Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Makhluk hidup terus mengalami perkembangan dari struktur dan fungsinya, oleh karena itu integrasi berbagai komponen dalam diri makhluk hidup menjadi sangat penting bagi kelangsung hidupnya. Salah satu komponen penting tersebut adalah sistem endokrin (Price dan Wilson, 20 2!. Sistem endokrin merupakan sistem kontrol kelenjar tanpa saluran ( ductless! yang menghasilkan hormon dan tersirkulasi di dalam tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ"organ lain. Sistem endokrin terdiri dari kelenjar" kelenjar yang menyekresikan hormon yang membantu memelihara dan mengatur fungsi"fungsi #ital seperti respon terhadap stress dan cedera, pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, homeostasis ion, metabolisme energi serta respon kekebalan tubuh (Price dan Wilson, 20 2!. $isfungsi hormon (sistem endokrin! akan menyebab berbagai gangguan. Salah satunya adalah struma. Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher ($orland, 20 2! Menurut W%&, 'ndonesia merupakan negara yang dikategorikan endemis kejadian struma (goiter!. Penyakit ini dominan terjadi pada perempuan dibandingkan laki"laki. (mumnya )*+ kasus struma bersifat jinak (benigna! dan sisanya * + kasus kemungkinan bersifat ganas (maligna!. Sebagai calon dokter, sudah seharusnya mahasis,a mengetahui dan memahami gangguan tersebut agar setelah menjadi dokter dapat melakukan penatalaksanaan terhadap gangguan tersebut secara komprehensif. Salah satu strategi pembelajaran di -akultas .edokteran (ni#ersitas Muhammadiyah Palembang adalah adanya tugas pengenalan profesi (/PP!. /ugas ini merupakan salah satu kegiatan pembelajaran dalam blok yang mengharuskan mahasis,a secara kelompok untuk turun langsung ke lapangan. /ugas pengenalan profesi yang dilakukan pada blok '0 kali ini adalah obser#asi kasus struma di puskesmas, yang merupakan salah satu gangguan terkait endokrin.

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

1.2 Rumusan Masalah 1erikut adalah rumusan masalah dalam tugas pengenalan profesi ini2 . 3pa penyebab dari penyakit struma4 2. 1agaimana gejala dan tanda klinis dari penyakit struma4 5. 1agaimana klasifikasi penyakit struma4 6. 3pa pemeriksaan penunjang penyakit struma4 *. 1agaimana penatalaksanaan penyakit struma4 7. 1agaimana komplikasi penyakit struma4 8. 1agaimana pencegahan dini yang dapat dilakukan terhadap penyakit struma4 1.3 Tujuan 1.3.1 Tujuan Umum Mahasis,a mampu2 . Mengetahui kasus struma di puskesmas. 2. Memenuhi ke,ajiban tugas pengenalan profesi demi mencapai kelulusan blok '0. 1.3.2 Tujuan husus

Mahasis,a mampu2 . Mengetahui penyebab dari penyakit struma 2. Mengetahui gejala dan tanda klinis dari penyakit struma 5. Mengetahui klasifikasi penyakit struma 6. Mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang penyakit struma *. Mengetahui penatalaksanaan penyakit struma 7. Mengetahui komplikasi penyakit struma 8. Mengetahui pencegahan dini yang dapat dilakukan terhadap penyakit struma 1.! Man"aat 1erikut ini adalah manfaat dari tugas pengenalan profesi kali ini2 . $apat melihat karakteristik penderita struma 2. $apat menekan angka kejadian struma di masyarakat 5. Menambah pengalaman dalam obser#asi lapangan terhadap pasien struma secara langsung.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 2

BAB II TIN#AUAN PU$TA A


2.1 De"%n%s% $truma Menurut $orland (20 2!, struma atau goiter merupakan pembesaran kelenjar tiroid yang menyebabkan pembengkakan di bagian depan leher. Struma adalah setiap pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak (1runicardi 9%, 3ndersen $., 1illiar /:, $unn $;, %unter 9<, Matthe,s 91. 20 0! 2.2 Anat&m% 'an (%s%&l&g% elenjar T%r&%'

Menurut Snell (2007!, glandula thyroidea terdiri atas lobus kanan dan kiri yang dihubungkan oleh isthmus yang sempit. .elenjar ini merupakan organ #askular yang dibungkus oleh selubung yang berasal dari lamina pretrachealis fasciae profundae. Selubung ini melekatkan glandula pada laring dan trakea. Setiap lobus berbentuk seperti buah alpukat, dengan ape=nya menghadap ke atas sampai linea obli>ue cartilage thyroideae, basisnya terletak di ba,ah setinggi cincin trakea keempat atau kelima (Snell, 2007!. Menurut Snell (2007!, isthmus meluas melintasi garis tengah di depan cincin trakea 2, 5 dan 6. Sering terdapat lobus pyramidalis, yang menonjol ke atas dari isthmus, biasanya ke sebelah kiri garis tengah. Sebuah pita fibrosa atau muskular sering menghubungkan lobus piramidalis dengan os. %yoideum. 1ila pita ini muskular maka disebut m. le#ator glandulae thyroideae. <landula thyroidea diperdarahi oleh arteri thyroidea superior, arteri thyroidea inferior dan kadang"kadang arteri thyroidea ima. 3rteri"arteri ini beranastomosis dengan luas di permukaan glandula. Sedangkan #ena"#ena glandula thyroidea terdiri dari #ena thyroidea superior, #ena thyroidea media dan #ena thyroidea inferior (Snell, 2007!. Menurut <ould (20 2!, glandula thyroide terletak di aspek anterior leher, menghasilkan hormon tiroid (/5 dan /6! dan kalsitonin. Menurut Sutjahjo (20 0!, kelenjar tiroid terdiri dari folikel sferik (diameter *0"*00 ?meter!, sel yang mensintesiskan hormon tiroid yang terdiri dari tiroksin
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 3

