Anda di halaman 1dari 22

- 1 -

BAB I
PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
Al-Quran nan agung ini adalah wahyu Ilahi telah diturunkan kepada Nabi
Shallallahu Alaihi Wasallam sebagai penerang petunjuk dan pedoman serta rahmat yg
kekal abadi sampai hari akhir nanti sekaligus menjadi mukjizat dan bukti kebenaran
risalah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Dimana ketika mujizat-mujizat
sebelumnya sirna ditelan masa musnah digilas perputaran roda zaman terkubur bersama
wafatnya para Rasul pembawanya tetapi Al-Quran tetap tegak memancarkan nur Ilahi
keseluruh persada bumi.
Perputaran dan pergantian waktu yg disertai dgn berubah dan beragamnya
keadaan dan watak manusia tak akan melunturkannya wafatnya sang panutan Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam pun tidak memudarkannya. Bahkan serentetan aksi
pengingkaran dan penyelewengan serta pengubahan terhadap Al-Quran tidak
membuatnya kabur sedikitpun. Itulah Al-Quran kitab mulia yg kekal keberadaan nya
langgeng hukumnya iapun kenyal tetap sesuai dgn segala tempat bangsa dan sepanjang
masa.
Betapa sempurnanya Al-Quran dengan hukum-hukum dan ajaran-ajaran Ilahi yg
tetap aktual dan akurat. Ia berbicara tentang berbagai sudut kehi-dupan tentang aqidah
ibadah etika pergaulan sesama manusia dan alam sekitarnya tentang politik ekonomi dan
lain sebagainya.
Al-Quran satu-satunya kitab yg banyak mengandung keajaiban robbani luar
biasa baik itu keindahan susunan kata dan kalimatnya ataupun gaya bahasanya tak ada yg
mampu menandinginya sekalipun bangsa arab yg ahli sastera dan retorika bahkan
seandainya semua manusia dan jin berkumpul dan saling menolong nicaya tidak akan
mampu membuatnya. Banyak kisah-kisah di dalamnya tentang hal-hal masa lalu yg
terbukti nyata pada saat sekarang ini.
Betapa agungnya Al-Quran dan betapa besarnya kasih sayang Allah Taala
kepada kita semua maka diturunkanNya Kitab mulia yg menunjukkan manusia ke jalan
- 2 -
yg akan menyelamatkannya sekaligus menganugerahkan keutamaan-keutamaan yg tak
terhingga di dalam menelusuri jalan tersebut. Dalam makalah ini membahas tentang
Kandungan-Kandungan yang terdapat dalam Alquran Surat Al-Fatehah, Al-Ikhlas, An-
Nass, dan Al-Falaq.

B. Tujuan
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai tugas mata kuliah yang
bersangkutan dan sebagai salah satu bahan pelajaran bagi mahasiswa dalam
proses belajar mengajar

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas penulis dapat menarik rumusan masalah yang akan
dibahas menjadi pembahasan makalah ini :
1. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-fatehah?
2. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-Ikhlas?
3. Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat An-Nass?
Bagaimana kandungan yang terdapat dalam surat Al-Falaq.?












