Anda di halaman 1dari 40

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori 1. Kehamilan a. Pengertian Kehamilan adalah pembuahan ovum oleh spermatozoa yang kemudian mengalami nidasi pada uterus dan berkembang sampai janin lahir. Lamanya hamil normal 37-42 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir (Wiknjosastro, 1999). Kehamilan merupakan suatu proses pembuahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh di dalam rahim ibu (Depkes RI, 2002). Kehamilan Menurut Rustam (1998) yaitu terjadi proses permulaan kehamilan yakni, Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (frimbiae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpahke dalam vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang menggembung di tuba fallopi. Disekitar sel telur, banyak terkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada 6

tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =fertilisasi). Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh rambut getar tuba ) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu kira-kira 6-7 hari. Untuk menyuplai darah dan zat-zat makanan bagi mudigah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta). Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), Pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi, dan plasentasi. b. Periode Kehamilan Menurut Manuaba (1998) kehamilan dibagi menjadi tiga triwulan yaitu: 1) Triwulan pertama : 0 sampai 12 minggu 2) Triwulan kedua : 13 sampai 28 minggu 3) Triwulan ketiga : 29 sampai 42 minggu Menurut Kusbandiyah (2010) Kehamilan dibagi menjadi tiga yaitu : 1) Trimester pertama 0 12 minggu 2) Trimester kedua 12 28 minggu 3) Trimester ketiga 28 40 minggu

c. Tanda dan Gejala Kehamilan Tanda dan gejala kehamilan untuk dapat menegakkan kehamilan menurut Saifudin (2004) dengan melakukan penilaian terhadap : 1) Tanda tanda tidak pasti hamil meliputi : a) Amenorhea (terlambat datang bulan) Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadi folikel de graff dan ovulasi. Bila seorang wanita dalam masa mampu hamil, apabila sudah kawin mengeluh terlambat haid, maka pikirkan bahwa dia hamil, meskipun keadaan stress, obat-obatan, penyakit kronis dapat pula mengakibatkan terlambat haid. b) Mual Pengaruh estrogen dan progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan menyebabkan mual dan muntah. Mual dan muntah merupakan gejala umum, mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang berkepanjangan. Dalam kedokteran sering di kenal morning sickness karena munculnya seringkali pagi hari. Mual dan muntah diperberat oleh makanan yang baunya menusuk dan juga oleh emosi penderita yang tidak stabil. Untuk mengatasinya penderita perlu di beri makan-makanan yang ringan, mudah di cerna dan jangan lupa menerangkan bahwa keadaaan ini dalam batas normal orang hamil. Bila berlebihan dapat pula diberikan obat-obat anti muntah.

c) Ngidam Keinginan untuk makan tertentu. d) Pingsan Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan pingsan. e) Mastodinia Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada payudara disebabkan payudara membesar. Vaskularisasi bertambah, asinus dan duktus berproliferasi karena pengaruh estrogen dan progesteron dan somatomammotropin. f) Konstipasi Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus dan dapat menyebabkan kesulitan untuk buang air besar. g) Hiperpigmentasi kulit (1) Sekitar pipi Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofis anterior menyebabkan pigmentasi kulit (2) Dinding perut Striae lividae, striae nigra, linea alba atau nigra

10

(3) Sekitar payudara Hiperpigmentasi areola mammae, puting susu makin menonjol, kelenjar montgomery menonjol, pembuluh darah manifes sekitar putting (4) Varises atau penampakan pembuluh darah vena Karena pengaruh dari estrogen dan progesteron terjadi penampakan pembuluh darah vena h) Perubahan berat badan Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, karena nafsu makan menurun dan muntah-muntah. Pada bulan selanjutnya berat badan akan selalu meningkat sampai stabil menjelang aterm. 2) Tanda tanda mungkin hamil a) Tanda Hegar Segmen bawah uterus lembek pada perabaan. b) Tanda Chadwicks Vagina berwarna kebiru-biruan, terjadi kira-kira minggu keenam. c) Tanda Piscasek Terjadinya pertumbuhan yang asimetris pada bagian uterus yang dekat dengan implatasi plasenta. d) Kontraksi Braxton His Uterus berkontraksi bila dirangsang, tanda ini khas untuk uterus pada masa kehamilan.

