Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar bukan hanya menghafal dan bukan pula mengingat, tetapi belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk, seperti perubahan pengetahuannya, sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapannya, kemampuannya, daya reaksinya dan daya penerimaannya. Jadi, belajar adalah suatu proses yang aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada pada siswa. Belajar merupakan suatu proses yang diarahkan pada satu tujuan, proses berbuat melalui situasi yang ada pada siswa. Dalam suatu pembelajaran juga perlu didukung oleh adanya suatu teori dan belajar, secara umum teori belajar dikelompokkan dalam empat kelompok atau aliran meliputi :
1. Teori Belajar Beha ioristik 2. Teori Belajar !ognitif 3. Teori Belajar "umanistik 4. Teori Belajar #ibernik.

$ntuk memahami lebih lanjut maka dalam makalah ini akan membahas mengenai Teori Belajar "umanistik.

B. Rumusan Masalah 1. %pa pengertian teori belajar humanistik & 2. #iapa saja tokoh teori belajar humanistik & 3. Bagaimana aplikasi teori belajar humanistik &

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. 'eskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk (memanusiakan manusia) *mencapai aktualisasi diri dan sebagainya+ dapat tercapai. #elain itu, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. #iswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik,baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si siswa untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing,masing indi idu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi,potensi yang ada dalam diri mereka.
2

'enurut hemat kami, Teori Belajar "umanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
B. Tokoh Teori Humanistik. 1. !olb

!olb seorang ahli penganut aliran humanistik membagi tahap,tahap belajar menjadi -, yaitu : . Tahap pengalaman kongkret Pada tahap paling awal dalam peristiwa belajar adalah seseorang mampu atau dapat mengalami suatu peristiwa atau suatu kejadian sebagaimana adanya. /a dapat melihat dan merasakannya, dapat menceritrakan peristiwa tersebut sesuai dengan apa yang dialaminya. 0amun dia belum memiliki kesadaran tentang hakikat dari peristiwa tersebut. /a hanya dapat merasakan kejadian tersebut apa adanya, dan belum dapat memahami serta menjelaskan bagaimana peristiwa itu terjadi. /a juga belum dapat memahami mengapa peristiwa tersebut harus terjadi seperti itu. !emampuan inilah yang terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap paling awal dalam proses belajar. . Tahap pengalaman aktif dan reflektif Tahap kedua dalam peristiwa belajar adalah bahwa seseorang makin lama akan semakin mampu melakukan obser asi secara aktifterhadap peristiwa yang dialaminya. /a mulai berupaya untuk mencari jawaban dan memikirkan kejadian tersebut. /a melakukan refleksi terhadap peristiwa yang dialaminya, dengan mengembangkan pertanyaan,pertanyaan bagaimana hal itu bisa terjadi, dan mengapa hal itu mesti terjadi dan dimiliki seseorang pada tahap ke dua dalam proses belajar. . Tahap konseptualisasi Tahap ke tiga dalam peristiwa belajar adalah seseorang sudah mulai berupaya untuk membuat abstraksi, mengembangkan suatu teori, konsep, atau hukum dan prosedur tentang sesuatu yang menjadi objek perhatiannya. Berfikir induktif banyak dilakukan untuk merumuskan suatu aturan umum atau generalisasi dari
3