- 3 -
BAB II
PEMBAHASAN


A. Kandungan surat Al Fatihah
O) *.- ^}4uOO-
1gOO- ^ ;E^- *.
_4O --gUE^- ^g
^}4uOO- 1gOO- ^@
l)U4` gO4C -g].- ^j
EC+C) +lu4^ EC+C)4
--g4-Oe ^) 4^gu--
EO4O_^- 474-O^- ^g
EO4O 4g~-.- =e;Eu^
)_^OU4N )OOEN O_^E^-
)_^OU4 4 4-g._- ^_
Artinya
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang,
Segala puji, bagi Allah, Tuhan semesta alam. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang, Yang menguasai, di Hari Pembalasan, Hanya Engkaulah yang kami
sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan
Surah ini turun di Mekkah sebelum Nabi saw. berhijrah. Jumlah ayat-ayatnya
disepakati sebanyak tujuh ayat, kendati ulama berbeda pendapat menyangkut
Basmalah pada awalnya. Apakah ia bagian dari surah ini atau bukan?
Al-Fatihah yang merupakan mahkota tuntunan Ilahi , dinamai juga Ummu al-
Quran atau Ummu al-Kitab karena ia dalah induk semua ayat-ayat al-Quran. Al-
Fatihah juga adalah as-Sab al-Matsani dalam arti tujuh ayatnya diulang-ulang,
- 4 -
bukan saja dalam setiap rakaat shalat, tetapi juga kandungan ketujuh ayatnya
diulang dan dirinci oleh seluruh ayat-ayat al-Quran yang berjumlah enam ribu
ayat lebih itu. Suarah ini memiliki lebih dari dua puluh nama tetapi yang paling
popular dan dikenal pada masa Nabi adalah nama-nama yang disebut di atas.
Al-Fatihah adalah pengajaran bagi umat manusia, bahkan Allah mendiktekan
kalimat-kalimat surah ini untuk diucapkan oleh manusia. Dengan memulai Kitab-
Nya dengan Basmalah. Allah juga mengajarkan manusia untuk memulai setiap
kegiatan mereka dengan Basmalah yang mengandung makna permintaan
pertolongan agar kegiatan itu direstui dan didukung oleh-Nya karena tiada daya
dan upaya yang dapat berhasil tanpa dukungan-Nya.
Atas dasar sifat-sifat dan kuasa-Nya, maka Dia wajar bahkan berhak, dan
harus disembah dan dimintai pertolongan, dan karena itu Yang Maha Pengasih
tersebut mengajar umat manusia untuk hanya mengabdi dan hanya memohon
kepada-Nya dalam segala hal termasuk untuk keberhasilan pengabdian itu.
Tentu saja diperlukan jalan yang ditelusuri kesana dan karena itu pula
manusia diajarnya untuk bermohon bukan saja ditunjuki jalan tersebut yang
dilukiskan-Nya sebagai shirath al-Mustaqim, yakni jalan luas, lebar, dan lurus.
Itulah jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang telah diberinya nikmat, yaitu
jalan para Nabi. Ash-Shidiqih, asy-Syuhada ; dan orang-orang saleh, bukan jalan
orang-orang yang dimurkai, yakni mereka yang telah mengetahui kebenaran
tetapi enggan menelusurinya. Bukan juga jalan orang-orang yang sesat karena
tidak mengetahui arah yang benar. Demikian sedikit tentang surah al-Fatihah.

Kandungan Tematik Surah Al-Fatihah
Dalam surah al-Fatihah terdapat uraian tentang :
1. Tauhid, yang dikandung oleh ayat-ayatnya yang pertama dan kedua: Al-
Hamdulillah Rabbi al-Alamin. Ar-Rahman ar-Rahim.
2. Keniscayaan Hari Kemudian, yang dikandung oleh ayatnya yang
keempat: Maliki Yaum Ad-Din.
- 5 -
3. Ibadah yang seharusnya hanya tertuju kepada Allah dikandung oleh ayat:
Iyyaka Nabudu.
4. Pengakuan tentang kelemahan manusia dan keharusan meminta
pertolongan hanya kepada-Nya dalam ayat : Wa Iyaka Nastain, dan
Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim.
5. Keanekaragaman manusia sepanjang sejarah menghadapi tuntunan Ilahi :
Ada yang menerima, ada yang menolak setelah mengetahui, dan ada juga
yang sesat jalan, yaitu yang dikandung oleh ayat shiratha al-ladzina
anamta Alaihim Ghair al-Maghdhubi Alaihim wa La adh-Dhallin.
Kelima hal pokok di atasa, tauhid, keniscayaan hari kemudian, dan keikhlasan
beribadah adalah dasar-dasar pokok ajaran al-Quran. Sedang uraian yang
terdapat dalam surah-surah lain tentang alam, manusia, dan sejarah merupakan
cara-cara yang ditempuh oleh al-Quran untuk mengantar manusia meraih,
menghayati, mengamalkan persoalan-persoalan pokok itu.