11

e) Tanda Goodells Diketahui melalui pemeriksaan bimanual. Serviks terasa lebih lunak. Penggunaan kontrasepsi oral juga dapat memberikan dampak ini. f) Tanda Mc Donald Fundus uteri dan serviks bisa dengan mudah difleksikan satu sama lain dan tergantung pada lunak atau tidaknya jaringan
isthmus.

g) Terjadi pembesaran abdomen Pembesaran perut menjadi nyata setelah minggu ke 16, karena pada saat itu uterus telah keluar dari rongga pelvis dan menjadi organ rongga perut. h) Kontraksi uterus Tanda ini muncul belakangan dan pasien mengeluh perutnya kencang, tetapi tidak disertai rasa sakit. i) Pemeriksaan tes biologis kehamilan Pada pemeriksaan ini hasilnya positif, dimana kemungkinan positif palsu. 3) Tanda pasti hamil a) Denyut Jantung Janin (DJJ) Dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17 - 18. Pada orang gemuk lebih lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal lagi sekitar minggu

12

ke-12.

Melakukan

auskultasi

pada

janin

bisa

juga

mengidentifikasi bunyi-bunyi yang lain, seperti bising tali pusat, bising uterus dan nadi ibu. b) Palpasi Yang harus ditentukan adalah outline janin. Biasanya menjadi jelas setelah minggu ke 22. Gerakan janin dapat dirasakan dengan jelas setelah minggu ke 24 (Kusmiyati.dkk, 2008, pp.93-97). 2. Wanita Usia Subur Pranikah Wanita usia subur adalah wanita yang keadaan organ

reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun (Ekasari, 2009). Pada wanita subur ini berlangsung lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan lebih cepat dari pada pria. Puncak kesuburan ada pada rentang usia 20-29 tahun. Pada usia ini wanita memiliki kesempatan 95% untuk hamil. Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Tentang perkawinan, 1974). Wanita Usia Subur Pranikah adalah wanita yang keadaan organ reproduksinya berfungsi dengan baik antara umur 20-45 tahun yang akan melakukan pernikahan dengan seorang pria dengan tujuan membentuk keluarga.

13

3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I, Trimester II, Trimester III a. Pengertian Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang

mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan/ periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi bisa menyebabkan kematian ibu (Pusdiknakes,2003). Menurut Kusmiyati dkk, 2008, kehamilan merupakan hal yang fisiologis. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil. b. Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan Pada umumnya 80-90 % kehamilan akan berlangsung normal dan hanya 10-12 % kehamilan yang disertai dengan penyulit atau berkembang menjadi kehamilan patologis. Kehamilan patologis tidak terjadi secara mendadak karena kehamilan dan efeknya terhadap organ tubuh berlangsung secara bertahap dan berangsurangsur. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Faktor predisposisi dan adanya penyulit penyerta sebaiknya diketahui sejak awal sehingga dapat dilakukan berbagai upaya maksimal untuk

14

mencegah gangguan yang berat baik terhadap kehamilan dan keselamatan ibu maupun bayi yang dikandungnya. c.Macam-macam Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I,

Trimester II, Trimester III 1) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 12 minggu) a) Perdarahan Pada Kehamilan Muda Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus, misscarriage, early pregnancy loss.

Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing, setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2008). (1) Abortus Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008). Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan abortus (5%). Berdasarkan jenisnya Sujiyatini dkk (2009) menyebutkan abortus dibagi menjadi:

15

(a) Abortus Imminens (threatened) Suatu abortus imminens dicurigai bila terdapat pengeluaran vagina yang mengandung darah, atau perdarahan pervaginam pada trimester pertama

kehamilan. Suatu abortus iminens dapat atau tanpa disertai rasa mules ringan, sama dengan pada waktu menstruasi atau nyeri pinggang bawah. Perdarahan pada abortus imminens seringkali hanya sedikit, namun hal tersebut berlangsung beberapa hari atau minggu. Pemeriksaan vagina pada kelainan ini memperlihatkan tidak adanya pembukaan serviks. Sementara pemeriksaan dengan real time ultrasound pada panggul menunjukkan ukuran kantong amnion normal, jantung janin berdenyut, dan kantong amnion kosong, serviks tertutup, dan masih terdapat janin utuh. (b) Abortus Insipien (inevitable) Merupakan suatu abortus yang tidak dapat dipertahankan lagi ditandai dengan pecahnya selaput janin dan adanya pembukaan serviks. Pada keadaan ini didapatkan juga nyeri perut bagian bawah atau nyeri kolek uterus yang hebat. Pada pemeriksaan vagina memperlihatkan dilatasi osteum serviks