(/6, prohormon! dan triiodotironin (/5, hormon aktif!. .elenjar tiroid juga mengandung clear cell atau sel parafolikular atau sel @ yang mensintesis kalsitonin. /5 mempengaruhi pertumbuhan, diferensiasi dan metabolisme. /5 selain disekresikan oleh kelenjar tiroid juga merupakan hasil deiodinasi dari /6 di jaringan perifer. /5 dan /6 yang disimpan terikat pada 5 protein yang berbeda, yaitu glikoprotein tiroglobulin di koloid dari folikel, prealbumin pengikat tiroksin dan albumin serum. %anya sedikit /5 dan /6 yang tidak terikat terdapat dalam sirkulasi darah. Pengaturan sekresi hormon tiroid dilakukan oleh /S% ( Thyroid Stimulating Hormone! dari adenohipofisis. Sintesis dan pelepasannya dirangsang oleh /:% (Thyrotropin Releasing Hormone! dari hipotalamus. /S% disekresi dalam sirkulasi dan terikat pada reseptornya di kelenjar tiroid. /S% mengontrol produksi dan pelepasan /5 dan /6. Afek /:% dimodifikasi oleh /5, peningkatan konsentrasi hormon tiroid, misalnya mengurangi respons adenohipofisis terhadap /:% (mengurangi reseptor /:%! sehingga pelepasan /S% menurun dan sebagai akibatnya kadar /5 dan /6 menurun (umpan balik negatif!. Sekresi /:% juga dimodifikasi tidak hanya oleh /5 tetapi juga melalui pengaruh persarafan (Sutjahjo, 20 0!.

<ambar . 3natomi .elenjar /iroid

2.3

E)%'em%&l&g% $truma Menurut W%&, 'ndonesia merupakan Begara yang dikategorikan endemis kejadian struma (goiter!. Penyakit ini dominan terjadi pada perempuan dibandingkan laki"laki. (mumnya )*+ kasus struma bersifat jinak (benigna! dan sisanya * + kasus kemungkinan bersifat ganas (maligna!.

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

2.!

l%n%s $truma Menurut @andrasoma (2007!, Struma toksik biasanya disebabkan oleh hipertiroidisme atau hipotiroidisme dan eutiroidisme, sedangkan struma non toksik biasanya disebabkan oleh defisiensi yodium dalam makanan atau minuman yang kronis. %ipertirodisme dikenal juga sebagai tirotoksikosis atau gra#es yang dapat didefinisikan sebagai respon jaringan"jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroid yang berlebihan. .eadaan ini dapat timbul spontan atau adanya jenis antibodi dalam darah yang merangsang kelenjar tiroid, sehingga tidak hanya produksi kelenjar tiroid yang berlebihan tetapi ukuran kelenjar tiroid menjadi besar ($jokomoeljanto. 2008! %ipotiroidisme adalah kelainan struktural atau fungsional kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormon tiroid menjadi berkurang. .egagalan dari kelenjar untuk mempertahankan kadar yang cukup dari hormon. %ipotiroid didefinisikan sebagai respon jaringan"jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolisme hormon tiroid yang berlebihan ($jokomoeljanto, 2008! Autiroidisme adalah suatu keadaan hipertropi pada kelenjar tiroid yang disebabkan stimulasi kelenjar tiroid yang berada diba,ah normal sedangkan kelenjar hipofisis menghasilkan /S% dalam jumlah yang meningkat. Struma semacam ini biasanya tidak menimbulkan gejala kecuali pembesaran pada leher jika terjadi secara berlebihan dapat mengakibatkan kompresi trakea ($jokomoeljanto, 2008!

2.*

las%"%kas% $truma+ Et%&l&g%+ 'an Man%"estas%

l%n%sn,a secara klinis struma dapat

Menurut Mansjoer (200*!, berdasarkan pola pembesaran dapat dibedakan menjadi struma nodusa dan struma diffusa dan tentang keduanya2 2.*.1 $truma N&'usa N&n T&ks%k -$NNT. Struma nodusa non toksik adalah pembesaran kelenjar tiroid berbentuk nodul yang tidak disertai oleh adanya gejala hipertiroidism. Penyebab paling banyak pada struma ini adalah kekurangan yodium. $apat juga disebabkan oleh kelebihan yodium namun sangat jarang terjadi dan umumnya telah ada penyakit tiroid autoimun sebelumnya.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 5

