Anda di halaman 1dari 45

PRESENTASI KASUS

RETENSIO URINE EC SUSPECT HIPERPLASI PROSTAT

Diajukan kepada : dr. Amal Sembirin ! Sp.".

Di#u#un $le% : Muhammad Kurniawan 2000 031 0016

&AKULTAS KEDOKTERAN UNI'ERSITAS (UHA((ADI)AH )O*)AKARTA KEPANITERAAN KLINIK IL(U PEN)AKIT "EDAH RSUD SARAS HUSADA PUR+ORE,O -../

"A" I PENDAHULUAN I.0 La1ar "elakan Pembesaran kelenjar prostat mempunyai angka morbiditas yang bermakna pada populasi pria lanjut usia. Gejalanya merupakan keluhan yang umum dalam bidang bedah urologi. iperplasia prostat merupakan salah satu masalah kesehatan utama bagi pria diatas usia !0 tahun dan berperan dalam penurunan kualitas hidup seseorang. "uatu penelitian menyebutkan bahwa sepertiga dari pria berusia antara !0 dan #$ tahun mengalami hiperplasia prostat. %danya hiperplasia ini akan menyebabkan terjadinya obstruksi saluran kemih dan untuk mengatasi obstruksi ini dapat dilakukan dengan berbagai &ara mulai dari tindakan yang paling ringan yaitu se&ara konser'ati( )non operati(* sampai tindakan yang paling berat yaitu operasi. "aat ini terdapat pilihan tindakan non operati( seiring dengan kemajuan teknologi dibidang urologi+ sehingga merupakan suatu pilihan alternati( untuk penderita muda+ kegiatan seksual akti(+ gangguan obstruksi ringan+ high risk operasi dan pada penderita yang menolak operasi.

"A" II TIN,AUAN PUSTAKA II.0 De2ini#i ,enign Prostate ypertro(ia ),P * sebenarnya adalah suatu keadaan dimana kelenjar periuretral prostat mengalami hiperplasia yang akan mendesak jaringan prostat yang asli ke peri(er dan menjadi simpai bedah. 1+2 II.- Ana1$mi Prostat merupakan kelenjar berbentuk konus terbalik yang dilapisi oleh kapsul (ibromuskuler+yang terletak disebelah in(erior 'esika urinaria+ mengelilingi bagian proksimal uretra )uretra pars prostatika* dan berada disebelah anterior rektum. ,entuknya sebesar buah kenari dengan berat normal pada orang dewasa kurang lebih 20 gram+ dengan jarak basis ke ape- kurang lebih 3 &m+ lebar yang paling jauh . &m dengan tebal 2+! &m.12 Kelenjar prostat terbagi menjadi ! lobus / 1. lobus medius 2. lobus lateralis )2 lobus* 3. lobus anterior .. lobus posterior 0+12 "elama perkembangannya lobus medius+ lobus anterior+ lobus posterior akan menjadi satu dan disebut lobus medius saja. Pada penampang+ lobus medius kadang1 kadang tak tampak karena terlalu ke&il dan lobus lain tampak homogen berwarna abu1 abu+ dengan kista ke&il berisi &airan seperti susu+ kista ini disebut kelenjar prostat.0 M& 2eal )1$#6* membagi kelenjar prostat dalam beberapa 3ona+ antara lain adalah/ 3ona peri(er+ 3ona sentral+ 3ona transisional+ 3ona (ibromuskuler anterior+ dan 3ona periuretral. "ebagian besar hiperplasia prostat terdapat pada 3ona transisional yang letaknya pro-imal dari spin&ter e-ternus di kedua sisi dari 'erumontanum dan di 3ona periuretral. Kedua 3ona tersebut hanya merupakan 24 dari seluruh 'olume prostat. "edangkan pertumbuhan karsinoma prostat berasal dari 3ona peri(er.#+11 3

Prostat mempunyai kurang lebih 20 duktus yang bermuara dikanan dari 'erumontanum dibagian posterior dari uretra pars prostatika. 5isebelah depan didapatkan ligamentum pubo prostatika+ disebelah bawah ligamentum triangulare in(erior dan disebelah belakang didapatkan (as&ia denon'illiers. 6as&ia denon'illiers terdiri dari 2 lembar+ lembar depan melekat erat dengan prostat dan 'esika seminalis+ sedangkan lembar belakang melekat se&ara longgar dengan (as&ia pel'is dan memisahkan prostat dengan rektum. %ntara (as&ia endopel'i& dan kapsul sebenarnya dari prostat didapatkan jaringan peri prostat yang berisi pleksus prostato'esikal.0 Pada potongan melintang kelenjar prostat terdiri dari / 1. Kapsul anatomi 2. 7aringan stroma yang terdiri dari jaringan (ibrosa dan jaringan muskuler 3. 7aringan kelenjar yang terbagi atas 3 kelompok bagian+ a. ,agian luar disebut kelenjar prostat sebenarnya. b. ,agian tengah disebut kelenjar submukosa+ lapisan ini disebut juga sebagai adenomatous 3one &. 5isekitar uretra disebut periurethral gland 12 Pada ,P kapsul pada prostat terdiri dari 3 lapis / 1. kapsul anatomis 2. kapsul &hirurgi&um+ ini terjadi akibat terjepitnya kelenjar prostat yang sebenarnya )outer 3one* sehingga terbentuk kapsul 3. kapsul yang terbentuk dari jaringan (ibromuskuler antara bagian dalam )inner 3one* dan bagian luar )outer 3one* dari kelenjar prostat.12 ,P sering terjadi pada lobus lateralis dan lobus medialis karena mengandung banyak jaringan kelenjar+ tetapi tidak mengalami pembesaran pada bagian posterior daripada lobus medius )lobus posterior* yang merupakan bagian tersering terjadinya perkembangan suatu keganasan prostat. "edangkan lobus anterior kurang mengalami hiperplasi karena sedikit mengandung jaringan kelenjar.0+12

II.3 Epidemi$l$ i iperplasia prostat merupakan penyakit pada pria tua dan jarang ditemukan sebelum usia .0 tahun. Prostat normal pada pria mengalami peningkatan ukuran yang lambat dari lahir sampai pubertas+ waktu itu ada peningkatan &epat dalam ukuran+ yang kontinyu sampai usia akhir 301an. Pertengahan dasawarsa ke1!+ prostat bisa mengalami perubahan hiperplasi.. Pre'alensi yang pasti di 8ndonesia belum diketahui tetapi berdasarkan kepustakaan luar negeri diperkirakan semenjak umur !0 tahun 2041304 penderita akan memerlukan pengobatan untuk prostat hiperplasia. 9ang jelas pre'alensi sangat tergantung pada golongan umur. "ebenarnya perubahan1perubahan kearah terjadinya pembesaran prostat sudah dimulai sejak dini+ dimulai pada perubahan1perubahan mikroskopoik yang kemudian bermani(estasi menjadi kelainan makroskopik )kelenjar membesar* dan kemudian baru mani(es dengan gejala klinik.# ,erdasarkan angka autopsi perubahan mikroskopik pada prostat sudah dapat ditemukan pada usia 30 : .0 tahun. ,ila perubahan mikroskopik ini terus berkembang akan terjadi perubahan patologi anatomi. Pada pria usia !0 tahun angka kejadiannya sekitar !04+ dan pada usia 00 tahun sekitar 004. "ekitar !04 dari angka tersebut diatas akan menyebabkan gejala dan tanda klinik.1 II.4 E1i$l$ i ingga sekarang masih belum diketahui se&ara pasti penyebab terjadinya hiperplasia prostat+ tetapi beberapa hipotesis menyebutkan bahwa hiperplasia prostat erat kaitannya dengan peningkatan kadar dehidrotestosteron )5 ;* dan proses aging )menjadi tua*.11 ,eberapa teori atau hipotesis yang diduga sebagai penyebab timbulnya hiperplasia prostat adalah/ 1. ;eori ormonal ;eori ini dibuktikan bahwa sebelum pubertas dilakukan kastrasi maka tidak terjadi ,P + juga terjadinya regresi ,P bila dilakukan kastrasi. "elain androgen )testosteron<5 ;*+ estrogen juga berperan untuk terjadinya ,P . 5engan bertambahnya usia akan terjadi perubahan keseimbangan hormonal+ yaitu antara !

hormon testosteron dan hormon estrogen+ karena produksi testosteron menurun dan terjadi kon'ersi testosteron menjadi estrogen pada jaringan adiposa di peri(er dengan pertolongan en3im aromatase+ dimana si(at estrogen ini akan merangsang terjadinya hiperplasia pada stroma+ sehingga timbul dugaan bahwa testosteron diperlukan untuk inisiasi terjadinya proli(erasi sel tetapi kemudian estrogenlah yang berperan untuk perkembangan stroma. Kemungkinan lain ialah perubahan konsentrasi relati( testosteron dan estrogen akan menyebabkan produksi dan potensiasi (aktor pertumbuhan lain yang dapat menyebabkan terjadinya pembesaran prostat. 5ari berbagai per&obaan dan penemuan klinis dapat diperoleh kesimpulan+ bahwa dalam keadaan normal hormon gonadotropin hipo(ise akan menyebabkan produksi hormon androgen testis yang akan mengontrol pertumbuhan prostat. 5engan makin bertambahnya usia+ akan terjadi penurunan dari (ungsi testikuler )spermatogenesis* yang akan menyebabkan penurunan yang progresi( dari sekresi androgen. al ini mengakibatkan hormon gonadotropin akan sangat merangsang produksi hormon estrogen oleh sel sertoli. 5ilihat dari (ungsional histologis+ prostat terdiri dari dua bagian yaitu sentral sekitar uretra yang bereaksi terhadap estrogen dan bagian peri(er yang tidak bereaksi terhadap estrogen. 2. ;eori Growth 6a&tor )(aktor pertumbuhan* Peranan dari growth (a&tor ini sebagai pema&u pertumbuhan stroma kelenjar prostat. ;erdapat empat pepti& growth (a&tor yaitu= basi& trans(orming growth (a&tor+ trans(orming growth (a&tor 1+ trans(orming growth (a&tor 2+ dan epidermal growth (a&tor. 3. ;eori Peningkatan >ama Mati .. ;eori "el "tem )stem &ell hypothesis* "eperti pada organ lain+ prostat dalam hal ini kelenjar periuretral pada seorang dewasa berada dalam keadaan keseimbangan ?steady state@+ antara 6 idup "el1sel Prostat karena ,erkurangnya "el yang

