Anda di halaman 1dari 18

8

BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Hospitalisasi 1. Pengertian Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadp anak maupun orang tua dan kelurga (Wong, !!8". Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang beren#ana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan. $eskipun demikian di rawat di rumah sakit tetap merupakan masalah besar dan menimbulkan ketakutan, #emas, bagi anak (%upartini, !!&". 'adi, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi ini merupakan perawatan yang dilakukan selama dirumah sakit dimana terdapat rasa penekanan akan sesuatu yang baru dan belum bisa menerima keadaan dan hospitalisasi juga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman serta stress yang bisa dialami oleh klien maupun keluarga.

. (eaksi hospitalisasi $enurut %upartini ( !!&", reaksi anak terhadap hospitalissi sesuai dengan tahap usianya adalah )

10

a. $asa *ayi ( ! + 1 tahun " $asalah utama terjadi adalah karena dampak dari perpisahan dengan orang tua sehingga ada gangguan pembentukkan rasa per#aya dan kasih sayang. Pada anak usia lebih dari , bulan terjadi stranger an-iety atau #emas atau #emas apabila berhadapan dengan orang yang tidak dikenalnya dan #emas karena perpisahan. (eaksi yang sering mun#ul pada anak ini adalah menangis, marah, dan banyak melakukan gerakan sebagai sikap stranger an-iety. b. $asa Todler ( ./ tahun " 0nak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber stresnya. %umber stress yang utama adalah #emas akibat perpisahan. (espon perilakunya sesuai dengan tahapannya ) 1" 1ahap protes, perilaku yang ditunjukkan adalah menangis kuat, menjerit memanggil orang tuanya dan menolak perhatian yang diberikan oleh orang lain. " 1ahap putus asa, perilaku yang ditunjukan adalah menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukan minat untuk bermain dan makan, sedih, dan apatis /" 1ahap pengingkaran, perilaku yang ditunjukan adalah se#ara samar mulai menerima perpisahan, membina hubungan se#ara dangkal, dan anak mulai terlihat menyukai lingkungannya. #. $asa Prasekolah ( /.2 tahun " Perawatan anak dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan

10

menyenangkan, yaitu lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya. (eaksi terhadap perpisahan yang ditunjukan anak usia prasekolah adalah dengan menolak makan, sering bertanya, menangis walaupun se#ara perlahan, dan tidak kooperatif terhadap tenaga kesehatan, perawatan dirumah sakit mengakibatkan anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. d. $asa %ekolah (,.1 tahun " Perawatan dirumah sakit memaksa anak untuk berpisah dengan lingkungan yang di#intainya, yaitu keluarga dan terutama pada kelompok sosialnya yang dapat menimbulkan ke#emasan. Kehilangan kontrol juga terjadi akibat dirawat dirumah sakit karena adanya pembatasan akti3itas. Kehilangan kontrol tersebut berdampak pada perubahan peran dalam keluarga, anak kehilangan kelompok sosialnya karena ia biasa melakukan kegiatan bermain atau pergaulan sosial, perasaan takut mati, dan adanya kelemahan fisik. e. $asa (emaja (1 + 18 tahun " Perawatan dirumah sakit menyebabkan timbulnya rasa #emas karena harus berpisah dengan teman sebayanya. 1elah diuraikan pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa anak remaja begitu per#aya dan sering kali terpengaruh oleh kelompok sebayanya (geng". 0pabila harus dirawat dirumah sakit anak akan merasa kehilangan dan timbul perasaan #emas karena perpisahan tersebut. Pembatasan akti3itas dirumah sakit membuat anak kehilangan kontrol terhadap dirinya dan bergantung pada keluarga atau petugas kesehatan dirumah sakit.

10

(eaksi yang sering mun#ul terhadap pembatasan akti3itas ini adalah menolak perawatan atau tindakan yang dilakukan padanya atau anak tidak mau kooperatif dengan petugas kesehatan atau menarik diri dari keluarga, sesama pasien dan petugas kesehatan ( isolasi ".