16

dengan bagian kantung konsepsi menonjol. Hasil Pemeriksaan USG mungkin didapatkan jantung janin masih berdenyut, kantung gestasi kosong (5-6,5 minggu), uterus kosong (3-5 minggu) atau perdarahan subkorionik banyak di bagian bawah. (c) Abortus Incompletus (incomplete) Adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa yang tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan vagina, canalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari osteum uteri eksternum. Pada USG didapatkan endometrium yang tipis dan ireguler. (d) Abortus Completus (complete) Pada abortus completus semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan

perdarahan sedikit, osteum uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil. Selain ini, tidak ada lagi gejala kehamilan dan uji kehamilan menjadi negatif. Pada Pemeriksaan USG didapatkan uterus yang kosong.

17

(e) Missed Abortion Adalah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. (f) Abortus Habitualis (habitual abortion) Adalah abortus spontan yang terjadi berturutturut tiga kali atau lebih. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, namun kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu. (2) Kehamilan ektopik Adalah suatu kehamilan yang pertumbuhan sel telur telah dibuahi tidak menempel pada dinding endometrium kavum uteri. Lebih dari 95% kehamilan ektopik berada di saluran telur (tuba Fallopii). Kejadian kehamilan ektopik tidak sama diantara senter pelayanan kesehatan. Hal ini bergantung pada kejadian salpingitis seseorang. Di Indonesia kejadian sekitar 5-6 per seribu kehamilan. Patofisiologi terjadinya kehamilan ektopik tersering karena sel telur yang telah dibuahi dalam perjalanannya menuju endometrium tersendat sehingga embrio sudah berkembang sebelum mencapai kavum uteri dan akibatnya akan tumbuh di luar rongga rahim. Bila kemudian tempat nidasi tersebut tidak dapat menyesuaikan diri dengan

18

besarnya buah kehamilan, akan terjadi rupture dan menjadi kehamilan ektopik terganggu (Hadijanto, 2008). Tanda dan gejala pada kehamilan muda, dapat atau tidak ada perdarahan pervaginam, ada nyeri perut kanan/kiri bawah. Berat atau ringannya nyeri tergantung pada banyaknya darah yang terkumpul dalam peritoneum. Dari Pemeriksaan fisik didapatkan rahim yang juga membesar, adanya tumor didaerah adneksa. Adanya tandatanda syok hipovolemik yaitu hipotensi, pucat dan ekstremitas dingin, adanya tanda-tanda abdomen akut yaitu perut tegang bagian bawah, nyeri tekan dan nyeri lepas dinding abdomen. Dari Pemeriksaan dalam serviks teraba lunak, nyeri tekan, nyeri pada uterus kanan dan kiri. (3) Mola hidatidosa Adalah suatu kehamilan yang berkembang tidak wajar dimana tidak ditemukan janin dan hampir seluruh vili korialis mengalami perubahan berupa degenerasi hidropik. Secara makroskopik, molahidatidosa mudah dikenal yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa millimeter sampai 1 atau 2 cm. Menurut Hadijanto (2008) pada permulaannya gejala mola hidatidosa tidak seberapa berbeda dengan kehamilan

19

biasa yaitu mual, muntah, pusing, dan lain-lain, hanya saja derajat keluhannya sering lebih hebat. Selanjutnya perkembangan lebih pesat, sehingga pada umumnya besar uterus lebih besar dari umur kehamilan. Ada pula kasuskasus yang uterusnya lebih kecil atau sama besar walaupun jaringannya belum dikeluarkan. Dalam hal ini perkembangan jaringan trofoblas tidak begitu aktif sehingga perlu dipikirkan kemungkinan adanya dying mole. Perdarahan merupakan gejala utama mola. Biasanya keluhan perdarahan inilah yang menyebabkan mereka datang ke rumah sakit. Gejala perdarahan ini biasanya terjadi antara bulan pertama sampai ketujuh dengan rata-rata 12-14 minggu. Sifat perdarahan bias intermiten, sedikit-sedikit atau sekaligus banyak sehingga menyebabkan syok atau kematian. Karena perdarahan ini umumnya pasien mola hidatidosa masuk dalam keadaan anemia. b) Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10 minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum.