pertumbuhan sel dan sel yang mati+ keseimbangan ini disebabkan adanya kadar testosteron tertentu dalam jaringan prostat yang dapat mempengaruhi sel stem sehingga dapat berproli(erasi. Pada keadaan tertentu jumlah sel stem ini dapat bertambah sehingga terjadi proli(erasi lebih &epat. ;erjadinya proli(erasi abnormal sel stem sehingga menyebabkan produksi atau proli(erasi sel stroma dan sel epitel kelenjar periuretral prostat menjadi berlebihan. !. ;eori 5ihydro ;estosteron )5 ;* ;estosteron yang dihasilkan oleh sel leydig pada testis )$04* dan sebagian dari kelenjar adrenal )104* masuk dalam peredaran darah dan $04 akan terikat oleh globulin menjadi se- hormon binding globulin )" ,G*. "edang hanya 24 dalam keadaan testosteron bebas. ;estosteron bebas inilah yang bisa masuk ke dalam ?target &ell@ yaitu sel prostat melewati membran sel langsung masuk kedalam sitoplasma+ di dalam sel+ testosteron direduksi oleh en3im ! alpha redu&tase menjadi ! dyhidro testosteron yang kemudian bertemu dengan reseptor sitoplasma menjadi ?hormone re&eptor &omple-@. Kemudian ?hormone re&eptor &omple-@ ini mengalami trans(ormasi reseptor+ menjadi ?nu&lear re&eptor@ yang masuk kedalam inti yang kemudian melekat pada &hromatin dan menyebabkan transkripsi m1A2%. A2% ini akan menyebabkan sintese protein menyebabkan terjadinya pertumbuhan kelenjar prostat. 6. ;eori Aeawakening M& 2eal tahun 1$#0 menulis bahwa lesi pertama bukan pembesaran stroma pada kelenjar periuretral )3one transisi* melainkan suatu mekanisme ?glandular budding@ kemudian ber&abang yang menyebabkan timbulnya al'eoli pada 3ona preprostatik. Persamaan epiteleal budding dan ?glandular morphogenesis@ yang terjadi pada embrio dengan perkembangan prostat ini+ menimbulkan perkiraan adanya ?reawakening@ yaitu jaringan kembali seperti perkembangan pada masa tingkat embriologik+ sehingga jaringan periuretral dapat tumbuh lebih &epat dari jaringan sekitarnya+ sehingga teori ini terkenal dengan nama teori reawakening o( embryoni& indu&tion potential o( prostati& stroma during adult hood. #

"elain teori1teori di atas masih banyak lagi teori yang menerangkan tentang penyebab terjadinya ,P seperti= teori tumor jinak+ teori rasial dan (aktor sosial+ teori in(eksi dari 3at13at yang belum diketahui+ teori yang berhubungan dengan akti(itas hubungan seks+ teori peningkatan kolesterol+ dan Bn yang kesemuanya tersebut masih belum jelas hubungan sebab1akibatnya.3+#+0+12 II.5 Pa1$2i#i$l$ i Pembesaran prostat menyebabkan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan menghambat aliran urine. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan intra'esikal. Cntuk dapat mengeluarkan urin+ buli1buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tahanan itu. Kontraksi yang terus1menerus ini menyebabkan perubahan anatomik dari buli1buli berupa hipertro(i otot detrusor+ trabekulasi+ terbentuknya selula+ sakula+ dan di'ertikel buli1buli. 6ase penebalan otot kompensasi. Perubahan struktur pada buli1buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary tra&t symptom )>C;"* yang dahulu dikenal dengan gejala1gejala prostatismus. 5engan semakin meningkatnya resistensi uretra+ otot detrusor masuk ke dalam (ase dekompensasi dan akhirnya tidak mampu lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. ;ekanan intra'esikal yang semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli1buli tidak terke&uali pada kedua muara ureter. ;ekanan pada kedua muara ureter ini dapat menimbulkan aliran balik urin dari buli1buli ke ureter atau terjadi re(luks 'esi&o1 ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan hidroureter+ hidrone(rosis+ bahkan akhirnya dapat jatuh ke dalam gagal ginjal.2+11 Pada ,P terdapat dua komponen yang berpengaruh untuk terjadinya gejala yaitu komponen mekanik dan komponen dinamik. Komponen mekanik ini berhubungan dengan adanya pembesaran kelenjar periuretra yang akan mendesak uretra pars prostatika sehingga terjadi gangguan aliran urine )obstruksi in(ra 'esikal* sedangkan komponen dinamik meliputi tonus otot polos prostat dan kapsulnya+ yang merupakan alpha adrenergik reseptor. "timulasi pada alpha adrenergik reseptor akan menghasilkan kontraksi otot polos prostat ataupun kenaikan tonus. Komponen dinamik ini tergantung 0 detrusor ini disebut (ase

dari stimulasi syara( simpatis+ yang juga tergantung dari beratnya obstruksi oleh komponen mekanik.0 II./ *ambaran Klini# II./.0 *ejala Gejala hiperplasia prostat menurut ,oyarsky dkk pada tahun 1$## dibagi atas gejala obstrukti( dan gejala iritati(. Gejala obstrukti( disebabkan oleh karena penyempitan uretara pars prostatika karena didesak oleh prostat yang membesar dan kegagalan otot detrusor untuk berkontraksi &ukup kuat dan atau &ukup lama saehingga kontraksi terputus1putus. Gejalanya ialah / 1. arus menunggu pada permulaan miksi ) esisten&y* 2. Pan&aran miksi yang lemah )Poor stream* 3. Miksi terputus )8ntermitten&y* .. Menetes pada akhir miksi );erminal dribbling* !. Aasa belum puas sehabis miksi )"ensation o( in&omplete bladder emptying*.2+3 Mani(estasi klinis berupa obstruksi pada penderita hipeplasia prostat masih tergantung tiga (aktor yaitu / 1. Dolume kelenjar periuretral 2. Elastisitas leher 'esika+ otot polos prostat dan kapsul prostat 3. Kekuatan kontraksi otot detrusor ;idak semua prostat yang membesar akan menimbulkan gejala obstruksi+ sehingga meskipun 'olume kelenjar periuretal sudah membesar dan elastisitas leher 'esika+ otot polos prostat dan kapsul prostat menurun+ tetapi apabila masih dikompensasi dengan kenaikan daya kontraksi otot detrusor maka gejala obstruksi belum dirasakan.# Pemeriksaan derajat beratnya obstruksi prostat dapat diperkirakan dengan &ara mengukur / a. Aesidual urine yaitu jumlah sisa urin setelah penderita miksi spontan. "isa urin ini dapat dihitung dengan pengukuran langsung yaitu dengan &ara melakukan kateterisasi setelah miksi spontan atau ditentukan dengan pemeriksaan ultrasonogra(i setelah miksi+ dapat pula dilakukan dengan membuat (oto post $

'oiding pada waktu membuat 8DP. Pada orang normal sisa urin biasanya kosong+ sedang pada retensi urin total sisa urin dapat melebihi kapasitas normal 'esika. "isa urin lebih dari 100 && biasanya dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter'ensi pada penderita prostat hipertro(i. b. Pan&aran urin atau (low rate dapat dihitung se&ara sederhana yaitu dengan menghitung jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi berlangsung )ml<detik* atau dengan alat uro(lowmetri yang menyajikan gambaran gra(ik pan&aran urin. Cntuk dapat melakukan pemeriksaan uro(low dengan baik diperlukan jumlah urin minimal di dalam 'esika 12! sampai 1!0 ml. %ngka normal untuk (low rata1rata )a'erage (low rate* 10 sampai 12 ml<detik dan (low maksimal sampai sekitar 20 ml<detik. Pada obstruksi ringan (low rate dapat menurun sampai a'erage (low antara 610 ml<detik+ sedang maksimal (low menjadi 1! mm<detik atau kurang. 5engan pengukuran (low rate tidak dapat dibedakan antara kelemahan detrusor dengan obstruksi in(ra'esikal. Fbstruksi uretra menyebabkan bendungan saluran kemih sehingga mengganggu (aal ginjal karena hidrone(rosis+ menyebabkan in(eksi dan urolithiasis. ;indakan untuk menentukan diagnosis penyebab obstruksi maupun menentukan kemungkinan penyulit harus dilakukan se&ara teratur.1+3+11 Gejala iritati( disebabkan oleh karena pengosongan 'esi&a urinaris yang tidak sempurna pada saat miksi atau disebabkan oleh karena hipersensiti(itas otot detrusor karena pembesaran prostat menyebabkan rangsangan pada 'esi&a+ sehingga 'esi&a sering berkontraksi meskipun belum penuh.+ gejalanya ialah / 1. ,ertambahnya (rekuensi miksi )6reGuen&y* 2. 2okturia 3. Miksi sulit ditahan )Crgen&y* .. 5isuria )2yeri pada waktu miksi* )P<C8* Gejala1gejala tersebut diatas sering disebut sindroma prostatismus. "e&ara klinis derajat berat gejala prostatismus itu dibagi menjadi / Grade 8 / Gejala prostatismus H sisa ken&ing I !0 ml Grade 88 / Gejala prostatismus H sisa ken&ing J !0 ml

10

Grade 888 / Aetensi urin dengan sudah ada gangguan saluran kemih bagian atas H sisa urin J 1!0 ml # 5erajat berat gejala klinik prostat hiperplasia ini dipakai untuk menentukan derajat berat keluhan subyekti(+ yang ternyata tidak selalu sesuai dengan besarnya 'olume prostat. Gejala iritati( yang sering dijumpai ialah bertambahnya (rekuensi miksi yang biasanya lebih dirasakan pada malam hari. "ering miksi pada malam hari disebut no&turia+ hal ini disebabkan oleh menurunnya hambatan kortikal selama tidur dan juga menurunnya tonus spingter dan uretra. "imptom obstruksi biasanya lebih disebabkan oleh karena prostat dengan 'olume besar. %pabila 'esi&a menjadi dekompensasi maka akan terjadi retensi urin sehingga pada akhir miksi masih ditemukan sisa urin didalam 'esi&a+ hal ini menyebabkan rasa tidak bebas pada akhir miksi. 7ika keadaan ini berlanjut pada suatu saat akan terjadi kema&etan total+ sehingga penderita tidak mampu lagi miksi. Fleh karena produksi urin akan terus terjadi maka pada suatu saat 'esi&a tidak mampu lagi menampung urin sehingga tekanan intra'esi&a akan naik terus dan apabila tekanan 'esi&a menjadi lebih tinggi daripada tekanan spingter akan terjadi inkontinensia paradoks )o'er (low in&ontinen&e*. Aetensi kronik dapat menyebabkan terjadinya re(luk 'esi&o uretra dan meyebabkan dilatasi ureter dan sistem pel'iokalises ginjal dan akibat tekanan intra'esi&al yang diteruskam ke ureter dari ginjal maka ginjal akan rusak dan terjadi gagal ginjal. Proses kerusakan ginjal dapat diper&epat bila ada in(eksi. 5isamping kerusakan tra&tus urinarius bagian atas akibat dari obstruksi kronik penderita harus selalu mengedan pada waktu miksi+ maka tekanan intra abdomen dapat menjadi meningkat dan lama kelamaan akan menyebabkan terjadinya hernia+ hemoroid. Fleh karena selalu terdapat sisa urin dalam 'esi&a maka dapat terbentuk batu endapan didalam 'esi&a dan batu ini dapat menambah keluhan iritasi dan menimbulkan hematuri. 5isamping pembentukan batu+ retensi kronik dapat pula menyebabkan terjadinya in(eksi sehingga terjadi systitis dan apabila terjadi re(luk dapat terjadi juga pielone(ritis.3 II./.- Tanda a. Pemeriksaan (isik Pemeriksaan &olok dubur atau 5igital Ae&tal Eamination )5AE* sangat penting. Pemeriksaan &olok dubur dapat memberikan gambaran tentang keadaan tonus spingter ani+ re(lek bulbo &a'ernosus+ mukosa rektum+ adanya kelainan lain 11