/. (eaksi Hospitalisasi Pada 0nak Prasekolah 0nak pra sekolah adalah anak yang berusia / samapi 2 tahun. Pada masa ini, terjadi pertumbuhan biologis, psikososial, kognitif, dan spiritual yang signifikan. Kemampuan mereka dalam mengontrol diri, berinteraksi dengan orang lain, dan penggunaan bahasa dalam berintraksi merupakan modal awal anak dalam tahap perkembangan untuk mempersiapkan tahap perkembangan berikutnya, yaitu tahap sekolah. (Wong, !!8". 0nak prasekolah mengalami hospitalisasi dengan berma#am. ma#am sebab, seperti #edar, penyakit infeksi, pembedahan, dan penyakit kronik. 0nak prasekolah sesuai dengan tahap perkembangannya sudah mempunyai sifat bertanya. tanya tentang suatu hal, kemampuan bahasa yang #ukup baik dan menikmati awal kemandirian mereka, tetapi anak prasekolah juga membutuhkan kemandirian dan dukungan orang tua dalam hidup mereka ( Potts, !!4". Pengalaman hospitalisasi lebih mudah di terima oleh anak. anak prasekolah yang sudah mempunyai kontak dengan lingkungan luar ( plygrup" dan taman kanak. kanak dari pada anak. anak prasekolah yang tidak pernah terpisah dari orang tua. 0nak pada usia ini sudah dapat berpikir konkrit, mereka dapat lebih memahami dan mereka dapat

10

dipersiapkan untuk hospitalisasi. Penjelasan tentang prosedur yang dilakuakan harus di berikan se#ara realistis, karena anak prasekolah tidak dapat memahami penjelasan se#ara abstrak. $ereka menyadari bahwa hospitalisasi bukan merupakan hukuman untuk sesuatu yang salah mereka lakuakan. ( 5eifer, !!/". *entuk ketakutan pada anak prasekolah saat hospitalisasi ada dua hal yaitu takut pada ketidak tahuan dan takut pada keadaan ditinggal oleh orang tua. Kelompok usia ini lebih memerlukan persiapan untuk hopitalisasi dari pada kelompok usia lain. Hospitalisasi harus di siapakan dengan baik untuk mengurangi dua ketakutan utama yang telah di sebutkan. 0nak. anak parsekolah sangat di pengaruhi perpisahan pada saat hospitalisasi. $ereka mengespresikan perasaan mereka dengan menangis ken#ang dan lebih lama dari bayi. 0nak parsekolah menangis memanggil ibunya berulang kali. 0nak mungkin mengisap jempolnya, memukul kepalanya ke tempat tidur, memeluk selimutnya. 6bu menjadi #emas

kareana anak mereka selalu menangis setiap mereka berkunjung. 0nak menangis saat melihat ibunya karena dengan melihat ibu meningkatkan anak akan kerinduan mereka pada ibunya. 7rang tua merasa khawatir dengan tangisan yang menyambut mereka setiap mereka berkunjung, padahal tangisan itu menunjukan emosi anak mereka masih sangat aktif dan menunjukan anak tersebut merasa #emas.

10

&. 8ampak Hospitalisasi %akit dan hospitalisasi sering menjadi krisis pertama pada anak. anak yang harus di hadapi. Konsep anak. anak terhadap sakit bahkan lebih penting dari pada usia dan intlektual untuk memprediksi tingkat adjustment selama hospitalisasi. Hal tersebut mungkin tidak di pengaruhi oleh lamanya kondisi penyakit atau hospitalisasi (Wong, !!8". 8ampak hospitalisasi yang dialami bagi anak dan keluarga akan menimbulkan stress dan tidak merasa aman. 'umlah dan efek stress tergantung pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan. %elama proses tersebut, bukan saja anak tetapi orang tua juga mengalami kebiasaan asing, lingkungan yang asing, orang tua yang kurang mendaptkan dukungan emosi akan menunjukkan rasa #emas, rasa #emas pada orang tua membuat stress anak meningkat ( 8a#hi, !!,". Hospitalisasi merupakan kondisi yang stressful bagi anak, tetapi dapat juga member rmanfaat. $anfaat yang paling terlihat adalah proses penyembuahan anak dari sakit dan hospitalisasi juga akan memberikan kesempatan pada anak untuk mengendalikan stress dan mampu untuk menggunakan kemampuan koping mereka. 5ingkungan rumah sakit membuat anak mempunyai pengalaman sosial baru yang dapt memperluas hubungan interpersonal mereka (Wong, !!8". Hospitalisasi menyebabkan ke#emasan pada semua usia. Ketakutan pada hal. hal yang tidak diketahui selalu menjadi an#aman bagi anak. 0nak. anak masih teralu muda untuk memahami apa yang sedang terjadi atau takut bertanya pada perawat atau dokter. 5ama rawat yang singkat di