Tujuan Utama Uraian Surah Al-Fatihah
Tujuan utama surah ini mengandung, lalu memelihara kesadaran tentang
kehadiran Allah dan pengawasan-Nya kepada manusia. Itu sebab-Nya setelah
menguraikan tentang rahmat dan kasih saying-Nya serta kuasa-Nya memberi
balasan, ayat surah ini disusul dengan menghadirkan-Nya di hadapan siapa yang
membaca Maliki Yaum ad-Din bahwa Dia sang penguasa Hari Kemudian selalu
hadir dengan pengawasan dan pengetahuan-Nya terhadap seluruh kegiatan lahir
dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan ganjaran-Nya terhadap
seluruh kegiatan lahir dan batin mahluk serta hadir pula dengan bantuan dan
ganjaran-Nya yang taat. Kehadiran dan pengawasan-Nya itu dicerminkan lebih
jauh dengan pengajaran bagaimana berdialog langsung dengan-Nya Iyaka
Nabudu wa Iyyaka Nastain / Hanya kepada-Mu kami mengabdi dan hanya
kepada-Mu kami memohon pertolongan. Redaksi tersebut di hadapkan langsung
kepada Allah laksana bertatap muka dengan wajah-Nya. Makna tentang
- 6 -
kehadiran, pengawasan, dan bantuan ilahi itu tercermin pula dalam riwayat Imam
Muslim, at-Tirmidzi, an-NasaI, Ibnu Majah, dan lain-lain melalui Abu Hurairah
yang menyatakan bahwa Allah, dalam sebuah hadist Qudsi, berfirman :
Aku membagi shalat (al-Fatihah) antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua
bagian, dam untuk hamba-Ku menjadi dua bagian, dan untuk hamba-Ku apa yang
dimohonnya. Maka bila dia membaca : Al-Hamdu Lillahi Rabbi al-Alamin, Allah
menyambut dengan berfirman : Aku dipuja oleh hamba-Ku. Bila dia membaca :
Ar-Rahman ar-Rahim, Allah berfirman : Aku dipuji oleh hamba-Ku. Bila dia
membaca : Malik Yaum ad-Din. Allah berfirman : Aku diagungkan oleh
hamba-Ku. Di kali lain Allah berfirman : Hamba-Ku berserah (diri) kepada-Ku,
lalu bila dia membaca : Iyyaka nabudu wa Iyyaka Nastain, Allah berfirman :
Ini antara Aku dan hamba-Ku, dan buat hamba-Ku apa yang dimohonkan. Dan
bila dia membaca : Ihdina ash-Shirath al-Mustaqim, Shirath al-Ladzina Anamta
Alaihim, Ghairi al-Maghdhub Alaihim wa La adh-Dhallin, Allah berfirman :
Ini buat hamba-Ku, dan buat hamba-Ku yang dimohonkannya.


B. Kandungan Surat Al-Ikhlas
Sebab Turunnya Surah
Ad-Dahaq meriwayatkan bahwa kaum musyrik pernah mengutus Amir
Ibny Tupail menghadap Rasulullah SAW. Amir Ibnu Tufail menghadap
Rasulullah SAW. Amir amir mengarahkan kepada Nabi atas nama mereka.
Engkau telah memecahkan tongkat (persatuan) kami, dan engkau telah
mencuci Tuhan kami. Engkau juga telah menentang agama nenek moyangmu
sendiri.
Jika engkau mereasa miskin, maka kami akan menjadikan engkau seorang
kaya raya, dan jika engkau gila, kami akan mengobati, dan jika engkau mencintai
seseorang wanita, maka kami akan nikahkan dengannya: kemudian Nabi SAW,
menjawab: Aku tidak miskin, tidak gila dan tidak mencintai wanita. Aku adalah
- 7 -
Rasulullah, aku mengajak kalian dari penyembahan berhaa kepada menyembah
Allah. Kemudian mereka mengutus amir sekali lagi. Muhammad Kemudian
Allah menurunkan surah ini
~ 4O- +.- NEO ^ +.-
EO- ^g ;)-4C 4
;ONC ^@ 4 }74C N-.
-O lEO ^j


Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".

Penjelasannya
Katakanlah (hai Muhammad)
Kepada orang yang bertanya kepadaMu mengenai sifat Tuhan Allah itu
ESA. Maha suci dari bilangan dan susunan sebab jika zat itu berbilang, maka
berarti Tuhan membutuhkan semua bentuk kumpulant tersebut, sedangkan Allah
tidak membutuhkan sesuatu apapun

Allah yang menjadi tempat bergantung semua hamba-hamba_Nya dan
mereka juga menghadapkan dirinya untuk meminta agar permintaan mereka itu
dikabulkan tanpa perantara atau koreksi. Dengan demikian, tampak salah lah
akidah kaum Musyrik arab yang mengharuskan adanya perantara atau koreksi
ketika minta kepada Tuhan. Juga tampak salahlah akidah agama-agama lain yang
- 8 -
mempunyai kedudukan khusus disisi Tuhan, yaitu mereka diangkat khusus untuk
menjadi perantara antara dengan Tuhan dalam memenuhi kehendaknya
Karena_Nya mereka minta kepada perantara baik masih hidup atau sudah
mati, dengan khusu dan merendahkan diri, mereka berziarah ke kubur-kubur para
perantara itu, seperti khusyunya mereka menghadap Tuhan, bahkan lebih takut di
banding takutnya keapda Tuhan

