,5 juta meninggal (25%) akibat penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin penyakit virus akut, menular, ditandai dengan 3 stadium, kataral, erupsi, dan konvalesensi. Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis

Morbili

LAPORAN KASUS
Identitas Pasien dan Orangtua
Data Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Suku bangsa Pasien An. S 1 tahun Perempuan Ayah Tn. S 30 tahun Laki-laki Ibu Ny. N 28 tahun Perempuan

Rawa Bugel RT 004/003 Marga Mulya Islam Islam Jawa Islam Sunda

Pendidikan Pekerjaan
Keterangan

SMA Supir Truk

SMP IRT
Ibu kandung

Hubungan dengan Ayah kandung orang tua : Anak kandung

ANAMNESIS
Keluhan Utama keluhan sesak sejak 3 minggu SMRS

Keluhan Tambahan

Batuk, pilek, nafsu makan turun

Riwayat Penyakit Sekarang


2 minggu SMRS

Sesak terus menerus disertai bunyi ngik, gelisah, batuk dan pilek

Terkena campak Nafsu makan turun Rewel

3 minggu SMRS

Riwayat kejang, alergi, asma disangkal

BAB dan BAK biasa

Riwayat Penyakit Dahulu


Penyakit Alergi Umur Penyakit Difteria Umur Penyakit Jantung Umur -

Cacingan
DBD Thypoid Otitis Parotis

Diare
Kejang Maag Varicela Operasi

Ginjal
Darah Radang paru Tuberkulosis Morbili

Kesan : Os pernah dirawat di RS karena diare tapi belum pernah sakit seperti ini sebelumnya

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit serupa Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan
Perawatan antenatal KELAHIRAN Tempat kelahiran Penolong persalinan Cara persalinan Masa gestasi

Tidak ditemukan kelainan


Setiap bulan periksa ke bidan Rumah Bersalin Bidan Spontan 37 minggu Berat lahir 3000 g

Panjang badan 50 cm
Keadaan bayi Lingkar kepala tidak ingat Langsung menangis Tidak ada kelainan bawaan

RIWAYAT PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Riwayat Makanan
Umur (bulan) ASI/PASI
0-2 2-4 4-6 6-8 8-10 ASI ASI ASI ASI + Susu formula ASI + Susu formula

Buah/biskuit
Buah + biskuit Buah + biskuit

Bubur susu
Bubur susu Bubur susu

Nasi tim
Nasi tim Nasi tim

Kesan : kebutuhan gizi pasien terpenuhi cukup baik

Riwayat Imunisasi
Vaksin BCG DPT POLIO Dasar (umur) 2 bulan 2 bulan 1 bulan x x x 6x Ulangan (umur)

4 bulan x

CAMPAK
HEPATITIS B

x
Setelah lahir

1 bulan 6 bulan

Kesan : Imunisasi dasar lengkap

Riwayat Keluarga
Data Nama Perkawinan ke Umur Keadaan kesehatan Ayah Tn. S Pertama 30 Baik Ibu Ny. N Pertama 28 Baik

Kesan : Keadaan kesehatan kedua orang tua dalam keadaan baik

RIWAYAT PERUMAHAN DAN SANITASI


Tinggal di rumah sendiri di lingkungan padat penduduk. Terdapat tiga kamar. Ventilasi baik, cahaya matahari cukup, air minum dan air mandi berasal dari air tanah. Kesan : Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik namun padat

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Tampak sakit sedang Tanda Vital Kesadaran : compos mentis Frekuensi nadi : 117x/menit Tekanan darah : Tidak dihitung Frekuensi pernapasan : 30x/menit Suhu tubuh : 37,2C Data antropometri Berat badan : 11 kg Panjang badan : 70 cm

Status generalis
Bentuk Normocephali

Rambut

Hitam, tidak mudah dicabut, distribusi baik

Mata

Conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor, RCL +/+, RCTL +/+, lakrimasi +/+

Telinga Normotia, serumen -/-

Hidung Septum deviasi (-), nafas cuping hidung +/+ Bibir tampak kering (-), faring hiperemis (+), kopliks spot (-), tonsil T2/T2, kripta -/-, detritus /Mulut

Wajah

Makulopapular rash (-)