berbagai contoh peristiwa yang dialaminya. 1alaupun kejadian,kejadian yang diamati tampak berbeda,beda, namun memiliki komponen,komponen yang sama yang dapat dijadikan dasar aturan bersama. . Tahap eksperimentasi aktif Tahap terakhir dari peristiwa belajar menurut !olb adalah melakukan eksperimentasi secara aktif. Pada tahap ini seseorang seseorang sudah mampu mengaplikasikan konsep,konsep, teori,teori atau aturan,aturan ke dalam situasi nyata. Berfikir deduktif banyak digunakan untuk mempraktekkan dan menguji teori,teori serta konsep,konsep di lapangan. /a tidak lagi mempertanyakan asal usul teori atau suatu rumus, tetapi ia mampu menggunakan teori atau rumus, rumus tersebut untuk memecahkan masalah yang dihadapinya, yang belum pernah ia jumpai sebelumnya. Tahap,tahap belajar demikian dilakukan oleh !olb sebagai suatu siklus yang berkesinambungan dan berlangsung di luar kesadaran orang yang belajar. #ecara teoritis tahap,tahap belajar tersebut memang dapat dipisahkan, namun dalam kenyataannya proses peralihan dari suatu tahap ke tahap belajar di atasnya sering kali terjadi begitu saja sulit untuk ditentukan kapan terjadinya. 2. "oney Dan 'umford Tokoh teori humanistik lainnya adalah "oney dan 'umford. Pandangannya tentang belajar diilhami oleh pandangan kolb mengenai tahap,tahap di atas. "oney dan 'umford menggolong,golongkan orang yang belajar ke dalam empat macam atau golongan, yaitu kelompok akti is, golongan reflektor, kelompok teoritis dan golongan pragmatis. 'asing,masing kelompok memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompok lainnya. !arakteristik tang dimaksud adalah : . Kelompok aktivis 3rang,orang yang termasuk ke dalam kelompok akti is adalah mereka yang senang melibatkan diri dan berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan dengan tujuan untuk memperoleh pengalaman,pengalaman baru. 3rang,orang tipe ini mudah diajak berdialog, memiliki pikiran terbuka, menghargai pendapat orang lain, dan mudah percaya pada orang lain. 0amun dalam melakukan suatu tindakan sering kali kurang pertimbangan secara matang, dan
4

lebih banyak didorong oleh kesenangannya untukmelibatkan diri. Dalam kegiatan belajar, orang,orang demikian senang pada hal,hal yang sfatnya penemuan,penemuanbaru, seperti pemikiran baru, pengalaman barru dan sebagainya, sehingga metode yang cocok adalah problem solving, barin storming. 0amun mereka akan cepat bosan dengan kegiatan,kegiatan yang implementasinya memakan waktu lama. . Kelompok reflektor 'ereka yang termasuk dalam kelompok reflektor mempunyai kecenderungan yang berlawanan dengan mereka yang termasuk kelompok akti is. Dalam dalam melakukan suatu tindakan, orang,orang tipe rflektor sangant berhati, hati dan penuh pertimbangan. Pertimbangan,pertimbangan baik,buruk dan untung,rugi, selalu memperhitungkan dengan cermat dalam memutuskan sesuatu. 3rang orang demikian tidak mudah dipengaruhi, sehingga mereka cenderung bersifat konser atif. . Kelompok teoritis 4ain halnya dengan orang,orang tipe teoritis, merreka memiliki kecenderugan yang sangat keritis, suka menganalisis, selalu berfikir rasional dengan menggunakan penalarannya. #egala sesuatu sering dikembalikan kepada teori dan konsep,konsep atau hukum,hukum. 'ereka tidak menyukai pendapat atau penilaian yang sifatnya subjektif. Dalam melakukan atau memutuskan sesuatu, kelompok teoritis penuh dengan pertimbangan, sangat skeptis da tidak menyukai hal,hal yang bersifat spekulatif. 'ereka tampak lebih tegas dan mempunyai pendirian yang kuat, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain. . Kelompok pragmatis Berbeda dengan orang,orang tipe prangmatis, mereka memiliki sifat,sifat praktis, tda suka berpanjang lebardengan teori,teori, konsep,konsep, dalil, dalil, dan sebagainya. Bagi mereka yang penting adalah aspek,aspek praktis, sesuatu yang nyata dan dapat dilaksanakan. #esuatu hanya bermanfaat jika dapat dipraktekkan. Teori, konsep, dalil, memang penting, tetapi jika itu semua
5