dibedakan menjadi struma toksik dan struma non toksik, berikut ini adalah uraian

Manifestasi klinis dari penderita struma nodusa non toksik ini sebagian kecil mengeluh adanya penekanan pada esofagus (disfagia! atau trakhea (sesak nafas!. 1iasanya tidak disertai nyeri kecuali bila menyebabkan terjadinya suara parau. .ebanyakan penderita struma nodusa ini tidak mengalami keluhan karena tidak ada hipertiroidism atau hipotiroidism. Pada pemeriksaan fisik kelenjar tiroid dilakukan dengan palpasi. Pada pemeriksaan ini yang perlu dinilai jumlah nodul, konsistensi, mobilitas, batasnya, apakah ada nyeri tekan atau tidak dan bagaimana keadaan kelenjar getah bening disekitarnya. Perhatikan juga keadaan kulit diatas nodul, adakah hiperemi, gambaran seperti kulit jeruk atau ulserasi. 2.*.2 $truma D%""usa N&n T&ks%k -$DNT. Struma difussa non toksik adalah struma yang disebabkan oleh defisiensi yodium, tiroiditis autoimun (hashimoto atau post"partum!, kelebihan yodium, stimulator reseptor /S%, inborn error metabolism, terpapar radiasi, penyakit deposisi, resistensi hormon tiroid, tiroiditis sub" akut (de Cuar#ain thyroidism dan agen"agen infeksi lain. Secara umum, struma ini memberikan gambaran gejala klinis yang tidak jauh berbeda dengan struma nodusa non toksik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya pembesaran kelenjar tiroid secara keseluruhan (diffuse! dengan batas yang tidak jelas, konsistensi kenyal lebih mirip ke arah lembek. 2.*.3 $truma N&'usa T&ks%k -$NT. Pada struma toksik, ditemukan adanya gejala dan tanda hipertiroidism diantaranya tekanan darah dan nadi meningkat, eksoptalmus, hipertoni simpatis (kulit basah dan dingin disertai tremor halus! dan takikardi. Struma ini dikenal sebagai PlummerDs desease. Penyebab struma nodusa toksik ini diantaranya adalah defisiensi yodium yang mengakibatkan penurunan le#el /6, akti#asi reseptor /S%, mutasi somatik reseptor /S% dan protein < serta adanya mediator"mediator pertumbuhan

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

termasuk endotelin"

(A/" !, insulin like gro,th factor" , epidermal

gro,th factor dan fibroblast gro,th factor. 2.*.! $truma D%""usa T&ks%k -$DT. Penyebab yang paling umum dari struma diffusa toksik merangsang akti#itas tiroid itu sendiri. <ejala yang timbul dari struma diffusa toksik adalah gejala"gejala hipetiroidism. Perjalanan penyakitnya tidak disadari oleh pasien meskipun telah diidap selama berbulan"bulan. 3ntibodi yang berbentuk reseptor /S% beredar dalam sirkulasi darah, mengaktifkan reseptor tersebut dan menyebabkan kelenjar tiroid hiperaktif. 2./ Pat&genes%s $truma 2./.1 $truma T&ks%k Menurut $jokomoeljanto (2008!, pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan"lipatan sel"sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel"sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Selain itu, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan *" * kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme, kosentrasi /S% plasma menurun, karena ada sesuatu yang EmenyerupaiF /S%, biasanya bahan"bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut /S' (Thyroid Stimulating Immunoglobulin!, yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat /S%. 1ahan G bahan tersebut merangsang akti#asi c3MP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. .arena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi /S% menurun, sedangkan konsentrasi /S' meningkat. 1ahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 2 jam, berbeda dengan efek /S% yang hanya berlangsung satu jam. /ingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh /S' selanjutnya juga menekan pembentukan /S% oleh kelenjar hipofisis anterior.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 7

yaitu

<ra#eDs desease. Penyakit gra#e terjadi karena antibodi reseptor /S% yang

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid EdipaksaF mensekresikan hormon hingga di luar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel"sel sekretori kelenjar tiroid membesar atau terjadi struma toksik. 2./.2 $truma N&n0T&ks%k Menurut :umahorbo ( )))!, bahan dasar pembentukan hormon tiroid adalah iodium yang diperoleh dari makanan dan minuman. 'on iodium (iodida! darah masuk ke dalam kelenjar tiroid secara transport aktif dengan bantuan 3/P sebagai sumber energi. Selanjutnya sel"sel folikel kelenjar tiroid akan mensintesis tiroglobulin (sejenis glikoprotein! dan selanjutnya mengalami iodinisasi sehingga akan terbentuk diiodotironin ($'/! dan monoiodotironin (M'/!. Proses ini memerlukan enHim peroksida sebagai katalisator. Proses akhir adalah berupa reaksi penggabungan dua molekul $'/ akan membentuk tetraiodotironin atau tiroksin (/6! dan molekul $'/ bergabung dengan M'/ menjadi triiodotironin (/5! untuk selanjutnya masuk ke dalam plasma dan berikatan dengan protein binding iodine. :eaksi penggabungan ini dirangsang oleh /S%. $efisiensi iodium dapat menyebabkan sekresi hormon tiroid yang tidak adekuat, akan tetapi proses sintesis tiroglobulin oleh sel"sel folikel kelenjar tiroid tetap berlangsung, akibatnya terjadi akumulasi dari tiroglobulin yang dapat menyebabkan pembesaran pada kelenjar tiroid (struma non"toksik!. 2.1 Pemer%ksaan Penunjang $truma Menurut <reenstein dan $iana (20 0!, pemeriksaan penunjang untuk kasus struma adalah sebagai berikut2 a. Pengukuran %ormon /iroid %anya sekitar + hormon tiroid berada dalam keadaan IbebasD dan aktif secara metabolik karena baik /6 maupun /5 terikat kuat dengan protein transport dalam plasma. 3ssay /5 atau /6 ItotalD terutama mengukur hormon yang terikat protein. %al ini dapat dipengaruhi oleh berbagai keadaan yang mempengaruhi konsentrasi protein. &leh karena itu, lonjakan tunggi / 6 total akan terjadi pada kehamilan dan pada ,anita yang mengkonsumsi pil kontrasepsi oral karena estrogen mengikat sintesis globulin pengikat tiroksin (Thyroxine Binding Globulin, /1<!. %asil pengukuran yang sangat rendah
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 8

