Anda di halaman 1dari 35

Budidaya Singkong Darul Hidayah dengan teknologi Golden Harvest

Ketela pohon atau biasa disebut dengan singkong di Indonesia menjadi bahan pangan pokok setelah beras dan jagung. Dengan perkembangan teknologi sekarang ini, ketela pohon/singkong dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan, selain itu digunakan pula pada industri farmasi. Pertumbuhan baik pada daerah yang memiliki curah hujan 1.500 2.500 mm/tahun, dengan temperatur minimal 10 o C, kelembaban udara optimal antara 60% 65% dan membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis sekitar 10 jam/hari. Pengolahan lahan Gemburkan tanah dan buat bedengan dengan ukuran 1 x 2 meter, kemudian berikan pupuk kompos atau kandang 2 kg pada titik penanaman. Buat larutan Golden Harvest(2 liter : air max 400 liter) diamkan sebentar, kemudian berikan larutan Golden Harvest sebanyak 80 ml untuk setiap titik penanaman. Tahap ini diperlukan Golden Harvest sebanyak 2 liter per hektar. Kemudian biarkan selama 3 hari. Penanaman Sebelum ditanam, rendam bibit dengan larutan Golden Harvest ( 100 ml : air 10 liter) selama 3 4 jam. Tanam bibit singkong dengan kedalaman 1/3 bagian stek tertimbun tanah. Pemupukan Setelah 10 hari setelah tanam berikan campuran pupuk Urea sebanyak 35 kg, TSP 60 kg dan KCL 35 kg pada lahan 1 Ha. Asumsi bila 1 Ha lahan terdapat 5.000 pohon berarti 1 pohon diberikan campuran pupuk 30 gram. Usia 2 bulan, Berikan larutan Golden Harvest (2 liter Golden Harvest : air max 400 liter) disekitar perakaran 80 ml untuk setiap pohon. Tahap ini kebutuhan Golden Harvest sebanyak 2 liter/Ha. Pemberian Pupuk anorganik lanjutan pada umur tanaman 60 90 hari berupa campuran pupuk Urea sebanyak 70 kg dan KCL sebanyak 70 kg. Asumsi bila 1 Ha lahan terdapat 5.000 pohon berarti 1 pohon diberikan campuran pupuk 30 gram. Usia 4 bulan, Berikan larutan Golden Harvest (2 liter Golden Harvest : air max 400 liter) disekitar perakaran 80 ml untuk setiap pohon. Usia 6 bulan, Berikan larutan Golden Harvest (2 liter Agrobost : air max 400 liter) disekitar perakaran 80 ml untuk setiap pohon. Penyiraman

Kondisi lahan Ketela pohon dari awal tanam sampai umur + 45 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah system genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. Perhatian! Aplikasi Golden Harvest jangan bersamaan dengan pupuk kimia atau pestisida. Berikan tenggang waktu selama 3 hari

BUDIDAYA dan PENGEMBANGAN SINGKONG SEBAGAI KOMODITAS AGROINDUSTRI


PRAKATA Pengembangan prakarsa kemandirian bangsa harus didorong dengan cara mengembangkan berbagai potensi masyarakat, memanfaatkan berbagai sumber daya yang dimiliki dan mengoptimalkan hasil hasilnya sehingga berbagai upaya dimaksud harus berujung dan bertumpu kepada kesejahteraan rakyat, dan kemakmuran daerah yang bersangkutan, berdasarkan sendi sendi keadilan dan pemerataaan. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan tersebut adalah pengembangan sektor AGROINDUSTRI, yang memang sudah merupakan ciri utama dan mayoritas kehidupan masyarakat di negara kita, dimana sebagian besar penduduknya bertempat tinggal di pedesaan dengan hidup mengandalkan dari sektor pertanian dan dapat mengoptimalkan lahan lahan yang belum maksimal produksi sehingga apabila kegiatan kegiatan tersebut tumbuh kembangkan oleh pemerintah daerah dan masyarakatnya, akan diperoleh beberapa keuntungan yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. Menurunkan angka Urbanisasi Terbukanya lapangan kerja baru di daerah asal Termanfaatkannya lahan lahan yang belum optimal produksi Meningkatnya kesejahteraan masyarakat petani Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

Optimalisasi lahan lahan yang belum dan dalam rangka membangun agro bisnis dan agro industri yang terintegrasi sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah, seperti yang dilakukan leh PEMPROV. Jawa Barat dengan mengeluarkan PERDA Propinsi Jawa Barat No. 1

tahun 2001 Tentang rencana Strategi Propinsi Jawa barat tahun 2001 2005, dimana didalamnya memuat aspek pemanfaatan lahan tidur secara optimal guna meningkatkan prouktivitas pertanian. PERSAINGAN GLOBAL AKAN BAHAN PANGAN Akibat dari penurunan produksi minyak bumi dan kenaikan harga minyak dunia yang semakin tinggi membuat banyak negara maju dan berkembang yang berusaha mencari sumber energi terbarukan berbahan dasar nabati seperti misalnya Bio Diesel dan Bio Ethanol. Produksi etanol dunia untuk bahan bakar diduga akan meningkat dari 19 Milyar liter ( 2001) menjadi 31 Milyar liter ( estimasi 2006). Beberapa Negara di Brasil, Amerika Serikat, Kanada. Uni Eropa dan Australia sudah menggunakan campuran 63% etanol dan 37% bensin. Walaupun beberapa negara maju telah meneliti kemungkinan menghasilkan biofuel dari bahan non-pangan namun dengan tersedianya teknologi pengolahan yang murah dan bahan baku pangan yang melimpah saat ini tentu saja para pelaku industri biofuel tidak akan membuang buang waktu untuk menunggu realisasi dari penelitian tersebut. Dengan demikian maka secara otomatis kebutuhan akan bahan baku juga akan terdongkrak yang dapat berakibat terjadinya persaingan antara produsen bahan bakar dengan produsen bahan pangan dan ini tentu akan menyebakan kenaikan harga bahan pangan seperti yang telah terjadi pada Jagung, Gandum, CPO dan juga Singkong

I. AGROINDUSTRI SINGKONG SEBAGAI SOLUSI Indonesia sebagai negara agraris seharusnya dapat memanfaatkan momentum saat ini untuk mulai menggalakkan lagi sektor industri pertaniannya mengingat tingkat kesuburan tanah dan ketersediaan lahan yang sangat besar serta didukung pula oleh ektor tenag kerja yang melimpah. UNIDO (UN Industrial Development Organization) sudah sejak awal tahun 1980-an menerbitkan beberapa laporan tentang potensi singkong atau ubi kayu atau manioc, terutama di negara berkembang seperti di Indonesia yang memiliki lahan luas dan subur karena permintaan pasar produk singkong tersebut dalam berbagai bentuk, mulai dari bahan mentah, gaplek, tepung gaplek, tepung tapioka dan tentu saja sebagai bahan baku ethanol sangat tinggi Singkong cukup potensial untuk dikembangkan karena singkong merupakan tanaman yang sudah sangat dikenal oleh petani dan dapat ditanam dengan mudah. Singkong juga merupakan tanaman yang sangat fleksibel dalam usaha tani dan umur panen. Lahan untuk tanaman singkong tidak harus khusus, dan tidak memerlukan penggarapan intensif seperti halnya untuk tanaman hortikultura lainnya, misal sayuran. Ada lebih dari 30 jenis umbi-umbian yang biasa ditanam dan dikonsumsi rakyat Indonesia. Dibandingkan dengan padi, membudidayakan umbi-umbian itu jauh lebih mudah dan murah.

Sebagai contoh, menanam ubi kayu secara intensif membutuhkan biaya hanya sepertiga dari biaya budidaya padi. Di sisi lain, kandungan karbohidrat umbi-umbian juga setara dengan beras. Umbi-umbian itu kemudian dapat diproses menjadi tepung. Dalam bentuk tepung, umbi-umbian dapat difortifikasi dengan berbagai zat gizi yang diinginkan. Bentuk tepung juga mempermudah dan memperlama penyimpanan hingga dapat tahan berbulan-bulan, bahkan hingga tahunan. Selain itu, dalam bentuk tepung akan mempermudah pengguna mengolahnya menjadi berbagai jenis makanan siap saji dan menyesuaikannya dengan selera yang disukai. Teknologi pengolahan umbi-umbian menjadi tepung sangat sederhana dan murah. Dengan teknologi itu, usaha skala kecil-menengah mampu menghasilkan tepung dengan kualitas yang tidak kalah bagus dibandingkan tepung terigu yang diproduksi perusahaan besar