tidak dapat dipraktekkan maka teori, konsep, dalil, dan lain,lain itu tidak ada gunanya. Bagi mereka, sesuatu lebih baik dan berguna jika dapat dipraktekkan dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. 5. "abermas Tokoh humanis lain adalah "ubermas. 'enurutnya, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara indi idu dengan lingkungannya. 4ingkungan belajar yang dimaksud di sini adalah lingkungan alam maupun lingkkungan sosial, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan. Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tipebelajar menjadi tiga, yaitu belajar teknis * technical learning+, belajar praktis *practical learning+, dan belajar emansipatoris *emancypatory learning+. 'asing, masing tipe memiliki ciri,ciri sebagai berikut : . Belajar teknis (technica learning) 6ang dmaksud belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat beinteraksi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar dapat mereka dapat menguasai dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik. 3leh sebab itu, ilmu,ilmu alam atau sain amat dipentingkan dalam belajar teknis. . Belajar praktis (practical learning) #edangkan yang dimaksud belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang,orang di sekelilingnya dengan baik. !egiatan belajar ini lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang harmonis antar sesama manusia. $ntuk itu bidang,bidang ilmu yang berhubungan sosiologi, komunikasi, psikologi, antropologi, dan semacamnya, amat diperlukan. #ungguhpun demikian, mereka percaya bahwa pemahaman dan keterampilan seseorang dalam mengelola lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan manusia pada umumnya. 3leh sebab itu, interaksi yang benar antara indi idu dengan lingkungan alamnya hanya akan tampak dari kaitan atau rele ansinya dengan kepentingan manusia. . Belajar emansipatoris (emancypatory learning)

4ain halnya dengan belajar emansipatoris. Belajar emansipatoris menekanan upaya agar seseorang mencapai suatu pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau informasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian maka dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar untuk mendukung terjadinya transformasi kultural tersebut. $ntuk itu, ilmu,ilmu yang berhubungan dengan budaya dan bahasa amat diperlukan. Pemahaman dan kesadaran terhadap trasformasi kultural inilah yang oleh "abermas dianggap sebagai tahap belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan tujuan pendidikan paling tinggi. -. Bloom Dan !rathwohl #elain tokoh,tokoh di atas, Bloom dan !rathwohl juga termasuk penganut aliran humanis. 'ereka lebih menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai oleh indi idu *sebagai tujuan belajar+, setelah melalui peristiwa,peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum ke dalam tiga kawasan yang dikenal dengan sebutanTaksonomi Bloom. 'elalui taksonomi Bloom inilah telah brhasil memberikan ispirasi kepada banyak pakar pendidikan dalam mengembangkan teori, teori maupun peraktek pembelajaran. Pada tataran praktis, taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik dan guru untuk merumuskan tujuan,tujuan belajar yang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami. Berpijak pada taksonomi Bloom ini pula para praktisi pendidikan dapat merancang program,program pembelajarannya. #etidaknya di /ndonesia, taksonomi Bloom ini telah banyak dikenal dan paling populer di lingkungan pendidikan. #ecara ringkas, ketiga kawasan dalam taksonomi Bloom adalah sebagai berikut : Domain koognitif, terdiri atas 7 tingkatan, yaitu : a. Pengetahuan *mengingat, menghafal+ b. Pemahaman *menginterprestasikan+ c. %plikasi *menggunakan konsep untuk memecahkan masalah+ d. %nalisis *menjabarkan suatu konsep+ e. #intesis *menggabungkan bagian,bagian konsep menjadi suatu konsep utuh f. 8 aluasi *membandingkan nilai,nilai, ide, metode, dsb. Domain psikomotor, terdiri atas 9 tingkatan, yaitu :
7

a. Peniruan *menirukan gerak+ b. Penggunaan *menggunakan konsep untuk melakukan gerak+ c. !etepatan *melakukan gerak dengan benar+ d. Perangkaian *melakukan beberapa gerakan sekaligus dengan benar+ e. 0aturalisasi *melakukan gerak secara wajar Domain afektif, terdiri atas 9 tingkatan, yaitu : a. Pengalaman *ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu+ b. 'erespon *aktif berprtisipasi+ c. Penghargaan *menerima nilai,nilai, setia pada nilai,nilai tertentu+ d. Pengorganisasan *menghubung,hubungkan nilai,nilai yang dipercayainya+ e. Pengamalan *menjadikan nilai,nilai sebagai bagian dari pola hidupnya+ 9. :arl ;ogers :arl ;. ;ogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. 'ereka berpendapat bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. 3leh karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik. ;oger membedakan dua ciri belajar, yaitu: a. Belajar yang bermakna Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, b. Belajar yang tidak bermakna. Belajar yang tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik. Bagaimana proses belajar dapat terjadi menurut teori belajar humanisme& 3rang belajar karena ingin mengetahui dunianya. /ndi idu memilih sesuatu untuk dipelajari, mengusahakan proses belajar dengan caranya sendiri, dan menilainya sendiri tentang apakah proses belajarnya berhasil. 'enurut ;oger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam :
8

