Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latarbelakang Infertilitas pria merupakan masalah yang perlu perhatian serius, karena kenyataannnya infertilitas yang disebabkan oleh gangguan pada pihak pria mencapai prosentase yang cukup besar, yaitu sekitar 40-60% yang salah satunya adalah gangguan potensi seksual. Selain itu penanganan infertilitas pria merupakan masalah yang cukup kompleks dan rumit (Tjokronegoro, 2000). Penelitian dalam Journal of the American Health Association menyatakan 3 dari 10 laki-laki mengalami masalah seksual. Keluhan umumnya antara lain berupa ejakulasi dini (21%), disfungsi ereksi (5%), dan hasrat seksual yang rendah (5%) (Sulaeman et al., 2002). Gangguan potensi seksual seringkali menimbulkan problema pada pasutri. Secara garis besar infertilitas dibagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder. Sedangkan faktor penyebab dari infertilitas pria dibagi menjadi 2 yaitu faktor umum melipti umur, frekuensi senggama, dan lamanya berusaha dan faktor kusus yaitu faktor pre-testikular, post-testikular, testikular, faktor imunologis dan suhu (Masrizal 2006). Gangguan pre-testikuler biasanya berkaitan dengan gangguan hormonal yang mempengaruhi proses spermatogenesis misalnya menurunnya produksi

hormon Folicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) sehingga menimbulkan keadaan yang disebut hipogonadism. Gangguan testikuler terjadi di dalam tubulus seminiferus misalnya testis rusak akibat trauma atau infeksi. Sedangkan post-testikuler adalah berbagai gangguan yang terjadi setelah spermatozoa keluar dari tubulus seminiferus misalnya gangguan viabilitas dan motilitas spermatozoa karena infeksi atau sebab lain (Masrizal, 2006). Ketidak suburan pada pihak pria berkaitan erat dengan proses spermatogenesis, fertilitas dapat dievaluasi dengan menganalisis jumlah dan kualitas sel-sel yang berperan dalam sistem reproduksi (Haryai et al., 2011). Banyak macam bahan baku pembuat suplemen, salah satunya adalah rempahrempah yang digunakan sebagai obat-obatan tradisional, dikemas sedemikian rupa dalam bentuk tablet, pil, maupun sirup (Anisa., 2011). Beberapa cara telah dilakukan untuk mengatasi gangguan tersebut termasuk dengan cara konsumsi ekstrak tumbuh-tumbuhan alami dan zat gizi mikro. Salah satu ekstrak tumbuhan alami adalah ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.). Sedangkan salah satu zat gizi mikro yang saat ini banyak digemari untuk mengatasi masal infertilitas yaitu Zinc (Zn). Jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) adalah tanaman rimpang yang sangat populer sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan senyawa keton bernama zingeron (Harmono, 2005). Efek antioksidan jahe juga dapat meningkatkan hormon testosteron, LH dan

melindungi testis tikus putih yang diinduksi oleh fungisida mancozeb (Sakr et al., 2009). Antioksidan pada jahe dapat menetralisir reactive oxygen species (ROS) yang ditimbulkan oleh stres oksidasi pada membran spermatozoa yang dipapari dengan radikal bebas yang ditimbulkan oleh senyawa toksik 2-

Methoksyethanol sehingga hasil dari reaksi berantai peroksidase lipid yang berupa malondialdehyde (MDA) dapat menurun, dengan menurunya kadar MDA maka kerusakan membran plasma spermatozoa dapat terhenti (Hayati et al., 2006). Beberapa peneliti telah membuktikan bahwa Ekstrak jahe dapat

meningkatkan jumlah sel sel spermatogenik dan sel spermatozoa testis (Ricky 2008). Tanaman jahe telah diteliti mengandung antioksidan alami yang dapat memacu aktivitas androgenik pada testis dengan cara meningkatkan hormon LH, FSH, dan testosteron (Ali e t a l ., 2008). Sedangkan unsur mineral seng (Zn) sangat penting bagi kesehatan organ reproduksi, fungsi dari mineral seng (Zn) adalah sebagai pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan pembentukan sperma (Ninna et al ., 2008). Zinc penting untuk pertumbuhan dan replikasi sel, kematangan organ seks, fertilitas dan reproduksi, mencegah buta senja, imunitas, daya kecap dan selera makan. Akibat paling hebat dari defisiensi Zinc adalah gangguan pertumbuhan. (Wahlqvist, 2001). Jahe merah diketahui lebih memiliki kandungan unsur kimia yang bermanfaat lebih banyak dari pada jahe putih dan saat ini lebih diminati oleh mayarakat. Penelitian mengenai ekstrak jahe merah dan Zn masih lebih sedikit

