Anda di halaman 1dari 5

HUTBAH IDUL ADHA TAHUN 2013

MASJID AL MUTAQIN KOPIBERA



PANGGILAN HAJI DAN QURBAN



















Hadirin dan hadirat, rahimakumullah!

Puji-pujian hanyalah milik Allah Subhanahu Wataala, yang memiliki keutamaan-keutamaan dan
berbagai nikmat. Dia pulalah yang menjadikan hari ini sebagi Idul Adha, Idul Qurban, Hari Rayagung
atau Raya Haji. Semua itu adalah seagung-agung syiar islam bagi kita semua.
Karena itu, telah sepantasnya kita sambut dan kita agungkan hari ini dengan ucapan takbir, tahlil dan
tahmid, sebagai ungkapan hati kita, yang membesarkan, mengesakan dan menyucikan Allah, yang
memang Maha Besar, Maha Esa dan Maha Terpuji.




Ucapan yang serempak dan bersahut-sahut, hingga memenuhi angkasa luas itu, membuat hati kita,
orang-orang yang beriman merasa khusuk, penuh tawaduk dan tadaruk, namun sebaliknya, membuat
orang-orang kafir menjadi kecil nyali mereka dan merasa gentar.

Hadirin dan hadirat, rahimakumullah
Sejenak marilah kita layangkan ingatan kita kepada saudara-saudara kita, yang tengah menunaikan
ibadah haji di tanah suci, Makkah Al Mukaromah. Pada pagi hari ini, atau pada sekitar pukul 03.00
waktu Saudi Arabia, para jamaah haji tengah menuju ke Mina, setelah bergerak meninggalkan Arafah,
untuk melaksanakan wukuf. Sebentar lagi, setelah sempat bermalam atau berhenti di Muzdalifah,
mereka akan melaksanakan pelemparan jumrah aqobah atau jumrah Al Kabir (Jumrah Besar). Setelah
itu, mereka bermalam (mabit) di Mina, antara dua atau tiga malam, untuk menyelesaikan pelemparan
jumrah-jumrah selanjutnnya, sebelum pulang ke Mekah.

Itu baru sebagian saja dari rentetan rukun dan wajib haji, yang perlu mereka laksanakan dengan
sepenuh keimanan, ketaatan, keikhlasan, ketertiban dan kehati-hatian, untuk memperoleh nilai, mutu
atau klasifikasi haji mabrur.



Artinya: Haji yang mabrur, tiada pahala lain baginya kecuali surga
Demikian pernah disabdakan oleh Rasulullah SAW.

Secara umum, para jamaah haji itu pada hakekatnya tengah memenuhi panggilan Nabi Ibrahim A.S.
Hal itu dapat kita simak dari firman Allah SWT.
pg)O4 O) +EE4- ;-gO4^)
CO>4C L~E}jO _O>4N4 ] Og`=
--g>4C }g` ]7 >-g -1g4N ^g_
Artinya: dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang
kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru
yang jauh, (Q.S Al Hajj : 27)

Ibnu Abbas R.A (salah seorang sahabat Rasulullah) meriwayatkan bahwa setelah Nabi Ibrahim selesai
membangun Kabah, Allah berfirman kepadanya:



Artinya: Serulah manusia untuk pergi haji

Namun demikian, Nabi Ibrahim merasa ragu-ragu, apakah seruan itu didengar ataukah tidak oleh
orang-orang. Karena itu, dia berkata:



Arinya: Wahai Tuhan ku! Bagaimanakah suaraku ini bisa sampai?

Maka Allah menjawab:



Arinya: Seru sajalah! Dan Akulah yang akan menyampaikannya (menyampaikan seruan Ibrahim itu)

Maka naiklah Nabi Ibrahim ke Jabal Abi Qubaisy dan berseru:





Artinya: Wahai manusia! Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada kamu sekalian untuk
berhaji di rumah Allah ini. Niscaya Allah akan memberi pahala kepada kamu sekalian dengan
surga, dan melepaskan kamu sekalian dari siksa neraka, maka berhajilah kamu sekalian.