KADAR NUTRISI Kandungan Nutrisi pada Ubi Kayu ( per 100 gram ) Kalori 146 kal Air 62,5 gram Phosphor 40 mg Karbohidrat 34 gram Kalsium 33 mg Vitamin C 30 mg Protein 1,2 gram Besi 0,7 mg Lemak 0,3 gram Vitamin B1 0,06 mg Berat dapat dimakan 75 gram FLEKSIBILITAS HASIL PRODUK DAN KEMUDAHAN TEKNOLOGI PRODUKSI Berdasarkan pada hasil survey dan analisa pasar, kebutuhan berbagai jenis industri yang memanfaatkan singkong sebagai bahan baku sangat besar karena singkong dapat menghasilkan hingga 14 macam produk turunan yang digunakan oleh industri makanan, industri farmasi,

industri kimia, industri bahan bangungan, industri kertas dan Industri biofuel, sedangkan dari segi teknologi pemanfaatan singkong sebagai bahan pangan ataupun sebagai bahan bakar bukanlah sebuah teknologi baru apalagi teknologi yang tidak terjangkau bagi bangsa kita. Teknik pengolahan singkong yang sangat sederhana bahkan sudah dikenal sejak zaman nenek moyang kita, bahkan untuk pengolahan ethanol telah terbukti dengan adanya berbagai makanan dan minuman khas seperti Brem, Tuak, Arak dan berbagai macam olahan yang mengandung alkohol pada minuman tersebut sebagai hasil dari proses fermentasi dan atau destilasi SINGKONG SEBAGAI RAW MATERIAL KEBUTUHAN INDUSTRI Sebagai Raw Material ( Bahan Mentah ) singkong dibutuhkan oleh berbagai industri, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri dengan tujuan eksport Uni Eropa, Jepang, Korea, China dan Amerika Serikat.Misalnya untuk Industri pengolahan Tepung tapioca dan produk turunannya yang disebut POLYOL, termasuk SORBITOL, MALTITOL, DEXTROSE MONOHYDRATE, MALTOSE SYRUP, SORBITOL BUBUK DAN MALTODEXTRINE. Produk ini banyak digunakan dalam industri produk konsumen dan farmasi di seluruh dunia sebagai bahan baku utama pembuatan pasta gigi, produk kosmetik, vitamin C dan produk makanan. 1. Sorbitol, adalah monosaccharide polyhydric alcohol dan hexitol yang banyak digunakan pada produk kosmetik, pasta gigi, peralatan mandi, produk farmasi, vitamin C, bahan makanan dan minuman, dan juga digunakan dalam beberapa industri bahan kimia. Kegunaan Sorbitol pada Beberapa Produk Toothpaste 45% Vitamin C 20% Food & Beverages 15% Pharmacy 5% Chemical Industry 5% Others 10% 2. Sorbitol Syrup, adalah gula rendah kalori yang memiliki rasa dingin dan manis, dan digunakan sebagai humectant. 3. Sorbitol Bubuk, dihasilkan dari proses kristalisasi dan tingkat kemurniannya sangat tinggi (lebih dari 99.5%). Dibandingkan dengan pemanis lain, Sorbitol bubuk memiliki efek pendingin, dan banyak digunakan dalam pembuatan permen karet.

4. Glucose Syrup, hasil hidrolis tepung yang terdiri dari unsure dextrose, dextrin, maltose dan air. Berasa manis dan berbentuk cairan kental berwarna bening kekuningan. Jika dicampur dengan air dapat digunakan dalam pembuatan gula-gula. 5. Maltodextrine, dihasilkan dari proses hidrolis parsial tepung dengan enzim. Produk ini digunakan dalam pembuatan susu bubuk dan makanan olahan. 6. Dextrose Monohydrate, adalah sakarida D-glukosa yang dimurnikan dan berbentuk kristal. D- glukosa memiliki rasa manis, berwarna putih, larut dalam air dan mudah dicerna dalam proses metabolisme tubuh maupun fermentasi dengan ragi. Bahan ini digunakan untuk pembuatan permen, roti dan makanan olahan. 7. Maltitol, hasil dari proses hidrogenasi maltose, banyak digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman bebas gula karena memiliki daya serap yang tinggi. Maltinol digunakan untuk membuat makanan dan minuman penderita diabetes, orang yang sedang menjalani diet dan untuk membuat makanan yang tidak merusak gigi Sebagai bahan baku industri non pangan a. Perekat b. Pemutih Kertas c. Campuran Bubur Kertas d. Plastik Laminasi e. Pakan Ternak HASIL OLAHAN PANGAN BERBASIS SINGKONG Memilih terigu menjadi alternatif pangan pokok, ternyata bukan pilihan yang dapat menyelesaikan masalah, tetapi terbukti menimbulkan masalah baru yang tidak kalah pelik. Saat ini industri yang berbahan baku terigu, baik industri besar maupun industri kecil, serta konsumen rumah tangga yang sudah tergantung terigu makin menjerit karena harga terigu yang terus melambung. Sebagai subtitusi dari tepung terigu maka perlu dilakukan sosialisasi dalam penggunaan bahan pangan pengganti yang dapat bersaing dengan gandum sebagai bahan dasar pembuatan makanan. Tepung singkong atau tepung tapioka mempunyai potensi sebagai bahan pengganti karena kemudahan dalam penanaman bahan baku, pengolahan serta harga yang relatif murah Ekspor singkong Indonesia dalam bentuk gaplek (keratan ubi singkong yang dikeringkan), tepung gaplek, ataupun tepung tapioka cukup meyakinkan dan dapat bersaing, seperti gaplek Indonesia yang sangat terkenal di mancanegara, terutama di Uni Eropa, selain itu singkong dapat diolah menjadi Tepung, Gula tepung dan Gula Cair ( Fruktosa & Glukosa ), Cassava Chips dll.

HASIL OLAHAN SINGKONG SEBAGAI BAHAN BAKU BIOFUEL Dua ancaman serius yang muncul akibat ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, yakni: 1. faktor ekonomi (keterbatasan eksplorasi yang berakibat pada suplai, harga; dan fluktuasinya), serta 2. faktor polusi bahan bakar fosil yang merugikan lingkungan hidup, mau tidak mau memaksa umat manusia untuk memikirkan alternatif energi yang lebih terjamin pengadaannya serta ramah terhadap lingkungan. Gasohol adalah salah satu alternatif yang memungkinkan transisi ke arah implementasi energi alternatif berjalan dengan mulus. Dari sisi teknik pembangkitan daya dan emisi gas buang, ethanol (dalam bentuk murni ataupun campuran) relatif superior terhadap gasolin. Terdapat beberapa hal yang bisa dipelajari dari Brazil dalam implementasi bioethanol, yakni: 1. Perlunya diversifikasi sumber ethanol untuk menghindari penurunan kualitas tanah secara radikal 2. Implementasi bahan bakar bioethanol lebih baik dimulai dari pencampuran gasoline + ethanol, bukan dari penggunaan bioethanol 100%. Hal tersebut akan menjamin transisi ke arah bioenergy secara lebih mulus sambil menyiapkan secara lebih matang seandainya era penggunaan bioethanol 100% dipandang sudah tiba 3. Perlunya kerjasama yang erat dengan pihak industri otomotif untuk menyediakan kendaraan yang optimal bagi implementasi bahan bakar gasoline + ethanol 4. Perlu sinergi antar instansi serta antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka penyediaan bahan baku, pemrosesan, serta distribusi bahan bakar bioethanol. 5. Penggunaan bahan bakar ethanol (murni ataupun campuran dengan gasolin) diperhitungkan telah menekan emisi CO2 di Brazil dari tahun 1995-2010 sebesar 293 ton (hipotesis rendah) hingga 461 ton (hipotesis tinggi). Ini berarti emisi CO2 tahunan yang bisa dikurangi di Brazil adalah sekitar 12% bila menggunakan hipotesis tinggi (Riberio dkk, 1997). Sumber etanol tidak hanya berasal dari tebu dan singkong melainkan juga bisa didapatkan dari jagung, ubi jalar, sorgum, sweet sorgum, kentang, beet dan juga padi dengan efisiensi etanol yang tertinggi berasal dari jagung yang jumlahnya mencapai 400 liter per 1000 kilogram. Diikuti tetes tebu yang mencapai 250 liter per 1000 kilogramnya dan ubi kayu sejumlah 166,6 liter per kilogramnya. Namun, bila diimplementasikan dari hasil panen masing-masing jenis tanaman maka tanaman yang menghasilkan etanol dengan produktivitas tertinggi adalah tebu disusul dengan ubi kayu. DATA DATA TENTANG SUMBER BAHAN BAKU BIO ENERGI YANG TERDAPAT DI INDONESIA 1 TONBAHAN KANDUNGAN JUMLAH HASIL RENDEMEN

BAKU Ubi jalar Ubi kayu Jagung Sagu Tetes Tebu

GULA (KG) 150-200 250-300 600-700 120-160 500

BIOETHANOL (LITER) 125 166,6 400 90 250 PRODUKSI MINYAK(LITER PER HA) 3.600-4.000 2.100-2.800 1.800-2.700 2.450 1.200-2.000 1.020 3000* 12,5 % 16 % 40 % 9% 40 % ENERGI(KWH PER HA) 33.900-37.700 19.800-26.400 17.000-25.500 16.000 11.300-18.900 6.600 20.000 *

JENIS TUMBUHAN

Elaeis guineensis (kelapa sawit) Jatropha curcas (jarak pagar) Aleurites fordii (biji kemiri) Saccharum officinarum (tebu) Ricinus communis (jarak kepyar) Manihot esculenta (ubi kayu) *dengan penggunaan bibit unggul II. TEKNOLOGI PERTANIAN

Dengan semakin meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan produk berbasis singkong maka permintaan dan kebutuhan akan bibit juga semakin meningkat, hal ini menyebabkan berbagai Institusi Penelitian dan Pengembangan dalam bidang Agrikultur terus menerima permintaan baik dalam bentuk bibit maupun sekedar referensi dan makalah penelitian. Saat ini tersedia 10 varietas ubi kayu di pasaran. Kesepuluh varietas tersebut dikelompokkan menjadi dua, yakni kelompok varietas ubi kayu untuk pangan dan untuk industri. Varietas untuk pangan adalah

Adira 1 Malang 1 Malang 2 Darul Hidayah.

