Pengertian Keputusan
Pembuatan keputusan adalah mencari alternatif terbaik dari lebih dari satu alternatif yang mungkin Pemilihan alternatif ini untuk mencapai suatu problem yang didefinisikan atau mencapai suatu objektif yang telah dirumuskan sesuai dengan aspirasi dan kriteria evaluasinya Problem adalah objektif yang diinginkan tidak sama dengan keadaan yang dihadapi Setiap masalah memerlukan solusi : perlu keputusan Dipengaruhi oleh perumusan berbagai variabel keputusan/alternatif
FORMULASI PROBLEMATIK ruang lingkup belum dikethui bentuk penyelesaiannya penggambaran kondisi awal dan akhir
ANALISIS PERMASALAHAN formulasi tujuan, sasaran, target, kendala variabel keputusan kriteria keputusan
MENCARI ALTERNATIF kreatifitas mendapatkan solusi evaluasi alternatif langkah berhenti kalau ada alternatif terbaik PEMILIHAN ALTERNATIF pengukuran performance membandingkan dengan kriteria standart pilih alternatif terbaik
Pemahaman Problem
ALTERNATIF
Alternatif Layak
Kriteria Keputusan
Outcome Alternatif
Pemelihan Alternatif
Jenis Keputusan
1.Berdasar Level Manajemen
Penuh ketidak pastian Bersifat informasi strategis Orientasi jangka panjang Dampak ke total organisasi
Implementasi rencana startegis Alokasi sumber daya Informasi taktis Proses operasional Terstruktur ,repetitif Informasi operasional
Stra tegis
Taktis
Operasional
Jenis Keputusan
2.Berdasar Tersedianya Solusi Problem
S trategIs
NonProgram able
Non Terstruktur
TaktIs
Terstruktur
Program able solution
OperasIonal
Keputusan Terpogram Berkaitan dengan kebiasaan, prosedur, aturan, kondisi kepastian Keputusan Non Programmable Tidak ada aturan/standart baku, prosedur tergantung pada problem keputusan Keputusan Tidak Terstruktur Aturannya tidak diketahui, problem kompleks
Jenis Keputusan
3.Berdasar Kepastian Out-Come Keputusan dalam Keadaan Pasti (Certainty Condition) Semua informasi dalam kondisi lengkap dan sem sempurna, sifat : deterministik Keputusan Beresiko (Under Risk) Diketahui probabilistik hasil keputusan tersebut tingkat rasional tertentu Keputusan Dalam Ketidak Pastian (Uncertainty Condition) Hasil keputusan tidak diketahui sama sekali, informasi yang kurang lenghkap, tidak ada referensi Keputusan Dalam Situasi Konflik (Confliktual Decision) Situasi konflik terjadi pada pengambil keputusan atau kriteria evaluasinya (intra/intra-personal)
Jenis Keputusan
4.Berdasar Konsep Dasar Yang Dipakai Keputusan Berdasar Logika (Rationalism) Didasari hubungan sebab-akibat yang logis sesuai dengan espitomologis Keputusan Berdasar Data Empirik (Empirism) Didukung oleh bukti dan data pendukung yang proved dan bukti statistik maupun judgment pakar Keputusan Berdasar Perasaan, feeling Menggunakan subjektivitas dan pengalaman personal Keputusan Berdasar intuisi, insting, indra ke-enam Memanfaatkan naluri, ilham, firasat dengan metoda naif yang dimiliki oleh pengambil keputusan
Perspektif Keputusan
Pendekatan yang teoritis/akademis bisa merumitkan dan Menyederhanakan pengambilan keputusan Pandangan Terhadap Masalah dan Solusi Optimasi atau Best Solution Reduksionisme Keandalan Model Kuantifikasi Objektivitas Persepsi terhadap Waktu Preferensi Pengambil Keputusan
Alternatif
Am
Xm1
Xm2
Xm3 . . . . . . . . .
. Xmn
Dimana Xij: hasil dari pilihan I (i= 1, ...m) bila keadaan j(j= 1, ..n).