seperti benjolan pada di dalam rektum dan tentu saja teraba prostat. Pada perabaan prostat harus diperhatikan / a. Konsistensi prostat )pada hiperplasia prostat konsistensinya kenyal* b. %dakah asimetris &. %dakah nodul pada prostate d. %pakah batas atas dapat diraba e. "ul&us medianus prostate (. %dakah krepitasi Kolok dubur pada hiperplasia prostat menunjukkan konsistensi prostat kenyal seperti meraba ujung hidung+ lobus kanan dan kiri simetris dan tidak didapatkan nodul. "edangkan pada &ar&inoma prostat+ konsistensi prostat keras dan atau teraba nodul dan diantara lobus prostat tidak simetris. "edangkan pada batu prostat akan teraba krepitasi. Pemeriksaan (isik apabila sudah terjadi kelainan pada traktus urinaria bagian atas kadang1kadang ginjal dapat teraba dan apabila sudah terjadi pnielone(ritis akan disertai sakit pinggang dan nyeri ketok pada pinggang. Desi&a urinaria dapat teraba apabila sudah terjadi retensi total+ daerah inguinal harus mulai diperhatikan untuk mengetahui adanya hernia. Genitalia eksterna harus pula diperiksa untuk melihat adanya kemungkinan sebab yang lain yang dapat menyebabkan gangguan miksi seperti batu di (ossa na'ikularis atau uretra anterior+ (ibrosis daerah uretra+ (imosis+ &ondiloma di daerah meatus. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan kandung ken&ing yang terisi penuh dan teraba masa kistus di daerah supra sim(isis akibat retensio urin dan kadang terdapat nyeri tekan supra sim(isis. 2. Pemeriksaan laboratorium a. 5arah / 1 Creum dan Kreatinin 1 Elektrolit 1 ,lood urea nitrogen 1 Prostate "pe&i(i& %ntigen )P"%* 1 Gula darah b. Crin / 1 Kultur urin H sensiti(itas test 1 Crinalisis dan pemeriksaan mikroskopik 12

1 "edimen 3. Pemeriksaan pen&itraan a. 6oto polos abdomen ),2F* 5ari sini dapat diperoleh keterangan mengenai penyakit ikutan misalnya batu saluran kemih+ hidrone(rosis+ atau di'ertikel kandung kemih juga dapat untuk menghetahui adanya metastasis ke tulang dari &arsinoma prostat. b. Pielogra(i 8ntra'ena )8DP* 1 pembesaran prostat dapat dilihat sebagai lesi de(ek isian kontras )(illing de(e&t<indentasi prostat* pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok keatas berbentuk seperti mata kail )hooked (ish*. 1 mengetahui adanya kelainan pada ginjal maupun ureter berupa hidroureter ataupun hidrone(rosis serta penyulit yang terjadi pada buli : buli yaitu adanya trabekulasi+ di'ertikel atau sakulasi buli : buli. 1 (oto setelah miksi dapat dilihat adanya residu urin &. "istogram retrograd %pabila penderita sudah dipasang kateter oleh karena retensi urin+ maka sistogram retrograd dapat pula memberi gambaran indentasi. d. ;ransrektal Cltrasonogra(i );AC"* 1 1 deteksi pembesaran prostat mengukur 'olume residu urin

e. MA8 atau K; jarang dilakukan 5igunakan untuk melihat pembesaran prostat dan dengan berma&am : ma&am potongan. .. Pemeriksaan lain a. Cro(lowmetri Cntuk mengukur laju pan&aran urin miksi. >aju pan&aran urin ditentukan oleh / 1 1 1 daya kontraksi otot detrusor tekanan intra'esi&a resistensi uretra

%ngka normal laju pan&aran urin ialah 12 ml<detik dengan pun&ak laju pan&aran mendekati 20 ml<detik. Pada obstruksi ringan+ laju pan&aran melemah menjadi 6 : 13

0 ml<detik dengan pun&aknya sekitar 11 : 1! ml<detik. "emakin berat derajat obstruksi semakin lemah pan&aran urin yang dihasilkan. b. Pemeriksaan ;ekanan Pan&aran )Pressure 6low "tudies* Pan&aran urin melemah yang diperoleh atas dasar pemeriksaan uro(lowmetri tidak dapat membedakan apakah penyebabnya adalah obstruksi atau daya kontraksi otot detrusor yang melemah. Cntuk membedakan kedua hal tersebut dilakukan pemeriksaan tekanan pan&aran dengan menggunakan %brams1Gri((iths 2omogram. 5engan &ara ini maka sekaligus tekanan intra'esi&a dan laju pan&aran urin dapat diukur. &. Pemeriksaan Dolume Aesidu Crin Dolume residu urin setelah miksi spontan dapat ditentukan dengan &ara sangat sederhana dengan memasang kateter uretra dan mengukur berapa 'olume urin yang masih tinggal. Pemeriksaan sisa urin dapat juga diperiksa )meskipun kurang akurat* dengan membuat (oto post 'oiding atau C"G.1+2+3+#+0 II.6 Dia n$#i# 5iagnosis hiperplasia prostat dapat ditegakkan melalui / 1. %namnesis / gejala obstrukti( dan gejala iritati( 2. Pemeriksaan (isik / terutama &olok dubur = hiperplasia prostat teraba sebagai prostat yang membesar+ konsistensi kenyal+ permukaan rata+ simetri dan menonjol ke dalam rektum. "emakin berat derajat hiperplasia prostat batas atas semakin sulit untuk diraba. 3. Pemeriksaan laboratorium / berperan dalam menentukan ada tidaknya komplikasi. .. Pemeriksaan pen&itraan / Pada pielogra(i intra'ena terlihat adanya lesi de(ek isian kontras pada dasar kandung kemih atau ujung distal ureter membelok ke atas berbentuk seperti mata kail. 5engan trans re&tal ultra sonography );AC"*+ dapat terlihat prostat yang membesar. !. Cro(lowmetri / tampak laju pan&aran urin berkurang.

1.

6. Mengukur 'olume residu urin / Pada hiperplasi prostat terdapat 'olume residu urin yang meningkat sesuai dengan beratnya obstruksi )lebih dari 1!0 ml dianggap sebagai batas indikasi untuk melakukan inter'ensi*.2 II.7 Dia n$#i# "andin 1. Kelemahan detrusor kandung kemih a. kelainan medula spinalis b. neuropatia diabetes mellitus &. pas&a bedah radikal di pel'is d. (armakologik 2. Kandung kemih neuropati+ disebabkan oleh / a. kelainan neurologik b. neuropati peri(er &. diabetes mellitus d. alkoholisme e. (armakologik )obat penenang+ penghambat al(a dan parasimpatolitik* 3. Fbstruksi (ungsional / a. dis1sinergi detrusor1s(ingter terganggunya koordinasi antara kontraksi detrusor dengan relaksasi s(ingter b. ketidakstabilan detrusor .. Kekakuan leher kandung kemih / a. (ibrosis !. Aesistensi uretra yang meningkat disebabkan oleh / a. hiperplasia prostat jinak atau ganas b. kelainan yang menyumbatkan uretra &. uretralitiasis d. uretritis akut atau kronik e. striktur uretra 6. Prostatitis akut atau kronis 1+2

1!

II.8 Kri1eria Pembe#aran Pr$#1a1 Cntuk menentukan kriteria prostat yang membesar dapat dilakukan dengan beberapa &ara+ diantaranya adalah / 1. Aektal grading ,erdasarkan penonjolan prostat ke dalam rektum / 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 derajat 1 / penonjolan 011 &m ke dalam rektum derajat 2 / penonjolan 112 &m ke dalam rektum derajat 3 / penonjolan 213 &m ke dalam rektum derajat . / penonjolan J 3 &m ke dalam rektum derajat 1 / I !0 ml derajat 2 / !01100 ml derajat 3 / J100 ml derajat . / retensi urin total derajat 1 / prostat menonjol pada bladder inlet derajat 2 / prostat menonjol diantara bladder inlet dengan muara ureter derajat 3 / prostat menonjol sampai muara ureter derajat . / prostat menonjol melewati muara ureter derajat 1 / kissing 1 &m derajat 2 / kissing 2 &m derajat 3 / kissing 3 &m derajat . / kissing J3 &m 0

2. ,erdasarkan jumlah residual urine

3. 8ntra 'esikal grading

.. ,erdasarkan pembesaran kedua lobus lateralis yang terlihat pada uretroskopi /

II.0. K$mplika#i 5ilihat dari sudut pandang perjalanan penyakitnya+ hiperplasia prostat dapat menimbulkan komplikasi sebagai berikut / 1. 8nkontinensia Paradoks 2. ,atu Kandung Kemih 3. ematuria 16

.. "istitis !. Pielone(ritis 6. Aetensi Crin %kut %tau Kronik #. Ae(luks Desiko1Creter 0. $. idroureter idrone(rosis