10

ruamh sakit lebih sering mun#ul ketakutan di bandingkan dengan hospitalisasi yang panjang. ( Klossner, !!,". Perawatan di rumah sakit merupakan saat yang menakutkan bagi anak dan kelurganya. Hal yang paling dikhawatirkan oleh anak. anak adalah mereka merasa akan disakiti dan asing dengan tenanga kesehatan yang ada di rumah sakit. Perawatan di rumah sakit anak menjadi lebih mudah bagi anak dan kelurganya dengan beberapa persiapan. 9aktor. faktor yang mempengaruhi hospitalisai pada anak adalah berpisah dengan orang tua dan saudara kandung, fantasi. fantasi dan unrealistic anxietas, gangguan kontak sosial yang jika pengunjung tidak di i:inkan menjenguk, nyeri dan komplikasi akibat pembedahan atau penyakit, prosedur yang menyakitkan, takut akan #a#at dan kematian.

B. Stres %etiap orang mengalami stress dari waktu ke waktu, dan umumnya seorang dapat mengatasi stress jangka panjang atau menghadapi stress jangka pendek sampai stress tersebut berlalu. %tress adalah segala situasi dimana tuntutan non. spesifik mengharuskan sesorang indi3idu untuk berespons atau melakukan tindakan. %tress dapat menyebabkan perasaan negatif atau yang berlawanan dengan apa yang diinginkan atau mengan#am kesejahteraan emosional. %tress dapat mengganggu #ara seseorang dalam menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berpikir se#ara umum, dan berhubungan dengan seseorang (Potter ; Perry, !!2".

10

Persepsi atau pengalaman indi3idu terhadap perubahan besar menimbulkan stress. %timuli yang mengawali atau pen#etus perubahan di sebut stressor. %tressor menunjukkan suatu keadaan yang tidak terpenuhi dan kebutuhan tersebut bisa saja kebutuhan fisiologis, psikologis, sosial, lingkungan, perkembangan, spiritual, atau kebutuhan kultural (Petter ; Perry, !!2". Penyebab utama stress pada anak dari semua usia adalah perpisahan, nyeri, dan takut dengan bagian tubuh yang sakit. Hal ini di pengaruhi oleh tahap perkembangan anak, partisipasi orang tua, faktor kebudayaan dan ekonomi, keper#ayaan spiritual, pengalaman masa lalu, status kesehatan saat ini dan faktor lain (5eifer, !!/". 9aktor. faktor resiko seperti tempartantrum, keke#ewaan anak dan orang tua, usia jenis kelamin laki. laki, intelegensi di bawah rata. rata, serta stress yang berkelanjutan membuat anak. anak tertentu lebih mudah tersinggung dibandingkan anak lain dalam kondisi stress saat hospitalisasi (Wong, !!8".

C. Mekanisme Koping $ekanisme koping adalah #ara yang dilakukan indi3idu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, serta respon terhadap situasi yang mengan#am (Keliat (1<<<" dalam 1riyanto, !1!". %trategi koping merupakan suatu bentuk problem solving indi3idu dihadapkan pada dimana

masalah yang menyangkut terganggunya

kesejahteraan indi3idu tersebut dan indi3idu belum mengetahui dengan jelas

10

apa yang harus di lakukan. %trategi koping se#ara sepesifik merujuk kepada hal. hal yang dilakukan indi3idu untuk mengatasi situasi stress atau mengatasi tuntutan emosional pada saat stress (5a:arus dalam 1riyanto, !1!". Hopitalisasi bagi keluarga dan anak dapat dianggap sebagai pengalaman yang mengan#am dan menimbulkan stressor. 0nggapan tersebut dapat menimbulkan krisis bagai anak dan keluarga. Hal ini terjadi karena anak tidak memahami mengapa harus dirawat atau terluka, stress dengan adanya perubahan akan status kesehatan, lingkungan yang asiang, kebiasaan sehari. hari, dan keterbatasan mekanisme koping. $anusia memiliki banyak sekali setrategi koping dengan berbagai alternatif pilihan yang dapat mengurangi stress, ada yang bersifat positif (adatif" namun ada yang tidak sehat dan negatif (maladatif" tergantung dari keberagaman kepribadian seseorang.

D. Regresi 1. Pengertian $enurut Wong ( !!8", (egresi adalah kembalinya fungsi seseorang saat ini ke tingakat perilaku sebelumnya. (egresi adalah suatu mekanisme dimana indi3idu untuk

menghindarkan diri dari kenyataan yang mengan#am, kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah itu (%emian, !!,". (egresi adalah mekanisme pertahanan yang menarik balik pola perilaku atau pikiran terdahulu, sering sekali yang ada sejak masa kanak. kanak ( 8orlan, 1<<8".