Hasil yang diharap pada setiap alternatif A(HD):
HD(A1)= X11P1+X12P2+X13P3+. . . . . . . . . . X1nPn HD(A2)= X21P1+X22P2+X23P3+. . . . . . . . . . .X2nPn HD(Am)= Xm1P1+Xm2P2+Xm3P3+. . . . . . . . .XmnPn
a) Kriteria pesimisme
Fokus pada outcome terburuk yang mungkin terjadi. Pilih alternatif yang terbaik dari yang terburuk.
Kriteria Maksimin:
Alternatif terbaik yang memiliki outcome terbesar diantara Outcome terkecil (maksimum dari minimum)
Kriteria Minimaks:
Alternatif terbaik adalah pilihan yangg memiliki outcome terkecil diantara alternatif besar (dalam hal biaya)
Contoh:
Suatu lembaga kursus komputer mempertimbangkan untuk membeli suatu sistem komputer. Tabel pay off untuk rencana pembelian seperti dalam Tabel Payoff pembelian komputer:
Alternatif
Membeli sistem komputer kecil (D1) Membeli sistem komputer sedang(D2)
Rp 15 Juta
Rp 2 juta
Rp 20 Juta
- Rp 3 juta
Min (Rp 12 Jt , Rp 3 Jt) : Max(Min) = Rp 12 Jt Max(Rp 20 Jt, Rp 6 Jt): Min (Max) = Rp 6 Jt. Alternatif terbaik pada alternatif D1
b)
Kriteria Optimisme
Fokus masa depan: lebih baik (sesuai harapan) Keputusan outcome terbaik (hasil dari maksimum dari pay off minimum: pembiayaan.
c)
Oppurtunity Loss
Rp 8 Jt Rp 5 Jt Rp 9 Jt
Konsep minimax : nilai paling kecil dari nilai maksimum opportunity (pilih alternatif d2)
d.Kriteria Hurwich
Pengambil keputusan tidak pada posisi ekstrim (pesimis / optimis): diantara kedua titik Diperlakukan indeks Hurwich : koefisien Opt/. / pest. 0 : pengambil keputusan pesimist 1 ; pengambil keputusan optimist NE = MaxPij + (1 - ) Min Pij
Untuk : NE MaxPij Min Pij = nilai ekspektasi = koefisisen Hurwich ( 0 < < 1) = nilai payoff maksimum untuk suatu alternatif keputusan = nilai payoff minimum untuk suatu alternatif keputusan tertentu
Alternatif Ke[utusan A B C
Situasi yang Terjadi S1 Rp 20 Juta Rp 25 Juta Rp 30 Juta S2 Rp 12 Juta Rp 10 Juta Rp 8 Juta S3 Rp 8 Juta Rp 1 Juta - Rp 4 Juta
NE, nilai ekspektasi yang paling besar Lakukan analisis sensitivitas terhadap perubahan koefisien Hurwich
3. Keputusan dengan ketidakpastian probabilitas Informasi tidak pasti : nilai probabilistik dapat diperoleh Informasi ketidakpastian : dasar pengambilan keputusan a.Expected Monetary Value (EMV) EMV: perkiraan nilai moneter Yg diperoleh dari probabilitas terjadinya situasi masa depan dalam pemilihan alternatif2 keputusan. EMV (Dj)= P(Sj) (diSj) Dimana:
P(Sj)= probabilitas terjadinya situasi Sj (diSj)= nilai pay off
b. Expected Opportunity Loss(EQL) Perkiraan nilai Yg hilang dari keputusan Yg dibuat dengan menggunakan informasi probabilitas situasi masa depan.
Contoh:
Terdapat 3 alternatif pembelian komputer untuk sebuah kursus. Perolehan pendapatannya akan sangat tergantung pada jumlah peminatnya. Bila peminatnya tinggi dan pihak penyelenggara menyediakan fasilitas yang cukup besar akan memberikan keuntungan yang besar pula, dan sebaliknya.