Sedangkan untuk ubi industri adalah


Adira 2 Adira 4 Malang 4 Malang 6

UJ 5 dan UJ 3.

*Singkong Mukibat tidak dimasukkan ke dalam varian tersendiri karena Singkong Mukibat sebenarnya hanyalah Singkong biasa dan Singkong Karet yang disambung menggunakan teknik okulasi. Varietas untuk pangan mempunyai tekstur umbi yang pulen dengan kadar HCN < 50 miligram per kilogram dan mempunyai rasa tidak pahit. Sedangkan ubi jalar untuk industri mempunyai kadar patin atau kadar bahan kering sekitar 0,6 gram per kilogram. BIBIT TERBAIK SAAT INI Pengembangan singkong Darul Hidayah adalah merupakan jawaban dari persoalan dan rendahnya produktivitas dimana untuk jenis singkong konvensional biasanya hanya menghasilkan 40 50 ton singkong segar per hektar, bahkan terkadang hanya mencapai 20 25 ton /ha lahan tanam. Sedangkan singkong Darul Hidayah setelah melalui berbagai uji tanam atau diketahui dapat menghasilkan singkong segar sebesar 100 150 ton/ha lahan tanam. Dengan menanam singkong Varietas unggul dapat meningkatkan efisiensi : 1. Lahan 2. Bibit 3. Pupuk 4. Biaya garapan 5. Penyiangan rumput 6. Biaya panen 7. Biaya angkut 8. Biaya Operasional lain TEKNIS DAN JENIS PEMUPUKAN Produksi singkong di Indonesia dapat meningkat dengan menambahkan bahan organik ke dalam tanah. Bahan organik (kompos) yang ditambahkan ke dalam tanah berfungsi sebagai sumber unsur hara dan memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah. Organisme tanah memanfaatkan bahan organik itu sebagai sumber energi. Lalu melalui asam humiknya, organisme ini dapat mempertahankan struktur tanah, sehingga sifat fisik tanah seperti infiltrasi dan drainase baik untuk pertumbuhan tanaman. Selain itu asam humik juga memegang peranan penting dalam menonaktifkan senyawa racun seperti Aluminium.

Singkong merupakan tanaman yang menurut hasil penelitian Kanapathy (1974) menunjukkan bahwa unsur hara yang keluar dari siklusnya di tanah sebagai akibat dari proses pemanenan pada tanaman singkong, lebih tinggi dibandingkan tanaman lahan kering lainnya seperti kelapa sawit, karet, dan jagung. Sehingga jika bagian tanaman lainnya selain umbi dikembalikan lagi ke tanah, maka unsur hara yang hilang sebenarnya jauh lebih kecil daripada tanaman seperti padi dan jagung. Apabila ampas dari proses pembuatan tepung juga dikembalikan, maka unsur hara yang hilang akibat proses produksi singkong ini sangat kecil. Kurangnya pemberian bahan organik, dan tidak dikembalikannya sisa-sisa tanaman juga menyebabkan menurunnya aktivitas organisme tanah, dan menurunkan kemantapan struktur tanah sehingga tanah menjadi padat. Sebagai akibatnya, akar tanaman menjadi kurang berkembang. Terlebih lagi Al-dd menjadi sangat beracun dan menurunkan produktivitas. Data dan Fakta diatas menunjukkan bahwa skema pemupukan yang disarankan adalah dengan menggunakan pupuk organik seperti kompos maupun kotoran hewan dan daun daunan. Dengan perawatan tanaman sekaligus lahan dengan teknik organik diharapkan produktivitas tanaman akan tinggi karena kebutuhan nutrisi tanah terpenuhi sekaligus menjaga matinya tanah yang disebabkan oleh terkikisnya unsur hara oleh tanaman tersebut. BERKEBUN SINGKONG SEBAGAI MATA PENCAHARIAN Bahwa bertani singkong menguntungkan, banyak dialami petani di beberapa daerah di Jawa Barat, mulai dari Kabupaten Purwakarta, Subang, Sumedang, Tasik, Ciamis, Garut, sampai Sukabumi dan Cianjur. Mereka secara khusus menanam singkong sebagai mata pencaharian pada lahan budidaya khusus dengan luas antara 1-4 ha. Lahan umumnya terletak di lereng pegunungan berbatasan dengan lahan Kehutanan / Perhutani. Bahkan seiring dengan meningkatnya harga secara stabil yang disebabkan oleh tingginya permintaan produk, terutama dalam bentuk gaplek, tepung gaplek dan tepung tapioka, menyebabkan semakin banyak petani berdasi yang saat ini mulai membudidayakan singkong dengan luas tanam di atas 50 ha, terutama di Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Budidaya singkong juga dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah perkebunan. Berdasarkan pengalaman Pilot Project I yang dilakukan oleh bigcassava.com. di beberapa sentra singkong, setiap harinya seorang pengrajin mampu menghasilkan Chip singkong segar sebanyak 300 Kg, dengan upah sebesar Rp. 6.000 / 100 Kg. Dengan demikian seorang tenaga kerja chips yang bekerja dari jam 07.00 pagi s/d 13.00 siang akan memperoleh pendapatan sebesar Rp. 18.000 per orang per hari, angka ini dinilai layak mengingat masih rendahnya UMR di daerah yang tingkat biaya hidupnya juga rendah

III. TEKNIK PENGOLAHAN 1. GAPLEK

Gaplek dapat dikatakan adalah singkong dalam bentuk potongan kecil yang telah kering sehingga masih dapat diproses menjadi berbagai produk turunan Singkong. Metode produksinya sangat sederhana. Singkong segar hanya dikupas, dicuci, di cacah dengan panjang kurang dari 5cm agar mudah disimpan di Silo ( tempat penyimpanan ) dan dikeringkan atau dijemur. Proses ini mengurangi bobot sebanyak kurang lebih sebesar 20 % 30 %. Diproses secara intensif di negara Thailand, Malaysia dan Afrika , Gaplek atau dried cassava chips adalah komoditi yang terkenal di dunia sebagai pakan ternak dengan kadar karbohidrat tinggi. 1. PELLET Pellet dibuat dari umbi kering yang digiling dan dibentuk menjadi bentuk silinder dengan panjang sekitar 2 3 cm dan diameter sekitar 4 8 mm. biasanya sekitar 2 3 % dari berat umbi kering hilang selama proses ini, namun pellet mempunyai kelebihan dibanding Gaplek yaitu : a. Kualitas lebih seragam b. Menyita tempat lebih sedikit dibanding Gaplek sehingga mengurangi biaya transport dan penyimpanan. c. Biasanya sampai di tempat tujuan pengiriman dalam bentuk utuh sementara sebagian dari Gaplek akan cenderung lembab dan rusak karena panas 1. TEPUNG PATI SINGKONG Pati adalah salah satu substansi penting di dunia yang dapat diperbaharui dan merupakan sumber daya yang tidak terbatas. Pati dihasilkan dari biji bijian atau umbi akar. Sebagian besar dari Pati digunakan sebagai bahan pangan namun dengan berbagai proses fisika, kimia dan biologi dapat dikonversi menjadi beragam produk lain. Saat ini Pati digunakan sebagai bahan pangan, kertas, tekstil, perekat, minuman, farmasi dan bahan bangunan. Singkong memiliki banyak karakteristik unggul sebagai bahan dasar Pati

Tingkat kemurnian yang tinggi Karakter Pengental yang sangat baik Rasa yang Netral Tekstur Merupakan bahan mentah yang murah sekaligus mengandung kadar Pati yang tinggi Mudah diekstrak dengan proses yang mudah dibandingkan dengan sumber pati yang lain sehingga layak untuk diproduksi dengan skala kecil dan kapital yang terbatas Lebih diminati oleh industri perekat karena membuat perekat lebih cair, halus dan stabil Pasta yang Lebih jernih

Pati Murni ( Native Starch ) Pati murni diproduksi melalui proses pemisahan secara alamiah tanpa penambahan zat ataupun kimiawi lain. Pati murni dapat digunakan secara langsung dalam memproduksi beberapa jenis makanan seperti Mi. Pati yang telah dimodifikasi ( Modified Starch ) Agar dapat digunakan untuk kebutuhan industri Pati Murni tadi diproses kembali mulai dari merubah pola granula sampai merubah bentuk dan komposisi dari amilase dan molekul amilopectin, merubah temperatur pasta, rasio kekentalan, ketahanan terhadap asam, panas dan atau agitasi mekanik hingga sifat ion. Modifikasi tersebut bertujuan untuk memenuhi standar tertentu agar sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan industri.