dapat terjadi pada indi#idu dengan defisiensi /1< kongenital atau gangguan hati berat. 3ssay hormon tiroid IbebasD saat ini tersedia luas dan secara umum tidak terpengaruh oleh perubahan konsentrasi protein pengikat dalam plasma (pemeriksaan -/6!. Pengukuran /S% merupakan tes fungsi tiroid yang paling banyak digunakan. Pengukuran ini relatif tidak terganggu oleh interferensi assay dan dapat dipercaya dalam memprediksi fungsi tiroid sesuai dengan prinsip umpan balik negatif. &leh karena itu, pada hipertiroidisme primer, konsentrasi /S% tidak dapat dideteksi. Pada hipotiroidisme primer, konsentrasi /S% meningkat dan pada hipotiroidisme sekunder, rendahnya kadar /6 bebas disertai dengan rendahnya konsentrasi /S%. Pemeriksaan biokimia,i lain untuk fungsi tiroid seperti pemeriksaan /:% jarang digunakan karena assay /S% yang sangat sensitif. b. Pencitraan /iroid Pemeriksaan biokimia,i untuk fungsi tiroid dapat disertai dengan teknik pencitraan untuk memeriksa struktur dan fungsi tiroid. . (ltrasonografi tiroid akan memperlihatkan adanya nodul dan kista tunggal atau multiple. 3spirasi jarum untuk sitologi atau drainase kista dan biopsi tiroid dapat dilakukan dengan panduan ultrasonografi. 2. Skintigrafi tiroid atau pencitraan radionuklida berguna dalam mendiagnosis tiroiditis, ketika ambilan isotop sangat berkurang dan kebalikan dengan peningkatan yang merata pada tiroksikosis. Bodul soliter yang terlihat secara klinis dapat diperlihatkan sebagai nodul dingin pada pencitraan dan membutuhkan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan. 5. Fine Needle Aspiration Biopsy (-B31!, -B31 merupakan langkah diagnostik a,al pengelolaan nodul tiroid. Bodul tiroid sangat umum dan sering di e#aluasi untuk kanker. kemungkinan nah,a nodul mengandung kanker tiroid adalah *"J +. Pemeriksaan ini dilakukan dengan aspirasi pada nodul dengan jarum halus untuk kemudian dilakukan pemeriksaan histopatologi. %asil pemeriksaan dapat membantu menentukan apakah nodul tersebut ganas atau tidak. Menurut 1ongio#anni (20 2!, Sistem

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

1ethesda membagi enam kategori untuk melaporkan tiroid hasil -B31, yaitu 2 ! Non-diagnostic unsatis!actory 2 tidak adekuatnya sampel yang disebabkan oleh penggaburan darah (obscuring blood!, smears yang tebal, tercampurannya dengan pengeringan udara dengan alkohol, atau tidak adekuatnya jumlah sel folikel. 2! Benigna 2 spesimen berbentuk koloid dan sel folikel jinak yang diatur sebagai makrofolikel dan mikrofolikel 5! Indeterminate 2 beberapa -B31 tidak mudah di klasifikasikan kedalam bentuk jinak, curiga, atau ganas. .ategori ini jikaada mikrofolikel yang tidak dinyatakan digambarkan

memenuhi kriteria untuk neoplasma folikuler dan ada dominasi sel %urthler dalam aspirasinya. 6! Suspicious !or !ollicular cancer 2 ditemukan adanya sel folikel yang hiperplastik *! Suspicious !or cancer 2 jika hanya terdapat atau 2 karakter "apiler Tyroid #arsinoma (P/@!, tidak meluas ke seluruh bagian sel folikel, diagnosis ganas belum bisa ditegakkan hanya mencurigai untuk keganasan. 7! "ositi$e !or cancer 2 terdapatnya lebih banyak "apiler Tyroid #arsinoma (P/@! dan meluas ke bagian sel folikel memiliki fitur konklusif keganasan. Menurut /ridjaja, 9ose dan 3man (20 0!, gambaran laboratorium khas pada struma endemik (struma non"toksik! adalah peningkatan upta%e radioiodine pada kelenjar tiroid (:3'(!, kadar /6 total dan /6 bebas normal atau rendah, kadar /5 normal atau meningkat, kadar /S% normal atau meningkat dan berkurangnya ekskresi iodium urin. Skintigrafi tiroid dengan radioiodida atau /c&6 menunjukkan gambaran isotop bercak"bercak. 2.2 Penatalaksaan $truma Menurut @andrasoma dan /aylor (2007!, penatalaksanaan atau pengobatan disesuaikan dengan masing"masing struma.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 10