Pembelian Komputer
Alternatif Keputusan Peminat kursus banyak (S1)
Rp 12 Jt
Rp 15 Jt
Rp 2 Jt
Rp20 Jt
- Rp 3 Jt
Rp 5 Jt
Rp 4 Jt
Rp 0 Jt
Rp 9 Jt
Agar OL atau regret dalam pembuatan keputusan ini bisa diminalisasikan maka pilihan yang tepat adalah memilih yang memiliki EOL terkecil, yaitu pada pilihan untuk membeli sistem komputer yang kecil (D1)
Contoh: Seorang spekulator pedagang Valas akan memutuskan membeli dolar US sekarang atau besok pagi apabila membeli barang sekarang, kursnya sudah pasti (diketahui 1 US$=Rp 10000) Tetapi bila pembelian dilakukan besok pagi ada kemungkinan harga kursnya turun menjadi Rp 9000 (per 1 US$) atau naik menjadi Rp 10500. kemungkinan terjadinya perubahan kurs= 0, 5.
Harga turun Beli besok 0.5 Harga naik 0.5 Rp. 10.000
Rp. 20.000
Hasil (Outcome)
10
6 B
0.4 rendah k3
0.2 Perl. besar t3
8 9 4 9 4
tinggi k4
9 D
0.4
sedang k5 0.4
9 E
C
rendah k6 0.2
Brain Storming Delphi Method Voting AHP (Analytical Hierarchy Process) Multi Decider Multi Criteria Nominal Group Technique
kelompok (Group Decision Making) dengan panel pakar Proses terstruktur untuk pengumpulan opini dan mengkomunikasikan pengetahuan antar respondens dan anggota panel Dinamika keputusan dikembangkan melalui quesionier dengan umpan balik yang terkendali Menstrukturkan komunikasi dan opini secara dinamis sehingga membentuk opini kelompok
Two heads (n) are better than one
Problem
Moderator panel mengumpulkan pendapat (kompilasi), membuat revisi Mendistribusikan : feed back ulang
SOLUSI
Delapan Langkah Metode Delphi 1. Menetapkan keputusan atau masalah 2. Tim panel memberi masukan pada round I 3. Menyimpulkan pada round I meminta masukan untuk round ke II 4. Tim panel memberi masukan pada round II 5. Menyimpulkan round ke II meminta masukan round ke III 6. Tim panel memberi masukan pada round III 7. Menyimpulkan round ke III 8. Menutup sesion Delphi bila telah diambil kesepakatan diantara para anggouta panel
Setiap ide dari model didiskusikan diperjelas dan dievaluasi secara umum oleh peserta
Secara individu parisipan menyusun urutan ide yang dikembangkan dari model
Ide dari model dengan urutan tertinggi ditetapkan sebagai ide/model group
TERMINOLOGI PADA PENDEKATAN MCDM Atribut Sifat yang dipergunakan untuk menjelaskan suatu objek keputusan tertentu Objektif/Tujuan Sebagai aspirasi yang menunjukkan arah perbaikan untuk pencapaian atribut terpilih dna tertentu Goal/Target Suatu tingkat aspirasi dengan level atribut yang diinginkan untuk dicapai Kriteria Suatu aturan dan ukuran dan standart relevant untuk suatu situasi pengambilan keputusan
Contoh 2:
Tujuan/Objektif: Mengurangi kejadian ledakan saat pembakaran Sasaran/Target Berkurangnya ledakan paling banyak 2 kali dalam seminggu Kriteria Ledakan Atribut Kualitas fisik/kebisingan
Kemudian setiap alternatif dirinci serta berdasarkan kriteria evaluasi yang sama di diberikan penilaian dan ditampilkan dalam matriks keputusan MCDM
MATRIK KEPUTUSAN PADA MCDM A : Set variabel alternatif keputusan ( a1,a2, a3 . . . .an) C : Set kriteria keputusan (c1, c2, c3, . . . . . .cm) Vij: Nilai alternatif i (i=1, ..n) di-evaluasi dengan kriteria j (j=1, 2 . . . m) c1 c2 c3 . . . . . cm a1 V11 V12 V13 . . . . . V
1m
a2 a3 an
. . .