10

. 1ingkat (egresi %alah satu gejala yang sering mun#ul jika masuk dalam lingkungan baru selama perkembangan adalah meningkatnya berbagai perilaku. %eseorang yang mengalami situasi frustasi, akti3itas permainannya akan berkurang. Hal ini mengindikasikan bahwa regresi mempersempit lingkungan psikologi. (egresi akan menjadi sesuatu yang diperikrakan, jika seseorang terus. menerus dalam situasi frustasi yang tetap. a. (egresi (ingan (eaksi regresi seseorang tergantung pada sejauh mana reaksi regresi yang tetap sebelumnya terjadi kondisi yang tidak di inginkan, tingkat sentralitas mereka, dan perbedaan mereka dari tingkat normal. b. (egresi %edang 9reustasi melibatkan area tertentu dari seseorang yang dalam keadaan normal menjadi ketegangan permanen sehingga regresi lebih banyak mun#ul tetapi tidak dalam jangka waktu lama. #. (egresi *erat 1erjadi satu bentuk reaksi regresi, akan terjadi bentuk regresi yang lainnya. (egresi ini lebih besar dari tingakt regresi lainnya kareana dengan melibatkan jumalah yang lebih besar dari seseorang dengan tingkat yang lebih tinggi sentralitanya dan dengan ketegangan yang meningkat. (5ewin, !!&".

10

E. Regresi Aki at Hospitalisasi Pa!a Anak Prasekola" (egresi pada anak prasekolah akibat menderita penyakit atau hospitalisasi biasanya terlihat pada area toilet training, gangguan makan dan meningkatnya ketergantungan pada suatu objek seperti boneka. 0nak juga menunjukkan reaksi menolak terhadap pembatasan akti3itas (temper tantrum" seperti menendang, berteriak, menghardik, sedih atau menangis saat akan dilakukan prosedur ('ak#son ; %aunders, 1<</". 1oilet training yaitu kemampuan spesifik pada anak prasekolah untuk buang air ke#il, meliputi tetap kering selama jam, buang air ke#il teratur,

dapat duduk dan bangkit dari buang air ke#il, dapat menyampaikan keinginan buang air ke#il kepada orang tua dan menunda buang air ke#il. =ontoh umum regresi yang terjadi pada prasekolah adalah perubahan toilet training, dimana anak sering mengompol selama di rumah sakit ($us#ari, !!2". $eningkatnya ketergantungan pada anak terutama ketergantungan anak terhadap orang tua atau objek pengganti yang dapat meningkatkan rasa aman seperti menghisap jempol, empeng, memeluk mainan atau

boneka dan minum dengan dot (5eifer, !!/". >angguan makan yang ditunjukkan pada regresi yaitu mengeluh kurang nafsu makan, mual, dan tidak mau makan makanan yang diberikan (?gastiyah, !!2". 9aktor yang mempengaruhi stress akibat hospitalisasi adalah kehilangan fungsi dan kontrol. Kehilangan fungsi berhubungan dengan terganggunya fungsi motorik dapat mengakibatkan kurangnya per#aya diri pada anak, sehingga tugas perkembangan yang telah di#apai dapat terhambat.

10

Hal ini membuat anak menjadi regresi seperti mengompol lagi, menghisap jari dan menolak makan (0lawi, !!8". (eaksi regresi yang diperlihatkan anak merupakan reaksi normal dan tidak berbeda dengan reaksi orang tua terhadap stress (merokok beberapa batang, menggigit kuku". 'ika orang tua memahami reaksi tersebut, akan lebih mudah bagi orang tua untuk menerima dan memahaminya anaknya. 7rang tua menginterpretasikan reaksi ini sebagai kenakalan anak atau iri dengan adanya anggota keluarga baru dalam keluarganya. 7rang tua berpandangan anak mereka mengalami retardasi mental karena terlihat seperti kembali ke tahap tumbuh kembang sebelumnya. Pengalihan stress adalah #ara yang terbaik untuk menolong anak agar tidak terus. menerus dalam perilaku tersebut. *entuk kondisi stress yang sudah disebutkan di atas, bagaimanapun, tidak mudah untuk dialihkan. Hospitalisasi dapat mengakibatkan anak menjadi regresi dalam pertumbuhan dan perkembangannya. (egresi dapat dikurangi dengan #ara melakukan pengkajian keperawatan yang akurat berdasarkan kemampuan

anak dan meren#anakan asuhan keperawatan untuk mendukung dan mempertahankan tahap pertumbuhan dan perkembangannya. (egresi

bagaimanapun tidak seharusnya menjadi hukuman bagi anak. Perawat dapat membimbing orang tua untuk memuji perilaku yang baik dan mengabaikan regresi. %aat anak bebas dari stress yang disebabkan oleh regresi, pujian akan memoti3asi anak untuk berkelakukan baik (5eifer, !!/".