I. PRODUKSI TEPUNG PATI SINGKONG Pada industri tepung tapioka, teknologi yang digunakan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu a. tradisional yaitu industri pengolahan tapioka yang masih mengandalkan sinar matahari dan produksinya sangat tergantung pada musim, b. semi modern yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin pengering (oven) dalam melakukan proses pengeringan c. full otomate yaitu industri pengolahan tapioka yang menggunakan mesin dari proses awal sampai produk jadi. Industri tapioka yang menggunakan peralatan full otomate ini memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka berkualitas. PROSES PRODUKSI TEPUNG PATI 1. Pengupasan dilakukan dengan cara manual yang bertujuan untuk memisahkan daging singkong dari kulitnya. Selama pengupasan, sortasi juga dilakukan untuk memilih singkong berkualitas tinggi dari singkong lainnya. Singkong yang kualitasnya rendah tidak diproses menjadi dan dijadikan pakan ternak. 2. Pencucian dilakukan dengan cara manual yaitu dengan meremas-remas singkong di dalam bak yang berisi air, yang bertujuan memisahkan kotoran pada singkong. 3. Pemarutan

Pemarutan bertujuan untuk memecah singkong agar lebih mudah diproses lebih lanjut 4. Pemerasan/Ekstraksi a. Pemerasan bubur singkong yang dilakukan dengan cara manual menggunakan kain saring, kemudian diremas dengan menambahkan air di mana cairan yang diperoleh adalah pati yang ditampung di dalam ember. b. Pemerasan bubur singkong dengan saringan goyang (sintrik). Bubur singkong diletakkan di atas saringan yang digerakkan dengan mesin. Pada saat saringan tersebut bergoyang, kemudian ditambahkan air melalui pipa berlubang. Pati yang dihasilkan ditampung dalam bak pengendapan. 5. Pengeringan Proses pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa teknik a. Penjemuran Setelah endapan dikumpulkan, pati lalu dijemur di atas lembaran plastik atau tampah dari bambu untuk dijemur selama lebih kurang 48 jam hingga didapatkan MC ( moisture content ) = 14 % Teknik ini membutuhkan luasan lahan untuk menjemur yang sangat luas karena menggunakan sinar matahari untuk mengeringkan Pati. Pada musim hujan penjemuran tidak mungkin dilakukan kecuali dibuat semacam green house yang didayagunakan sebagai oven b. Pengeringan Hibrida Pengeringan dilakukan dengan cara menjemur selama 1 hari lalu ditambah alat bantu misalnya oven atupun dengan cara mengalirkan udara panas ke area pengeringan indoor c. Pengeringan Mekanis Pengeringan dengan 100 % menggunakan mesin yang digerakkan oleh generator atau listrik Dalam hal ini proses ekstrak pati singkong jauh lebih sederhana karena hanya sedikit sekali substansi sekunder seperti misalnya protein, pada singkong ditambah lagi hasil terbaik dalam ekstraksi Pati Singkong dapat dihasilkan hanya dengan tambahan air, hal ini membuat pengolahan singkong sebagai Pati dan Tepung sangat sesuai untuk negara berkembang dan industri rural

2. PROSES PENGOLAHAN SIRUP GLUKOSA

Teknologi pengolahan singkong menjadi gula cair dalam skala pedesaan telah tersedia. Teknologi ini bahkan dapat dioperasikan oleh kelompok tani dengan mudah. Bahan baku untuk pengolahan gula cair tersebut berasal dari tepung tapioka kering, bahkan dapat diolah dari pati yang basah sekalipun, setelah melalui proses enzimatis. Bioreaktor sederhana skala 100 liter mampu mengkonversi 40 kg pati basah (kadar air 40%) menjadi 21-25 kg gula cair dalam 3 hari proses. Semakin besar kapasitas peralatan, semakin ekonomis biaya produksinya. Proses produksi Sirup Glukosa dapat dibagi menjadi beberapa bagian

Likuifikasi Sakarifikasi Purifikasi ( Pemurnian )

Pati murni mengandung granula mikro yang mengandung struktur internal yang kompleks.Pada suhu kamar, granula tadi dapat larut dalam air. Namun jika dipanaskan hingga suhu 60 derajat celcius granula akan lumer dan RUPTURE ?. menghasilkan kenaikan viskositas ( kekentalan ) . Pada kondisi yang disebut dengan gelatin ini Pati dapat diperoses oleh enzim amilase, pada prakteknya Pati Singkong melalui kedua proses ini dengan sangat cepat dengan menggunakan jenis amilase yang stabil dalam suhu tinggi. Proses ini disebut dengan Likuifikasi yang menghasilkan DEXTRIN yang akan diproses lebih lanjut 3. PENGOLAHAN ETHANOL Ethanol diperoleh dari hasil fermentasi gula, selulosa atau hasil konversi pati. Diluar kegunaannya sebagai bahan pangan dan farmasi ethanol telah menjadi alternatif bagi pengembangan BioFuel di berbagai negara berkembang, antara lain karena :

Tidak beracun Tidak menyebabkan polusi udara atau kerusakan lingkungan )* Tidak menghasilkan GHG ( Green House gas ) seperti karbon )* Mempunyai nilai oktan yang lebih tinggi daripada minyak fosil Bahan mentah yang baik untuk kimia sintetis Ethanol mengurangi ketergantungan negara akan minyak bumi dan sebagai pendapatan non-migas

)* NOTE : Deforestisasi akibat pembukaan lahan besar besaran untuk menanam tanaman penghasil ethanol akan mengurangi penyerapan karbon, dan proses konversi yang tidak optimal seperti pada produksi skala rumahan akan menghasilkan Karbon dalam jumlah besar sehingga dapat dikatakan bahwa BioFuel BUKAN sebuah solusi bagi Global Warming & Global Climate Change.

LIMBAH

Pengolahan Singkong menjadi Pati ataupun produk turunannya dipastikan akan menghasilkan sisa produksi berupa limbah padat dan cair. Limbah berupa onggok ini masih dapat dimanfaatkan karena masih mengandung beberapa unsur nutrisi yang dibutuhkan tanaman dan ternak. I. Limbah padat seperti kulit singkong dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak dan pupuk, sedangkan onggok (ampas) dapat digunakan sebagai sebagai bahan baku pada industri pembuatan saus, campuran kerupuk, obat nyamuk bakar dan pakan ternak. II. Limbah cair dapat dimanfaatkan untuk pengairan sawah dan ladang, selain itu limbah cair pengolahan tapioka dapat diolah menjadi minuman nata de cassava. III. Daun singkong dapat juga digunakanan untuk fortifikasi limbah untuk pakan ternak karena daun singkong mengandung nilai protein yang cukup tinggi

IV. ANALISIS SWOT 1. 1. STRENGH Tanaman singkong merupakan tanaman yang dapat dikatakan tidakmemerlukan perawatan khusus seperti halnya tanaman holtikultura lain seperti sayuran. Singkong juga tidak membutuhkan lahan khusus atau lahan yang spesifik bahkan singkong masih dapat tumbuh bahkandi daerah marginal walaupun dengan kompensasi produksi yang kurang maksimal Kemudahan penanaman tadi juga didukung oleh kemudahan dalammemperoleh bibit, fleksibilitas dalam hal perawatan, pemupukan dan jenis lahan. Tenaga kerja yang dibutuhkan juga hanya sebatas tenaga borongan, dalam artian tenaga kerja hanya dibutuhkan pada saat saat tertentu seperti pada masa pengairan, pemupukan, penanaman dan panen. Hal ini tentu akan sangat menghemat biaya operasional Bibit singkong jenis unggul saat ini sangat mudah didapatkan. Untuk jenis singkong sambung dapat dibeli di daerah lampung dan garut sedangkan untuk jenis darul hidayah dapat dibeli di daerah sukabumi. Return on Investment ( ROI ) untuk usaha budidaya singkong juga sangat tinggi. Statistik mencatat secara rata rata ROI ada diatas angka 100 %, dengan mempertimbangkan suku bunga kredit sebesar 20 % per tahun maka kemungkinan untuk menggunakan kredit perbankan pun terbuka lebar. 1. 1. WEAKNESS Seperti yang telah diketahui, usaha agro kultur adalah usaha dimana return tidak dapat didapatkan dalam hitungan hari. Angka 1 tahun sebelum menikmati return adalah waktu yang

sangat wajar terjadi di bidang agro kultur, namun angka ROI yang besar seharusnya dapat menutupi kelemahan dalam hal masa investasi. Singkong juga merupakan tanaman yang lama kelamaan akan mengikis unsur hara pada lahan yang digunakan. Hal ini disebabkan karena ikut terangkatnya hara tanah pada saat panen. Solusi untuk hal ini telah melalui penelitian berbagai institusi terkemuka dan didapatkan kesimpulan bahwa pengembalian tanah yang turut terangkat bersama umbi adalah salah satu cara mempertahankan kekayaaan tanah disamping tentu perlunya teknik dan program pemupukan dalam kerangka jangka panjang. Sistem pertanian organik walaupun lebih memakan biaya, namun menurut penelitian mampu menjaga unsur nutrisi tanah sehingga tanah tetap dalam kondisi subur dalam jangka panjang. Singkong segar merupakan barang yang mudah rusak sehingga dibutuhkan pengolahan awal seperti pemotongan ( chip ) dan pengeringan sebelum pengiriman ke pasar ( kecuali untuk kebutuhan pasar tradisional ). 1. 1. OPPORTUNITY Kebutuhan pasar singkong yang selama ini didominasi oleh pabrikan tapioka sehingga menurunkan bargaining power petani singkong sudah berakhir dengan meluncurnya trend pengolahan biofuel berbahan dasar singkong yaitu ethanol. Perebutan bahan baku telah memicu kenaikan harga bahan baku di pasar singkong yang ditandai dengan kolapsnya beberapa pabrik pengolahan tapioka yang masih mempertahankan sistem purchasing gaya lama ( mempermainkan harga di tingkat petani) karena tidak mendapatkan suplai bahan baku. Kenaikan harga hingga 50 % dan minimnya pasokan singkong telah membuat komoditas ini mengalami apresiasi dan kestabilan harga. 1. 1. THREAT Ancaman terbesar terhadap usaha budidaya dan agroindustri singkong terletak pada permainan harga di tingkat petani. Petani yang kurang mempunyai akses kepada informasi terkini tentang kondisi pasar tentu akan sangat mudah diprovokasi oleh tengkulak dan pengusaha. Ancaman hama terutama adalah babi hutan dan tikus yang termasuk sulit untuk dikendalikan. Sedangkan hama penyakit dan serangga pada tanaman singkong relatif sedikit dan dapat diatasi dengan sedikit pemakaian insektisida. Pemakaian sumur artesis ( bor ) juga dimaksudkan untuk mencegah residu pupuki kimia, pestisida dan herbisida yang berasal dari lahan sawah dan pertanian yang dewasa ini sangat boros dalam penggunaan pupuk dan pembasmi hama, biasanya banyak teraliri melalui saluran irigasi