(Maha suci Allah dari mempunyai anak)
Ayat ini merupakan jawaban terhadap kaum Musrik Arab yang
mempunyai dugaan bahwa malaikat itu adalah anak perempuan Allah, juga
merupakan bantahan untuk orang-orang nasrani yang mengatakan bahwa Isa Al-
Masih itu anak Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ia mengatakan bahwa tafsir ayat ini ialah:
Allah tidak melahirkan serperti mariam, dan tidak dilahrkan seperti Isa dan Uzair

Kandungan Ayat
Inti dari kandungan QS Al-Ikhlash terdapat dalam ayat pertama yang
menegaskan tentang keesaan Allah Taala, sementara ayat-ayat berikutnya
merupakan penjelasan yang menegaskan makna ayat pertama tersebut. Jadi, Allah
adalah Maha Esa dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma wa shifat - Nya. Jika kata
wahid (satu) memungkinkan adanya yang kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya,
maka tidak demikian halnya dengan kata ahad (maha esa) yang berarti hanya satu
tanpa ada yang lainnya. Oleh karena itulah, surat ini disebut dengan Surat Al-
Ikhlash (Surat At-Tauhid wa At-Tanzih) yang berintikan pemurnian tauhid
kepada Allah dengan cara menyucikan Dzat, Nama, dan Sifat-Nya dari segala

- 9 -
makna kekurangan, kelemahan, cacat, keserupaan dengan makhluq dan segala
bentuk penyekutuan (syirik).\
Ayat kedua merupakan penjelasan atas ayat pertama dalam hal keesaan Allah
Taala, yang menegaskan bahwa Allah itu Maha Sempurna dalam Dzat dan Sifat-
sifat-Nya, sehingga sama sekali tidak membutuhkan kepada yang lain, tetapi
justru segenap yang lainnya mesti butuh dan bersandar kepada-Nya dalam
segenap keperluannya.
Ayat ketiga, disamping berisikan penegasan tentang keesaan dan
kemahasempurnaan Allah, dan penafian segenap kelemahan serta cacat dari Sifat-
sifat-Nya, juga merupakan bantahan telak terhadap semua orang yang
menyekutukan Allah Taala dengan menjadikan bagi-Nya anak, yakni orang-
orang Yahudi yang mengatakan bahwa Uzair adalah anak Allah, orang-orang
Nasrani yang mengatakan bahwa Isa adalah anak Allah (QS At-Taubah : 30), dan
juga orang-orang musyrik Arab yang mengatakan bahwa para malaikat adalah
anak-anak perempuan Allah (QS An-Nahl : 57).
Ayat terakhir menegaskan salah satu konsekuensi dari makna tauhid, yakni
penafian segenap bentuk penyekutuan dan penyerupaan terhadap Allah sekaligus
bantahan terhadap semua orang yang menyekutukan Allah (musyrikin) dan yang
menyerupakan Allah dengan makhluq-Nya (musyabbihin). Penafian dan bantahan
serupa juga terdapat dalam banyak ayat yang lain, antara lain firman Allah (yang
artinya), Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang Maha
Mendengar lagi Maha Melihat (QS Asy-Syura : 11). Ayat ini juga merupakan
bantahan terhadap semua orang yang menafikan sifat-sifat Allah (muaththilin).

C. Kandungan Surat Al-Nass
~ OONN p4O) +EE4-
^ l)U4` +EE4- ^g gO)
+EE4- ^@ }g` @OE-
- 10 -
+E-4Oc4O^- +EE4C^- ^j
Og~-.- +EOc4ONC ) jO
+LE4- ^) =}g` gOE4^-
+EE4-4 ^g
Artinya
Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan
(bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke
dalam dada manusia,