Kemudian orang-orang pun menyahut panggilan itu dengan berkata:




Artinya: Ya, ini aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah! Ya benar, tiada sekutu bagi-Mu, ya
Allah! Sesungguhnya segala puji dan semua kenikmatan adalah milik-Mu, demikian pula
kerajaan, tiada sekutu bagimu.

Allaahu akbar (3x) wa lillaahil-hamd.
Muslimin/muslimat, rahimakumullah

Bagi kita yang tidak / belum berkesempatan memenuhi panggilan Nabi Ibrahim, untuk berkunjung ke
Baitullah atau untuk berhaji, kiranya tidak perlu berkecil hati, dan inysa Allah masih terbuka
kesempatan setiap musim haji, terutama bagi yang berkemampuan (istihaah).

Kita yang ada dan tinggal pada hari ini, masih berkesempatan untuk melaksanakan sholat Idul Adha
berjamaah. Kita berkesempatan pula menyembelih hewan qurban, untuk memenuhi perintah Allah.
Sebagaimana disebutkan di dalam Al Quran:
.^^) CE4^OC;N 4OO^- ^
]= El)4Og OO4-4 ^g ])
C4g^E- 4O- +O4- ^@
Arinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat
karena Tuhanmu; dan berkorbanlah. Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu Dialah
yang terputus

Pelaksanaan Qurban disamping sebagai pelestarian ibdah, juga sebagai lambang kepatuhan,
sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim, yang rela melaksanakan perintah Allah, agar
menyembelih putera beliau Ismail, yang paling beliau sayangi. Ibrahim telah dinyatakan lulus dari
ujian yang sangat berat, sehingga Allah berkehendak mengganti Ismail dengan sembelihan seekor
domba yang bagus dan besar.

Ketika Rasulullah SAW ditanya tentang Adhahiy (sembelihan hewan qurban), beliau menjawab:
Itulah sunnah ayahmu, Ibrahim! Mereka bertanya pula: Apa yang dapat kita peroleh dari qurban
itu? Jawab beliau: Pada setiap bulunya memperoleh satu kebaikan. Oleh karena itu, sembelihlah
qurban setelah sholat Idul Adha, karena taat melaksanakan perintah Allah!

Demikianlah perintah qurban, sampai-sampai Rasulullah bersabda, bahwa siapa yang mempunyai
kelebihan rizqi tetapi tidak mau berqurban, maka biarlah dia mati seperti matinya orang-orang
Yahudi atau Nasrani. Dan di dalam sabda beliau lainnya disebutkan, Jangan sekali-kali mendekati
tempat sholat kami! Maksudnya tempat suci.

Tentang kelebihan, keleluasaan atau kelapangan rizqi memang relatif. Bagi yang tampanya tidak
mampu, sebenarnya tergantung dari dorongan niat dan upaya-upaya seperti menabung, seraya
bertawakal kepada Allah SWT. Ingatlah pada salah satu riwayat dari Sayidina Ali bin Abi Tholib, yang
mengatakan: Barang siapa yang keluar dari rumahnya untuk membeli hewan qurban, maka baginya
untuk setiap langkah mendapatkan sepuluh kebaikan, dan dihapus daripadanya dosa sepuluh
kejahatan serta diangkat baginya sepuluh derajat. Dan apabila dia berbicara dalam pelaksanaan
pembeliannya, maka kata-katanya merupakan tasbih, dan apabila membayar harganya, maka baginya
untuk setiap satu dirham mendapat tujuh ratus kebaikan. Kalau ia meletakkan hewan qurban di atas
tanah untuk memotongnya, maka semua makhluk di tempat qurban itu sampai bumi ke tujuh sama
memintakan ampunan untuknya. Apabila darahnya dialirkan yakni dipotong, maka Allah menciptakan
setiap tetesan darahnya itu sebanyak sepuluh malaikat yang sama-sama memohon ampunan baginya
sampai hari kiamat. Apabila daginya dibagi-bagikan, maka baginya setiap potongan seperti halnya
memerdekakan seorang budak belian dari putranya Nabi Ismail.