V. KESIMPULAN

Singkong layak dijadikan komoditas Agro Industri Dalam upaya penyediaan bahan baku untuk mengimbangi kebutuhan industri pengolahan, usaha yang perlu diperhatikan terutama adalah peningkatan produktivitas singkong dengan masukan teknologi budidaya yang tepat. Peningkatan produksi tanaman ubi kayu dapat dilakukan dengan pengusahaan secara perkebunan atau pengusahaan dalam skala besar dengan arah pengembangan di lahan-lahan marjinal dan teknologi yang dapat meningkatkan hasil per tanaman ubi kayu Dengan teknik pengolahan yang sederhana dapat memenuhi kebutuhan dari hulu hingga hilir Belum terpenuhinya kebutuhan pasar dan murahnya teknologi dalam produksi berbahan baku singkong seharusnya dapat dimanfaatkan sebagai bidang usaha yang mampu menghidupi semua kalangan dari hulu hingga ke hilir. Fleksibilitas dan beragamnya produkturunan juga memungkinkan adanya persaingan yang sehat di kalangan petani dan produsen barang berbahan dasar singkong REFERENSI :

Penelitian dan Wawancara di lapangan dengan pelaku usaha, petani dan industri Institut Pertanian Bogor Institut Teknologi Bandung Universitas Gadjah Mada Universitas Brawijaya Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Balai Penelitian Tanaman Kacang Kacangan dan Umbi umbian, Malang International Society for Horticultural Science, Belgia Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Sinartani Kompas Cyber Media Majalah Trubus Harian Bisnis Indonesia Harian The Jakarta Post Majari Magazine PT. Energi Kreatif Indonesia PT. Panca Jaya Rahardja EASTERN AFRICA ROOT CROPS RESEARCH NETWORK F.A.O International Institute of Tropical Agriculture, Nigeria Penn State University, Amerika Serikat International Starch Institute, Denmark Bloomberg RFA Publications The Royal Society Oxfam International

Cara menanam Singkong dengan hasil maksimal banyak petani yang belum memahami cara menanam singkong dengan hasil maksimal , oleh karena itu saya berikan tip sebagai berikut : 1. Persiapan lahan Lahan harus dicangkul dengan sistem tanah digundukan seperti mau menanam cabai tetapi isikan didalam tanah gundukan dengan sampah kering atau rumput atau batang padi yang sudah dipanen atau semua dauan daunan kering apa saja , yang penting sampah daun , maksudnya nanti pada saatnya dapat digunakan sebagai pupuk murah Buat lajur aliran air diantara gundukan agar air tidak merendam tanah gundukan . 2. Tanam bibit , semua jenis pohon singkong dengan jarak 0,75 Cm , sehingga ada jarak jangan terlalu rapat , dan jangan kebalik batang bibitnya yang tua dibawah 3. rawat selama tunas mulai muncul jangan ada rumput disampingnya agar unsur hara tanaman khusus untuk tanaman singkong 4. jaga agar bibit terpenuhi unsur air tetapi tidak sampai basah terendam 5. Pada umur 4 bulan diberi pupuk kandang tambahan agar lebih maksimal tumbuhnya terutama daun , biarkan tumbuh yang penting unsur sinar matahari maksimal tidak ada tumbuhan yang menghalangi . 6. Umur 10 bulan sampai 1 tahun sudah bisa dipanen dengan hasil luar biasa , buktikan !!

Cara menanam dan 7 menfaat tanaman singkong bagi kesehatan. Singkong adalah tanaman yang sudah sangat melekat dengan rakyat Indonesia, bisa dikatakan demikian karena singkong sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan hanya umbinya yang memiliki rasa yang khas, namun daun singkong pun bisa disulap menjadi sayuran yang sangat nikmat. Umbi singkong juga dikenal sebagai makanan pokok di daerah tertentu. Di beberapa daerah, singkong (Manihot utilissima) dikenal dengan berbagai nama, seperti ubi kayee (Aceh), kasapen (Sunda), tela pohong (Jawa), tela belada (Madura), lame kayu (Makassar), pangala (Papua), dan lain-lain. Tanaman singkong sangat mudah tumbuh. Tumbuhan yang berasal dari Amerika Tropis ini banyak ditanam di pekarangan, tanggul, ataupun sawah. Perbanyakan tanaman dapat dilakukan dengan stek dari batang singkong tua. Menurut pakar tanaman obat, Prof Hembing Wijayakusuma, efek farmakologis dari singkong adalah sebagai antioksidan, antikanker, antitumor, dan menambah napsu makan. Bagian yang umum dipakai pada tanaman ini adalah daun dan umbi. Umbi singkong memiliki kandungan kalori, protein, lemak, hidrat arang, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin B dan C, dan amilum. Daun mengandung vitamin A, B1 dan C, kalsium, kalori,

fosfor, protein, lemak, hidrat arang, dan zat besi. Sementara kulit batang, mengandung tannin, enzim peroksidase, glikosida, dan kalsium oksalat. Selain sebagai makanan, tanaman singkong memiliki berbagai khasiat sebagai obat. Di antaranya obat rematik, sakit kepala, demam, luka, diare, cacingan, disentri, rabun senja, beri-beri, dan bisa meningkatkan stamina. 1. Mengatasi rematik bisa dilakukan dengan pemakaian dalam dan pemakaian luar. Pada pemakaian luar, sebanyak lima lembar daun singkong, 15 gram jahe merah, dan kapur sirih secukupnya, dihaluskan dan ditambahkan air secukupnya. Setelah diaduk, ramuan dioleskan pada bagian tubuh yang sakit. Pada pemakaian dalam, 100 gram batang singkong, satu batang sereh, dan 15 gram jahe direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu, disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari. 2. Mengatasi sakit kepala, daun singkong ditumbuk lalu digunakan untuk kompres. Sebagai obat demam, 60 gram batang pohon singkong, 30 gram jali yang telah direndam hingga lembut direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari. 3. Mengatasi luka bernanah Batang singkong segar ditumbuk lalu ditempelkan pada bagian tubuh yang sakit. Untuk luka garukan, singkong diparut lalu ditempelkan pada bagian yang sakit dan diperban. Obat luka karena terkena benda panas, singkong diparut lalu diperas. Airnya didiamkan beberapa saat hingga patinya mengendap, lalu patinya dioleskan pada bagian yang luka. 4. Mengatasi diare tujuh lembar daun singkong direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc. Lakukan dua kali sehari. 5. Obat cacingan 60 gram kulit batang singkong dan 30 gram daun ketepeng cina direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc. Lalu disaring dan diminum airnya menjelang tidur. 6. Mengatasi beri-beri 200 gram daun singkong dimakan sebagai lalap. 7. Untuk meningkatkan stamina 100 gram singkong, 25 gram kencur, dan lima butir angco yang telah dibuang bijinya, diblender dengan menambahkan air secukupnya. Lalu tambahkan madu dan diminum. Berikut adalah cara budidaya atau menanam singkong. 1. Persiapan lahan

Lahan harus dicangkul dengan sistem tanah digundukan seperti mau menanam cabai tetapi isikan didalam tanah gundukan dengan sampah kering atau rumput atau batang padi yang sudah dipanen atau semua dauan daunan kering apa saja , yang penting sampah daun , maksudnya nanti pada saatnya dapat digunakan sebagai pupuk murah Buat lajur aliran air diantara gundukan agar air tidak merendam tanah gundukan . 2. Tanam bibit semua jenis pohon singkong dengan jarak 0,75 Cm , sehingga ada jarak jangan terlalu rapat , dan jangan kebalik batang bibitnya yang tua dibawah 3. rawat selama tunas mulai muncul jangan ada rumput disampingnya agar unsur hara tanaman khusus untuk tanaman singkong 4. Pemeliharaan Jaga agar bibit terpenuhi unsur air tetapi tidak sampai basah terendam, lakukan penyiangan jika sudah ada gulma. 5. Pada umur 4 bulan diberi pupuk kandang tambahan agar lebih maksimal tumbuhnya terutama daun , biarkan tumbuh yang penting unsur sinar matahari maksimal tidak ada tumbuhan yang menghalangi . 6. Umur 10 bulan sampai 1 tahun sudah bisa dipanen Read more: http://konsultasisawit.blogspot.com/2011/11/cara-menanam-dan-menfaat-singkongbagi.html#ixzz1zyqvDcLj

SATUAN PENYULUHAN RUMAH YANG SEHAT, PEMBUANGAN SAMPAH DAN PEMBUANGAN TINJA

Materi Penyuluhan 1 Perumahan Yang Sehat Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang memenuhi syarat syaraat kesehatan justeru menguntungkan kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat tidak harus merupakan rumah yang besar. Rumah tradisional acap kali dapat memenuhi selera orang orang serta kegiatan yang mereka lakukan justeru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat.