dibandingkan dengan penelitian mengenai ekstrak jahe tanpa dikombinasi oleh zat gizi mikro Zn (seng). Dari uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan seng (Zn) terhadap sel-sel spermatogenik tikus putih (Rattus novergicus) jantan dewasa galur Sprague dawley. A. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan ini yaitu: Apakah ada pengaruh pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan seng (Zn) terhadap sel-sel spermatogenik tikus putih (Rattus novergicus) jantan dewasa galur Sprague dawley B. Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan seng (Zn) terhadap gambaran sel-sel spermatogenik tikus putih (Rattus novergicus) jantan dewasa galur Sprague dawley. 2. Tujuan Khusus Mengetahui pengaruh ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan seng (Zn) terhadap peningkatan populasi sel spermatogenik pada testis tikus putih (Rattus novergicus) jantan dewasa galur Sprague dawley.

C. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi ilmu pengetahuan Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan pencegahan infertilitas dengan cara meningkatkan sel-sel pembentuk sperma. 2. Bagi peneliti Diharapkan dapat menambah pengetahuan dibidang ilmu Biolog Medik sekaligus dapat menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan. 3. Bagi institusi/masyarakat : a. Sebagai bahan kepustakaan dalam lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. b. Bagi tenaga kesehatan, agar dapat digunakan sebagi referensi untuk penatalaksanaan kasus infertilitas. c. Bagi masyarakat umum, agar dapat mengetahui manfaat dari ekstrak jahe merah dan Zn untuk masalah infertil. D. Kerangka pemikiran 1. Kerangka Teori Pemberian secara oral ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan Zn dengan dosis ekstrak jahe merah 600 mg/kg/hr dan dosis seng 500

mg/kg BB selama 8 hari dapat meningkatkan hormon LH dan FSH (peningkatan aktivitas androgenik) pada testis sehingga dapat

meningkatkan sel-sel spermatogenik tikus putih dan meningkatkan kualitas spermatozoa serta menurunkan kadar malondialdehyde (MDA) testis. MDA adalah indikator tidak langsung dari reactive oxygen species (ROS) sebagai hasil dari peroksidase lipid yang berefek toksik terhadap fungsi dan kualitas sperma (Hayati et al., 2006). Adapun faktor interinsik dan eksterinsik yang dari mempengaruhi dari selsel spermatogenik yaitu sebagai berikut: a. Faktor Interinsik: b. Gangguan Anatomi Gangguan Imunologi Gangguan Hormonal Gangguan koitus

Faktor Eksterinsik: Alkohol Narkoba Rokok Stres Nutrisi

Jahe merah

Mineral seng (Zn)

antioksidan

Peningkatan aktifitas androgenik

Pematangan organ seks

Menurunkan MDA testis

Sekresi GnRH

Meningkatkan Sekresi FSH dan LH

Peningkatan sel sel spermatogenik

Gambar 1. Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep Pada penelitian ini dengan memberikan ekstrak jahe merah dan seng selama 8 hari akan memberikan pengaruh terhadap sel-sel spermatogenik tikus putih jantan dewasa galur Sparague dawley. Variabel independen dalam penelitian ini adalah ekstrak jahe merah (Zingiber officinale Rosc.) dan sebagai variabel dependen yaitu populasi sel-sel spermatogenik.

Variabel Independen Ekstak jahe merah Seng (Zn)

Variabel Dependen Gambaran histologi testis : populasi sel spermatogenik

Gambar 2. Kerangka Konsep penelitian E. Hipothesis Pemberian eksrak jahe merah selama 35 hari dapat meningkakan aktivitas androgenik dan meningkatkan berat testis tikus putih jantan dewasa (NIH journal, 2009). Eksrak jahe merah dapat meningkakan konsentrasi hormon LH, FSH dan testosteron dalam darah (Shanoon, 2011). Nurisi esensial dari Zinc dapat meningkatkan kualitas spermatogenesis (Yunsang, 2011). Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat diturunkan suatu hipotesis bahwa ekstrak jahe merah (Zingiber Officinale Rosc.) dan seng (Zn) dapat meningkatkan populasi sel-sel spermatogenik tikus putih (Rattus novergicus) jantan dewasa galur Sprague dawley .

Anda mungkin juga menyukai