Anda di halaman 1dari 11

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Infeksi virus hepatitis B yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai penyakit kuningmasih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Infeksi yang terjadi dapat bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis B akut. Ini terutama dijumpai pada penderita dewasa dengan kompetensi imunitas yang baik. mumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan sembuh se!ara sempurna ( " #$%). &anya sebagian ke!il yang menetap (permanent) dan menjadi kronik (' ( )$%). *ebaliknya jika infeksi terjadi pada masa bayi dan anak+anak, sebagian besar akan menjadi kronik (pengidap " #$%). Ini disebabkan karena sistem imunologi bayi belum sempurna dan bersifat toleran terhadap virus. *ebagian dari pengidap ini akan berkembang menjadi sirosis hati bahkan karsinoma hepatoseluler primer. ,erdapat suatu fenomena, di mana makin tinggi prevalensi infeksi hepatitis B di suatu tempat, maka infeksi pada bayi dan anak+anak makin banyak dijumpai. 1.2. Sejarah *ejak abad ' *- di Babilonia dan kemudian &ippo!rates pada masa .unani kuno (/0$ ( 12' *-) telah ditemukan bahwa penyakit kuning ini bersifat menular sehingga ia menamakannya i!terus infe!tion3. 4aus 5a!harias pada abad 6 menganjurkan suatu tindakan untuk pen!egahan penularan lebih lanjut yaitu dengan melakukan isolasi terhadap penderita. *ementara itu &ippo!rates juga sudah menganjurkan konsep imunisasi. 4ada tahun )66' 7urman menarik kesimpulan adanya epidemi hepatitis virus yang timbul pada buruh galangan kapal di Bremen setelah pemberian vaksin !a!ar yang terbuat dari !airan limfe manusia. 8ejadian ini diperingati sebagai tonggak monumental ditemukannya jenis hepatitis virus yang transmisinya melalui parenteral. 9laum pada tahun )#:0 melaporkan terjadinya epidemi virus hepatitis pada klinik penderita diabetes akibat pemakaian alat suntik terkontaminasi. ;i Bra<ilia pada awal tahun empat puluhan juga terjadi epidemi virus hepatitis

beberapa saat setelah suntikan vaksin yellow fever. *emua epidemi ini baru terjawab oleh ;r. Baru!h *. Blumberg dan asistennya ;r. Barbara =arner. 4enyakit ini ternyata disebabkan oleh virus hepatitis+B. 4enemuan antibodi tersebut terjadi se!ara kebetulan pada waktu beliau meneliti variasi kimia dalam darah pasien penderita hemofilia yang telah seringkali menerima transfusi darah. >khirnya mereka dapat mendeteksi suatu antigen dalam darah seorang >borigin >ustralia. >ntigen ini disebut Antigen Australia, yang kini lebih dikenal dengan nama Antigen permukaan virus hepatitis-B disingkat HbsAg, karena letaknya dipermukaan virus hepatitis+B. 4enemuan ;r. Blumberg diakui sebagai penemuan besar sehingga beliau berhasil mendapat hadiah nobel untuk bidang kedokteran pada tahun )#20.

BAB 2 EPIDEMIOLOGI HEPATITIS-B 2.1. Prevalen ! *aat ini di dunia diperkirakan terdapat 1'$ juta orang pengidap &bs>g (!arrier), di mana hampir 26% di antaranya tinggal di >sia. Berdasarkan pola prevalensinya di seluruh dunia maka hepatitis B dikelompokkan sebagai berikut ? Ta"el 1. P#la $revalen ! he$at!t! -B %! %&n!a

'en%ah
@ropa Barat

Se%ang
-editeranian @ropa ,imur Ausia ,imur ,engah >merika ,engah >merika *elatan >frika daerah *ahara Bina

T!ngg!
>sia *elatan >frika (tropis) >merika *elatan *epanjang sungai >ma<on &bs>g 2+:$ % >nti &Bs 2$+#' %