Penjelasan
1. Yang di mintai perlindungan dan Keutamaan Manusia
Dalam surat ini yang di mintai perlindungan adalah Allah tuhan
Manusia, Raja Manusia dan tuhan sesembahan Manusia, maka Dia
menyebutkan Rububiyah-Nya bagi Manusia dan kekuasaan-Nya serta
ketuhanan-Nya bagi mereka. Di sini ada tiga sifat Allah yang dengannya
Manusia di perintahkan untuk berlindung, yang pertama adalah dengan
Rububuyah-Nya, maksudnya adalah mencakup penciptaan mereka,
pengaturan , pendidikan dan perbaikan mereka, serta pemberian kapada
mereka segala maslahat dan segala kebutuhan mereka, juga penolakan
kajahatan dari mereka , dengan penjagaan dari apa-apa yang nerusak, inilah
makna Rububiyah. Yang kedua Mulk ( kerajaan ), Allah adalah raja yang
berhak bertingkah laku terhadap ciptaan-Nya, klarna mereka adalah hamba
dan ciptaan-Nya, Dialah yang berhak berbuat terhadap mereka dan
mengatur mereka sebagaiman yang Dia kehendaki,Dia yang memiliki
kekuasaan penuh bagi mereka Dialah raja mereka yang haq. Yang ketiga
ketuhanan, Dialah Tuhan yang haq, Tuhan sesembahan makhluq yang tidak
ada tuhan selain-Nya, maka tidak selayaknya bagi seorang hamba
- 11 -
menyekutukan-Nya, serta tidak patut untuk meminta kepada selain-Nya
baik dalam perkara Do`a dan yang lain.
Dalam surat ini Allah menyebutkan kata An-nas sampai tiga kali, yang
terletak pada ayat yang pertama, kedua dan ketiga, yang pastinya dalam
pengulangan ini Allah memiliki maksud tersendiri, karna bisa saja Allah
menyebutnya hanya menggunakan dhamir saja atau kata ganti, akan tetapi
Allah tidak melakukannya, berkata para Mufassir, Sesungguhnya Allah
telah memberikan kekhususan bagi manusia dengan mengaruniakan Adzkr(
Al-quran) sebagai penghormatan dan pemulyaan bagi manusia, juga
memeberikan akal dan ilmu, serta menjadikan para Malaikat bersujud
mensucikannya, semua itu adalah bentuk keistimewaan yang Allah berikan
kepada Manusia. Sehingga sangat wajar ketika Allah menyebutkannya
sam pai tiga kali, dalam tafsir Shafwatut tafasir di jelaskan maksud dari
pengulangan dalam surat ini adalah sebagai tambahan pemulyaan bagi
Manusia, dan juga sebagai bukti bahwa Allah memberikan perhatian
terhadap setiap perkara yang di lakukan oleh
Manusia.http://maulana2008.multiply.com/journal/item/178 - _ftn7
Masih berkisar pada ayat yang pertama kedua dan ketiga, di sana di
sebutkan tiga sifat yang dimiliki Allah, Rububiyah, malik, ilahiyah, makna
dari ketiganya adalah bahwa Allah adalah Rabb segala sesuatu,
pemilik,pemeberi rizki, yang mematikan dan yang menghidupkan, yang
menguasai segala ciptaan-Nya serta rabb yang berhak dan benar untuk di
ibadahi, yang tidak ada sekutu bagi-Nya, ini adalah sifat-sifat Allah yang
paling penting untuk di ketahui khususnya bagi manusia. Sehingga Allah
memerintahkan kepada hamba-Nya untuk berlindung dari segala bentuk
keburukan dengan ketiga sifat ini.

2. Berlindung dari kejahatan bisikan
- 12 -
Surat ini mencakup permohonan perlindungan dari kejahatan yang
menjadi sebab semua perbuatan dosa dan perbuatan maksiat, yaitu bisikan
kejahatan yang msuk dalam jiwa Manusia, kejahatan tersebut menjadi
sumber hukuman baik di dunia dan akhirat, kalau dalam surat al-falaq
mengandung permohonan perlindungan dari kejahatan perbuatan dzalim
dengan cara sihir dan dengki ( kejahatan dari luar ), maka surat An-nas
mengandung permohonan dari kejahatan yang menyebabkan perbuatan
dzalim pada diri sendiri ( kejahatan dari dalam ).
Maka dari itu kejahatan yang kedua ini adalah kejahatan keaiban,
sedangkan yang pertama adalah kejahatan kesulitan, karna setiap kajahatan
pasti kembali kepada dua perkara yaitu kesusahan dan keaiban. Tidak
kepada yang lainnya. Yang di maksud dengan bisikan seperti yang
dikatakan oleh Ibnu Qayyim adalah ajakan kepada sesuatu yang tidak
terdengr oleh telinga, atau ajakan yang bukan berbentuk suara. Was-was
adalah bentuk godaan yang dilancarkan kedalam hati Manusia, yang
kadang-kadang berasal dari Manusia dan kadang berasak dari golongan jin,
Oleh karna itu Allah memerintahkan kepada hambanya untuk
senantiasa berlindung dari bisikan-bisikan baik yang di lancarkan oleh
syeitan dari golongan jin ataupun yang dari golongan Manusia,
sebagaimana yang telah di isyaratkan oleh Rasulullah semakin banyak kita
berdzikir kepada Allah semakin sedikitlah bisikan-bisikan yang akan
datang, karna ketika kita berdzikir maka syeitan akan bersembunyi dan
kalah, tapi jikalau sedikit saja kita lalai maka syeitan akan kembali lagi
untuk membisiki manusia agar berbuat kebathilan,