20

Mual dan muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum (Wiknjosastro, 2002, p.275). c) Selaput kelopak mata pucat Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002, p.281). d) Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi

21

organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). 2) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester II (13 28 minggu) a) Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). b) Bayi kurang bergerak seperti biasa Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan.

22

Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). c) Selaput kelopak mata pucat Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah <10,5 gr% pada trimester II. Anemia pada trimester II disebabkan oleh hemodilusi atau pengenceran darah. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

(Saifuddin,2002, p.281). 3) Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III (29 42 minggu) a) Perdarahan Pervaginam Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan

perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta dimana keadaan plasenta yang letaknya

23

normal, terlepas dari perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan 28 minggu. b) Sakit Kepala Yang Hebat Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003). c) Penglihatan Kabur Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang.

24

Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya

preeklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003). d) Bengkak di muka atau tangan Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia. e) Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam). Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau

25

beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes, 2003). f) Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini) Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-tanda persalinan adalah normal. Pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda-tanda persalinan ini disebut ketuban pecah dini. Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara dunia luar dan ruangan dalam rahim sehingga memudahkan terjadinya infeksi. Makin lama periode laten (waktu sejak ketuban pecah sampai terjadi kontraksi rahim), makin besar kemungkinan kejadian kesakitan dan kematian ibu atau janin dalam rahim (Marjati Kusbandiyah Jiarti, Julifah Rita, 2010). g) Kejang Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena eklampsi (24%). Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala-gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun

26

kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia (Saifuddin, 2002, p.212) h) Selaput kelopak mata pucat Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang dari 2500 gram) (Saifuddin, 2002). i) Demam Tinggi Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejalagejala penyakit. Pada infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi

27

organ vital. Infeksi dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003). d.Tujuan Mengenali Tanda Bahaya Kehamilan Tujuan pentingnya mengetahui tanda bahaya kehamilan menurut Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO (2003) yaitu : 1) Mengenali tanda-tanda yang mengancam bagi ibu hamil dan janinnya sejak dini. 2) Dapat mengambil tindakan yang tepat yaitu menghubungi tenaga kesehatan terdekat bila menemui tanda bahaya kehamilan untuk mendapat perawatan segera. 4. Penyuluhan a. Pengertian Menurut Azwar (1983) penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan sesuatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Dengan pengertian seperti ini maka petugas penyuluhan kesehatan, disamping harus menguasai ilmu komunikasi juga harus menguasai pemahaman yang lengkap tentang pesan yang akan disampaikan. Departemen kesehatan Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan dimana individu, keluarga dan

28

kelompok dan masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang dilakukan secara perseorangan maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu. b. Tujuan dari penyuluhan yang paling pokok menurut Effendy (1998) adalah : 1) Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. 2) Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian. 3) Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan. c. Tempat penyelenggaraan Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan di berbagai tempat menurut Effendy (1998) diantaranya adalah : 1) Di dalam institusi pelayanan Dapat dilakukan di Rumah Sakit, Puskesmas, Rumah Bersalin, klinik dan sebagainya, yang dapat diberikan secara langsung kepada individu maupun kelompok mengenai penyakit, perawatan,

pencegahan penyakit dan sebagainya.Tetapi dapat juga diberikan

29

secara tidak langsung misalnya poster, gambar-gambar, flanfelt, dan sebagainya. 2) Di masyarakat Penyuluhan kesehatan di masyarakat dapat dilakukan melalui pendekatan edukatif terhadap keluarga dan masyarakat binaan secara menyeluruh dan terorganisasi sesuai dengan masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat. Agar penyuluhan kesehatan di masyarakat dapat mencapai hasil yang diharapkan diperlukan perencanaan yang matang dan terarah sesuai dengan tujuan program penyuluhan kesehatan masyarakat berdasarkan kebutuhan kesehatan masyarakat setempat. Penyuluhan kesehatan masyarakat di masyarakat biasanya berkaitan dengan pembinaan wilayah binaan puskesmas atau oleh karena kejadian yang luar biasa seperti wabah dan lain sebagainya. d. Materi atau pesan Materi atau pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Sehingga materi yang

disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya : 1) Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti masyarakat dalam bahasa kesehariannya