10. Gagal Ginjal 2 II.00 Pena1alak#anaan iperplasi prostat yang telah memberikan keluhan klinik biasanya akan menyebabkan penderita datang kepada dokter. 5erajat berat gejala klinik dibagi menjadi empat gradasi berdasarkan penemuan pada &olok dubur dan sisa 'olume urin. 5erajat satu+ apabila ditemukan keluhan prostatismus+ pada &olok dubur ditemukan penonjolan prostat+ batas atas mudah diraba dan sisa urin kurang dari !0 ml. 5erajat dua+ apabila ditemukan tanda dan gejala sama seperti pada derajat satu+ prostat lebih menonjol+ batas atas masih dapat teraba dan sisa urin lebih dari !0 ml tetapi kurang dari 100 ml. 5erajat tiga+ seperti derajat dua+ hanya batas atas prostat tidak teraba lagi dan sisa urin lebih dari 100 ml+ sedangkan derajat empat+ apabila sudah terjadi retensi urin total. Frganisasi kesehatan dunia )L F* menganjurkan klasi(ikasi untuk menentukan berat gangguan miksi yang disebut L F P"" )L F prostate symptom s&ore*. "kor ini berdasarkan jawaban penderita atas delapan pertanyaan mengenai miksi. ;erapi non bedah dianjurkan bila L F P"" tetap dibawah 1!. Cntuk itu dianjurkan melakukan kontrol dengan menentukan L F P"". ;erapi bedah dianjurkan bila L F P"" 2! ke atas atau bila timbul obstruksi.1+2 5i dalam praktek pembagian derajat beratnya hiperplasia prostat derajat 818D digunakan untuk menentukan &ara penanganan. Pada penderita dengan derajat satu biasanya belum memerlukan tindakan operati(+ melainkan dapat diberikan pengobatan se&ara konser'ati(. Pada penderita dengan derajat dua sebenarnya sudah ada indikasi untuk melakukan inter'ensi operati(+ dan yang sampai sekarang masih dianggap sebagai &ara terpilih ialah trans uretral rese&tion );CA*. Kadang1kadang derajat dua penderita masih belum mau dilakukan operasi+ dalam keadaan seperti ini masih bisa di&oba dengan 1#

pengobatan konser'ati(. Pada derajat tiga+ ;CA masih dapat dikerjakan oleh ahli urologi yang &ukup berpengalaman melakukan ;CA oleh karena biasanya pada derajat tiga ini besar prostat sudah lebih dari 60 gram. %pabila diperkirakan prostat sudah &ukup besar sehingga reseksi tidak akan selesai dalam satu jam maka sebaiknya dilakukan operasi terbuka. Pada hiperplasia prostat derajat empat tindakan pertama yang harus segera dikerjakan ialah membebaskan penderita dari retensi urin total+ dengan jalan memasang kateter atau memasang sistostomi setelah itu baru dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk melengkapi diagnostik+ kemudian terapi de(initi( dapat dengan ;CA P atau operasi terbuka.1+2 ;erapi sedini mungkin sangat dianjurkan untuk mengurangi gejala+ meningkatkan kualitas hidup dan menghindari komplikasi akibat obstruksi yang berkepanjangan. ;indakan bedah masih merupakan terapi utama untuk hiperplasia prostat )lebih dari $04 kasus*. Meskipun demikian pada dekade terakhir dikembangkan pula beberapa terapi non1bedah yang mempunyai keunggulan kurang in'asi( dibandingkan dengan terapi bedah. Mengingat gejala klinik hiperplasia prostat disebabkan oleh 3 (aktor yaitu pembesaran kelenjar periuretral+ menurunnya elastisitas leher 'esika+ dan berkurangnya kekuatan detrusor+ maka pengobatan gejala klinik ditujukan untuk / 1. Menghilangkan atau mengurangi 'olume prostat 2. Mengurangi tonus leher 'esika+ otot polos prostat dan kapsul prostat 3. Melebarkan uretra pars prostatika+ menambah kekuatan detrusor 2+# ;erdapat beberapa pilihan tindakan terapi didalam penatalaksanaan hiperplasia prostat benigna yang dapat dibagi kedalam . ma&am golongan tindakan+ yaitu / 1. Fbser'asi )Lat&h(ul waiting* 2. Medikamentosa a. Penghambat adrenergik b. 6itoterapi &. ormonal 3. Fperati( a. Prostatektomi terbuka 1 1 Aetropubi& in(ra'esika );eren&e millin* "uprapubi& trans'esi&a<;DP )6reyer* 10

1 1 1 1

;ransperineal ;rans urethral rese&tion );CA* ;rans urethral in&ision o( prostate );C8P* Pembedahan dengan laser )>aser Prostate&tomy* ;rans urethral ultrasound guided laser indu&ed prostate&tomy );C>8P* ;rans urethral e'aporation o( prostate );CEP* ;eknik koagulasi

b. Endourologi

.. 8n'asi( minimal 1 1 1 1 ;rans urethral mi&rowa'e thermotherapy );CM;* ;rans urethral ballon dilatation );C,5* ;rans urethral needle ablation );C2%* "tent urethra dengan prosta&ath 11

;ujuan terapi pada pasien hiperplasia prostat adalah menghilangkan obstruksi pada leher buli1buli. al ini dapat di&apai dengan &ara medikamentosa+ pembedahan+ atau tindakan endourologi yang kurang in'asi(. Mengenai penatalaksanaan konser'ati( non operati( akan dibahas pada bab tersendiri+ pada bab ini hanya akan dibahas tentang penatalaksanaan se&ara operati( saja yang terbagi dalam prostatektomi terbuka dan prostatektomi endourologi. 1. Prostatektomi terbuka a. Aetropubi& in(ra'esi&a );eren&e Millin* Keuntungan / 1 1 1 1 1 1 ;idak ada indikasi absolut+ baik untuk adenoma yang besar pada subser'ikal Mortaliti rate rendah >angsung melihat (ossa prostat 5apat untuk memperbaiki segala jenis obstruksi leher buli Perdarahan lebih mudah dirawat ;anpa membuka 'esika sehingga pemasangan kateter tidak perlu selama bila membuka 'esika Kerugian / 1$

1 1 1 1 1

5apat memotong pleksus santorini Mudah berdarah 5apat terjadi osteitis pubis ;idak bisa untuk ,P dengan penyulit intra'esikal ;idak dapat dipakai kalau diperlukan tindakan lain yang harus dikerjakan dari dalam 'esika

Komplikasi / 1 1 1 1 Perdarahan 8n(eksi Fsteitis pubis ;rombosis

b. "uprapubi& ;rans'esi&a<;DP )6reeyer* Keuntungan / 1 1 1 ,aik untuk kelenjar besar ,anyak dikerjakan untuk semua jenis pembesaran prostat Fperasi banyak dipergunakan pada hiperplasia prostat dengan penyulit / 1. ,atu buli 2. ,atu ureter distal 3. 5i'ertikel .. Cretrokel !. %danya sistsostomi 6. Aetropubik sulit karena kelainan os pubis 1 1 1 1 1 1 Kerusakan spingter eksterna minimal Memerlukan pemakain kateter lebih lama sampai luka pada dinding 'esi&a sembuh "ulit pada orang gemuk "ulit untuk kontrol perdarahan Merusak mukosa kulit Mortality rate 1 1! 4 Kerugian /

Komplikasi / 20

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

"triktura post operasi )uretra anterior 2 : ! 4+ bladder ne&k stenosis .4* 8nkontinensia )I14* Perdarahan Epididimo or&hitis Ae&urent )10 : 204* Kar&inoma Ejakulasi retrograde 8mpotensi 6imosis 5eep 'enous trombosis

&. ;ransperineal Keuntungan / 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 5apat langssung pada (ossa prostat Pembuluh darah tampak lebih jelas Mudah untuk pinggul sempit >angsung biopsi untuk karsinoma 8mpotensi 8nkontinensia ,isa terkena rektum Perdarahan hebat Merusak diag(rama urogenital

Kerugian /

Prostatektomi Endourologi a. ;rans urethral rese&tion );CA* 9aitu reseksi seluruhnya endoskopik malalui uretra. 7aringan yang direseksi hampir dari jaringan kelenjar sentralis. 7aringan peri(er terdiri

ditinggalkan bersama kapsulnya. Metode ini &ukup aman+ e(ekti( dan berhasil guna+ bisa terjadi ejakulasi retrograd dan pada sebagaian ke&il dapat mengalami impotensi. asil terbaik diperoleh pasien yang sungguh membutuhkan tindakan bedah. Cntuk keperluan tersebut+ e'aluasi urodinamik 21

sangat berguna untuk membedakan pasien dengan obstruksi dari pasien non1 obstruksi. E'aluasi ini berperan selekti( dalam penentuan perlu tidaknya dilakukan ;CA. "uatu penelitian menyebutkan bahwa hasil obyekti( ;CA meningkat dari #24 menjadi 004 dengan mengikutsertakan e'aluasi urodinamik pada penilaian pra1bedah dari 1!2 pasien. Mortalitas ;CA sekitar 14 dan morbiditas sekitar 04. "aat ini tindakan ;CA P merupakan tindakan operasi paling banyak dikerjakan di seluruh dunia. Aeseksi kelenjar prostat dilakukan trans1uretra dengan mempergunakan &airan irigan )pembilas* agar supaya daerah yang akan direseksi tetap terang dan tidak tertutup oleh darah. Kairan yang dipergunakan adalah berupa larutan non ionik+ yang dimaksudkan agar tidak terjadi hantaran listrik pada saat operasi. Kairan yang sering dipakai dan harganya &ukup murah adalah 2F steril )aGuades*. "alah satu kerugian dari aGuades adalah si(atnya yang hipotonik sehingga &airan ini dapat masuk ke sirkulasi sistemik melalui pembuluh darah 'ena yang terbuka pada saat reseksi. Kelebihan air dapat menyebabkan terjadinya hiponatremia relati( atau gejala intoksikasi air atau dikenal dengan sindroma ;CA P. "indroma ini ditandai dengan pasien yang mulai gelisah+ kesadaran somnolen+ tekanan darah meningkat+ dan terdapat bradikardi. 7ika tidak segera diatasi+ pasien akan mengalami edema otak yang akhirnya jatuh dalam keadaan koma dan meninggal. %ngka mortalitas sindroma ;CA P ini adalah sebesar 0+$$4. Karena itu untuk mengurangi timbulnya sindroma ;CA P dipakai &airan non ionik yang lain tetapi harganya lebih mahal daripada aGuades+ antara lain adalah &airan glisin + membatasi jangka waktu operasi tidak melebihi 1 jam+ dan memasang sistostomi suprapubik untuk mengurangi tekanan air pada buli1buli selama reseksi prostat. Keuntungan / 1 1 1 1 >uka in&isi tidak ada >ama perawatan lebih pendek Morbiditas dan mortalitas rendah Prostat (ibrous mudah diangkat 22

1 1 1 1 1 1 1 1

Perdarahan mudah dilihat dan dikontrol ;ehnik sulit Aesiko merusak uretra 8ntoksikasi &airan ;rauma spingter eksterna dan trigonum ;idak dianjurkan untuk ,P yang besar %lat mahal Ketrampilan khusus