V23
V33 . . . . . . . Vn3 . . . . .
KONSEP PEMBOBOTAN MODM/MCDM : tingkat kepentingan relatif (numerik) Pembobotan dapat diturunkan dari skala ordinal/kardinal Model wl = bobot kriteria l ( l = 1, 2 . . . . . . . . . k) 0 < wl < 1
wl 1
l 1
Pendekatan untuk membuat keputusan (kelompok/individual) yaitu memilih alternatif dengan menggunakan kriteria yang didefinisikan dengan jelas Tim pengambil keputuan harus menentukan pilihan dari serangkaian alternatif yang sudah ditetapkan alasannya pemilihannya Memastikan bahwa tim membuat keputusan secara objektif dengan gagasan yang kuat Keputusan didukung oleh anggota tim dan berdasar rasional
5. 6. 7.
Alternatif Aktivitas
Kriteria Evaluasi
Bobot (%)
15%
Lokasi A Lokasi B
Lokasi C Lokasi D
Ekonomis
Teknis Sikap Masy
Dampak Lingkungan
3 (0.45)
6 (0.9)
2 (0.3)
8 (1,2)
20%
8 (1,6)
3 (0.6)
5 (1.0)
4 (0.8)
30%
5 (1.5)
2 (0.6)
8 (1.8)
3 (0.9)
35%
6 (2,1)
8 (2,6)
3 (1.05)
5 (1,75)
Nilai Total
5.06
4.7
4.15
4.65
40.000
20.000
36.000
- BIla satuan limbah diubah dalam satuan kg perubahan ranking - Skor pembobotan sama tidak dilakukan perubahan
Biaya (Rp jt) Ranking 1 2 3 Alternatif Bobot 4/5 A B C 100.000 80.000 40.000
Limbah (Kg) Skor Terbobot Bobot 1/5 5.000.000 10.000.000 20.000.000 1.080.000 2.064.000 4.032.000
1 2 3 4
4 3 2 2
3 3 4 3
4 2 3 1
Jumlah 100%
3.05
3.25
2.95
Ranking
1 2 3 4
8 3 2 2
6 3 4 3
8 2 3 1
Jumlah 100%
4.65
4.45
4.55
Ranking
Ternyata dengan perubahan skala rating menyebabkan pilihan alternatif terbaik juga berubah
TEKNIK-MCDM BERDASARKAN NILAI RANKING Penilain kepentingan objektif/kriteria Ranking >Yang paling penting pada urutan 1 > Kurang penting pada urutan ranking berikutnya 2 > Ranking 1 diubah menjadi ranking terbobot m-1 > Ranking 2 diubah menjadi ranking terbobot m-2 > Ranking ke m menjadi ranking terbobot m= 0
Rl Rlj
j 1 n
Rl
l=1
Rl= penjumlahan ranking terbobot untuk seluruh kriteria l Rlj = ranging yang dievaluasi oleh j untuk kriteria l Wl = bobot kriteria l untuk evaluator n
Contoh : Misal ada 20 evaluator KriteAMDAL yang membuat ria ranking terhadap tingkat kepentingan kriteria C1 Kesehatan (C1), Drainase (C2) dan Vegetasi Alam C2 (C3)
Ran king 1
10
6 4
10
8 6
0
6 10
C3
kepentingannya.