Daerah

>ustralia >merika tara >merika *elatan

Prevalen ! Petan%a In(ek ! He$at!t! -B )rek*en ! In(ek ! Ne#nat& %an anak-anak

&bs>g $,:+$,' % >nti &Bs /+0 %

&bs>g :+2 % >nti &Bs :$+'' %

Carang

*ering

*angat sering

4emeriksaan petanda hepatitis+B untuk pertama kali dilakukan pada tahun )#2:, di mana sejumlah sampel darah diambil dari pekerja proyek bendungan 8arangkates ( Cawa ,imur ) didapat angka prevalensi ',2% dan dari 1': donor darah Cakarta yang kemudian dianalisa dengan metode &emaglutinasi, hasilnya menunjukkan angka prevalensi /,#%. ,emuan ini telah diakui sebagai titik awal era penelitian hepatitis+B di Indonesia. 4ada awal tahun )##1 telah dilakukan pemeriksaan &bs>g dan >nti &bs>g pada

sejumlah '$$# sampel darah yang diambil dari karyawan Aumah *akit Bipto -angunkusumo Cakarta. ,ernyata hasil yang didapat adalah &bs>g /,'#% dan >nti &bs>g 1',2:%. ;ata terbaru lain ialah dari hasil penelitian donor darah dengan bantuan 4-I yang menggunakan metode Elisa oleh D>-A ( Daval >meri!an Aesear!h nit : ) dengan hasil seperti terlihat di bawah ini. Ta"el 2. Prevalen ! H" Ag %#n#r %arah %! "e"era$a %aerah %! In%#ne !a L#ka ! -edan 4adang Bandung 4ontianak Banjarmasin 4alangkaraya jung 4andang -enado 4alu Bali ;ili 8upang -ataram T#tal +&,lah &"jek %!tel!t!
)#0 )60 '$$ )## :$$ :$$ 1$$ )#6 )#0 1$$ #/ 6: )#2 2121

+&,lah H" Ag -./


)/ )1 :) )) ' ): /' )6 :/ 6 1/ :) /) 234

0
2,)/ 2 /,: ',': :,' 0 )' #,) ):,:/ 6 10,)2 :',0) :$,6) 5671

-enurut laporan =&E pada International Bonferen!e on 4rospe!ts for @radi!ation of &epatitis+B Firus tahun )#6#, angka kematian yang diakibatkan oleh infeksi virus hepatitis+B adalah sebagai berikut ?

Prevalen ! 8e,at!an #leh In(ek ! He$at!t! -B %! %&n!a


700,000 300,000 400,000

100,000

500,000

He$at!t! Ak&t He$at!t! )&l,!nan 8ar !n#,a He$at# el&ler Pr!,er S!r# ! He$at!t! 8r#n!k

2.2. 9!r& He$at!t! -B Firus hepatitis+B merupakan virus ;D> berukuran /: nm (nanometer), tergolong ke dalam hepatna virus. Firus ini mempunyai 1 bentuk, yaitu ? partikel bentuk spheris berdiameter :: nanometer, partikel bentuk tubular (filamen) berdiameter :: nanometer dengan panjang :$$ ( /## nanometer serta partikel Dane.

Ga,"ar "er"aga! "ent&k %an tr&kt&r v!r& he$at!t! -B

8etiga bentuk virus tersebut mempunyai sifat antigenik yang sama, yaitu ? *tabil di dalam darah, plasma dan serum, serta dapat bertahan lama dalam variasi temperatur yang besar dan berbagai tingkat kelembaban udara. &bs>g akan hilang bila dipanaskan pada suhu 6' B selama ) jam atau selama ' menit pada suhu )$$ B. *tabil pada temperatur + :$ B lebih dari :# tahun, sedangkan pada suhu 12 B stabil selama 0$ menit. ,etapi ia akan mati pada air mendidih ()$$ B) dan juga mati terhadap <at kimia kronik. &bs>g stabil pada p& 0,/ selama 0 jam, tetapi infektifitasnya hilang. Datrium hipokloride $,'% akan merusak antigenitasnya selama 1 menit. &bs>g tidak rusak oleh sinar ultra violet. 4ada radiasi darah maupun plasma infektifitasnya tidak terpengaruh. 2.7. Ma a Ink&"a ! -asa inkubasi virus hepatitis+B berkisar antara :6 ( )6$ hari, tetapi yang umum adalah 0$ ( ))$ hari. 4enularan parenteral dari virus hepatitia+B mempunyai masa inkubasi (masa tunas) lebih singkat.

'

