Istilah resusitasi atau reanimasi diartikan sebagai menghidupkan kembali atau memberi hidup baru. Arti luas resusitasi merupakan segala bentuk usaha medis, yang dilakukan terhadap mereka yang berada dalam keadaan gawat atau kritis, untuk mencegah kematian. Kematian di klinik diartikan sebagai hilangnya kesadaran dan semua refleks, disertai berhentinya pernafasan dan peredaran darah yang ireversibel
CPR
Cardio - refers to the
heart/circulation
Pulmonary - refers to the breathing oxygen/lungs
Resuscitation
maintenance of
oxygen & circulation
Usaha untuk mempertahankan kehidupan saat penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa
AGD 118
Pengertian
Merupakan suatu metode pernafasan dan sirkulasi buatan. Ketika respirasi dan kerja jantung berhenti, maka perawat harus memberikan nafas buatan untuk mempertahankan oksigenasi darah dan menjaganya tetap tersirkulasi ke organ. Kegiatan tersebut untuk mencegah kematian klinis dan kematian biologis
Kematian klinis adalah berhentinya respirasi dan sirkulasi Kematian biologis adalah kematian sel-sel organ yang terjadi setelah 10 menit dari kematian klinis
Otak
tidak dapat O2
mati
Jantung
4 - 6 menit
AGD 118
Keterlambatan BHD
Keterlambatan BHD 1 menit 4 menit 10 menit Kemungkinan berhasil 98 dari 100 50 dari 100 1 dari 100
AGD 118
Percentage
120 100 80 60 40 20 0
Time is Life
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
minute
Tujuan
Tujuan Umum
Mencegah berhentinya sirkulasi dan resp melalui pengenalan dan penanganan dini Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan resp.
Tujuan Khusus
Memberikan oksigenasi terhadap otak, jantung dan organ-organ vital lain sampai datangnya sistem pengobatan yang difinitif.
Indikasi
Henti nafas ditandai dengan tidak adanya gerakan dada dan aliran udara pernafasan Awal henti nafas difusi masih terjadi dan sirkulasi masih berjalan. Jika pada keaadaan ini diberikan bantuan nafas maka akan dapat mencegah henti jantung.
Henti jantung dengan henti jantung maka sirkulasi jelas berhenti sehingga suplai oksigen ke organ akan berhenti. Dengan cepat organ akan kekurangan oksigen.
HENTI JANTUNG
Jantung kehilangan fungsi secara mendadak dan sangat tibatiba Biasanya dalam bentuk aritmia : - Asistole - PEA - Ventrikel fibrilasi/Pulseless VT
14
HENTI JANTUNG
Penyebab : Penyakit Jantung: IMA ( terbanyak) Miokarditis Kardiomiopati Trauma/tamponade Gagal Jantung Respirasi : Hipoksia, Hiperkapnoe Metabolisme : - hiperkalsemia - hiper/hipokalemi - hipotermi Sengatan listrik Refleks vagal
16
Hiperkalemia Pasien yang mengalami penurunan laju filtrasi glomerulus tidak mampu mengekskresikan kalium, menyebabkan hiperkalemia berat (kadar serum K+ tinggi). Hiperkalemia menyebabkan disritmia dan henti jantung.
Asidosis metabolik Pasien oliguria akut tidak dapat mengeliminasi muatan metabolik seperti substansi jenis asam yang terbentuk oleh proses metabolik normal. Selain itu, mekanisme buffer ginjal normal turun. Hal ini ditunjukkan oleh adanya penurunan kandungan karbon dioksida darah dan pH darah. Sehingga asidosis metabolic progresif menyertai gagal ginjal.