Kerugian /

b. ;rans Crethral 8n&ision o( Prostate );C8P* Metode ini di indikasikan untuk pasien dengan gejala obstrukti(+ tetapi ukuran prostatnya mendekati normal. Pada hiperplasia prostat yang tidak begitu besar dan pada pasien yang umurnya masih muda umumnya dilakukan metode tersebut atau in&isi leher buli1buli atau bladder ne&k in&ision ),28* pada jam ! dan #. ;erapi ini juga dilakukan se&ara endoskopik yaitu dengan menyayat memakai alat seperti yangg dipakai pada ;CA P tetapi memakai alat pemotong yang menyerupai alat penggaruk+ sayatan dimulai dari dekat muara ureter sampai dekat ke 'erumontanum dan harus &ukup dalam sampai tampak kapsul prostat. Kelebihan dari metode ini adalah lebih &epat daripada ;CA dan menurunnya kejadian ejakulasi retrograde dibandingkan dengan &ara ;CA. &. Pembedahan dengan laser )>aser prostate&tomy* Fleh karena &ara operati( )operasi terbuka atau ;CA P* untuk mengangkat prostat yang membesar merupakan operasi yang berdarah+ sedang pengobatan dengan ;CM; dan ;CA6 belum dapat memberikan hasil yang sebaik dengan operasi maka di&oba &ara operasi yang dapat dilakukan hampir tanpa perdarahan. Penggunaan laser untuk operasi prostat pertamakali diusulkan oleh "ander )1$0.*. Cntuk mengobati &a prostat yang masih lokal dengan memakai 2d 9%G )2eodymium+ 9ttrium %luminium Garnet* "olid state 2d 9%G ini pertamakali diperkenalkan tahun 1$6. tapi baru tahun 1$#! baru di&oba 23

dibidang urologi untuk mengablasi tumor buli super(i&ial ) o((stetter*. P& Phee menulis mengenai penggunaan 9%G laser untuk photo irradiasi segmental pada mukosa buli. 9%G laser ini mempunyai panjang gelombang yang &o&ok untuk pengobatan prostat oleh karena mempunyai daya penetrasi yang &ukup dalam. Mula1mula laser untuk prostat ini hanya dipakai untuk pengobatan tambahan setelah ;CA P pada &a prostat+ yang biasanya diberikan 3 minggu setelah ;CA P )"hanberg 1$0!+ M& 2i&holas 1$$0*. Kemudian "henberg mengajukan pemakaian 2d 9%G ini untuk melaser prostat pada penderita yang tidak dapat mentoleransi perdarahan apabila dilakukan ;CA. Aoth dan %ret3 )1$$1* menjadi pelopor penggunaan laser ;ransuretral Cltrasound Guided >aser 8ndu&ed Prostate&tomy );C>8P*+ yang dibimbing dengan pemakaian C"G untuk dapat menembak prostat yang disempurnakan dengan menggunakan alat pembelok )de(lektor* sinar laser dengan sudut $0 derajat sehingga sinar laser dapat diarahkan ke arah kelenjar prostat yang membesar. 2d 9%G mempunyai panjang gelombang 106. nm sehingga gelombang ini tidak banyak diserap oleh air seperti laser KF2 dan mempunyai si(at di'ergensi tetapi masih mempunyai daya penetrasi yang &ukup dalam. %pabila laser 2d 9%G ini mengenai jaringan prostat energinya akan berubah menjadi energi termal yang dapat menguapkan jaringan dengan 2d 9%G tanpa kontak dengan jaringan mempunyai e(ek laser maksimal pada kedalaman 3mm dibawa mukosa dan e(ek termal dapat men&apai 100K sehingga pada kekuatan .0 : 60 watts akan menyebabkan koagulasi pada kedalaman 3mm sehingga akan terjadi letusan ke&il yang disebut ?pop &orn e((e&t@. 2d 9%G ini aman untuk pengobatan prostat oleh karena pembuluh darah yang agak besar dan pembuluh darah pada kapsul prostat akan menjadi penahan panas )heat sink* sehingga tidak akan terjadi penjalaran panas keluar dari prostat. ;ahun 1$0$ 7ohnson menemukan alat pembelok 2d 9%G sehingga sinar laser tersebut dapat dibelokkan $0 dengan menggunakan pembelok dari emas yang ditempelkan diujung serat laser+ sehingga sinar laser dapat diarahkan ke 2.

jaringan prostat dari dalam uretra. 5engan alat pembelok ini $24 dari energi laser masih dapat men&apai jaringan preostat. Kostello )1$$2* mempelopori penggunaan laser ini utnuk ablasi pembesaran prostat jinak menggunakan laser yang dibelokkan $0 melalui sistoskopi. Laktu yang diperlukan untuk melaser prostat biasanya sekitar 21. menit untuk masing1masing lobus prostat )lobus lateralis kanan+ kiri dan medius*. Pada waktu ablasi akan ditemukan pop &orn e((e&t sehingga tampak melalui sistoskop terjadi ablasi pada permukaan prostat+ sehingga uretra pars prostatika akan segera akan menjadi lebih lebar+ yang kemudian masih akan diikuti e(ek ablasi ikutan yang kan menyebabkan ?laser nekrosis@ lebih dalam setelah .12. minggu sehingga hasil akhir nanti akan terjadi rongga didalam prostat menyerupai rongga yang terjadi sehabis ;CA. Keuntungan bedah laser ialah / 1. ;idak menyebabkan perdarahan sehingga tidak mungkin terjadi retensi akibat bekuan darah dan tidak memerlukan trans(usi 2. ;eknik lebih sederhana 3. Laktu operasi lebih &epat .. >ama tinggal di rumah sakit lebih singkat !. ;idak memerlukan terapi antikoagulan 6. Aesiko impotensi tidak ada #. Aesiko ejakulasi retrograd minimal Kerugian / Penggunaan laser ini masih memerlukan anestesi )regional* 1+2+3+#+0+11

2!

"A" III TERAPI KONSER'ATI& NON OPERATI& "ampai dengan tahun 1$001an kasus1kasus ,P selalu diatasi dengan operasi.

5idorong oleh (aktor biaya dan morbiditas post operati( yang tidak nyaman maka terus di&ari pendekatan yang lebih aman+ nyaman dan bahkan lebih ekonomis. 5i dalam penatalaksanaan terapi hiperplasia prostat ini terdapat istilah terapi konser'ati( yang merupakan terapi non operati(. Cntuk penderita yang oleh karena keadaan umumnya tidak memungkinkan dilakukan operasi dapat diusahakan pengobatan konser'ati(.3+$ ;erapi konser'ati( ini masih terbagi lagi ke dalam berbagai kelompok+ yaitu / 1. Fbser'asi )Lat&h(ul waiting* ;idak semua pasien hiperplasia prostat perlu menjalani tindakan medik. Kadang1 kadang mereka yang mengeluh pada saluran kemih bagian bawah )>C;"* ringan dapat sembuh sendiri dengan obser'asi ketat tanpa mendapatkan terapi apapun. ;etapi diantara mereka akhirnya ada yang membutuhkan terapi medikamentosa atau tindakan medik yang lain karena keluhannya semakin parah.11 2. Medikamentosa a. Penghambat adrenergik "eperti kita ketahui persyara(an trigonum leher 'esika+ otot polos prostat dan kapsul prostat terutama oleh serabut1serabut sara( simpatis+ terutama mengandung reseptor alpha+ jadi dengan pemberian obat golongan alpha adrenergik bloker+ terutama alpha 1 adrenergik bloker maka tonus leher 'esika+ otot polos prostat dan kapsul prostat akan berkurang+ sehingga sehingga menghasilkan peningkatan laju pan&aran urin dan memperbaiki gejala miksi. ,ila serangan prostatismus memun&ak menjurus kepada retensio urin ini adalah pertanda bahwa tonus otot polos prostat meningkat atau berkontraksi sehingga pemberian obat ini adalah sangat rasional. Episode serangan biasanya &epat teratasi. Kontoh obatnya adalah Pheno-y ben3anmine )5ibenyline* dosis 2-10 mg<hari. "ekarang telah tersedia obat yang lebih selekti( untuk alpha 1 adrenergik bloker yaitu Pra3osine+ dosisnya adalah 11! mg<hari+ obat lain 26

selain itu adalah ;era3osin dosis 1 mg<hari+ ;am3ulosin dan 5o-a3osin. Pengobatan dengan penghambat alpha ini pertama kali dilakukan oleh Kaine dan kawan1kawan yang dilaporkan pada tahun 1$#6. 5engan pengobatan se&ara ini ditemukan perbaikan sekitar 301#04 pada symptom skore dan kira1 kira !04 pada (low rate. ;etapi kelompok obat ini tidak dapat digunakan berkepanjangan karena e(ek samping obat ini berupa hipotensi ortostatik+ palpitasi+ astenia 'ertigo dan lain1lain yang sangat mengganggu kualitas hidup ke&uali bagi penderita hipertensi. Penelitian terakhir di %merika "erikat menyebutkan bahwa 5o-a3osin terbukti e(ekti( dalam pengobatan hiperplasia prostat jangka panjang pada pasien hipertensi dan normotensi. Pra3osine diketahui lebih selekti( sebagai alpha 1 adrenergik bloker+ sedang pheno-y ben3anmine meskipun lebih kuat tetapi tidak selekti( untuk reseptor alpha 1 dan alpha 2+ dan sekarang ditakutkan pheno-y ben3anmine bersi(at karsinogenik. 7adi kelompok obat penghambat adrenoreseptor alpha ini hanya dapat digunakan untuk jangka pendek dan akan lebih (ungsional pada terapi tahap awal+ obat ini mempunyai e(ek positi( segera terhadap keluhan+ tetapi tidak mempengaruhi proses hiperplasia prostat sedikitpun. ,ila respon dari pengobatan ini baik maka ini merupakan indikator untuk masuk kedalam tahap perawatan ?Lat&h and wait@.2+3+!+6+#+0+$ b. 6itoterapi Kelompok kemoterapi pada umumnya telah mempunyai in(ormasi (armakokinetik dan (armakodinamik terstandar se&ara kon'ensional dan uni'ersal. Kelompok obat ini juga disebut dengan ?obat modern@. ;idak semua penyakit dapat diobati se&ara tuntas dengan kemoterapi ini. ,anyak penyakit kronis+ degenerati(+ gangguan metabolisme+ dan penuaan yang belum ada obatnya seperti/ kanker+ hepatitis+ 8D+ demensia+ dll. ,anyak pula yang belum bisa dituntaskan pengobatannya. ;ermasuk ini adalah/ ,P + 5M+ hipertensi+ rematik+ dll. "ehingga diperlukan terapi komplementer atau alternati(. Kelompok terapi ini disebut 6itoterapi. 5isebut demikian karena