Jawaban: Hitung penjumlahan total frekuensi dan bobot rangking Rl=[(10)(2) + (10)(1)+ 0] + [(6)(2)] + (8)(1) + 0 ] + [ (4)(2) +(6)(1) + 0 ] = 64 W1 = [(10)(2) + (10)(1)+ 0] : Rl = 0.47 W1 = [(6)(2)] + (8)(1) + 0 ] : Rl = 0.31 W1 = [ (4)(2) +(6)(1) + 0 ] : Rl = 0.22
EFEK GONDORCET
Penetapan berdasar intensitas/frekuensi untuk perangkingan Pilihan terbaik pada voting tertinggi (majoritas) pada preferensi > hasilnya berbeda dengan perbandingan yang lengkap
Contoh:
60 evaluator melakukan perankingan dari 3 alternatif, A,B, C 23 orang meranking: A>C>B 19 orang meranking B>C>A 16 orang meranking C>B>A 2 orang meranking C>A>B Secara perbandingan berpasangan dan voting A/B A>B : 23 +2 =25 B > A : pilih B B>A : 19 + 16=35
C > A : pilih C
C > B : pilih C
A
A B B
Kedua
Perbandingan Berpasangan S(i: aPb) = 33 S(i: bPa) = 27 S(i: aPc) = 25 S(i: cPa) = 35 S(i: bPc) = 42 S(i: cPb) = 18
a b 27
33
-
25
42
25
27
35 18
18
PENDEKATAN MCDM DENGAN METODA AHP KONSEP DASAR METODE ANALYSIS HIERARCHY PROCES
Sebagai
(MDCM) Dikembangkan dari teori pengukuran dengan kriteria keputusan kompleks serta intangible Memperhatikan proses pengembangan langkah dan dialektika manusia saat menyelesaikan suatu problem Mengakomodasi faktor logika, pengalaman, emosi, intuisi dan subjektifitas secara sistimatis
Prinsip Pokok
Dikembangkan dengan meniru proses pengembangan model pemecahan masalah oleh manusia: o Penyusunan struktur hirarkhi masalah o Penentuan prioritas o Konsistensi logis
Menstrukturkan Hierarkis AHP Hierarki disusun dalam struktur/fungsi tertentu Hierarki sebagai kumpulan elemen yang disusun dalam tingkat yang homogen Ultimate goal ditempatkan pada level yang paling tinggi sampai ke tingkat yang rendah: Goal, kriteria, alternatif Goal, kriteria, sub kriteria, alternatif Goal, aktor,kriteria, level intensitas keputusan
Ekonomis
Teknis
Sosial
Lingkungan
Realibilitas
Kelayakan
regional
Lokal
Sub Kriteria
Lokasi A
Lokasi B
Alternatif
W2
W3
Goal
C1 1 X21
C2 X12 1
C3
Biologis (C1) Fisik/Kimia(C2) Kualitas Air(C3) w2A w2B w1A Alternatif A w1B Alternatif B w3A w3B
C1 C2
X13 w1 X23 w2
C3
X31
X32
w3
C1 A B
A 1
B XAB
w
w1A
C2 A B
A 1
B XAB
w
w2A
C3
A B
A
1
B
XAB
w
w3A
XBA 1
w1B
XBA 1
w2B
XBA 1
w3B
Biologis (C1)
w1A
Fisik/Kimia(C2)
w2A w2B w1B Alternatif A w3A
Kualitas Air(C3)
w3B
Alternatif B
Skala
1
Definisi
Sama sama penting/disukai Cukup penting/disukai
Keterangan
Bobot kepentingan elemen matriks yang satu dinilai sama penting dibandingkan elemen yang lain Bobot kepentingan elemen matriks yang satu dinilai cukup penting dibandingkan elemen yang lain Bobot kepentingan elemen matriks yang satu dinilai lebih penting dibandingkan elemen yang lain Bobot kepentingan elemen matriks yang satu dinilai sangat penting dibandingkan elemen yang lain Bobot kepentingan elemen matriks yang satu dinilai mutlak penting dibandingkan elemen yang lain
Lebih penting/disukai
Sangat penting/disukai
Mutllak penting/disukai