Penanganan pilihan pada kasus struma nodusa non toksik dan struma diffusa non toksik adalah pembedahan. 'ndikasi operasi pada struma nodusa non toksik adalah 2 keganasan, penekanan dan kosmetik. /indakan operasi tergantung jumlah lobus tiroid yang terkena, bisa berupa lobektomi (mengangkat satu lobus tiroid!, isthmolobektomi (pengangkatan lobus dan isthmus tiroid!, dan tiroidektomi subtotal. 1eberapa penyulit operasi tiroid diantaranya adalah perdarahan, cedera ner#us recurren laringeus (suara menjadi parau!, cedera trakhea atau esofagus. Penanganan pada struma nodusa toksik adalah terapi antitiroid atau beta blocker dapat mengurangi gejala. Pemberian radioterapi tidak efektif seperti pada gra#e karena uptake yang rendah sehingga dibutuhkan dosis radioterapi yang tinggi. (ntuk nodul tunggal, nodulektomi atau lobektomi tiroid adalah pilihan terapi karena kanker jarang terjadi. Penanganan pada struma difussa toksik yaitu dengan pemberian obat antitiroid meliputi propiltiourasil, karbimaHol, metimaHol untuk membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidism! atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, operasi tiroidektomi!. 'ndikasi operasi tiroid pada <ra#eDs desease adalah2 . Pasien muda dengan struma yang besar serta tidak berespon terhadap obat antitiroid 2. Wanita hamil (trimester ''! yang memerlukan obat antitiroid dosis besar 5. 3lergi terhadap obat antitiroid atau pasien tidak bisa menerima yodium radioaktif 6. 3denoma toksik atau struma multinodula toksik *. Penyakit gra#eDs yang berhubungan dengan satu atau lebih modul 7. Perlu mencampai hasil definitif cepat 2.3 &m)l%kas% $truma Menurut :umahorbo ( )))!, dampak struma terhadap tubuh terletak pada pembesaran kelenjar tiroid yang dapat mempengaruhi kedudukan organ"organ di sekitarnya. $i bagian posterior medial kelenjar tiroid terdapat trakea dan esophagus. Struma dapat mengarah ke dalam sehingga mendorong trakea, esophagus dan juga pita suara sehingga terjadi kesulitan bernapas dan disfagia yang akan berdampak terhadap gangguan pemenuhan oksigen, nutrisi serta cairan
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 11

dan elektrolit. Penekanan pada pita suara akan menyebabkan suara menjadi serak atau parau. 1ila pembesaran ke arah luar, maka akan memberi bentuk leher yang besar dapat semetris atau tidak, jarang disertai kesulitan bernapas dan disfagia. %al ini lebih berdampak pada estetika atau kecantikan. Perubahan bentuk leher dapat mempengaruhi rasa aman dan konsep diri pasien (:umahorbo, )))!. 2.14 Pr&gn&s%s $truma Menurut 3braham"Bordling M, /orring &, ;antH M, et al (200J!, kebanyakan pasien yang diobati memiliki prognosis yang baik. Prognosis yang jelek berhubungan dengan hipertiroidism yang tidak terobati. Pasien harusnya mengetahui jika hipertiroid tidak diobati maka akan menimbulkan osteoporosis, arrhythmia, gagal jantung, koma, dan kematian. 2.11 Pen5egahan $truma Menurut 3ri (20 0! beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya struma adalah 2 a. Memberikan edukasi kepada masyarakat dalam merubah pola perilaku makan dan memasyarakatkan pemakaian garam beryodium b. Mengkonsumsi makanan yang merupakan sumber yodium seperti ikan laut c. 'odisasi air minum untuk ,ilayah tertentu dengan resiko tinggi. @ara ini memberikan keuntungan yang lebih dibandingkan dengan garam karena dapat menjangkau daerah luas maupun terpencil. 'odisasi dilakukan dengan memberikan yodida pada saluran air dalam pipa yang mengalir. d. Memberikan kapsul minyak beryodium (lipiodol! pada penduduk daerah endemik berat dan endemik sedang. e. Memberikan suntikan yodium dalam minyak (lipiodol 60+! diberikan 5 tahun sekali dengan dosis untuk de,asa dan anak"anak diatas 7 tahun dan untuk anak kurang dari 7 tahun 0,2"0,J cc. cc

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

12

BAB III MET6DE PELA $ANAAN


3.1 L&kas% Pelaksanaan /ugas pengenalan profesi ini dilaksanakan di Puskesmas Pembina dan rumah 'bu Sapriah.

3.2 7aktu Pelaksanaan /ugas pengenalan profesi ini dilaksanakan pada %ari, tanggal 2 Selasa, 0 $esember 20 5 Pukul 3.3 $u8jek Tugas Man'%r% Subjek tugas mandiri pada tugas pengenalan profesi ini adalah melakukan obser#asi dan ,a,ancara pada penderita Struma. 3.! Langkah erja . /ahap persiapan a. Membuat proposal. b. Melakukan konsultasi kepada pembimbing tugas pengenalan profesi. c. Mendapatkan iHin atau 3@@ dari pembimbing tugas pengenalan profesi. 2. /ahap pelaksanaan a. Melakukan obser#asi terhadap kasus struma yang berpedoman pada kuesioner. b. Mencatat hasil obser#asi. 5. /ahap Penyelesaian a. Mengumpulkan menyimpulkan. b. Menyusun laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan. semua data, mengolah, menganalisis dan 2 .50" 5.00 W'1

/ahapan kegiatan meliputi tahap"tahap sebagai berikut2

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

13

c. Mendapatkan 3@@ laporan hasil pengamatan dan pemeriksaan dari pembimbing tugas pengenalan profesi.