2#

berasal dari tumbuhan. ,ahan akti(nya belum diketahui dengan pasti+ masih memerlukan penelitian yang panjang. 2amun se&ara empirik+ man(aat sudah lama ter&atat dan semakin diakui. 5iantara sekian banyak (itoterapi yang sudah masuk pasaran+ diantaranya yang terkenal adalah "erenoa repens atau "aw Palmetto dan Pumpkin seeds yang digunakan untuk pengobatan ,P . Keduanya+ terutama "erenoa repens semakin diterima pemakaiannya dalam upaya pengendalian prosatisme ,P dalam kontek ?wat&h(ull waiting strategy@. 5i 7erman $04 kasus ,P Eropa dan %merika pemakaiannya terus meningkat dengan &epat. a. "aw Palmetto ,erry )"P,* yang disebut juga "erenoa repens adalah suatu obat tradisional 8ndian. Katatan empiriknya tentang man(aat tumbuhan ini untuk gangguan urologis sudah ada sejak tahun 1$00. 8su ba&k to nature memberikan iklim yang kondusi( bagi pemakaian obat ini. ,ukti1bukti empirik lapangan dan empirik uji klinik semakin banyak men&atat e(ekti(itas dan keamanannya. 5alam Kurrent Medi&al 5iagnosis and ;reatment )2001* dinyatakan bahwa "aw Palmetto ,erry )"P,* ini didalam 10 AK; )Aandomi3ed Klini&al ;rial* dengan 2$3$ subyek adalah superior terhadap pla&ebo dan e(ekti(itasnya sama dengan (inasteride. E(ek samping obat berupa dis(ungsi ereksi M 1+14 sedangkan (inasteride M .+$4. 5alam >i(e E-tension Cpdate dimuat+ dari sebanyak 32 publikasi studi terdapat &atatan bahwa e-tra&t dari "P, ini se&ara signi(ikan menunjukan perbaikan klinis dalam hal / a* 6rekuensi nokturia berkurang b* %liran ken&ing bertambah lan&ar &* Dolume residu dikandung ken&ing berkurang d* Gejala kurang enak dalam mekanisme urinoir berkurang Mekanisme kerja obat ini belum dapat dipastikan tetapi diduga kuat ia / a* Menghambat akti(itas en3im ! alpha reduktase dan memblokir reseptor androgen 20 di terapi dengan "erenoa repens tunggal atau kombinasi+ dan di negara1negara

b* ,ersi(at anti in(lamasi dan anti udem dengan &ara menghambat akti(itas en3im &y&lo-ygenase dan ! lipo-ygenase. b. Pumpkin seeds )Ku&urbitae peponis semen* ;estimoni empirik tradisional bahan ini telah digunakan di 7erman dan %ustria sejak abad 16 untuk gangguan ?urinoir@ dan belakangan ini ekstraknya dipakai untuk mengatasi gejala yang berhubungan dengan ,P didalam konteks (armakoterapi maupun uji klinis kombinasi dengan ekstraks serenoa repens. Penelitian di 7erman melakukan studi terhadap preparat yang mengandung komponen utama beta1sitosterol dengan sedikit &ampuran &ampesterot dan stigmasterol untuk mengobati hiperplasia prostat. asilnya+ terjadi perbaikan seperti halnya terapi menggunakan penghambat reseptor alpha dan !1alpha reduktase+ tetapi dengan e(ek samping yang lebih minimal. Lalaupun mekanisme kerja dari preparat &ampuran (itosterol ini belum dapat dibuktikan+ penelitian terus dikembangkan untuk keperluan di masa depan.$+10 &. ormonal Pada tingkat supra hypo(isis dengan obat1obat > 1A yaitu obat yang menjadi kompetitor > 1A )super* agonist mempunyai a(initas yang super agonist

lebih besar dengan reseptor bagi > 1A + sehingga obat ini akan ?menghabiskan@ reseptor dengan membentuk > 1A reseptor kompleks. "ehingga mula1mula oleh karena banyaknya > 1A super agonist yang menangkap reseptor+ pada permulaan justru akan terjadi kenaikan produksi > ?habis@maka > 1A oleh hypo(isis. ;etapi setelah reseptor akan tidak dapat lagi men&ari reseptor + maka >

menurun. Kontoh obat adalah ,userelin+ dengan dosis minggu 8 3dd !00 g s.&. )# hari* dan minggu 88 intra nasal spray 200 g+ 3 kali sehari. Pemberian obat1obat anti androgen yang dapat mulai pada tingkat hipo(isis misalnya dengan pemberian Gn1A analogue sehingga menekan produksi > + yang menyebabkan produksi testosteron oleh sel leydig

2$

berkurang. Kara ini tentu saja menyebabkan penurunan libido oleh karena penurunan kadar testosteron darah. Pada tingkat in(ra hipo(isis pemberian estrogen dapat memberikan umpan balik dengan menekan produksi 6" )5E"* dosis satu kali 11! mg sehari. Pada tingkat testikular+ or&hie&tomi untuk pengobatan pembesaran prostat jinak hanya dikenal pada sejarah+ sekarang &ara pengobatan ini untuk hiperplasia prostat telah ditinggalkan. Cntuk karsinoma prostat tentu saja or&hie&tomi masih dikerjakan oleh karena pertimbangan kemungkinan penyebaran &a prostat dan juga biasanya penderita telah tua. Pada tingkat yang lebih rendah dapat pula diberikan obat anti androgen yang mekanisme kerjanya men&egah hidrolise testosteron menjadi 5 ; dengan &ara menghambat ! alpha reduktase+ suatu en3im yang diperlukan untuk mengubah testosteron menjadi dehidrotestosteron )5 ;*+ suatu hormon androgen yang mempengaruhi pertumbuhan kelenjar prostat+ sehingga jumlah 5 ; berkurang tetapi jumlah testosteron tidak berkurang+ sehingga libido juga tidak menurun. Penurunan kadar 3at akti( dehidrotestosteron ini menyebabkan menge&ilnya ukuran prostat. Kontoh obat tersebut ialah 6inesteride+ Pros&ar dengan dosis ! mg<hari dalam jangka waktu lebih dari 3 bulan+ 6inasteride mengurangi 'olume prostat sampai 304. Penelitian lain di Kanada menyatakan bahwa 6inasteride mengurangi 'olume prostat pada 613 pria dengan angka rata1rata 214+ mengurangi gejala dan memperbaiki laju pan&aran urin sampai 124. Fbat ini mempunyai toleransi baik dan tidak mempunyai e(ek samping yang bermakna. Fbat anti androgen lain yang juga bekerja pada tingkat prostat ialah obat yang mempunyai mekanisme kerja sebagai inhibitor kompetiti( terhadap reseptor 5 ; sehingga 5 ; tidak dapat membentuk kompleks 5 ;1 Aeseptor. Kontoh obatnya ialah / Kyproterone a&etate 100 mg 2 kali<hari+ 6lutamide+ medrogestone 1! mg2 kali<hari dan %nandron. Fbat ini juga 30 dan > + sehingga produksi testosteron juga menurun. Kontoh preparatnya ialah 5iaethyl "tilbestrol

tidak menurunkan kadar testosteron pada darah+ sehingga libido tidak menurun. Golongan gestagen dan ketokona3ole+ obat1obat ini mempunyai khasiat / mengurangi en3im dehidrogenase dan isomerase yang berguna untuk metabolisme steroid+ menekan > dan 6" + menjadi saingan testosteron untuk ! alpha reduktase sehingga 5 ; tidak terbentuk. Kontoh obatnya adalah Megestrol a&etat 160 mg empat kali sehari dan MP% 3001 !00 mg<hari. Kesulitan pengobatan konser'ati( ini adalah menentukan berapa lama obat harus diberikan dan e(ek samping dari obat.2+3+#+0 3. 8n'asi( Minimal a. ;rans Crethral Mi&rowa'e ;hermotherapy );CM;* Kara memanaskan prostat sampai ..+!K : .#K ini mulai diperkenalkan dalam tiga tahun terakhir ini. 5ikatakan dengan memanaskan kelenjar periuretral yang membesar ini dengan gelombang mikro )mi&rowa'e* yaitu dengan gelombang ultarasonik atau gelombang radio kapasiti( akan terjadi 'akuolisasi dan nekrosis jaringan prostat+ selain itu juga akan menurunkan tonus otot polos dan kapsul prostat sehingga tekanan uretra menurun sehingga obstruksi berkurang. Prinsip &ara ini ialah memasang kateter sema&am 6oley dimana pro-imal dari balon dipasang antene pemanas yang baru dipanaskan dengan gelombang mikro melalui kabel ke&il yang berada didalam kateter. Pemanasan dilakukan antara 113 jam. 5engan &ara pengobatan ini dengan mempergunakan alat ; EAMEN 88 diperoleh hasil perbaikan kira1kira #01004 pada symptom obyekti( dan kira1kira !01604 perbaikan pada (low rate maksimal. Mekanisme yang pasti mengenai e(ek pemanasan prostat ini belum semuanya jelas+ salah satu teori yang masih harus dibuktikan ialah bahwa dengan pemanasan akan terjadi perusakan pada reseptor alpha yang berada pada leher 'esika dan prostat. 5i 7akarta telah tersedia dua ma&am alat yaitu Prostatron yang menggunakan gelombang mikro dan dipanaskan selama satu jam. Kara ini disebut dengan ;rans Crethral Mi&rowa'e ;reatment );CM;*. "edangkan alat yang lain menggunakan radio &apa&iti'e (reGuen&y yang dapat memanaskan prostat sampai ..+!K 1 .#K selama 3 jam );CA6*. 31

Pengobatan di A". Pondok 8ndah pada 112 kasus yang diobati dengan &ara ini didapatkan hasil / perbaikan ?symptom s&ore@ pada #$ penderita )#!4* dan perbaikan pada sisa ken&ing pada 62 penderita )604* tetapi perbaikan pada ma-imal (low rate hanya ditemukan pada !! penderita )!04*. Kara pengobatan hypertermia ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai &ara kerja dasar klinikal+ e(ekti(itasnya serta side e(ek yang mungkin timbul. Kara kerja ;CM; ialah antene yang berada pada kateter dapat meman&arkan mi&rowa'e kedalam jaringan prostat. Fleh karena temperatur pada antene akan tinggi maka perlu dilengkapi dengan sur(a&e &osting agar tidak merusak mu&osa ureter. 5engan proses pendindingan ini memang mu&osa tidak rusak tetapi penetrasi juga berkurang. Kara ;CA6 )trans Cretral Aadio Kapa&iti'e 6reGuen&y* meman&arkan gelombang ?radio (reGuen&y@ yang panjang gelombangnya lebih besar daripada tebalnya prostat juga arah dari gelombang radio (reGuen&y dapat diarahkan oleh elektrode yang ditempel diluar )pada pangkal paha* sehingga e(ek panasnya dapat menetrasi sampai lapisan yang dalam. Keuntungan lain oleh karena kateter yang ada alat pemanasnya mempunyai lumen sehingga pemanasan bisa lebih lama+ dan selama pemanasan urine tetap dapat mengalir keluar.2+#+0 b. ;rans Crethral ,allon 5ilatation );C,5* 5ilatasi uretra pars prostatika dengan balon ini mula1mula dikerjakan dengan jalan melakukan &ommisurotomi prostat pada jam 12.00 dengan jalan melalui operasi terbuka )trans'esikal*. Pertama kali dikerjakan oleh ollingworth 1$10 .7oa&hus dan 6ran&k 1$30. Kemudian 5eisting 1$!6 melakukan dengan dilator transuretral. ;etapi sebenarnya pelopor penggunaan balon adalah di klinik. Kastaneda bersama1sama Aeddy dan ulbert kemudian menyempurnakan balon ini ialah tehnik ,urhenne tersebut. Konsep dilatasi dengan ,urhenne yang mula1mula men&oba pada anjing dan &ada'er+ akhirnya di&oba