Paru-paru

Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris, retraksi suprasternal (+), retraksi epigastrium (+) Palpasi : vocal fremitus sama pada kedua paru Perkusi : sonor pada kedua paru Auskultasi : suara napas bronkovesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-, stridor +

Jantung

Inspeksi : Tidak tampak pulsasi ictus cordis Palpasi : Teraba iktus cordis pada ICS V linea midklavikula kiri Perkusi : Batas kanan = Sela iga V linea parasternalis kanan. Batas kiri = Sela iga V linea midklavikula kiri. Batas atas = Sela iga II linea parasternal kiri. Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen

Inspeksi Auskultasi Palpasi Perkusi

: Perut datar : Bising usus (+) : Supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba membesar : Timpani di seluruh lapang abdomen

Ikterik (-), petechie (-), makulopapular rash (+)

Kulit

Ekstremitas

Akral hangat pada keempat ekstremitas, sianosis (-), edema (-), CRT < 2

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan Laboratorium tanggal 04/01/2014, pukul 18.38 WIB


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

HEMATOLOGI RUTIN
Leukosit Hemoglobin Hematokrit Trombosit KIMIA KLINIK GDS Elektrolit Na K Cl 143 mmol/L 4,8 mmol/L 101 mmol/L 135-145 3,5-5,0 94-111 104 mg/dL 60-110 11,2 ribu/L 10,1 g/dL 29,3 % 486 ribu/ L 5-10 11-14,5 37-47 150-400

Tanggal 06/01/2014, pukul 19.38 WIB


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

KIMIA DARAH
Gula Darah Sewaktu IMUNOSEROLOGI CRP Kualitatif KIMIA KLINIK Protein Total Albumin Globulin Fungsi Hati SGOT SGPT Fungsi Ginjal Ureum Kreatinin 20 mgdL 0,68 mg/dL 20-40 0,5-1,3 24 U/L 27 U/L <37 <41 6,40 g/dL 3,87 g/dL 2,53 g/dL 6,6-8,0 3,5-4,5 1,6-3,0 Non Reaktif Non reaktif 147 mg/dL 50-80

Jenis Pemeriksaan ELEKTROLIT

Hasil

Nilai Normal

Natrium
Kalium Klorida

131 mmol/L
5,2 mmol/L 87 mmol/L

135-145
3,5-5,0 94-111

Tanggal 06/01/2014, pukul 00.11 WIB


Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

KIMIA KLINIK
Analisa Gas Darah pH PCO2 7,404 42,0 mm Hg 7,35-7,45 35-45

PO2
O2 Saturasi HCO3 TCO2

27,2 mm Hg
52,2 % 26,7 mmol/L 28 mmol/L

83-108
95-98 22-26 23-27

BE ecf
BE blood Std HCO3 O2 Content

1,6 mmol/L
2,1 mmol/L 25,4 mmol/L 8,6 ml/dl

-2-3
-2-3 22-26

O2 Cap

16,2 ml/dl

Jenis Pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal

Alveolar Oxygen
AaDO2 Suhu Hb O2 FIO2 179,3 mm Hg 152,1 mm Hg 36,3 11,7 g/dL 3L 32 %

Pemeriksaan Foto Rontgent Thoraks PA (2/12/2013)


Skeletal normal Cor, sinuses, dan diafragma normal Pulmo : Corakan normal. Tampak infiltrat di parakardial Kesan : Bronkopneumonia duplex

RESUME
Anak APR usia 9 tahun datang ke IGD RSUD Kota Bekasi dengan keluhan demam sejak 4 hari SMRS, demam terjadi mendadak, terus menerus sepanjang hari, batuk dan pilek (+) sejak 3 hari SMRS. Mata pasien merah, keluar belek warna putih kekuningan. Nyeri menelan (+). Nafsu makan os berkurang. Mual (+). Pada hari pertama perawatan di RS, demam (+) tinggi dan mulai muncul bintik-bintik merah dari belakang telinga yang kemudian menyebar ke wajah, leher, badan, dan lengkap sampai ke kaki pada. Pada perawatan hari ke lima bintik-bintik merah mulai menghitam mulai dari belakang telinga, makin lama kulit seperti bersisik. Demam turun. Riwayat kontak dengan penderita campak (+). Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran umum pasien tampak sakit sedang, takikardi, febris, mata injeksi konjungtiva +/+, sekret +/+ warna putih kekuningan, bibir tampak kering, bibir berdarah (+), faring hiperemis (+), kopliks spot (-), paru rhonki basah halus +/+, kulit wajah, leher, dada, perut, dan ekstremitas makulopapular rash (+). Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 2 dan 3 Desember 2013, leukosit 6100/L dan 5800/L, hemoglobin 14 g/dl dan 13,3 g/dl, hematokrit 39 % dan 37,6%, LED 30 mm/jam, hitung jenis leukosit 0/1/1/25/60/4, GDS 118 mg/dl, CRP kualitatif reaktif. Foto rontgent thoraks PA kesan bronkopneumoni duplex.