30

2) Materi yang disampaikan tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran 3) Dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan alat peraga untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran. 4) Materi atau pesan yang disampaikan merupakan kebutuhan sasaran dalam masalah kesehatan yang mereka hadapi. e. Metode Effendy (1998) menyebutkan metode yang dipakai dalam penyuluhan kesehatan hendaknya metode yang dapat mengembangkan komunikasi dua arah antara yang memberikan penyuluhan terhadap sasaran, sehingga diharapkan tingkat pemahaman sasaran terhadap pesan yang disampaikan akan lebih jelas dan mudah dipahami, diantaranya metode curah pendapat, diskusi, demonstrasi, simulasi, bermain peran dan sebagainya, yang akan dijelaskan sebagai berikut. Dari banyak metode yang dapat dipergunakan dalam penyuluhan kesehatan masyarakat, dapat dikelompokkan dalam dua macam metode yaitu : 1) Metode didaktik Pada metode didaktik yang aktif adalah orang yang melakukan penyuluhan kesehatan, sedangkan sasaran bersifat pasif dan tidak diberikan kesempatan untuk ikut serta mengemukakan pendapatnya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan apapun. Proses penyuluhan

31

yang terjadi bersifat satu arah (one way method), yang termasuk dalam metode ini adalah : a) Secara langsung Ceramah b) Secara tidak langsung (1) Poster (2) Media cetak (3) Media elektronik (radio, televisi) 2) Metode Sokratik Pada metode ini sasaran diberikan kesempatan mengemukakan pendapat, sehingga mereka ikut aktif dalam proses belajar mengajar, dengan demikian terbinalah komunikasi dua arah antara yang menyampaikan pesan disatu pihak dengan yang menerima dilain pihak (two way method). Yang termasuk dalam metode ini adalah : a) Langsung : (1) Diskusi (2) Curah pendapat (3) Demonstrasi (4) Simulasi (5) Bermain peran (role playing) (6) Sosio drama (7) Simposium (8) Seminar

32

(9) Studi kasus, dsb b) Tidak langsung (1) Penyuluhan kesehatan melalui telepon (2) Satelit komunikasi Dari sekian banyak metode yang dapat digunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan, peneliti menggunakan metode ceramah yaitu suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh informasi tentang kesehatan. f. Alat peraga dalam penyuluhan 1) Definisi Alat peraga (audio visual aid) adalah segala sesuatu yangdapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim pesan (penyuluh) ke penerima pesan (sasaran) sehingga dapat menerangkan pikiran, perasaan, perhatian dan minat sasaran sedemikian rupa sehingga terjadi pemahaman, pengertian dan penghayatan dari apa yang diterangkan 2) Kegunaan alat peraga a) Dapat menumbuhkan minat terhadap kelompok sasaran b) Membantu kelompok sasaran untuk mengingat lebih baik c) Membantu kelompok sasaran untuk meneruskan apa yang diperoleh kepada orang lain

33

d) Membantu kelompok sasaran untuk menambah atau membina sikap baru 3) Manfaat bagi sasaran a) Dapat melihat nyata inti materi yang disampaikan sehingga lebih mudah di pahami a) Menghindari kejenuhan dan kebosanan b) Mudah mengingat pesan yang disampaikan penyuluh c) Mempermudah pengertian sasaran dalam menangkap makna materi yang disampaikan 4) Macam-macam alat peraga (Effendy, 1998) a) Poster Definisi : pesan yang singkat dalam bentuk gambar, dengan tujuan untuk mempengaruhi seseorang atau kelompok agar tertarik pada objek materi yang diinformasikan. b) Leaflet Definisi : selembar kertas yang berisi tulisan cetak tentang sesuatu masalah khususnya untuk suatu sasaran dengan tujuan tertentu. c) Flip chart Definisi : beberapa chart yang telah disususn secara berurutan dan berisi tulisan dengan gambar-gambar yang telah disatukan dengan ikatan atau ring spiral pada bagian pinggir sisi atas. Biasanya