mengusahakan agar uretra pars prostatika menjadi lebar melalui mekanisme/ 32

1. Prostat di tekan menjadi dehidrasi sehingga lumen uretra melebar 2. Kapsul prostat diregangkan 3. ;onus otot polos prostat dihilangkan dengan penekanan tersebut .. Aeseptor alpha adrenergi& pada leher 'esika dan uretra pars prostatika dirusak Prosedur ini meskipun bisa dilakukan dengan anestesi topikal+ sebaiknya dilakukan dengan narkose. ,alon mempunyai diameter 30 mm kemudian dengan alat dikembangkan sampai . atm yang sama dengan !0+0 psi atau 30.0 mm g dan kaliber uretra menjadi 30 mm atau $0 6. Kemudian setelah balon dikempeskan kembali kateter dilepaskan dengan menggunakan guide wire dan kateter dilepas memutar kebalikan dari arah jarum jam sementara dapat dipasang &ystostomi dengan tro&ard. ;C,5 ini biasanya memberikan perbaikan yang bersi(at sementara.2+#+0 &.;rans Crethral 2eedle %blation );C2%* 9aitu dengan menggunakan gelombang radio (rekuensi tinggi untuk menghasilkan ablasi termal pada prostat. Kara ini mempunyai prospek yang baik guna men&apai tujuan untuk menghasilkan prosedur dengan perdarahan minimal+ tidak in'asi( dan mekanisme ejakulasi dapat dipertahankan.2+#+0 d. "tent Crethra Pada hakekatnya &ara ini sama dengan memasang kateter uretra+ hanya saja kateter tersebut dipasang pada uretra pars prostatika. ,entuk stent ada yang spiral dibuat dari logam ber&ampur emas yang dipasang diujung kateter )Prosta&ath*. "tents ini digunakan sebagai protesis indwelling permanen yang ditempatkan dengan bantuan endoskopi atau bimbingan pen&itraan. Cntuk memasangnya+ panjang uretra pars prostatika diukur dengan C"G dan kemudian dipilih alat yang panjangnya sesuai+ lalu alat tersebut dimasukkan dengan kateter pendorong dan bila letak sudah benar di uretra pars prostatika maka spiral tersebut dapat dilepas dari kateter pendorong. Pemasangan stent ini merupakan &ara mengatasi obstruksi in(ra'esikal yang juga kurang in'asi(+ yang merupakan alternati( sementara apabila kondisi penderita belum memungkinkan untuk mendapatkan terapi yang lebih in'asi(. %khir1akhir ini dikembangkan 33

juga stent yang dapat dipertahankan lebih lama+ misalnya Porges Crospiral )Parker dkk.* atau Lallstent )2ording+ %.>. Paulsen*. ,entuk lain ialah adanya mesh dari logam yang juga dipasang di uretra pars prostatika dengan kateter pendorong dan kemudian didilatasi dengan balon sampai mesh logam tersebut melekat pada dinding uretra.2+#+0+11

3.

"A" I' KESI(PULAN 1. ,enign Prostate periuretral. 2. iperplasia prostat mempunyai angka kejadian yang bermakna pada populasi pria lanjut usia. 3. Etiologi dari hiperplasia prostat hingga saat ini masih belum diketahui se&ara pasti+ beberapa teori menyebutkan hal ini berkaitan dengan meningkatnya kadar 5 ; dan karena proses aging )menjadi tua*. .. iperplasia prostat menyebabkan gejala obstruksi dan iritasi saluran kemih. pan&aran urin+ dan 'olume residu urin yang besar. 6. 5erajat beratnya obstruksi pada hiperplasia prostat tidak bergantung pada ukuran besar prostat melainkan ditentukan oleh 'olume residu urin dan laju pan&aran urin waktu miksi. #. Guna menentukan derajat pembesaran prostat dapat dilakukan dengan beberapa &ara + seperti rektal grading+ berdasarkan jumlah residual urin+ intra 'esikal grading dan berdasarkan pembesaran kedua lobus lateralis yang terlihat pada uretroskopi. 0. 5erajat berat gejala klinik hiperplasia prostat dibagi menjadi empat gradasi berdasarkan penemuan pada pemeriksaan &olok dubur dan sisa 'olume urin yang digunakan untuk menentukan &ara penanganan atau penatalaksanaannya. $. Klasi(ikasi lain untuk menentukan berat gangguan miksi yaitu dengan menggunakan skor L F P""+ dimana skor dibawah 1! dianjurkan untuk terapi non bedah atau terapi konser'ati(+ sedangkan skor 2! lebih atau bila timbul obstruksi dianjurkan terapi bedah. 10. Penatalaksanaan terapi pada hiperplasia prostat dapat dibagi menjadi empat ma&am+ yaitu / a. Fbser'asi )Lat&h(ul waiting* b. Medikamentosa &. Fperati( 3! !. ;anda1tanda obyekti( hiperplasia prostat adalah pembesaran prostat+ pengurangan laju ypertro(ia sebenarnya merupakan suatu hiperplasia kelenjar

d. 8n'asi( minimal 11. ;indakan bedah baik itu prostatektomi terbuka maupun prostatektomi endourologi masih merupakan terapi utama untuk hiperplasia prostat )J$04* meskipun akhir1 akhir ini dikembangkan beberapa terapi non1bedah yang kurang in'asi(. 12. ;rans Crethral Aese&tion );CA* masih merupakan prosrdur bedah yang lebih disukai untuk penanganan hiperplasia prostat. 13. 9ang termasuk di dalam terapi konser'ati( non operati( yaitu / a. Fbser'asi )Lat&h(ul waiting* b. Medikamentosa 1 1 1 1 1 1 1 Penghambat adrenergik alpha 6itoterapi ormonal ;rans Crethral Mi&rowa'e ;hermotherapy );CM;* ;rans Crethral ,allon 5ilatation );C,5* ;rans Crethral 2eedle %blation );C2%* "tent Crethra

&. 8n'asi( minimal

1.. "elain pada kelompok hiperplasia prostat derajat 1 dan mungkin juga pada derajat 2+ tindakan terapi konser'ati( non bedah ini dapat dilakukan jika keadaan umum penderita tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi. 1!. ;ujuan terapi pada pasien hiperplasia prostat adalah menghilangkan obstruksi pada leher buli1buli.

36

DA&TAR PUSTAKA 1. %nonim. Kumpilan Kuliah 8lmu ,edah Khusus+ 7akarta / %ksara Medisina+ 1$$#. 2. ugh. %.6. 5udley. amilton ,aileyOs Emergen&y "urgery 11 th edition+ Gadjah Mada Cni'ersity Press+ 1$$2. 3. Kat3ung+ ,ertram G. 6armakologi 5asar dan Klinik edisi D8+ 7akarta / EGK+ 1$$#. .. 2asution 8. Pendekatan 6armakologis Pada ,enign Prostati& !. Priyanto 7.E. ,enigna Prostat 6K C258P. 6. Purnomo ,.P. ,uku Kuliah 5asar : 5asar Crologi+ 7akarta / KD."agung "eto+ 2000. #. "abiston+ 5a'id K. ipertro(i Prostat ,enigna+ ,uku %jar ,edah bagian 2+ 7akarta / EGK+ 1$$.. 0. "jamsuhidajat A+ de 7ong L. ,uku %jar 8lmu ,edah Edisi re'isi+ 7akarta / EGK+ 1$$#. $. "oebadi 5.M. 6itoterapi 5alam Pengobatan ,P + "urabaya / "M6<>ab. Crologi A"C5 5r. "oetomo16K Cni'ersitas %irlangga+ 2002. 10. Aahardja K+ ;an oan ;jay. Fbat 1 Fbat Penting= Khasiat+ Penggunaan+ dan E(ek : E(ek "ampingnya edisi D+ 7akarta / Gramedia+ 2002. 11. Aahardjo 5. Pembesaran Prostat 7inak= ,eberapa Perkembangan Kara Pengobatan+ 7akarta / Kuliah "ta( "ubbagian Crologi ,agian ,edah 6K C8 A.". 5r. Kipto Mangunkusumo+ 1$$3. 12. Aeksoprodjo ". Prostat ipertro(i+ Kumpulan Kuliah 8lmu ,edah &etakan ipertro(i Prostat+ Majalah pertama+ 7akarta / ,inarupa %ksara+ 1$$!. 13. ;enggara ;. Gambaran Klinis dan Penatalaksanaan Kedokteran 8ndonesia 'olume/ .0+ 7akarta / 858+ 1$$0. yperplasia ),P *+ "emarang / ,agian 6armakologi dan ;erapeutik 6K C258P. iperplasi+ "emarang / "ub ,agian ,edah Crologi

3#

PRESENTASI KASUS

I. IDENTITAS 2ama Cmur 7enis kelamin %lamat Pekerjaan Masuk A"C5 II. ANA(NESIS 5iambil dari / autoanamnesis dan alloanamnesis tanggal <jam / 2!<11<06+ jam / 16.00 %. ,. K. Keluhan utama / ;idak bisa ken&ing. 1 Keluhan tambahan / Aiwayat Penyakit "ekarang Pasien datang ke 8G5 A"C5 dengan keluhan tidak bisa ken&ing+ sejak 0 jam sebelum masuk rumah sakit. "etelah dilakukan pemeriksaan+ tindakan yang diberikan pada pasien adalah pemasangan selang+ kemudian keluar air ken&ing sebanyak !00 ml+ warna kuning jernih. Pasien kemudian merasa lega dan tidak merasakan sakit lagi pada daerah perut bawah bagian tengah. "atu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien mengeluh buang air ke&il tidak lan&ar+ pan&aran ken&ing lemah+ harus menunggu lama untuk mengawali ken&ing+ mengedan saat buang air ke&il+ dan alirannya terputus1putus+ dan pasien mengeluh merasa masih ada air ken&ing yang belum keluar setelah buang air ke&il. ,ahkan pasien juga mengeluh sering bangun pada malam hari untuk buang air ke&il ! kali setiap malam. Pada akhir ken&ing terasa ada air ken&ing yang menetes+ warna air ken&ing kuning+ tidak pernah buang air ke&il dengan warna merah. Pasien mengatakan tidak pernah ngompol atau basah pada pakaian dalamnya+ tidak mengeluh ada rasa nyeri dan panas pada perut bagian bawah dan tidak ada demam+ tidak pernah ken&ing seperti susu. 30 / ;n. %"7 / !0 tahun / >aki1laki / >oring A; 03<01 Purworejo / Petani / 1011112006 7am / 13.2!