a. 'embantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif terhadap belajar b. 'embantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan kebebasan kepada siswa untuk belajar c. 'embantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita,cita mereka sebagai kekuatan pendorong belajar d. 'enyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa e. 'enerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa sebagaimana adanya 7. %rthur :ombs Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi indi idu. <uru tidak bisa memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak rele an dengan kehidupan mereka. %nak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan baginya. $ntuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. :ombs berpendapat bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Padahal arti tidaklah menyatu pada materi pelajaran itu. #ehingga yang penting ialah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan kehidupannya. :ombs memberikan lukisan persepsi diri dalam dunia seseorang seperti dua lingkaran *besar dan kecil+ yang bertitik pusat pada satu. 4ingkaran kecil *=+ adalah gambaran dari persepsi diri dan lingkungan besar *2+ adalah persepsi dunia. 'akin jauh peristiwa,peristiwa itu dari persepsi diri makin berkurang pengaruhnya terhadap perilakunya. Jadi, hal,hal yang mempunyai sedikit hubungan dengan diri, makin mudah hal itu terlupakan.
9

:. Prinsi ! rinsi Teori Belajar Humanistik Beberapa prinsip Teori belajar "umanistik: a. 'anusia mempunyai belajar alami b. Belajar signifikan terjadi apabila materi pelajaran dirasakan murid mempuyai rele ansi dengan maksud tertentu c. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya. d. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil e. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara. f. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya g. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar h. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam i. !epercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membisaakan untuk mawas diri j. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar ;oger sebagai ahli dari teori belajar humanisme mengemukakan beberapa prinsip belajar yang penting yaitu: a. 'anusia itu memiliki keinginan alamiah untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu alamiah terhadap dunianya, dan keinginan yang mendalam untuk mengeksplorasi dan asimilasi pengalaman baru b. Belajar akan cepat dan lebih bermakna bila bahan yang dipelajari rele an dengan kebutuhan siswa c. Belajar dapat di tingkatkan dengan mengurangi ancaman dari luar d. Belajar secara partisipasif jauh lebih efektif dari pada belajar secara pasif dan orang belajar lebih banyak bila belajar atas pengarahan diri sendiri e. Belajar atas prakarsa sendiri yang melibatkan keseluruhan pribadi, pikiran maupun perasaan akan lebih baik dan tahan lama f. !ebebasan, kreatifitas, dan kepercayaan diri dalam belajar dapat ditingkatkan dengan e aluasi diri orang lain tidak begitu penting. D. A likasi Teori Belajar Humanistik

10

%plikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang mewarnai metode,metode yang diterapkan. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru memberikan moti asi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. <uru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. #iswa berperan sebagai pelaku utama *student center+ yang memaknai proses pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri , mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang bersifat negatif. Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar. %dapun proses yang umumnya dilalui adalah : a. 'erumuskan tujuan belajar yang jelas b. 'engusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas , jujur dan positif. c. 'endorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas inisiatif sendiri d. 'endorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses pembelajaran secara mandiri e. #iswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang ditunjukkan. f. <uru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala resiko perbuatan atau proses belajarnya. g. 'emberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya h. 8 aluasi diberikan secara indi idual berdasarkan perolehan prestasi siswa Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan. !eberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri. #iswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa mengurangi hak,hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika yang berlaku.
11

8. Im likasi Teori Belajar Humanistik =. <uru #ebagai >asilitator Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator. Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai kualitas fasilitator. /ni merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa *petunjuk+: . >asilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi kelompok, atau pengalaman kelas . >asilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan,tujuan perorangan di dalam kelas dan juga tujuan,tujuan kelompok yang bersifat umum. . Dia mempercayai adanya keinginan dari masing,masing siswa untuk melaksanakan tujuan,tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi. . Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber,sumber untuk belajar yang paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan mereka. . Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat dimanfaatkan oleh kelompok. . Di dalam menanggapi ungkapan,ungkapan di dalam kelompok kelas, dan menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap,sikap perasaan dan mencoba untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi indi idual ataupun bagi kelompok . Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur,sngsur dapat berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang indi idu, seperti siswa yang lain. . Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa . Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan,ungkapan yang menandakan adanya perasaan yang dalam dan kuat selama belajar
12

. Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk menganali dan menerima keterbatasan,keterbatasannya sendiri. :iri,ciri guru yang fasilitatif adalah : a+ 'erespon perasaan siswa b+ 'enggunakan ide,ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang c+ Berdialog dan berdiskusi dengan siswa d+ 'enghargai siswa e+ !esesuaian antara perilaku dan perbuatan f+ 'enyesuaikan isi kerangka berpikir siswa *penjelasan untuk mementapkan kebutuhan segera dari siswa+ g+ Tersenyum pada siswa

13

BAB II PENUTUP %. Tan"a #a$a% =. Penanya : Jeddy Pranata ? : %pa yang dimaksud dengan psikologi humanistik& % : Psikologi humanistik menekanan pada pengalaman kesadaran. %rtinya keseluruhan kondisi alami dan perilaku manusia fokus pada: free ill, spontanitas, dan kekuatan kreatif manusia. 'ereka menentang psikoanalis yang menyatakan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh dorongan biologis, pengalaman masa lalu, dan diatur oleh kekuatan ketidaksadaran. Bagi para penganut aliran humanistik, kesadaran adalah sesuatu yang spontan, bebas, dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kini dan masa depan. 2. Penanya : Teuku 8rlangga ? : %da 2 karakter satu penjilat dan satu lagi pencari muka,dari kedua karakter tersebut mana yang digolongkan termasuk yang mana,akti is,teoritis,reflector atau paragmatis& % : jangan melihat dari co ernya dia penjilat atau pun pencari muka,belum tentu orang yang selengehan itudia tidak bisa atau kurang mengerti dalam mata kuliah atau mata pembelajaran karena bisa kita lihat dilingkungan kita sendiri orang yg selengehan itu bahkan bisa lebih cepat paham dan lebih pintar dari yang lainnya,bisa jadi mungkin dia pada saat dikelas dan banyak orang dia kurabg bisa belajar dengan baik tapi kalo senditi dia bisa lebih focus,penjilat disini bisa dibagi
14

dua karakter bisa saja dia penjilat yang aktif dengan me-nguasai seluruh mata kuliah dan setiap dosen berbicara dia paling bisa dan aktif sehingga yang lain kurang bisa mendengarkan apa yang dijelaskan dosen, penjilat disini bisa termasuk teoritis karena dia sangat paham teori atau menguasai teori.bisa juga dikatakan reflector dan paragmatis. #edangkan pencari muka bisa kita katakan,terkadan bila dilihat dari satu sisi memang tidak baik karena dia cederung hanya maau di perhatikan dan di beri penilaian dia pintar atau dia bisa dimata dosen atau teman,temannya namun kebanyakan orang yang carimuka dia kurang memahami teoritis dia cendering sebagai akti is karena sangat memperlihatkan dia ingin di puji dari pada dia memang mau mengerti dan mau bisa akan materi tersebut,pencari muka juga bisa dikatakan reflector karena setiap apaa yang dijelaskan dosen dia langsung ingin menjawab tanpa memperhatikan teman,temannya 5. Penanya : '. ;i@ki ? : %pa perbedaan belajar bermakna dan tidak bermakna,paham atau hanya menghafal& % : Belajar bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, sedangkan belajar tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran, akan tetapi tidak melibatkan aspek perasaan. Paham dan menghafal termasuk belajar bermakna. !arna setiap orang memiliki cara sendiri untuk mengerti suatu pembelajaran. Bisa berlatih soal, atau menghafal. B. Sim ulan Demikian yang dapat kami berikan dalam malakah ini, sehingga dapat ditarik simpulan awal, bahwa :
4. Teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang

mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi diringa.
5. Tokoh dalam teori ini adalah :. ;oger dan %rthur :omb. 6. %plikasi dalam teori ini, siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani,

tidak terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
15

bertanggung jawab tanpa mengurangi hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin, atau etika yang berlaku. <uru hanya bersifat sebagai fasilitator.

16

Anda mungkin juga menyukai