DIAGNOSIS KERJA
Morbili dengan infeksi sekunder bronkopneumonia

Diagnosis Banding
Eksanthema Subitum
Bronkopneumoni ec infeksi sekunder

Morbili
Demam berdarah dengue

Bronkopneumoni
Rubella

TB paru

TATALAKSANA
Non medikamentosa Medikamentosa
Tatalaksana cairan rumatan IVFD RL = 1530x20 = 20 tpm makro
Vitamin A 1x200.000 IU selama 3 hari

Komunikasi-Informasi-Edukasi kepada orang tua pasien mengenai keadaan pasien

Ceftriaxone 2x1 gram IV


Rawat inap di ruang isolasi, tirah baring Parasetamol 250 mg IV k/p Dexamethasone 3x2,5 mg Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Observasi tanda-tanda vital Inhalasi / 8 jam

PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam

Ad fungsionam : ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam

Follow Up tanggal 18 November 2013 pukul 07.00 WIB (Perawatan hari II)
Tanggal 2/12/2013 Perawatan hari II Subjective Demam (+) Batuk (+) bertambah, dahak (+) Pilek (+) ingus warna kehijauan Mata merah (+), belek (+) Mulut kering (+), bibir berdarah mulai mengering Nyeri menelan (+) Bintik merah menyebar dari belakang telinga ke wajah, leher, badan Objective TD: 100/70 mmHg N: 115x/menit S: 390C RR: 28x/menit Mata injeksi konjungtiva +/+, sekret +/+ Hidung sekret +/+ kehijauan Mulut faring hiperemis (+) Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh -/Kulit maculopapular rash di belakang telinga, leher, wajah, dada, perut Assesment Morbili stadium erupsi dengan infeksi sekunder bronkopneumonia Planning Cairan intravena RL 20 tpm makro Vitamin A 1x200.000 IU Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethasone 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8jam

4/12/2013 Perawatan hari IV

Demam (+) Batuk (+), dahak (+) berkurang Pilek (+) Mata merah (), belek (-) Mulut kering (+), bibir berdarah (-) Nyeri menelan << Bintik merah (+) lengkap sampai ke ekstremitas

TD: 110/80 mmHg N: 105x/menit S: 380C RR: 25x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret -/Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh -/Kulit maculopapular rash di belakang telinga, leher, wajah, dada, perut, punggung, ekstremitas

Morbili stadium erupsi dengan infeksi sekunder bronkopneumonia

Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethason e 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam

5/12/2013 Perawatan hari V

Demam (+) Batuk (+) >>, dahak (+) berkurang Pilek (+) Mata merah (), belek (-) Mulut kering (+), bibir berdarah (-) Nyeri menelan (-) Bintik merah menghitam mulai dari belakang telinga, leher, dan wajah

TD: 110/80 mmHg N: 105x/menit S: 380C RR: 25x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret +/+ Paru SN vesicular +/+, rh +/+, wh /Kulit hiperpigmentasi di belakang telinga, leher, wajah, dan maculopapular rash di dada, perut, punggung, ekstremitas

Morbili stadium konvalesensi dengan infeksi sekunder bronkopneumonia

Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethaso ne 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam

7/12/2013 Perawatan hari VII

Demam (-) Batuk (+), dahak (-) Pilek (-) Mulut kering (-) Bintik merah menghitam lengkap sampai ekstremitas dan kulit bersisik