HENTI JANTUNG
Patofisiologi
Henti Jantung gangguan sirkulasiSuplai oksigen > Hipoksia - Otak : 15 detik PaO2 dari 132,5 kPa 1 menit Pa02 0. - akumulasi CO2. > Asidosis - O2 metabolisme anaerob akumulasi CO2 dan laktat asidosis - Jantung kontraktilitas mudah aritmia - Otak kematian sel
19
HENTI JANTUNG
20
HENTI JANTUNG
Akibat henti jantung Kematian otak Tiap 1 menit terlambat Kematian bertambah 7-10 %
21
pembagian
Bantuan hidup dasar Bantuan hidup lanjut
AGD 118
25
c. Posisi Korban
Terlentang pada permukaan yang kesatuan ( log roll ) keras. Diubah sebagai satu
Log roll
e. Buka jalan nafas - Tengadah kepala topang dagu - Pendorongan mandibula - croos finger
Cross Fingger
2. Breathing ( B )
A. Penilaian tidak bernafas Penolong mendekatkan telinganya kemulut dan hidung, lihat dengar dan rasakan selama 10 detik
Mulut ke mulut
Mulut Ke Hidung
Mulut Ke Stoma
Volume yang diberikan sesuai dengan tidal volum pasien ( 8 12 cc/kgBB ) Diberikan dalam waktu 1,5-2 detik
3. Circulation
A. Penilaian ada tidaknya denyut nadi 5 10 dt ) Pilih Arteri karotis
Where Heartdoes lies between the heart lies? the breast bone and the backbone
Cara kompresi
Count: 1 and 2 and 3 and 4 and 5 and 1 and 2 and 3 and 4 and 10 and 1 and 2 and 3 and 4 and 15 1 and 2 and 3 and 4 and 20 1 and 2 and 3 and 4 and 25 1 and 2 and 3 and 4 and 30 Compression depth: 4 - 5cm
Setelah 5 siklus lakukan evaluasi, raba nadi karotis selama 5 10 detik, Jika tidak ada mulai kompresi dengan 2 kali bantuan nafas dan 30 kali kompresi, jika ada nadi cek pernafasan 10 detik Jika ada respirasi awasi ketat respirasi dan denyut nadi ( Ubah posisi recavery ) Jika tidak ada respirasi, berikan ventilasi 12 kali/menit
Reassessment
Check pulse / circulation, if absent, continue CPR If the pulse/circulation is present, check breathing.
Reassessment
If victim is not breathing, perform rescue breathing at 12 times per minute (one breath every 5 seconds) by counting,
2-a-thousand, 3-a-thousand, 4-a-thousand, 5-a-thousand after each breath.
If pulse/circulation and breathing are present, place the victim in the Recovery Position.
Posisi recovery
BHD 2 penolong
Penolong Pertama a. Tentukan kesadaran b. Perbaiki posisi korban c. Buka Jalan Nafas d. Nilai pernafasan e. Jika tidak bernafas sebut TIDAK BERNAFAS dan berikan 2 kali bantuan nafas f. Periksa nadi, jika tidak ada nadi sebut NADI TIDAK ADA
Penolong ke II
a. Secara simultan atau bersama-sama mencari lokasi kompresi b. Menentukan posisi tangan yang tepat c. Memulai kompresi sesudah penolong pertama menybut NADI TIDAK ADA Laju kompresi 80-100/mnt Rasio kompresi : bantuan nafas = 30 : 2 Ganti posisi jika kompresor lelah Posisi penolong sebaiknya di sebelah kanan dan kiri korban
Penilaian ada tidaknya nadi dilakukan setiap 5 siklus. Setiap pergantian antara 2 penolong, waktu pergantian tidak boleh lebih dari 10 detik, dan selalu dimulai dengan 2 kali ventilasi Bila memungkinkan lakukan intubasi dengan waktu tidak lebih dari 30 detik
Pemantauan korban
Dilakukan oleh pemberi bantuan nafas, nadi diperiksa saat kompresi. Dan kompresi dihentikan selama 5 detik untuk menilai respirasi
Penghentian RJP
Nadi dan respirasi pulih 30 menit tidak ada perbaikan Penolong lelah
Komplikasi RJP
Fraktur cervical atau tulang belakang Distensi lambung Fraktur iga atau sternum Pneumothoraks Haemothoraks Kontusio paru Laserasi hati dan limfa Emboli lemak
Berhasil tidaknya resusitasi jantung paru tergantung pada cepat tindakan dan tepatnya teknik pelaksanaannya.
Pada beberapa keadaan, tindakan resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif) antara lain: bila henti jantung (arrest) telah berlangung lebih dari 5 menit karena biasanya kerusakan otak permanen telah terjadi, pada keganasan stadium lanjut, gagal jantung refrakter, edema paru refrakter, renjatan yang mendahului arrest, kelainan neurologik berat, penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut. (2)