34

jumlah chart lebih dari 12 lembar, berukuran poster lebih besar atau lebih kecil. Dan biasanya memakai kertas tebal. g. Langkah-langkah Merencanakan Penyuluhan 1. Perencanaan Istilah perencanaan sudah sering didengar baik dalam tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari. Secara umum dan sederhana, dapat dikatakan bahwa perencanaan ialah serangkaian kegiatan dimana keputusan yang dibuat dituangkan dalam bentuk tindakan-tindakan (Machfoedz, 2005). 2. Rencana yang Dihasilkan Hendaknya : 1) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat 2) Diterima oleh masyarakat 3) Sesuai dengan kebutuhan program 4) Didukung oleh kebijaksanaan yang ada 5) Bersifat praktis dan bisa dilaksanakan sesuai situasi setempat (feasible dan fleksibel) 3. Langkah-langkah Dalam Perencanaan Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan terdahulu, maka

dapatdisusun langkah-langkah perencanaan sebagai berikut: 1) Mengenal masalah, masyarakat, dan wilayah tindakan pertama yang penting ialah mengumpulkan data atau keterangan tentang berbagai hal, yang diperlukan baik untuk kepentingan

perencanaan, maupun untuk data awal sebagai pembanding dalam

35

rangka

penilaian.

Langkah

pertama

ini

akan

kita

bagi

pembahasannya. 2) Menentukan prioritas 3) Menentukan tujuan penyuluhan 4) Menentukan sasaran penyuluhan 5) Menentukan isi penyuluhan 6) Menentukan metode penyuluhan yang akan dipergunakan 7) Memilih alat-alat peraga atau media penyuluhan yang dibutuhkan 8) Menyusun rencana penilaiannya 9) Menyusun rencana kerja/rencana pelaksanaannya 5. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tidak tahu menjadi tahu, ini terjadi karena seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Peningkatan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penciuman, penglihatan, pendengaran, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoadmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang meningkat dapat merubah persepsi masyarakat tentang penyakit. Meningkatnya

pengetahuan juga dapat mengubah perilaku masyarakat dari yang

36

negatif menjadi positif, selain itu pengetahuan juga membentuk kepercayaan (Wawan, 2010). b. Tingkat Pengetahuan Menurut Notoatmodjo, 2003 bahwa tingkat pengetahuanyang dicapai dalam domain kognitif yaitu : 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Memahami (comprehention) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang suatu obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan secara benar. 2) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. 3) Analisis (analysis) Analisis yaitu kemampuan untuk menyatakan atau menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam keadaan komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih saling berkaitan satu sama lain. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

37

4) Sintesis (syntesis) Sintesis adalah kemampuan untuk melaksanakan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. 5) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap materi atau obyek. Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Proses Perilaku Perilaku menurut Rogers (1974) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) yaitu semua kegiatan atau aktivitas manusia yang dapat diamati langsung atau tidak dapat diamati dari pihak luar. Akan terjadi proses yang berurutan sebelum mengadopsi perilaku yang baru dalam diri seseorang, yakni : 1) Kesadaran (awareness) Di mana seseorang telah menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap obyek. 2) Merasa Tertarik (interest) Dimana seseorang mulai menaruh perhatian dan tertarik pada obyek.

38

3) Menimbang-nimbang (evaluation) Seseorang akan mempertimbangkan baik buruknya tindakan terhadap obyek tersebut, hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik. 4) Mencoba (trial) Di mana individu mulai mencoba perilaku baru. 5) Mengadopsi (adaptation) dan sikapnya terhadap obyek. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadopsian perilaku yang didasari oleh pengetahuan, kesadaran yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng, namun sebaliknya jika perilaku tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran, maka perilaku tersebut bersifat sementara. Perilaku manusia dapat dilihat dari tiga aspek, yaitu aspek fisik, psikis dan sosial yang secara terinci merupakan refleksi dari berbagai gejolak kejiwaan seperti

pengetahuan, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya yang ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor pengalaman keyakinan, sarana fisik dan sosial budaya. d. Cara Pengukuran Pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatantingkatan diatas (Nursalam, 2008) :