2.2. S&,"er %an :ara Pen&laran Firus hepatitis+B mempunyai lingkungan tertentu untuk tinggal, jika batas kelangsungan hidupnya telah berakhir pada suatu tuan rumah tertentu ia akan men!ari host (tuan rumah) baru. 8ultur virus hepatitis+B dalam jaringan sampai saat ini belum berhasil dilakukan. >da beberapa !airan dan sekresi manusia yang potensial untuk menjadi sumber penularan virus ini, yaitu ? ). ;arah :. >ir seni 1. ,inja dan *ekresi usus /. >ir liur dan sekresi Dasofaring '. *emen, *ekresi vagina dan ;arah menstruasi 0. >ir susu, 8eringat dan berbagai !airan tubuh lain &epatitis+B merupakan penyakit pada manusia. 4enelitian &bs>g pada binatang tidak memberikan hasil. *e!ara eksperimen hanya !himpanse yang terbukti peka. ;itemukannya &bs>g saja di dalam serum tidak berarti bahwa hal itu suatu tanda infektifitas. >danya &bs>g tidak paralel dengan adanya partikel virus hepatitis+B lengkap. ;emikian juga sebaliknya, tidak ditemukannya &bs>g pada infeksi virus hepatitis+B akut tidak selalu berarti bahwa tidak ada partikel virus hepatitis+B lengkap. ,idak ditemukannya &bs>g ini adalah sebagai akibat test yang tidak peka. ;engan !ara pemeriksaan 4BA (Polymerase Chain Rea tion) dimungkinkan untuk mendeteksi virus dalam kadarnya yang sangat rendah. &bs>g bukan petanda pasti keadaan infektifitas, &be>g dan &BF ;D> lebih men!erminkan adanya partikel virus hepatitis+B lengkap dan berhubungan dengan keadaan inefektifitas. Bara penyebaran (transmisi) virus hepatitis+B se!ara garis besar dapat dibagi dalam : !ara, yaitu se!ara hori!ontal (melalui kulit dan selaput lendir) dan vertikal (antara ibu dan anak pada masa perinatal). >. 4enularan melalui kulit (perkutan) ,erjadi jika bahan yang mengandung &bs>g G partikel virus hepatitis+B masuk ke dalam kulit yang tidak sehat. ,erdapat : keadaan ini ? ). 4enularan perkutan yang nyata Cika bahan yang infeksius masuk melewati kulit ( misalnya penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari darah, baik se!ara iv

atau tusukan jarum). Bontoh ? + &epatitis pas!a transfusi &emodialisa >lat suntik (yang tidak steril)

:. 4enularan perkutan tidak nyata 4enularan seperti ini bisa terjadi dari kenyataan bahwa banyak penderita mendapat virus hepatitis+B tetapi tidak dapat mengingat pernahkah ia mengalami trauma pada kulit atau hal lain. Firus hepatitis+B tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun dapat melalui kulit yang mengalami kelainan dermatologik (mikrolesi). B. -elalui selaput lendir (peroral, seksual) ,erdapat : jalan ? ). 4enularan peroral Ini terjadi jika bahan yang infeksius mengenai selaput lendir mulut. 4enularan timbul pada mereka yang mengalami luka di dalam mulutnya, seperti ? pada praktek dokter gigi. :. 4enularan seksual Bara ini terjadi melalui kontak seksual dengan selaput lendir saluran genital, akibat hubungan seksual dengan individu mengandung &bs>g yang bersifat infeksius. Bara > dan B disebut penularan se!ara hori<ontal. B. 4enularan perinatal (transmisi vertikal) Bara ini disebut juga penularan maternal neonatal. 4roses infeksi virus hepatitis+B dapat terjadi pada saat ? ;i dalam uterus (in utero) *ewaktu persalinan 4as!a persalinan ;ikenal beberapa teori yang memungkinkan terjadinya penularan infeksi hepatitis+B se!ara vertikal dari ibu ke anak, yaitu ? ). ,ransfusi materno 9etal :. 4erpindahan virus melalui pla!enta