BAB I9 HA$IL DAN PEMBAHA$AN


!.1 Has%l Bama Pasien 2 Sapriah 9enis .elamin 2 Perempuan (mur Pekerjaan 3lamat N6 . 2. 5. 6. *. 7. 2 65 tahun 2 'bu :umah /angga 2 9l. 1antenK' ;rg. Sa,ah 5 Sa,ah (jung. #A7ABAN /ahu, gondok adalah

PERTAN:AAN 3pakah 1apakL'bu tahu tentang penyakit gondok (struma!4

pembesaran kelenjar tiroid. Sudah berapa lama 1apakL'bu menderita Sejak masih kecil. kelainan ini4 1agaimana keluhan yang dirasakan pada %anya muncul benjolan saja di a,al munculnya kelainan4 leher sebelah kiri. 3pakah benjolan mengalami Ma pembesaran4 Sebesar apa benjolan itu pada a,alnya4 %anya sebesar biji buah asam 1erapa lama ,aktu yang diperlukan 1enjolan sebesar telur puyuh ketika benjolan itu menjadi besar4 (dari itu dianggap hanya sakit biasa kecil G besar N kronologis! sehingga hanya diurut"urut tetapi lama"kelamaan malah membesar. /idak ada keluhan apa"apa $i daerah perairan Setiap hari diusahakan untuk mengkonsumsi ikan dan sayur /idak ada keluhan lain

8. J. ).

0.

1agaimana keluhan yang dialami setelah timbul pembesaran pada daerah leher4 1apakL'bu tinggal di daerah mana4 Pegunungan, dataran atau perairan4 1agaimana dengan konsumsi makanan4 3pakah 1apakL'bu gemar mengkonsumsi ikan laut atau sayur" sayuran hijau4 3dakah keluhan lain yang dirasakan4 (diare, jantung berdebar"debar, lemas!4

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

14

1agaimana dengan ri,ayat penyakit terdahulu4 ($M, hipertensi, penyakit jantung!4 1agaimana dengan ri,ayat keluarga4 3da tau tidak keluarga 1apakL'bu yang mengalami keluhan yang sama4 Menurut dokter yang menangani, tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengobati penyakit ini4 (obat saja L pembedahan!.

/idak ada $M, hipertensi dan penyakit jantung tetapi menderita hipotensi /idak ada Sudah pernah berobat saat usia J tahun, dokter mengatakan bah,a ini adalah tumor jinak. Sehingga dilakukan operasi pada masa itu. $ulu pernah periksa tetapi hasil yang diberikan dari rumah sakit hilang.

2. 5.

Pemeriksaan apa saja yang telah 1apakL'bu lakukan4

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

15

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

16

Pemer%ksaan "%s%k 2 /ekanan darah 0LJ0 mm%g , %: J0=Lmenit, :: 26=Lmenit. =*=8 cm berbentuk

/erdapat benjolan di sebelah kiri dan tengah leher.(kuran tersebut juga ikut bergerak. Auskultas%2 tidak didapatkan bunyi 1ruit. Pemer%ksaan eks&"talm&s 2 ;ima &rbital Sign
. 2. Stelwag Sign; 9arang berkedip ("!

5 nodular. 1enjolan terasa keras dan agak panas. Saat disuruh menelan, benjolan

Von Graefe Sign; Palpebra superior tidak mengikut bulbus okuli ,aktu melihat ke ba,ah ("!

5. 6. *.

Morbius Sign; Sukar kon#ergensi ("! Joffroy Sign: /idak dapat mengerutkan dahi (O! Ressenbach Sign2 /remor palpebra jika mata tertutup (O!.

!.2 Pem8ahasan Pada ,a,ancara terbuka didapatkan bah,a benjolan di leher muncul ketika masih kecil. Pada saat itu timbulnya hanya sebesar biji buah asam, tetapi hanya
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 17

dianggap sebagai benjolan biasa sehingga diurut ternyata setelah beberapa lama malah membesar. Saat usia J tahun 'bu Sapriah diba,a ke dokter dan dokter mendiagnosis