3. Makna Khannas
Al-khannas artinya bertambah kuat larinya dan kembalinya, ketika
dzikir kepada Allah, Al-kahannas juga berarti tertutup dan tersembunyi, di
antara kalimat yang bermakna itu adalah perkataan abu Hurairah,
- 13 -


Pada suatu jalan Madinah, nabi bertemu denganku sedangkan pada
waktu itu aku sedang junub, maka aku bersenbunyi darinya
Maka sebenarnya lafadz ini adalah menghilang setelah tampak, dan
bukan hanya sekedar menghilang,oleh karna itu setan yang ada dalam diri
manusia yang beriman itu sangat kurus, lemah dan lelah, karna di siksa
oleh orang yang beriman dan di usir dengan dzikir dan kataatan kepada
Allah, diriwayatkan di dalam sebuah atsar seorang salaf, sesungguhnya
orang yang beriman melelahkan setanya sebagaimana seseorang
malelahkan tunggangannya dalam perjalanan. Karna setiap kali setan
manggodanya , orang Mukmin itu menimpanya dengan cambuk dzikir,
menengadah,istighfar dan ketaatan kepada Allah. Sehingga setan yang
selalu bersamanya berada dalam siksaan yang pedih, tidak seperti posisi
setannya orang yang jahat. Ia selalu bersamanya dalam ketenangan.

4. Bisikan kejahatan ke dalam dada
Firman-Nya dalam ayat yang ke 5 surat An-nas ini adalah sifat yang
ke tiga bagi syetan, setelah di sebutkan bisikannya pertama kali, kemudian
keduanya di sebutkan tempat bisikannya, lalu di sebutkan bahwa bisikan
itu berada di dalam dada Manusia
Allah menjadikan syeitan dapat masuk kedalam rongga Manusia dan
dapat menembus ke dalam hati dan dadanya, setan itu berjalan seperti
perjalanan pembuluh darah, ia telah bercokol pada setiap hamba dan tidak
akan meninggalkannya sampai mati, di dalam hadits riwayat Bukhari dan
Muslim dalam shahihain, hadits yang di riwayatkan oleh Az-zuhri dari Ali
bin Husein dari Sofiyah binti Huyai, ia berkata,
- 14 -
Ketika Rasulullah beri`tikaf, aku datang mengunjunginya pada
malam hari, kemudian aku berbicara kepada beliau, aku bangun da
berbalik maka beliau pun ikut bangun bersamaku untuk mengantarku,
tempat tinggalnya Sofiyyah ketika itu di rumah Usamah bin Zaid, maka
ada dua Anshar yang lewat, ketika keduannya melihat Nabi, keduannya
mempercepat jalannya, rasulullah bersabda,perlahan-lahanlah ini adalah
Safiyyah binti huyai, maka keduannya berkata subhanallah, ya
Rasulullah! kemudian Rasulullah bersabda, sesungguhnya setan
berjalan pada Manusia pada pembuluh darah, aku takut ia akan
melemparkan ke dalam hati kamu berdua kejelekan ( di dalam riwayat
lain, memasukkan ke dalam hati kamu berdua sesuatu ).
Di antara bisikannya juga adalah menyibukkan hati dengan bisikan,
sehingga ia melupakan apa yang ingin ia kerjakan, karena itu kelupaan
tersebut di izdafahkan kepada setan. Karna setanlah penyebab utamanya,
sesungguhnya hati pada asalnya kosong dari kejahatan dan kemaksiatan,
kemudia setan menggangunya dengan bisikan-bisikan, sehingga terlintas
dalam benaknya perbuatan dosa, setan menggambarkanya pada jiwanya,
membubuhinya dengan syahwat sehingga hatinya penuh dengan syahwat.
Kemudian menghiasinya kepada dirinya dan mengindahkannya serta
menjadikan khayalan yang menggiurkan jiwanya sehingga cenderung
dengan kejahatan tersebut, sehinga akhirnya ia menjadi sebuah keinginan.
Hal itu menjadikan hati semakin bertambah semangat dalam
mengerjakan kejahatan , sehingga ia mengutus seluruh pasukannya untuk
mencari perbuatan maksiat itu, setan mengutus kepada mereka bantuan dan
pertolongan.