TD: 110/80 mmHg N: 107x/menit S: 37,30C RR: 24x/menit Mata injeksi konjungtiva -/-, sekret -/Hidung sekret -/Paru SN vesicular +/+, rh -/-, wh -/Kulit Hiperpigmentasi

Morbili stadium konvalesensi dengan infeksi sekunder bronkopneumonia

Cairan intravena RL 20 tpm makro Parasetamol 250 mg k/p Ceftriaxone 2x1 mg IV Dexamethaso ne 3x2,5 mg IV Cendo xytrol 2 dd I gtt ODS Inhalasi/8 jam

ANALISA KASUS
anamnesis

Diagnosis

pemeriksaan fisik
pemeriksaan penunjang

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN FISIK


Morbili adalah infeksi virus akut yang ditandai dengan 3 stadium

Stadium prodromal

Stadium erupsi

Stadium konvalesensi

Stadium prodromal (4-5 hari)


Demam > 38,5C
Demam di rumah tidak diukur

Cough, coryza

Batuk dan pilek

Conjunctivitis

Mata memerah, berair, dan keluar belek warna putih kekuningan

Akhir dari stadium kataral, terdapat bercak koplik

Tidak ditemukan

Leukopeni/leukosit normal dan limfositosis ringan karena infeksi virus

Leukosit 6100ribu/L dan limfosit 60

Stadium erupsi 3-4 hari


demam pasien makin tinggi
Demam 39,2C

Batuk makin bertambah

Batuk bertambah sampai agak sesak

Makulopapular rash (+)

Muncul bintik-bintik merah dari belakang telinga yang kemudian menyebar ke wajah, leher, badan, dan lengkap sampai ke kaki

Stadium Konvalesensi
Hiperpigmentasi
Bintik-bintik merah mulai menghitam mulai dari belakang telinga, makin lama kulit seperti bersisik

Demam turun

Suhu 37,5C

EPIDEMIOLOGI

virus Paramyxoviridae
Droplet Infeksi masuk saluran nafas Ditangkap oleh makrofag Menyebar ke kelenjar limfe regional Replikasi virus Viremia primer

mempengaruhi pusat suhu dalam hipotalamus


Titik setel pusat suhu meningkat Suhu tubuh meningkat Viremia sekunder Saluran cerna Saluran nafas Kulit

Konjunctiva

SALURAN CERNA
Proliferasi sel-sel endotel kapiler Terdapat bercak koplik berwarna kelabu dikelilingi eritema pada mukosa bukalis berhadapan dengan molar, palatum durum, palatum mole Mulut pahit Higiene kurang dan imunitas turun akan meluas ke usus Hiperplasi jaringan limfoid terutama pada usus buntu sehingga mukosa usus teriritasi

SALURAN NAFAS Inflamasi saluran nafas atas Bercak koplik meluas ke trakeobronkial

Fungsi silia menurun


Sekret meningkat Batuk, pilek, RR meningkat

Anoreksia

Daerah epitel nekrotik di naso farin dan saluran pernafasan


serangan infeksi bakteri sekunder

kecepatan sekresi bertambah Pergerakan usus meningkat diare

bronkopneumonia dehidrasi

KULIT

KONJUNCTIVA

Eksudasi serum dan kadang eritrosit ke dalam epidermis Kulit menonjol sekitar sebasea dan folikel rambut Eritema membentuk makulapapula di kulit normal Ruam di daerah balik telinga, leher, wajah, seluruh tubuh

Peradangan umum di konjunctiva Kotoran mata, fotofobia Konjungtivitis

PATOGENESIS MORBILI TANPA PENYULIT


Hari 0 Manifestasi Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring atau kemungkinan konjungtiva Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus 1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional

2-3
3-5

Viremia primer
Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh

5-7 7-11 11-14 15-17

Viremia sekunder Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran nafas Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

TATALAKSANA

Vitamin A selama 3 hari Istirahat Pemberian cairan yang cukup Suplemen nutrisi

Antibiotik diberikan bila terjadi infeksi sekunder

Anti konvulsi apabila terjadi kejang

Antipiretik bila demam

200 000 IU usia 12 bulan 100 000 IU bayi 6 sampai 11 bulan 50 000 IU usia <i6 bulan

IMUNISASI

Thank You

Anda mungkin juga menyukai