bah,a benjolan tersebut adalah tumor jinak sehingga dilakukan operasi pada masa itu. Setelah menjalani operasi diberikan obat dan dimakan teratur. Setelah beberapa tahun benjolan muncul kembali tetapi langsung membesar. Selama benjolan ada tidak ada keluhan sesak nafas, berdebar,kelelahan, keringat berlebihan, nafsu makan yang naik dan berat badan yang turun. Pada pemeriksaan menggunakan 'ndeks Wayne hasilnya O5 yaitu hanya terdapat tanda positif yaitu thyroid terabayang berarti bukan merupakan hypertiroid. Pada pemeriksaan menggunakan 'ndeks Be,castle didapatkan nilai O25 yaitu umur penderita 6*"*6 tahun (O 2!, goiter (O5!, dan denyut nadi J0")0 (OJ! yang berarti eutyroid. Pada pemeriksaan fisik terdapat benjolan di sebelah kiri dan tengah leher.(kuran =*=8 cm berbentuk 5 nodular. 1enjolan terasa keras dan agak panas. Saat disuruh menelan, benjolan tersebut juga ikut bergerak./idak didapatkan bunyi 1ruit.Pada pemeriksaan eksoftalmus dengan lima orbital sign terdapat 2 sign positif yaitu 9offroy sign karena tak dapat mengerutkan dahi serta :essenbach sign karena terlihat tremor saat mata tertutup. .elompok kami tidak mendapatkan kasus struma saat kami datang ke Puskesmas sehingga disetujui oleh pihak Puskesmas Pembina agar datang ke rumah pasien struma yang pernah berobat ke Puskesmas tersebut. Setelah didapatkan alamat beberapa orang kami mencoba mencari alamat tersebut ternyata tidak didapatkan kediaman pasien struma tersebut sehingga kami sepakat untuk menemui ,arga di dekat kampus. Saat kami datang 'bu Sapriah juga demam serta batuk dan pilek sejak minggu

yang lalu. Penyakit tersebut diobati dengan susu encer Bear Brand dan obat yang sering dijual di ,arung. .etika pulang dari tempat kerjanya dulu 'bu Sapriah sering mengkonsumsi #itamin dan obat penambah darah. .ami juga mendapatkan dua benjolan lain pada daerah palmar kanan dan tangan sebelah lateral. .emungkinan benjolan muncul kembali karena operasi pengangkatan benjolan tidak tuntas dan benjolan mengarah kepada keganasan.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 18

BAB 9 PENUTUP
*.1 es%m)ulan Struma adalah setiap pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh penambahan jaringan kelenjar tiroid yang menghasilkan hormon tiroid dalam jumlah banyak.Struma dibagi berdasarkan pola pembesaran dapat dibedakan menjadi struma nodusa dan struma diffusa dan secara klinis struma dapat dibedakan menjadi struma toksik dan struma non toksik. Pemeriksaan penunjang untuk kasus struma yaitu dengan pengukuran hormon tiroid dan pencitraan tiroid. (ntuk tata laksana pasien struma dengan memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya yodium jika penyebabnya karena kekurangan yodium. .elompok kami menyimpulkan benjolan di leher ,arga yang kami kunjungi mengarah kepada suatu keganasan tetapi belum dapat dipastikan karena tidak ada hasil -B31 serta benjolan muncul kembali diduga akibat operasi pengangkatan benjolan tidak tuntas.

*.2 $aran Saran yang diberikan untuk /ugas Pengenalan Profesi ini adalah 2 . .epada pihak -akultas .edokteran (ni#ersitas Muhammadiyah

Palembang agar kasus struma di Puskesmas agar diubah menjadi struma di masyarakat karena tidak semua pasien struma datang ke Puskesmas. 2. .epada rekan"rekan kelompok * untuk lebih meningkatkan komunikasi dengan pihak Puskesmas Pembina sehingga memang benar"benar didapatkan pasien struma di Puskesmas.

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

19

DA(TAR PU$TA A
3braham"Bordling M, /orring &, ;antH M, et al. Incident o! Hypertiroidism in Stoc%holm, S,eden, 2005"200*. Aur 9 Androcinol. 9um 200JP *J (7! 2J25"8 3ri, W, Sudoyo, dll. 20 0. 1uku 3jar 'lmu Penyakit $alam. 9akarta 2 Pusat Penerbit 'lmu Penyakit $alam -.(' 1ongio#anni, M et al. /he 1ethesda System for :eporting /hyroid @ytopathology2 a metaanalysis. 3cta @ytol. 20 2P *72555"). 1runicardi 9%, 3ndersen $., 1illiar /:, $unn $;, %unter 9<, Matthe,s 91. E Thyroid& "arathyroid& and AdrenalF in Sch,artH Principles of Surgery. )th ed. /he Mc<ra,%ill @ompanies, @hapter 5JP 20 0 @andrasoma, Parakrama dan @li#e :. /aylor. 2007. Ring%asan "atologi Anatomi. 9akarta 2 A<@. $jokomoeljanto. 2008. 'elen(ar Tiroid& Hipotiroidisme& dan Hipertiroidisme. 1uku 3jar 'lmu Penyakit $alam jilid '''. 9akarta2 A<@ $orland, W.3. Be,man. 20 2. 'amus Sa%u 'edo%teran )orland edisi *+. 9akarta2 A<@. <ould, $ouglas 9. 20 2. Bu%u Sa%u Anatomi 'linis. 9akarta 2 A<@. <reenstein, 1en dan $iana Wood. 20 0. At a Glance Sistem ,ndo%rin edisi %edua. 9akarta 2 Arlangga. .onsil .edokteran 'ndonesia. 2007. Standar 'ompetensi )o%ter. 9akarta 2 .onsil .edokteran 'ndonesia. Mansjoer, 3rif dkk. 200*. 'apita Sele%ta Adisi 5 9ilid '. 9akarta 2 Media 3esculapius Price, Syl#ia 3. dan ;orraine M. Wilson. 20 2. "ato!isiologi $olume *. 9akarta 2 A<@. :umahorbo. ))). 'lien dengan Gangguan ,ndo%rin. 9akarta 2 A<@. Snell, :ichard S. 2007. Anatomi 'lini% edisi -. 9akarta 2 A<@. Sutjahjo, 3ri. 20 0. ,ndo%rin ./etaboli% 'apita Sele%ta Tiroidologi. Surabaya 2 3irlangga (ni#ersity Press.
TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX 20

/ridjaja, 1ambang, 9ose :; 1atubara dan 3man 1. Pulungan. 20 0. Bu%u A(ar ,ndo%rinologi Ana% edisi I. 9akarta 2 'katan $okter 3nak 'ndonesia.