10

#. #aktor$#aktor %ang Ber"& &ngan Dengan Regresi (egresi pada anak prasekolah behubungan dengan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi interpretasi stimulus yang potensial menjadi stressor. $enurut 5eifer ( !!/", kemampuan koping anak yang ditunjukkan dengan regresi berhungan dengan) 1. @sia 0nak @sia indi3idu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat berulang tahun (Alisabeth, 1<<, dalam ?ursalam, !!1". . Persiapan Bang 8iberikan %ebelumnya Persiapan yang diberikan orang tua untuk hospitalisasi pada anaknya harus sesuai dengan usia anak. *ayi tidak akan memahami tentang penjelasan apapun. 0nak sekolah atau remaja sudah dapat menerima instruksi yang lebih sulit dibandingkan anak prasekolah. /. Pengalaman Hospitalisasi Bang 5alu Pengalaman hospitalisasi yang lalu selalu menimbulkan dampak bagi pasien terutama anak.anak. *eberapa penelitian menunjukkan bahwa distress emosional pada anak. anak sering mun#ul selama menjalani hospitalisasi atau setelahnya (5uthfi, !!< ". &. %tatus Penyakit Perubahan kesehatan dapat terjadi dalam episode akut atau jangka waktu lama (kronis" yang dapat menimbulkan regresi sebagai strategi koping pada anak.

10

2. 'enis Kelamin 0nak perempuan pada umumnya lebih adaptif terhadap stressor dibanding anak laki.laki (Wong, !!8". ,. Support System Keluarga 9aktor penting lain yang dapat mengurangi efek stress adalah support system. 0nak. anak yang memiliki support system yang kuat akan menunjukkan perilaku yang positif. Support system yang lemah dapat memberikan efek langsung pada proses. proses biologis. Support system yang lemah berhubungan dengan peningkatan emosi negatif (8a3ison, ?eale, Kring !!,". Keluarga sebagai support system utama anak

mempunyai peranan yang besar dalam mengatasi regresi pada anak prasekolah saat hospitalisasi dengan #ara ) ('a#kson ; %aunders, 1<</" a. $enurunkan ke#emasan, yang dilakukan dengan #ara) 1" $enerima regresi sebagai respon koping sementara waktu sampai anak siap untuk menggunakan mekanisme koping yang sesuai dengan tumbuh kembangnya. " $endampingi anak selama perawatan, prosedur kesehatan dan operasi. /" 1idak meninggalkan anak tanpa i:innya, walaupun anak sedang tidur. &" 7rang tua berpartisipasi dalam perawatan anak. Khususnya kebutuhan fisik sehari.hari, seperti mandi, makan, dan kebutuhan lainnya.

10

2" *erpartisipasi aktif dalam perawatan dan pengkajian kebutuhan yang diinginkan anak. b. $eminimalkan efek lingkungan yang asing, menurunkan ketakutan, kehilangan kontrol, dan kesakitan pada bagian tubuh anak, dengan #ara) 1" $emberitahu anak dengan penjelasan yang sederhana sebelum prosedur dilakukan. " $empertahankan disiplin yang konsisten seperti saat di rumah (jika memungkinkan " seperti waktu tidur dan bangun. /" $empertahankan rutinitas yang biasa dilakukan seperti berdoa sebelum tidur, makan, #u#i tangan sebelum dan sesudah makan, toilet training. &" $empertahankan kemandirian anak misalnya memberikan pilihan tentang menu makanan atau pakaian yang akan digunakan. 2" $engi:inkan anak mengeksplorasi lingkungan dalam batas. batas yang aman, misalnya bermain dengan anak lain yang dirawat dalam unit yang sama. ," *ermain terapeutik, kegiatan ini sangat baik untuk meningkatkan keterampilan bahasa, keterampilan motorik halus dan kasar, mempelajari lingkungan, mengekspresikan ketakutan,

menggunakan fantasi dan imajinasi untuk mengatasi masalah. Kegiatan bermain yang dapat dilakukan misalnya bermain pu::le, menggambar dengan pensil warna atau krayon, finger painting, balok.balok, dan lain.lain.