1. Ino!ulum yang tertelan oleh janin /. 8ontaminasi abrasiG laserasi pada kulitG selaput lendir '. -elalui kolostrum 4enularan se!ara vertikal ini dapat terjadi dari hepatitis-B akut maupun pengi"ap hepatitis-B kronik. 4enularan perinatal ini merupakan masalah yang besar di negara+ negara dimana terdapat prevalensi infeksi virus hepatitis+B yang tinggi dengan prevalensi &be>g yang tinggi. &ampir semua bayi yang dilahirkan dari ibu dengan &be>g positipo akan terkena infeklsi pada bulan ke+: dan ke+1 dari kehidupannya. &be>g pada ibu sangat memegang peranan penting untuk penularan. *ebaliknya walaupun ibu mengandung &bs>g positip namun jika &be>g dalam darah negatip, maka daya tularnya menjadi rendah. 2. ;. 'eak ! t&"&h terha%a$ !n(ek ! v!r& he$at!t! -B &bs>g disintesis pada sitoplasma sel hati dan kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah. >danya &bs>g di dalam darah merupakan petunjuk paling dini infeksi virus hepatitis+B yang sedang berlangsung. &bs>g sudah dapat ditemukan dalam darah pada masa inkubasi dan titer tertinggi di!apai pada saat timbulnya gejala klinis atau setelah aktivitas en<im transaminase serum ( Alanin transaminase # $%P& dan Aspartat transaminase # $%'&) menjadi normal. &bs>g umumnya menetap selama gejala klinis masih ada dan mulai menghilang 1 bulan kemudian. &bs>g yang menetap selama 0 bulan atau lebih menunjukkan adanya infeksi virus hepatitis+B yang kronik persisten atau penderita menjadi !arrier. >nti &bs>g mun!ul pada fase penyembuhan yaitu beberapa waktu setelah &bs>g menghilang dari sistem peredaran darah. >nti &Bs merupakan parameter penyembuhan serta perlindungan terhadap infeksi virus hepatitis+B berikutnya. 2.3. 9ak !n he$at!t! -B Faksin hepatitis+B pertama kali ditemukan oleh 8rugman pada tahun )#20. *ejak tahun )#6$ vaksin hepatitis+B dari generasi pertama yang berasal dari plasma telah mulai beredar dan terbukti dapatr men!egah infeksi virus tersebut. 4ada saat ini telah beredar pula beberapa jenis vaksin hepatitis+B baik dari generasi pertama (dari plasma) maupun yang berasal dari generasi kedua ibu "engan

turunan ragi (merupakan hasil rekayasa genetika dan harganya sangat mahal). 4emberian imunisasi hepatitis+B ditujukan untuk merangsang tubuh membentuk <at kekebalan (antibodi) spesifik yang disebut >nti &Bs (serokonversi). 7evel anti &Bs protektif yang ingin di!apai adalah minimal )$ mI G ml (seroprotektif). 4emberian imunisasi hepatitis+B dengan dosis yang tepat mampu memberikan serokonversi dengan titer jauh di atas titer protektif. ;engan interval satu bulan antara dosis pertama dengan dosis kedua atau antara dosis kedua dan ketiga, maupun perpanjangan interval antara dosis kedua dan ketiga menjadi ' bulan (maksimal), akan menghasilkan titer rata+rata yang optimal untuk memberikan perlindungan.

BAB 7 GE+ALA PEN<A8IT DAN DIAGNOSIS

7.1. Gejala Pen=ak!t -asuknya virus hepatitis+B ke dalam tubuh seseorang dapat menimbulkan penyakit mulai dari asimtomatik (tanpa keluhan), subklinik, hepatitis akut sampai kronik, pengerasan hati (sirosis hepatis) sampai karsinoma hati primer. Hejala dan tanda penyakit hepatitis+B adalah sebagai berikut ? hati) Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning 8ulit seluruh tubuh tampak kuning >ir seni berwarna !oklat seperti air the *elera makan hilang Aasa tidak enak di perut -ual sampai muntah ;emam tidak tinggi 8adang+kadang disertai nyeri sendi Dyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi

4ada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis+B akut akan sembuh dan hanya sebagian ke!il (' ( )$%) yang akan menetapG menahun. 4ada kasus yang menahun ? manifestasi bisa tanpa keluhanG gejala atau dengan keluhanG gejala ringan diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil laboratorium menunjukkan peninggian *H4,G *HE, atau adanya &bs>g positip dalam darah. 7.2. D!agn# ! ntuk mendiagnosis hepatitis+B, selain dengan tanda dan gejala di atas harus dibantu dengan pemeriksaan laboratorium, karena penyebab penyakit kuning sangat bervariasi, yaitu ? &epatitis yang disebabkan karena alkohol (>lkoholi! hepatitis)

&epatitis karena komplikasi penyakit lain (misal ? &epatitis tiphosa) &epatitis karena parasit (Bytomegalo virus, @pstein barr virus) &epatitis virus (&epatitis >, B, B, ;, @, 9) &epatitis yang disebabkan karena kelainan empedu (Bholestasis)

;i negara kita sekitar '# (0$% penduduk dewasa pernah terpapar oleh virus hepatitis+B. ,etapi mereka umumnya tidak pernah sakit, bahkan memperoleh kekebalan. :'% lainnya jatuh sakit dengan gejala seperti di atas. )$% sisanya infeksi menjadi kronik dan mereka disebut pengidap. ;ari angka+angka tersebut sebagian para ahli berpendapat bahwa penyakit hepatitis+B merupakan salah satu masalah kesehatan besar. -enurut klasifkasi =&E Indonesia termasuk daerah dengan tingkat penularan endemis sedang sampai tinggi. Ini berarti bahwa infeksi banyak terjadi pada bayi dan anak.

))

Anda mungkin juga menyukai