LAMPIRAN
UI$I6NER TERBU A A$U$ $TRUMA

Bama Pasien 2 9enis .elamin 2 (mur Pekerjaan 3lamat N6 . 2. 5. 6. *. 7. 8. J. ). 2 2 2 #A7ABAN

0. . 2.

PERTAN:AAN 3pakah 1apakL'bu tahu tentang penyakit gondok (struma!4 Sudah berapa lama 1apakL'bu menderita kelainan ini4 1agaimana keluhan yang dirasakan pada a,al munculnya kelainan4 3pakah benjolan mengalami pembesaran4 Sebesar apa benjolan itu pada a,alnya4 1erapa lama ,aktu yang diperlukan ketika benjolan itu menjadi besar4 (dari kecil G besar N kronologis! 1agaimana keluhan yang dialami setelah timbul pembesaran pada daerah leher4 1apakL'bu tinggal di daerah mana4 Pegunungan, dataran atau perairan4 1agaimana dengan konsumsi makanan4 3pakah 1apakL'bu gemar mengkonsumsi ikan laut atau sayur" sayuran hijau4 3dakah keluhan lain yang dirasakan4 (diare, jantung berdebar"debar, lemas!4 1agaimana dengan ri,ayat penyakit terdahulu4 ($M, hipertensi, penyakit jantung!4 1agaimana dengan ri,ayat keluarga4 3da tau tidak keluarga 1apakL'bu yang mengalami keluhan yang sama4

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

21

5.

Menurut dokter yang menangani, tindakan apa yang akan dilakukan untuk mengobati penyakit ini4 (obat saja L pembedahan!. Pemeriksaan apa saja yang telah 1apakL'bu lakukan4

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

22

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

23

TUGAS PENGENALAN PROFESI BLOK IX

24

Anda mungkin juga menyukai

  • Referat PDL Ayu BAB
    Referat PDL Ayu BAB
    Dokumen24 halaman
    Referat PDL Ayu BAB
    Umi Chusnul Chotimah
    Belum ada peringkat
  • Case Fix11
    Case Fix11
    Dokumen38 halaman
    Case Fix11
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Obgyn Borang
    Obgyn Borang
    Dokumen1 halaman
    Obgyn Borang
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Case Fix
    Case Fix
    Dokumen37 halaman
    Case Fix
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • HidungBuntuPilek3Bulan
    HidungBuntuPilek3Bulan
    Dokumen3 halaman
    HidungBuntuPilek3Bulan
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 7 (Format Laporan)
    Lampiran 7 (Format Laporan)
    Dokumen6 halaman
    Lampiran 7 (Format Laporan)
    alfathoni
    Belum ada peringkat
  • Kern Ikterus
    Kern Ikterus
    Dokumen6 halaman
    Kern Ikterus
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen2 halaman
    Bab I
    alfredadevina
    Belum ada peringkat
  • Case
    Case
    Dokumen29 halaman
    Case
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Form RK
    Form RK
    Dokumen10 halaman
    Form RK
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • LBKD DOSEN STAIN CURUP
    LBKD DOSEN STAIN CURUP
    Dokumen19 halaman
    LBKD DOSEN STAIN CURUP
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Sken D
    Sken D
    Dokumen17 halaman
    Sken D
    alfredadevina
    Belum ada peringkat
  • Yerni
    Yerni
    Dokumen3 halaman
    Yerni
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Tutorial
    Tutorial
    Dokumen11 halaman
    Tutorial
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Skenario Drama (Keramat)
    Skenario Drama (Keramat)
    Dokumen19 halaman
    Skenario Drama (Keramat)
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • BAB V Case
    BAB V Case
    Dokumen1 halaman
    BAB V Case
    alfredadevina
    Belum ada peringkat
  • Struma
    Struma
    Dokumen15 halaman
    Struma
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • DEMAM KEJANG
    DEMAM KEJANG
    Dokumen28 halaman
    DEMAM KEJANG
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • BAB II Thalasemia TPP
    BAB II Thalasemia TPP
    Dokumen11 halaman
    BAB II Thalasemia TPP
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Gout Oa
    Gout Oa
    Dokumen18 halaman
    Gout Oa
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Oa, Bells Paly, Fraktur (Osteoporosis) Kejang Demam
    Oa, Bells Paly, Fraktur (Osteoporosis) Kejang Demam
    Dokumen54 halaman
    Oa, Bells Paly, Fraktur (Osteoporosis) Kejang Demam
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat
  • Diabetes Insipidus
    Diabetes Insipidus
    Dokumen25 halaman
    Diabetes Insipidus
    Alfreda Devina Susanti
    Belum ada peringkat