Letak Rumah

Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi kesehatan. Misalnya tidak didirikan di dekat sampah sampah yang dikumpulkan atau yang dibuang di situ. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum : 1. Dekat dengan air bersih. 2. Jarak kurang lebih 10 meter dari tempat pembuangan sampah. 3. Dekat sarana pembersihan 4. Di tempat di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang.

Ruangan Cukup luas untuk ditempati.

Tata ruang Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin untuk menyirami tanaman tanaman di kebun. Sampah padat dibuang dengan cara khusus. Binatang piaraan dikandangkan. Pagar rumah untuk mencegah masuknya binatang dari luar.

Ventilasi Rumah sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang tepat. Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai : 1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat mereka sedang tidur. 2. Pelindung terhadap binatang binatang buas dan menempatkan binatang binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurang kurangnya 10 meter dari rumah. 3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alat alat rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun. 4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus, serangga serta binatang lainnya. 5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya kebakaran terutama bagi anak anak.

6.

Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segera terbawa keluar.

7. Tempat tempat terlindung guna menyimpan barang barang atau apapun yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat anak anak.

Lantai dan dinding harus aman 1. Lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau lainnya sehingga orang yang berjalan di atasnya tidak seperti berjalan di atas tanah terbuka dan mudah dibersihkan. 2. Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada lubang lubang atau pecah pecah sehingga mudah dibersihkan.

Materi Penyuluhan 2 Pembuangan Sampah Yang Benar Setiap rumah tangga menghasilkan sampah yang berasal dari memasak, sisa makanan, menyapu, membersihkan dan hasil kerja lainnya. Bila berceceran begitu saja maka mendatangkan bahaya. Penyakit penyakit yang disebabkan oleh sampah. Sampah berceceran merangsang tikus, lalat, kecoak dan binatang lainnya untuk mendatangi, padahal binatang binatang itu membawa bibit penyakit yang ditularkan kepada manusia. Bila mencemari sungai, danau, sumur, atau mata air maka bila meminum air tersebut bisa terjadi diare. Bila anak anak yang mempunyai luka luka pada bagian tubuhnya dan sedang bermain main sampah maka dapat saja makin parah terinfeksi.

Menimbun sampah dalam lubang tanah. 1. Terletak di luar daerah pemukiman dan kurang lebih 20 meter dari rumah terdekat. 2. Letaknya di dataran rendah bukan di bukit.

3. 4. 5.

Kurang lebih 10 meter dari sumur, sungai, atau mata air. Terdapat pagar di sekelilingnya. Jika penuh ditutup dengan tanah setinggi 2 3 cm.

Yakinkan sampah itu benar benar dibuang atau dikumpulkan dalam sebuah lubang. 6.

Bila tidak ada lubang sampah 1. 2. Bicarakan bersama masyarakat. Bila orang orang membuang sampah di dekat sungai, sumur, atau mata air atau dibuang ke parit kemudian mengalir ke dalam sungai maka perlu dibicarakan bersama tokoh masyarakat dan pemuka masyarakat. Saran lain : 1. Timbunlah sampah dalam lubang yang berjarak cukup aman dari pemukiman penduduk. 2. 3. Bakarlah tiap minggu sekali. Sampah dari tumbuh tumbuhan ditimbun terpisah dengan sampah lain (bila mungkin campurlah sampah itu dengan tanah agar menjadi kompos).

Materi Penyuluhan 3

Pembuangan Tinja : Kakus Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja, seperti halnya sampah tinja juga mengundang kedatangan lalat, dan hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja yang mengandung kuman kuman dapat menularkannya lewat makanan yang dihinggapinya. Bila orang berak di dekat sungai atau sumber air lainnya maka air tersebut akan tercemar. Guna mencegah penularan penyakit yang disebabkan oleh tinja, maka orang seharusnya tidak membuang tinja di tempat tempat yang mudah disentuh manusia, lalat, burung dan binatang lainnya. Itulah sebabnya setiap keluarga harus mempunyai kakus atau WC untuk keperluan masing masing keluarga. Syarat syarat kakus yang benar : 1. Terletak di dataran rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air (sungai, sumur, mata air, danau, kolam dan sebagainya). 2. Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter. 3. Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau kayu, dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air dapat melewatinya ke bawah secara mudah. 4. Mempuyai dinding dan atap yang terbuat daari bahan yang mudah didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki. 5. Dijaga kebersihannya, sediakan ember dan sapu dalam kakus. Ciri ciri sebuah kakus yang digunakan secara baik : 1. Semua anggota keluarga menggunakannya. 2. Kebersihan selalu dijaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu dicuci setiap kali dipakai. 3. Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan.

4. Bahan bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung. 5. Tandon kakus dapat dikosongkan bila tinja di dalamnya sudah penuh atau tandon berikutnya dapat dibuat bila tandon pertama penuh.

Penyuluhan "Rumah dan Lingkungan Sehat" Written by Dr Wilhelmus Hary Susilo, IAI Tuesday, 10 May 2011 15:35 Dampak pemanasan global atau kerusakan lingkungan patut menjadi perhatian khusus kita semua. Media cetak maupun media elektronik, kita melihat, dan mendengar mengenai kerusakan lingkungan, seperti pencemaran udara karena kendaraan bermotor, pencemaran lingkungan karena limbah industri dan rumah tangga, konversi hutan yang merusak lingkungan, perusakan hutan karena penebangan liar, dan lain sebagainya, yang tidak lain diakibatkan oleh aktifitas manusia. Isu pemanasan global menjadi semakin penting belakangan ini, karena berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia dimuka bumi ini. Di Indonesia sendiri, efek itu sudah sangat terlihat seperti perubahan cuaca yang tak menentu, panas yang sangat menyengat, krisis air bersih, penyakit dimana-mana, musim hujan yang drastis tak berhenti-henti menyebabkan banjir dimana-mana, gelombang laut pasang di daerah Jakarta Timur dan dekat Bandara, krisis air bersih dan lain-lain. Bencana alam yang sering terjadi dan pemanasan global (Global Warming) atas kerusakan kerusakan lingkungan di bumi yang terjadi adalah karena tingkah laku manusia yang tidak memperhatikan pelestarian Lingkungan. Perilaku masyarakat yang selalu hanya memikirkan kepentingan masing-masing tanpa memperhatikan dampak lingkungan akan merugikan manusia sendiri baik untuk generasi sekarang maupun generasi mendatang. Isu perubahan iklim saat ini merupakan isu yang perlu mendapat perhatian serius. Hal ini disebabkan oleh memburuknya kondisi lingkungan di sekitar kita. Salah satu strategi yang dapat dijalankan untuk mengurangi dampak tersebut adalah dengan memperhatikan prinsipprinsip pelestarian lingkungan di dalam setiap kegiatan baik kegiatan yang ada kaitannya dengan bangunan maupun kegiatan yang dimulai harus dimulai dari budaya hidup kita sehari-hari dan bagaimana kita kita menciptakan dan memelihara rumah dan lingkungan sehat. Kita semua secara sadar atau tidak sadar adalah penyumbang cukup besar terhadap kerusakan bumi, maka kita harus bertanggung jawab terhadap kerusakan lingkungan alam dan berusaha untuk mengendalikannya. Dalam rangka mengendalikan kerusakan lingkungan, dan juga menggugah masyarakat luas untuk ber- perilaku ramah lingkungan, menggugah kesadaran manusia pada umumnya agar bertanggung jawab terhadap pelestarian lingkungan, sadar pentingnya lingkungan sehat. Dengan alasan tersebut maka Kami dosen-dosen Fakultas Teknik UPI YAI dalam menjalankan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi maka kami merasa perlu berbagi pengetahuan dalam rangka

mengendalikan kerusakan lingkungan yang semakin hari dirasa semakin tambah parah, dan menciptakan lingkungan sehat. Kami dari Fakultas Teknik UPI YAI mempunyai program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan tema besar Community Fakultas Teknik UPI YAI PEDULI LINGKUNGAN yang akan diadakan di Kelurahan Paseban, terdiri dari beberapa sub tema : 1. Tahap I : Penyuluhan dengan topik Rumah dan Lingkungan Sehat (Tanggal 21 Desember 2010) 2. Tahap II : Workshop Aksi Penanaman di Wilayah Kelurahan Paseban. 3. Tahap III : Penyuluhan Budaya Hidup Ramah Lingkungan dan Workshop Rumah dan Lingkungan Sehat Program Kegiatan tersebut diatas akan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan dan sasarannya adalah warga Kelurahan Paseban, mahasiswa dan para siswa SMA. Adapun untuk tahap awal, kami akan mengadakan Penyuluhan dengan topik RUMAH DAN LINGKUNGAN SEHAT Tujuan dari diadakannya penyuluhan ini adalah sebagai partisipasi dosen dalam menjalankan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Kepada Masyarakat, dan kepedulian untuk menciptakan Rumah dan Lingkungan Sehat. Waktu dan tempat pelaksanaan penyuluhan dilaksanakan pada, Selasa, 21 Desember 2010 di ruang Pertemuan Kelurahan Paseban, Kecamatan Senen, Jakarta Pusat . Kegiatan berlangsung dengan mendapat perhatian dengan antusias yang cukup tinggi dari warga Kelurahan Paseban, dengan pertanyaan- pertanyaan dari pihak warga yang berkait dengan aspek permasalahn yang dihadapi oleh warga yang meliputi: kondisi rumahnya, kondisi lingkungan, kondisi permasalahan pergerakan sirkulasi udara, kondisi sistem drainase dan buangan limbah serta standar kelayakan rumah sederhana. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan akan ditampilkan pada gambar berikut ini:

Gambar: Pelaksanaan kegiatan Penyuluhan tahap pertama. Dengan memperhatikan animo warga Paseban yang begitu antusias dalam menerima kami, maka akan dilanjutkan dengan pelaksanaan program 2011 yang lain yaitu; program penanaman pohon, penyuluhan Budaya Hidup Ramah Lingkungan dan Workshop Rumah dan Lingkungan Sehat dan program konsultasi desain gratis tentang rumah sehat, yang secara prinsip telah mendapat dukungan dari Institusi dan pihak kelurahan Paseban. Akhirnya dengan semangat dosen- dosen muda dari Fakultas Teknik UPI Y.A.I. , kami berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat luas dalam menjaga hunian dan lingkungannya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

SATUAN ACARA PENYULUHAN RUMAH SEHAT Diposkan oleh Rizki Kurniadi, Amd.Kep
Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Sasaran Hari/ Tanggal Waktu Tempat : Rumah Sehat : Ny.T dan keluarga : Rabu, 25 Feb 2009 : Pukul 17.00 17.30 WIB : Rumah Ny.T. Dukuh IX (Jalan) Desa Banaran, Kec. Galur, Kab. Kulon Progo Latar Belakang Berdasarkan hasil pengkajian pada keluarga Ny. T di Dukuh IX (Jalan), ternyata diketahui bahwa An.W menderita gatal-gatal pada daerah selengkangan dan perut bawah, kulit mengering dan memerah. tetapi keadaannya sekarang belum membaik. Lingkungan rumah Ny.T tamapk kotor dan tidak terpelihara dan barang-barang tidak tertata rapi. Keluarga belum sepenuhnya paham mengenai cara memlihara lingkungan rumah agar bersih dan sehat. Informasi-informasi tentang pemeliharaan kesehatan terutama tentang rumah sehat menunjang upaya preventif dan promotif bagi klien. Oleh karena itu pendidikan kesehatan kepada keluarga Ny.T tentang rumah sehat perlu untuk disampaikan. : Pemeliharaan kesehatan

Tujuan Umum Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga Ny. T mampu memahami tentang rumah sehat.

Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 30 menit Ny.P dan keluarga diharapkan dapat menjelaskan tentang : 1. Pengertian Rumah Sahat 2. Syarat Rumah yang baik 3. Secara umum Rumah Sehat 4. Sanitasi (Jamban) 5. Syarat-syarat kakus yang benar 6. Ciri-ciri kakus yang dugunakan secara baik

Kisi-kisi Materi 1. Pengertian Rumah Sahat 2. Syarat Rumah yang baik 3. Secara umum Rumah Sehat 4. Sanitasi (Jamban) 5. Syarat-syarat kakus yang benar 6. Ciri-ciri kakus yang dugunakan secara baik

Metode Ceramah dan diskusi Media Lembar balik, leaflet

Proses pelaksaaan No 1 Pendahuluan - Memberi salam - Menyampaikan pokok bahasan - Menjawab salam - Menyimak 5 menit Kegiatan Respon peserta waktu

- Menyampaikan tujuan - Melakukan apersepsi 2 Isi Penyampaian materi

- Menyimak - Menyimak

- Memperhatikan

20 menit

Penutup - Diskusi - Kesimpulan - Evaluasi - Memberikan salam penutup -Menyampaikan jawaban -Mendengarkan -Menjawab salam 5 menit

Setting Tempat Duduk berhadapan

Evaluasi 1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan. 2. Hasil penyuluhan : memberi pertanyaan pada keluarga ........ : a. Apa pengertian dari rumah sehar? b. Apa saja syarat dari rumah yang baik? c. sebutkan secara umum rumah sehat ? d. Bagaimana syarata kakus yang benar? e. apa saja ciri-ciri kakus yang digunakan secara baik?

Referensi

Depkes RI. 1993. Petunjuk Teknis Pengendalian Pencemaran Ai : Bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Edisi I, Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktorat Penyehatan Air, Jakarta. Slamet, Soemirat J. 2002. Kesehatan Lingkungan, Edisi V, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta. -----------, Pedoman Survey Perumahan dan Lingkungan. -----------, Pedoman Survey Resiko Pencemaran Sumur Gali
MATERI PENYULUHAN RUMAH SEHAT Oleh : MITRA ELITA, SKep Pengertian Rumah Rumah adalah pusat kehidupan keluarga. Rumah yang memenuhi syarat syaraat kesehatan justeru menguntungkan kesehatan orang yang bersangkutan. Sebuah rumah sehat tidak harus merupakan rumah yang besar. Rumah tradisional acap kali dapat memenuhi selera orang orang serta kegiatan yang mereka lakukan justeru biasanya lebih cocok dengan cuaca setempat. Letak Rumah Letak rumah yang didirikan amat penting artinya bagi kesehatan. Misalnya tidak didirikan di dekat sampah sampah yang dikumpulkan atau yang dibuang di situ. Paparan sinar matahari juga perlu diperhatikan. Secara umum : 1. Dekat dengan air bersih. 2. Jarak kurang lebih 100 meter dari tempat pembuangan sampah. 3. Dekat sarana pembersihan 4. Di tempat di mana air hujan dan air kotor tidak menggenang. Ruangan Cukup luas untuk ditempati. Tata ruang

Disediakan cara tersendiri untuk membuang air limbah atau mungkin untuk menyirami tanaman tanaman di kebun. Sampah padat dibuang dengan cara khusus. Binatang piaraan dikandangkan. Pagar rumah untuk mencegah masuknya binatang dari luar. Ventilasi Rumah sebaiknya dibuat sedemikian rupa agar udara segar dapat masuk ke dalam rumah secara bebas. Pintu dan jendela dalam posisi yang tepat. Lantai dan dinding harus aman 1. Lantai yang terbuat dari kayu, bambu, ubin, plester atau lainnya sehingga orang yang berjalan di atasnya tidak seperti berjalan di atas tanah terbuka dan mudah dibersihkan. 2. Dinding rumah dengan permukaan lembut dan datar serta tidak ada lubang lubang atau pecah pecah sehingga mudah dibersihkan

Jadi secara umum, rumah yang sehat adalah mempunyai : 1. Ruangan yang cukup sehingga penghuninya tidak terlalu padat, terutama saat mereka sedang tidur. 2. Pelindung terhadap binatang binatang buas dan menempatkan binatang binatang piaraan ke dalam kandang khusus sekurang kurangnya 10 meter dari rumah. 3. Mempunyai tempat untuk mandi dan mencuci pakaian serta alat alat rumah tangga lainnya dengan limbah rumah tangga yang digunakan untuk menyirami tanaman di halaman atau di kebun. 4. Mempunyai tempat khusus untuk menyimpan makanan dan minuman yang dapat diraih secara mudah, namun juga cukup aman dari gangguan debu, tikus, serangga serta binatang lainnya. 5. Tempat khusus untuk memasak yang menyediakan lubang atau saluran pembuangan asap di atap rumah. Hal ini perlu agar dapat memperkecil bahaya kebakaran terutama bagi anak anak. 6. Tempat tempat terlindung guna menyimpan barang barang atau apapun yang sekiranya tidak perlu diambil atau dilihat anak anak 7. Jendela yang memungkinkan udara segar masuk ke dalam ruangan sehingga udara kotor atau asap yang berada di dalam rumah segera terbawa keluar. 8. Cahaya, apabila cahaya matahari didalam rumah kurang maka merupakan tempat yang baik untuk berkembangnya bibit-bibit penyakit. Seyogyanya jalan-jalan masuk cahaya luasnya

sekurang-kurangnya 15-20% dari luas lantai. 9. Ventilasi yang cukup agar aliran udara (rumah tetap segar. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 didalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya akan meningkat sehingga daya tahan tubuh system pernafasan menurun dan murah terserang penyakit saluran pernafasan. Selain itu kelembaban rumah akan meningkat yang merupakan media untuk pertumbuhan jamur dan bakteri sehingga memudahkan untuk terserang penyakit kulit. 10. Penyediaan air minum Air yang digunakan untuk minum sebaiknya dimasak hingga mendidih sehingga bakteri yang terkandung di dalamnya mati. Minum air yang belum dimasak dapat menyebabkan penyakit seperti kolera, disentri, diare, dsb. Syarat air minum yang sehat yaitu : tidak berwarna dan tidak berasa (syarat fisik), bebas dari bakteri (syarat bakteriologis), mengandung zat tertentu dalam jumlah tertentu pula (syarat kimia)

Sanitasi (jamban) Penyakit akibat tinja dibuang sembarangan Diare, kolera, dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja

Syarat-syarat kakus yang benar : 1. Terletak didaratan rendah dan jarak kurang lebih 20 meter dari sumber air (sungai, sumur,, mata air, danau, kolam, dan sebagainya) 2. Tandon penampung tinja sedalam kurang lebih 1 meter 3. Mempunyai penutup yang terbuat dari bahan yang kuat seperti beton atau kayu dan penutup ini mempunyai lubang yang memungkinkan tinja dan air dapat melewatinya ke bawah secara mudah. 4. Mempunyai dinding dan atap yang terbuat dari bahan yang mudah didapatkan, murah dan mudah pula diperbaiki 5. Di jaga kebersihannya sediakan ember dan sapu dalam kakus Ciri-ciri kakus yang digunakan secara baik 1. Semua anggota keluarga menggunakannya 2. Kebersihan selalu di jaga yaitu lantai dan dinding penutup kakusnya selalu dicuci setiap kali dipakai. 3. Lubang kakus selalu ditutup bila kakus tersebut sedang tidak digunakan 4. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membersihkan diri selalu tersedia setiap saat, misalnya air, tissue, sabun dan gayung.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1993. Petunjuk Teknis Pengendalian Pencemaran Ai : Bagi Petugas Pembinaan Kesehatan Lingkungan, Edisi I, Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman Direktorat Penyehatan Air, Jakarta.