5. Jenis-jenis kejahatan setan kepada Manusia
- 15 -
Jenis-jenis kejahatan setan tidak mungkin dapat di hitung, lebih-lebih
macam-macamnya, akan tetapi kejahatannya dapat di batasi dalam enam
perkara,:
Yang pertama, kajahatan kekafiran dan kemusyrikan, memusuhi Allah
dan Rasul-Nya, apabila setan berhasil menjerumuskan Manusia kedalam
kejahatan ini, maka setan akan menjadi tenang ,ia dapat beristirahat dari
segala kelelahanya dalam menggoda Manusia, karna memang inilah tujuan
utama setan untuk meggoda Manusia, apabila setan telah berhasil
menjerumuskan Manusia kedalam kekafiran, maka setan akan menjadikan
Manusia tersebut manjadi wakilnya dan ia akan menjadi salah seorang
yang menyerukan kepada jalan iblis.akan tetapi apabila seorang hamba ini
sulit untuk terjerumus karna mungkin hamba tersebut termasuk seorang
muslim yang kuat, maka ia pindah kepada kajahatan yang berada dalam
peringkat yang kedua,
Yang kedua,menjerumuskan seorang hamba kepada perbuatan bid`ah,
kejahatan seperti ini lebih setan sukai dari pada kejahatn yang berupa
maksiat, karna bahayanya pada agama itu sendiri, yaitu bahaya yang
menular, kejahatan ini adalah termasuk dosa yang tidak di ampuni,
karanabid`ah adalah menentang dakwah Rasul, dan menyerukan kepada
hal-hal yang bertentangan dengan apa yang di bawah oleh Rasul, bid`ah ini
termasuk dalam kategori kufur dan syirik, apabila setan telah berhasil
mencapai bid`ah ini dari seorang hamba , maka ia akan menjadikannya
sebagai seorang ahlu bid`ah, juga menjadikannya wakilnya dan sebagai
seorang yang menyeru kepada jalan setan. Jika ia tidak berhasil juga dalam
martabat yang kedua ini maka ia akan berpindah kepada kejahatan yang
ketiga
Yang ketiga adalah perbuatan dosa besar dengan segala bentuknya,
setan sangat berusaha keras untuk menjerumuskan seorang hamba kepada
kejahatan yang satu ini, lebih-lebih apabila seorang hamaba tersebut adalah
- 16 -
alim yang menjadi panutan, maka ia berusaha keras untuk menjauhkan
Manusia darinya, kemudian menyebarkan perbuatan dosa dan kemaksiatan,
kemudian apabila setan tidak berhasil juga maka setan akan menempuh
jalan yang berikutnya
Yang ke empat, mejerumuskan Manusia kepada perbuatan dosa-dosa
kecil, menjadikan dosa-dosa ini seakan remeh yang tidak akan
mempengaruhi keimanan seseorang, akan tetapi pada hakekatnya apabila
dilakukan terus menerus maka akan menjadi dosa yang sangat berbahaya.
Yang ke lima adalah menyibukkan Manusia dengan perkara-perkara
yang mubah yang tida ada pahala dan hukuman bagi orang yang
mengerjakannya, akan tetapi dia kena hukuman karna meninggalkan yang
wajib di sebabkan terlalu sibuk dengan hal-hala yang mubah tersebut.
Yang ke enam yaitu menyibukkan seorang hamba dengan perkara yang
tidak utama dan melalaikan pekerjaan yang lebih utama, tujuannya adalah
agar hilang pada diri seorang hamba keutamaan, dan ia tidak mendapatkan
pahala atas pekerjaan yang lebih utama.