Pemilihan Projek
W1 W2 W3
Biologis (C1)
w1C
Fisik/Kimia(C2)
w2A w2B w2C
Kualitas Air(C3)
w3A
w3B
w1A
w1B
w3C
Alternatif A
Alternatif B
Alternatif C
Alternati A = (w1)(w1A) + (w2)(w2A) + (w3)(w3A) Alternatif B = (w1)(w1B) + (w2)(w2B) + (w3)(w3B) Alternati C = (w1)(w1A) + (w2)(w2C) + (w3)(w3C)
Ultimate Goal Kriteria1 (C1) Kriteria2 (C2) Kriteria3 (C3) Jumlah (Kolom)
0,652
0,692
0,555
1,900
W1=0,633
0,217
0,230
0,333
0,781
W2 =0,260
0,130
0,077
0,111
0,318
W3 =0,106
Goal (Ultimate)
Kriteria 1 (C1)
Kriteria 2 (C2)
Kriteria 1 (C1)
Kriteria 2 (C2) Kriteria 3 (C3)
0,633
0,781
0,530
1,946
0,211
0,260
0,318
0,790
0,127
0,086
0,106
0,320
1,946
0,633
3,072
0,790
0,260
3,033
0,320
0,106
3,011
maks n Lmaks n n 1 n 1
0,58
0,90
1,12
1,24
1,32
1,41
1,45
1,49
TERMINOLOGI PADA PENDEKATAN MCDM Atribut Sifat yang dipergunakan untuk menjelaskan suatu objek keputusan tertentu Objektif/Tujuan Sebagai aspirasi yang menunjukkan arah perbaikan untuk pencapaian atribut terpilih dna tertentu Goal/Target Suatu tingkat aspirasi dengan level atribut yang diinginkan untuk dicapai Kriteria Suatu aturan dan ukuran dan standart relevant untuk suatu situasi pengambilan keputusan
MULTICRITERIA DECISION MAKING (MCDM) Pendekatan untuk proses pengambilan keputusan yang memiliki suatu situasi problem keputusan dengan kriteria, objektif maupun atribut majemuk MADM (Multi Atribut) dan MODM (Multi Objektif) Karekteristik 1. Terdapat lebih 2 atribut dan kriteria yang saling konfliktual : pemenuhan kepuasan yang satu menyebabkan pengurangan kepu tusan yang lain (trade off) 2. Terdapat lebih 2 alternatif solusi keputusan 3. Konflik : Intrapersonal dan Interpersonal
MATRIK KEPUTUSAN PADA MCDM A : Set variabel alternatif keputusan ( a1,a2, a3 . . . .an) C : Set kriteria keputusan (c1, c2, c3, . . . . . .cm) Vij: Nilai alternatif i (i=1, ..n) di-evaluasi dengan kriteria j (j=1, 2 . . . m) c1 c2 c3 . . . . . cm a1 V11 V12 V13 . . . . . V
1m
a2 a3 an
. . .
V23
V33 . . . . . . . Vn3 . . . . .
Data Preferensi
Metoda Penyelesaian
Kiteria Global
Objektif Terbatas/Kendala
Data Preferensi
Trade off Explisit
Metoda Penyelesaian
Geoffrian Meth. G. Prog. Interact. Zionts-W. Methd.
Steur Method.
STEM Displaced Parametric Prog. MOLP Adaptive
MODM
Preferensi Posteriori
Implisit Trade Off
Data Preferensi
Standart
Metoda Penyelesaian
Maximin Minimax Conjuctive Lexicograph Permutasi ELECTRE Promethee AHP Interaktiv Ideal points
Atribut MADM
Ordinal Kardinal
Pairwise
Alternatif
Urutan Berpasangan
Decision Maker
Q R
Modle
Statistique
Optimisation
DATA-DATA
Lingkungan Keputusan
Source: LITTLE[1989]
Udi CIPTOMULYONO
Q = Questions R = Rsponse
MCDM: ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN Akomodasi Objektivitas Vs Subjektivitas Meningkatkan proses keputusan Memperjeles fungsi komponen DM
Analist Modelling (Homme detude) MCDM (Decision Aids) Validasi
Sistem Riel
Subsistem Action
Legitimasi
Preferensi
Decision Maker
Negosiasi