Slamet, Soemirat J. 2002. Kesehatan Lingkungan, Edisi V, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta.

-----------, Pedoman Survey Perumahan dan Lingkungan. -----------, Pedoman Survey Resiko Pencemaran Sumur Gali

Mengurangi Dampak Bencana Longsor Oleh: Herryal Zoelkarnaen Anwar

Longsor sudah amat sering terjadi, mengakibatkan banyak korban. Namun, tampaknya yang selalu terjadi adalah semua pihak baru bereaksi jika bencana sudah terjadi. Padahal longsor banyak yang terjadi adalah fenomena alam Indonesia karena geologi iklimnya mendukung. Banyaknya pegunungan dengan lereng gawir curam serta kondisi lapisan tanah dan rentan akibat tingginya tingkat pelapukan batuan masih dipicu oleh intensitas curah hujan tinggi. Semua itu sangat memungkinkan daerah dikategorikan berpotensi longsor di wilayah Indonesia. < p fenomena alam Indonesia karena geologi iklimnya mendukung. Banyaknya pegunungan dengan lereng gawir curam serta kondisi lapisan tanah dan rentan akibat tingginya tingkat pelapukan batuan masih dipicu oleh intensitas curah hujan tinggi. Semua itu sangat memungkinkan daerah dikategorikan berpotensi longsor di wilayah Indonesia.> Longsor dapat terjadi secara alamiah jika disebabkan oleh faktor-faktor alam dan dapat menimbulkan bencana jika merugikan manusia dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Namun, terjadinya bencana longsor dapat dipercepat karena dipicu oleh manusia. Perubahan tata guna lahan yang tidak terkontrol merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya longsor. Meningkatnya kebutuhan lahan untuk permukiman, kegiatan ekonomi, atau infrastruktur akibat bertambahnya jumlah penduduk dapat pula meningkatkan risiko terjadinya longsor. Lahan-lahan tersebut dapat saja berada di daerah yang sebelumnya dikategorikan stabil dan kemudian menjadi berkurang kestabilannya, atau terletak di daerah yang memang rawan longsor. Diberlakukannya otonomi daerah menyebabkan semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas di daerah untuk meningkatkan pendapatannya. Diperlukan suatu komitmen yang kuat agar aktivitas ini tidak sampai memicu terjadinya bencana.

Berbagai bencana Pada awal musim hujan tahun ini bencana longsor terjadi di Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung, yang mengakibatkan sembilan orang tewas dan menimbulkan kerugian lainnya, disusul kejadian di Kabupaten Kebumen yang mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit, dan terakhir di Bukit Lawang, Sungai Bohorok, Sumatera Utara, yang menghebohkan karena begitu banyak yang tewas dan hilang. Bencana longsor yang terjadi sebenarnya dampaknya dapat direduksi. Cara ini disebut mitigasi bencana. Pada tulisan sebelumnya di Kompas (20 Februari 2003) telah disampaikan cara-cara mengelola bencana longsor secara umum. Semakin meningkatnya frekuensi longsor dan mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi selama periode musim hujan ini, diperlukan penjelasan cara-cara yang dapat ditempuh dalam meminimalisir korban-korban serta kerugian-kerugian yang mungkin ditimbulkan oleh bencana longsor di masa datang. Bencana longsor yang kerap melanda negeri ini memang harus dapat dikelola dengan baik. Setelah dilanda kemarau yang panjang tahun ini, sebetulnya masyarakat sudah harus waspada, seperti yang pernah berulang-ulang disampaikan oleh para ahli, bahwa musim panas yang panjang dapat mengakibatkan terjadi rekahan-rekahan pada lapisan tanah, terutama pada daerah tandus. Pada musim penghujan rekahan-rekahan ini akan menjadi saluran masuknya air ke dalam lapisan tanah sehingga mempercepat terjadinya proses penjenuhan tanah. Jika hal ini terjadi pada suatu lereng, maka dapat mengganggu kestabilannya sehingga pada kondisi tertentu dapat menyebabkan terjadinya longsor. Mitigasi merupakan suatu siklus kegiatan yang secara umum dimulai dari tahap pencegahan terjadinya longsor, kemudian tahap waspada, evakuasi jika longsor terjadi dan rehabilitasi, kemudian kembali lagi ke tahap yang pertama. Pencegahan dan waspada adalah merupakan bagian yang sangat penting dalam siklus mitigasi ini. Pada saat ini sudah terdapat peta-peta inventori daerah rawan longsor yang dapat digunakan sebagai data dasar dalam pencegahan longsor walaupun umumnya yang tersedia masih dalam skala kecil. Agar peta-peta ini dapat lebih operasional hingga ke pedesaan, maka harus dikembangkan lagi menjadi peta dengan skala yang lebih detail, terutama untuk lokasi dengan tingkat kerawanan tinggi, pembuatannya dapat dengan melibatkan dinas-dinas yang terkait serta institusi pendidikan tinggi daerah. Peta-peta ini dapat digunakan dalam melindungi daerah rawan longsor dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat dengan mengetahui kondisi tempat tinggalnya. Sosialisasi menjadi hal yang penting dalam pencegahan longsor. Pada bulan Mei yang lalu Puslit Geoteknologi-LIPI telah mengadakan Diklat Mitigasi Bencana Gerakan Tanah untuk aparat pemda kabupaten-kabupaten rawan bencana longsor di Jawa Tengah. Dalam diklat ini disampaikan materimateri mulai dari pengenalan longsor itu sendiri hingga metoda-metoda mitigasinya. Materi-materi ini hendaknya disebarluaskan kepada masyarakat luas oleh instruktur yang berasal dari pemda sendiri. Peringatan dini Tahap selanjutnya adalah kewaspadaan. Jika saja masyarakat telah lebih waspada sebelumnya, tentu kerugian yang diakibatkan oleh bencana seperti di Bukit Lawang beberapa minggu lalu dapat diminimalisir. Di sini perlunya suatu sistem peringatan dini (early warning system) yang dapat memberikan indikasi jika akan terjadi longsor. Sistem peringatan dini yang efektif sebaiknya dibuat berdasarkan prediksi, bilamana dan di mana longsor akan terjadi, yang dapat dilakukan oleh lembaga riset atau perguruan tinggi. Sistem peringatan dini ini hendaknya dapat dibuat secara sederhana sehingga mudah diterapkan oleh masyarakat.

Pada sistem peringatan dini ini hendaknya juga tercakup tindakan-tindakan yang harus dilakukan pada saat bencana datang. Untuk itu diperlukan penyuluhan secara berkala kepada masyarakat. Monitoring daerah rawan longsor merupakan unsur yang penting dalam menunjang sistem peringatan dini, yang diperlukan untuk memantau pergerakan yang terjadi pada lereng, terutama bila longsor yang terjadi akan membahayakan permukiman atau jiwa manusia. Jadi, program mitigasi ini tidak mungkin hanya dapat dilakukan oleh satu badan atau instansi saja mengingat luasnya wilayah Indonesia yang dikategorikan rawan longsor. Sudah saatnya program mitigasi bencana longsor dikelola dan dikoordinir secara nasional untuk mereduksi dampak yang ditimbulkannya sebelum bencana-bencana selanjutnya datang. Untuk itu diperlukan kolaborasi interaktif lintas sektoral antara sektor pemerintah pusat dan daerah, institusi riset, akademis, swasta, dan masyarakat, yang mencakup aspek-aspek ilmu pengetahuan, perencanaan, dan kebijakan. Dengan cara ini maka penanganan masalah longsor dapat dilakukan secara komprehensif dan lebih efektif. Dengan demikian, masyarakat diajak agar peduli terhadap bencana gerakan tanah dan selalu berusaha untuk meminimalisir dampaknya. Walaupun dikoordinir secara nasional, karena longsor banyak terjadi di daerah, maka pemdalah yang sebaiknya memegang peranan penting, mulai dari gubernur hingga ke aparat kepala desanya. Instansiinstansi di pusat dapat berperan sebagai konsultan yang memberikan pengarahan, penyediaan tenaga ahli, ataupun menyuplai data-data atau informasi yang dibutuhkan oleh daerah. Mitigasi bencana longsor dapat berjalan efektif jika terdapat komitmen yang kuat di dalam masyarakat untuk secara bersama-sama meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana longsor. Oleh karena itu, metoda mitigasi akan efektif jika masyarakat turut dilibatkan. Tidak hanya masyarakat yang berada di daerah rawan longsor, tetapi juga masyarakat lainnya, terutama mereka yang juga memiliki kegiatan di daerah rawan bencana longsor. DR Ir Herryal Zoelkarnaen Anwar MEng Peneliti Masalah Gerakan Tanah (Longsor), Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI

Anda mungkin juga menyukai