Demikianlah banyak kebijakan yang dapat kita peroleh dari berqurban. Yang jelas, berqurban
merupakan ibadah. Di samping itu, berqurban merupakan salah satu syiar islam, sebagai agama Allah,
dan dalam kenyataan sangat banyak menfaatnya. Dari dagingnya, kita boleh memakannya dan kita
beri pula orang-orang yang tidak memintanya, apalagi yang memintanya dari kalangan orang-orang
miskin. Yang demikian akan menambah rasa syukur kita kepada Allah, yang telah menjadikan hewan-
hewan qurban seperti unta, lembu, kambing dan biri-biri, sebagai hewan yang dapat dan mudah
ditundukkan untuk disembelih.

Dari qurban kita, yang diterima oleh Allah hanyalah ketaqwaan kita, bukan daging qurban kita. Hal itu
sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT:
} 44L4C -.- E_N`O+4q 4
E-74.4`g1 }4 N.4L4C
O4O^+-- 7Lg` _ ElgEOE
E-4OOCEc 7 W-+O)+-g -.-
_O>4N 4` 7.EE- )O]E4
--gLO^- ^@_
Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah,
tetapi Ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah
menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepada kamu. dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.

Muslimin/muslimat, rahimakumullah!
Sesungguhnya hari ini merupakan hari baik bagi kita untuk memperbanyak amal shaleh, yang bernilai
ibadah, sekaligus bernilai sosial. Sebagai umat mayoritas dari bangsa Indonesia, kita pantas
menunjukkan peran kita dalam kegiatan-kegiatan ibadah sosial, yang kita dasari oleh kepedulian yang
besar dan kepentingan yang besar pula.

Ketegasan Rasulullah tentang orang-orang yang tidak mau berqurban padahal memiliki kelebihan
rizki, telah mencerminkan kepedulian sosial yang tinggi atau besar, akan merupakan salah satu ciri
masyarakat kita yang sosialistis-religius, yang tidak menghendaki kemiskinan, kebodohan dan
keterbelakangan. Sebab, hal-hal itulah yang selama ini menjadi isu sosial, terutama dengan ramainya
isu kesenjangan sosial atau pertentangan kelas dalam masyarakat kita.

Marilah kita ingat dan kalau mungkin kita hitung kembali nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan
kepada kita. Antara lain kemudahan mencari penghidupan dalam kondisi ekonomi yang makin stabil.
Tak terkecuali, kita hidup di tanah yang subur, kaya dengan padang rumput, banyak hewan ternak dan
lain-lain.

Semua itu hendaknya menimbulkan kesadaran kita untuk berqurban, terutama dengan harta
kekayaan kita. Tanpa pengorbanan kaum hartawan, kaum kaya raya dan konglomerat, jangan
mengharap terjembataninya kelas-kelas masyarakat yang ada! Tolong-menolong, bantu membantu
dan kepedulian terhadap sesama, insya Allah akan mewujudkan masyarakat agamis dan Pancasialis
yang ideal.

Hal itu berat, tetapi merupakan upaya yang mulia dan merupakan ujian bagi kita, tentang kemauan
dan kemampuan untuk mewujudkannya. Tentu saja itu tidak lepas dari pertolongan Allah SWT.
Karena itu, marilah kita panjatkan doa kepada-Nya, semoga kita termasuk orang-orang yang taqwa,
saleh dan selalu dekat kepada-Nya

Amiin








Khutbah ke dua terserah Khotib

Anda mungkin juga menyukai