Pada saat buang air ke&il alirannya tidak pernah berhenti tiba1tiba+ tidak perlu mengurut1urut perut bagian bawah atau berjalan1jalan+ tidak perlu berdiri lalu jongkok untuk memulai ken&ing kembali dan tidak disertai rasa sakit yang hebat pada ujung penis+ batang penis dan daerah bokong. Pan&aran saat buang air ke&il tidak pernah ber&abang+ tidak ada perubahan pan&aran ken&ing+ aliran dan jarak ken&ing tidak berubah dan tidak mengeluarkan pasir saat buang air ke&il. ;idak ada nyeri pada daerah pinggang dan tidak ada riwayat bengkak pada mata dan muka ketika bangun tidur. Pasien tidak pernah merasakan adanya benjolan yang keluar saat dia berdiri atau mengangkat barang berat dan menghilang saat ia dalam posisi telentang atau berbaring. Pasien juga tidak mempunyai benjolan pada lipat paha+ dekat kemaluan maupun kantong pelir. ,uang air besarnya lan&ar+ tidak mengeluh nyeri pada saat ,%,+ tidak keluar darah menetes setelah ,%,+ tidak ada benjolan yang menetap atau keluar masuk lubang ,%, pada saat ,%,. Pasien tidak pernah mengalami ke&elakaan atau jatuh yang mengenai kemaluannya maupun jatuh pada posisi duduk+ belum pernah dipasang selang untuk ken&ing+ tidak mengeluh nyeri pada daerah punggung. Pasien merasa &ukup minum 0 gelas sehari+ tidak ada pengurangan. Pasien belum pernah mengalami operasi pada daerah perut bagian bawah dan kemaluannya. 5. Aiwayat Penyakit 5ahulu Pasian tidak pernah menderita keluhan yang sama dengan sekarang. Aiwayat penyakit ginjal disangkal. Aiwayat operasi daerah perut bagian bawah dan kelamin disangkal. Aiwayat benturan pada perut bagian bawah atau jatuh terduduk disangkal.

E.

Aiwayat Penyakit Keluarga ;idak ada keluarga yang menderita keluhan yang sama.

3$

III.

PE(ERIKSAAN &ISIK a*. Keadaan Cmum b*. Kesadaran &*. Dital "ign / "edang / Kompos mentis / 2 / 110 -<menit " / 3# K A / 2. -<menit ; / 130<60 mm g d*. "tatus Generalis Pemeriksaan Kepala / Meso&hepal+ tidak ada bekas luka. Mata / Konjungti'a anemis )1<1*+ sklera ikterik )1<1* / 5is&harge )1*+ de'iasi septum )1* Karies )1*+ bibir kering )1*

;elinga< idung Mulut /

Pemeriksaan >eher Kelenjar tiroid dan kelenjar lim(e tidak teraba. Pemeriksaan ;hora- / dinding thorak simetris+ ketinggalan gerak )1*. ,an1un 8nspeksi Palpasi Perkusi / 8ktus kordis tampak / 8ktus kordis teraba di "8K !+ dari linea mid&la'i&ula kiri / "uara redup

,atas jantung Kiri atas Kanan atas Kiri bawah / "8K 88 >inea parasternalis kiri / "8K 88 >inea parasternalis kanan / "8K D 2 &m &audo lateral dari linea mid&la'i&ula

Kanan bawah / "8K 8D linea parasternalis kanan %uskultasi / 8rama jantung teratur+ bising )1*

.0

Paru9paru 8nspeksi Palpasi Perkusi / Permukaan datar / Dokal 'remitus kanan M kiri )normal* / "onor hampir disemua lapang paru

%uskultasi / "uara dasar / Desikuler )H*+ Lhee3ing )1* Abd$men 8nspeksi Palpasi Perkusi / Permukaan datar+ 5" )1*+ 5K )1* / "upel+ 5M )1*+ nyeri tekan )1*+ hepar dan lien tidak teraba / ;hympani

%uskultasi / ,ising usus )H* normal e*. "tatus >okalis A. "uprapubik 8nspeksi Palpasi 8nspeksi / Kembung+ tidak ada bekas luka+ tidak tampak massa. / 2yeri tekan )H* suprapubik. / ;idak tampak massa+ tidak tampak pembesaran skrotum+ tampak 5K )1*+ produksi )H*+ warna kuning keruh. Palpasi Aegio %nal. 8nspeksi Palpasi / ;idak tampak massa. / 2yeri tekan )1*. / 2yeri tekan )1*+ tidak teraba massa+ tidak ada pengerasan pada 'entral penis. A. Genitalia Eksterna.

.1

Ae&tal tou&her ) "ebelumnya balon kateter dikempiskan dahulu * / ;onus s(ingter ani &ukup+ ampula rekti tidak kolaps+ mukosa rektum rata+ teraba massa prostat di jam 11 sampai jam 1+ kenyal+ permukaan rata+ simetris+ pool atas tidak dapat diraba+ sul&us medianus teraba >1> 3 &m : . &m+ nyeri tekan )1*. and "&oon I'. RESU(E %. %namnesis Pasien laki1laki umur !0 tahun datang dengan keluhan / ;idak bisa ken&ing sejak 0 jam sebelum masuk rumah sakit. "atu minggu buang air ke&il tidak lan&ar+ pan&aran ken&ing lemah+ harus menunggu lama untuk mengawali ken&ing+ mengedan saat buang air ke&il+ alirannya terputus1putus+ dan pasien mengeluh merasa masih ada air ken&ing yang belum keluar setelah buang air ke&il+ pada akhir ken&ing terasa ada air ken&ing yang menetes. "ering bangun pada malam hari untuk buang air ke&il ! kali setiap malam dalam 1 minggu terakhir. Pada saat buang air ke&il alirannya tidak pernah berhenti tiba1tiba+ tidak perlu mengurut1urut perut bagian bawah atau berjalan1jalan+ tidak perlu berdiri lalu jongkok untuk memulai ken&ing kembali. ;idak disertai rasa sakit yang hebat pada ujung penis+ batang penis dan daerah bokong. Pan&aran saat buang air ke&il tidak pernah ber&abang+ tidak ada perubahan pan&aran ken&ing+ aliran dan jarak ken&ing tidak berubah. ;idak mengeluarkan pasir saat buang air ke&il. ;idak ada nyeri pada daerah pinggang. Pasien merasa &ukup minum 0 gelas sehari+ tidak ada pengurangan. Aiwayat penyakit ginjal disangkal. Aiwayat operasi daerah perut bagian bawah kelamin disangkal. .2 / (e&es )H*+ darah )1*+ lendir )1*.

Aiwayat benturan pada perut bagian bawah %tau jatuh terduduk disangkal.

,. Pemeriksaan 6isik 1. "tatus generalis 2. "tatus lokalis 8nspeksi Palpasi 1 / 5alam batas normal / A. "uprapubik / Kembung+ tidak ada bekas luka+ tidak tampak massa. / 2yeri tekan )H* suprapubik.

A. Genitalia Eksterna. 8nspeksi / ;idak tampak massa+ tidak tampak pembesaran skrotum+ tampak 5K)H*+ produksi )H*+ warna urine kuning keruh. Palpasi Aegio %nal 8nspeksi Palpasi / ;idak tampak massa. / 2yeri tekan )1*. / 2yeri tekan )1*+ tidak teraba massa+ tidak ada pengerasan pada 'entral penis.

Ae&tal tou&her )balon kateter dikempiskan dahulu * / ;onus s(ingter ani &ukup+ ampula rekti tidak kolaps+ mukosa rektum rata+ teraba massa prostat di jam 11 sampai jam 1+ kenyal+ permukaan rata+ simetris+ pool atas tidak dapat diraba+ sul&us medianus teraba >1> 1 P &m : 1 P &m+ nyeri tekan )1*. Kesan prostat membesar and "&oon '. DIA*NOSIS Aetensio Crine e.& iperplasi Prostat Kuriga 7inak / (e&es )H*+ darah )1*+ lendir )1*.

.3

'I.

DIA*NOSIS "ANDIN*. 1. "triktur Crethra 2. ;umor ,uli1,uli 3. Aetensio Crine e.& iperplasi Prostat Kuriga Ganas

'II.

USULAN PE(ERIKSAAN 1. Pemeriksaan lab darah rutin+ureum+ kreatinin. 2. Pemeriksaan lab urine rutin. 3. C"G .. Kystogram

'III. TERAPI 1. Konser'ati( Kateter ,ersih Mandiri. %ntibiotik. %nalgetik.

2. Fperati( / Prostate&tomy H biopsi P% I:. PRO*NOSIS. 5ubia

..

SKOR INTERNASIONAL *E,ALA PROSTAT ;I9PSS< Untuk pertanyaan nomor 1 hingga 6, jawaban dapat diberikan skor sebagai berikut : 0 = Tidak pernah $ = Kurang dari separuh kejadian 3 = Kurang lebih separuh dari kejadian ! = %ampir selalu 1 = Kurang dari sekali dari ! kali kejadian " = #ebih dari separuh dari kejadian 5alam satu bulan terakhir ini seberapa seringkah anda / 1. Merasakan masih terdapat urine sehabis ken&ing Q 2. arus ken&ing lagi padahal belum ada setengah jam yang lalu anda baru saja 3. arus berhenti pada saat ken&ing dan segera mulai ken&ing lagi dan ini berkali1kali. .. ;idak dapat menahan keinginan untuk ken&ing Q !. Merasakan pan&aran urine yang lemah Q 6. arus mengedan dalam memulai ken&ing Q Untuk pertanyaan nomor &, jawaban dengan skor di bawah ini : 0 = Tidak pernah 1 = 'atu kali 3 = Tiga kali " = (mpat kali . ! ken&ing Q 3 dilakukan 0 0 ! .

$ = )ua kali ! = #ima kali #. 5alam satu bulan terakhir berapa kali anda terbangun dari tidur malam untuk ken&ing Q ;F;%> "KFA )"* M 21 dengan : 1 'angat senang, $ 'enang, 3 *uas, " -ampuran antara puas dan tidak puas ! 'angat tidak puas, 6 Tidak bahagia, & .uruk sekali 0. 5engan keluhan seperti ini bagaimanakah anda menikmati hidup ini Q Kesimpulan : ' :$1 , # : & , / : 0 , 1 : 0 , 2 : 0 prostat7 5ari skor 81PP" dapat dikelompokkan gejala >C;" dalam 3 derajat+ yaitu / )1* ringan / skor 01#+ )2* sedang / skor 011$+ )3* berat / skor 2013!.

*ertanyaan nomor + adalah mengenai kualitas hidup sehubungan dengan gejala di atas, jawablah

3' : 'kor 40*'', # : Kualitas hidup, / : *an5aran urine dalam ml6detik, 1 : 'isa urine, 2 : 2olume

.!

Anda mungkin juga menyukai