6. Setan dari golongan Jin dan manusia
Kata Syeithan adalah sifat dari segala sifat buruk, keji dan tercela, oleh
karna itu yang mendapatkan julukan sebagai Syeitan bukan hanya dari
golongan Jin, akan tetapi bisa jadi ada pada makhluk yang bernama
manusia, kita masih ingat peristiwa perintah Allah kepada iblis untuk sujud
kepada Adam as. Ketika dikatakan kepada para malaikat bersujudlah
kepada Adam, maka para malaikat pun bersujud kecuali Iblis, iblis
berkata, apakah aku harus bersujud kepada Makhluk yang engkau
ciptakan dari tanah? Kemudian Allah mengusir Iblis, dan kelak akan
memasukkannya kedalam neraka, sejak itulah iblis tidak henti-hentinya
mangajak manusia untuk mangikutu jalannya, dan menjadikan jin dan
- 17 -
Manusia sebagai teman yang menyebarkan kepada perbuatan yang keji dan
munkar.







BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Surat Al fatehah mencakup pujian-pujian, sanjungan dan pengagungan
terhadap Allah Taaala dengan penyebutan nama-namaNya yang Maha Indah dan
sifat-sifatNya yang Maha Tinggi. Salah satu kandangannya adalah Ancaman agar
waspada dan menjauhi jalan-jalan kebatilan, sehingga kita tidak dikumpulkan
bersama orang-orang ahli batil pada hari kiamat kelak.
Inti dari kandungan QS Al-Ikhlash terdapat dalam ayat pertama yang
menegaskan tentang keesaan Allah Taala, sementara ayat-ayat berikutnya
merupakan penjelasan yang menegaskan makna ayat pertama tersebut. Jadi, Allah
adalah Maha Esa dalam rububiyah, uluhiyah, dan asma wa shifat Nya
Dalam surat al Falaq, Allah memerintahkan kepada kita sebagai makhluq
yang lemah (QS An-Nisaa : 28) untuk banyak-banyak melakukan istiadzah
kepada-Nya dari segala bentuk kejahatan, yang telah tercakup dalam empat jenis
kejahatan yang disebutkan didalamnya.

B. Saran
- 18 -
Dalam penulisan makalah ini penulis sadar masih jauh dari kesempurnaan dan
masih terdapat banyak kekurangan, baik dalam materinya, bahasa yang tidak baku
maupun penyampaian isi makalah. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
dan menghargai kritik dan saran dari pembaca






DAFTAR PUSTAKA


Abdul Baqi, Muhammad Fuad, Al Mujan a Mufahras Isa Alfa, Al-Quran al karim,
dan asy syab, Kairo, 1945

Ahmad Abdullah, Tafsir Al-Quran al Jalil Haqalau Atwill maktahbah alamawiyah,
Beirut

Ibnu Qayyim, Al-Imam, Tafsir Al-Qayyim, Beirut,Lajnah At-turats Al-`Araby

qutb ,Sayyid,Fi Dzilalil quran,Beirut,Daru As-syuruq, jilid.26, 1992

K.H.Q.Shaleh,et.al, Asbabun Nuzul, CV Diponegoro, Bandung, Cet.II,2000

Hajazi, M.Mahmud Hajazi, Tafsir Al-Wadhih, Beirut, Darul jail, jilid.21, Cet. IV,
1968


- 19 -










KATA PENGANTAR


Syukur Alhamdulillah Penyusun Panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena
dengan Rahmat dan Karunia-Nya Penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul Kandungan Surat Al-Fatehah, Al-Ikhlas, An-Nass,
Salawat beserta salam penyusun sampaikan kepada Reformator dunia yaitu
Baginda Rasulullah SAW yang telah menghijrahkan umatnya minal kufri ilal iman,
kecintaannya kepada umat melebihi cintanya pada dirinya sendiri..
Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penyusun mengakui masih banyak
terdapat kejanggalan- kejanggalan dan kekurangan dalam makalah ini. Hal ini
disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan dan pengalaman yang penyusun miliki, oleh
karena itu, kritik dan saran yang konsruktif sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Penyusun juga berharap makalah ini mudah-mudahan berguna dan
bermamfaat bagi kita semua. Amin Ya Rabbal Alami



iii
- 20 -
Bengkulu,


Penulis






DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Kandungan surat Al Fatihah................................................................. 3
B. Kandungan Surat Al-Ikhas ................................................................... 6
C. Kandungan Surat Al-Nass .................................................................... 9

BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 17
i
i
- 21 -
B. Kritik dan Saran .................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... iii







MAKALAH
QURAN HADIST
SURAT AL-FATIHAH, ALFALAQ, DAN AN-NAS








Oleh:
EVI YUSNITA





ii
- 22 -






PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) BENGKULU
2013

Anda mungkin juga menyukai