10

'. H& &ngan Antara Jenis Kelamin( Stat&s Pen)akit( Support System Dengan Regresi Pa!a Anak Prasekola" Saat Hospitalisasi (egresi pada anak prasekolah akibat hospitalisasi biasanya terlihat pada area toilet training, gangguan makan dan meningkatnya ketergantungan pada suatu objek sperti boneka, mobil. mobilan dan lain. lain( 'ak#son ; %aunders,1<</". (eaksi regresi yang di perlihatkananak merupakan reaksi normal dan tidak berbeda dengan reaksi oang tua terhadap stress. 'ika oaring tua memahami reaksi tersebut, akan lebih mudah lagi bagi orang tua untuk menerima dan memahami anaknya. 0nak laki. laki pada umumnya lebih maldaptif terhadap stressor di bandingkan anak perempuan, anak laki. laki lebih rentan terkena regresi dari pada anak perempuan. Perubahan kesehatan dapat terjadi episode akut atau jangka waktu lama (kronis" yang dapat menimbulkan regresi sebagai strategi koping anak. 0nak. anak yang memilki support system yang kuat akan

menunjukan prilaku positif, dan sebaliknya bila support system lemah akan menunjukan perilaku negatif. Kelurga sebagai support system utama anak mempunyai peranan yang besar dalam mengatasi regresi pada anak prasekolah saat hospitalisasi dengan #ara menrunkan ke#emasan, meminimalkan efek lingkungan yang asing, menurunkan ketakutan, kehilangan #ontrol, kesakitan pada bagaian tubuh anak. (egresi dapat di kurangi dengan #ara melakukan pengkajian keperawatan yang akurat berdasarkan kemampuan anak dan meren#anakan

10

asuhan

keperawatan

untuk

mendukung

dan

mempertahankan

thap

pertumbuhan dan perkembangannya. (5eifer, !!/".

H. Penelitian Terkait $enurut >rey dalam buku Nursing Care of Infants and Childrens tahun !!4, sebagian besar riset menyebutkan bahwa hospitalisasi

menyebabkan stress pada anak terutama karena perpisahan dengan orang tua dan nyeri. %tress dapat menyebabkan masalah fisik dan psikis pada anak. *erdasarkan studi yang tidak dipublikasikan menyebutkan bahwa ketakutan akibat hosptalisasi pada anak berisiko terjadi penurunan intelektual. Penelitian dengan judul Functions of Preschool Children s !uestions in Coping "ith #ospitali$ation yang dilakukan oleh 8r. Cirginia Pidgeon, profesor di College of Nursing of The %niversity of Illinois at The &edical centre Chicago, mengambil & anak usia prasekolah dari usia /.2 tahun, 11 bulan. Pertanyaan diberikan pada orang tua yang menemani anaknya rumah sakit dan dikategorikan menggunakan klasifikasi di

Piaget.

Kategorinya terdiri dari) (a" penjelasan sebab akibat, (b" riwayat penyakit lalu dan saat ini, (#" tindakan keperawatan, (d" klasifikasi dan e3aluasi, (e" peraturan, dan (f" kalkulasi. Presentasi terbesar dari pertanyaan adalah 2/ D tentang tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit. Presentasi terke#il adalah klasifikasi dan e3aluasi sebesar 1/ D, riwayat masa lalu dan saat ini 1 D, dan penjelasan sebab akibat 8 D. Penelitian yang mengalami hospitalisasi

menunjukkan bahwa anak prasekolah

memerlukan orientasi untuk tindakan yang dilakukan tenaga kesehatan di

10

rumah sakit dalam hal akti3itas terapeutik, asuhan keperawatan sehari.hari, dan akti3itas bermain dan sosial untuk menurunkan tingkat ke#emasan. Penelitian tentang reaksi regresi pada anak toddler yang mengalami hospitalisasi yang dilakukan (etno Puji Hastuti tahun !!1,

mengklasifikasikan regresi menjadi tiga tingkatan yaitu regresi ringan, regresi sedang, dan regresi berat. Hasil penelitian menunjukkan support system yang adekuat berpengaruh lebih besar pada reaksi regresi ringan pada anak toddler sebanyak 1< orang, dan support system yang tidak adekuat berpengaruh lebih besar pada reaksi regresi berat pada anak toddler sebanyak & orang.

Anda mungkin juga menyukai