39

Tingkatan pengetahuan baik bila skor 75% - 100% Tingkatan pengetahuan cukup bila skor 56% - 75% Tingkatan pengetahuan kurang bila skor <56% e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Pranikah Tentang Tanda Bahaya Kehamilan 1) Faktor Langsung a) Pengalaman Pengalaman individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dari tingkat kehidupan dalam proses perkembangannya. Misal sering mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik seperti seminar. b) Paparan Media Massa Melalui bermacam-macam media baik cetak maupun elektronik berbagai informasi dapat diterima, sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibanding dengan orang yang tidak terpapar informasi media massa. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. c) Seminar Seminar merupakan kegiatan yang diadakan dalam rangka membahas suatu topik tertentu yang biasanya diikuti banyak peserta, dipimpin oleh seorang yang ahli didalam bidang seminar tersebut berfungsi memberikan kesempatan diskusi kepada pesertanya dan menstimulasi anggota kelompok menjadi aktif.

40

d) Konseling Konseling merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor yang terlatih dengan klien. Hubungan ini biasanya bersifat individu, meskipun kadang-kadang melibatkan lebih dari 2 orang dan dirancang untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangan terhadap ruang lingkup hidupnya sehingga dapat membuat pilihan yang bermakna bagi dirinya (Insano, 2004) e) Kelompok Referensi Sosial Kelompok Referensi Sosial yaitu sejumlah orang yang

mengadakan hubungan tatap muka secara berkala karena mempunyai tujuan dan sikap bersama dan antara orangorang itu terdapat ketergantungan satu sama lain misalnya kelompok pengajian, kelompok arisan, kawan sepermainan, keluarga dll. 2) Faktor Tidak Langsung a) Pendidikan Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya halhal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut YB Mantra yangdikutip Notoatmodjo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi seseorang juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi

41

(Nursalam,

2003).

Pendidikan

adalah

suatu

usaha

mengembangkan suatu kepribadian dan kemampuan di dalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, semakin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media massa (Notoatmodjo, 2003). b) Pekerjaan Pekerjaan menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), adalah kebutuhan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi merupakan cara mencari nafkah, berulang dan banyak tantangan. Menurut Wales (2009) pekerjaan dalam arti luas adalah aktifitas utama yang dilakukan oleh manusia, dalam arti sempit istilah pekerjaan digunakan untuk suatu tugas/kerja yang menghasilkan uang bagi seseorang. c) Lingkungan Menurut Ann Mariner yang dikutip Nursalam (2003), lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

42

d) Status ekonomi Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan dimana, dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan sekunder f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Deteksi Dini Tanda Bahaya Kehamilan 1) Sosial-budaya Sistem sosial-budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi yang didapat (Wawan, 2010) 2) Akses layanan kesehatan atau Fasiltas Keshehtan Mudah atau sulitnya mengakses layanan kesehatan tentunya akan berpengaruh terhadap pengetahuan dalam hal kesehatan. 3) Status ekonomi Tingkat status ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan dimana, dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder. Keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih tercukupi dibanding keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini juga berpengaruh dalam pemenuhan kebutuhan sekunder

43

B. KerangkaTeori

Tenaga Kesehatan

Sosial Budaya Ekonomi

Pengalaman

Paparan Media massa Pendidikan Penyuluhan Pekerjaan Seminar Lingkungan Konseling Ekonomi Kelompok Referensi Sosial Angka kematian ibu menurun Penanganan tanda bahaya kehamilan Pengetahuan wanita usia subur (WUS) pranikah tentang tanda bahaya kehamilan Deteksi dini tanda bahaya kehamilan Pemeriksaan cepat dan tepat

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber: Modifikasi Notoatmojo (2003) dan Nursalam (2003)

44

C. Kerangka Konsep Perlakuan Variabel dependen Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) pranikah tentang tanda bahaya kehamilan

Penyuluhan

Gambar 2.2 Kerangka konsep D. Hipotesis Ada Efektivitas Penyuluhan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Pada Wanita Usia Subur (WUS) Pranikah Terhadap Pengetahuannya Tentang Tanda Bahaya Kehamilan di Desa Tambakharjo Semarang Tahun 2012

Anda mungkin juga menyukai