Anda di halaman 1dari 21

BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN Refarat 23 Desember 2013

TERAPI MULTIVITAMIN PADA RECURRENT APHTHOUS STOMATITIS

Nama Stambuk Pembimbing Tanggal Baca

: Aini Dwi Handini : J111 10 003 : Prof. Dr. drg. Harlina, M.Kes : 23 Desember 2013

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK PADA BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN

Rekuren apthous stomatitis (RAS), dikenal dengan sariawan, adalah penyakit umum yang telah mengenai 2.5 miliar masyarakat dunia. Secara klinis, penyakit ini bermanifestasi secara rekuren, sakit pada daerah mulut, dan ulserasi. Terdapat 3 macam jenis RAS; minor, mayor, dan herpetiformis. Lesi RAS dapat mempengaruhi nutrisi, kemampuan berbicara, dan kebersihan mulut. Hingga kini, RAS dapat menghasilkan keadaan tidak sehat dan mengurangi kualitas hidup. Pasien yang mengalami RAS mayor berkembang besar menjadi ulserasi beberapa minggu dan sembuh dengan jaringan parut. Penyebab dari RAS sendiri belum dapat ditentukan secara pasti, sehingga menghambat pengembangan terapi yang efektif untuk pencegahan atau pengobatan. Beberapa faktor predisposisi, termasuk genetik, stress, alergi, dan autoimun. Selain itu, substansial dari literatur menunjukkan bahwa pasien dengan RAS memiliki defisensi vitamin pada tubuhnya.1 Penelitian dari beberapa studi menyangkut defisensi vitamin, termasuk vitamin B12 asam folik, vitamin B1, B2, dan B6 dalam patogenesis dari RAS. Sebagai contoh, penelitian dari salah satu studi menemukan bahwa 28% dari pasien dengan RAS memiliki defisiensi 1 atau lebih dari vitamin B (B1, B2, dan B6). Dengan demikian, peran kekurangan vitamin pada RAS belum dipahami dengan baik. Selain itu, pengujian untuk defisiensi vitamin invasif dan mahal, dan tidak dilakukan secara rutin dalam pengelolaan klinis RAS. Oleh karena itu, para peneliti berusaha untuk mengidentifikasi biaya-rendah, non-toksik sebagai strategi pencegahan pada lesi RAS. 1,2 Sebuah penelitian komprehensif pada Medline, pada tahun 1951, menemukan 578 artikel berhubungan dengan RAS, termasuk 110 percobaan klinis. Multivitamin herbal, pasta
2

adesif,

antiseptik

lokal,

obat

anti-inflamasi

non-steroid

topikal,

kortikosteroid

topikal/sistemik merupakan perawatan yang diberikan pada penderita RAS. Sebagian besar tujuan pengobatan jangka pendek adalah mengurangi rasa sakit, durasi ulser dan mengembalikan fungsi normal mulut. Beberapa perawatan telah dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan jangka panjang seperti pengurangan frekuensi dan keparahan RAS serta pengurangan biaya pengobatannya.1

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1.

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS)


Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan ulkus yang berulang pada rongga mulut dengan etiologi yang belum diketahui. Ulkus ini berbeda dalam jumlah dan ukuran tergantung pada tampakan klinis, yang juga membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Selain itu, ada beberapa faktor yang berhubungan dengan penyakit tersebut tetapi tidak melibatkan etipatogenesisnya. Tingkat keparahan dan tampakan klinis membantu dalam menegakkan diagnosis banding.2 Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) berasal dari kata Aphtae (bahasa Yunani aphtai, membakar) adalah lesi ulserasi yang dimana berada di atas permukaan mukosa , seperti erosi, kehilangan kontinuitas yang melibatkan seluruh lapisan epitel dan dapat mempengaruhi dasar jaringan ikat. Aphthosis merupakan lesi ulserasi oral (aphtae), yang menimbulkan sakit dan berbatas jelas. Penyebab ulkus pada rongga mulut beragam : penyakit kulit menular, kanker, penyakit hematologi, penyakit pencernaan, penyakit sistemik, obat-obatan, dan radioterapi.2 Ada tiga bentuk yang berbeda dari tampilan ulkus RAS: A. Recurrent Aphthous Stomatitis Minor Lesi yang paling umum terjadi. Terjadi lebih dari 80% dari semua kasus RAS yang ditandai oleh ulser bulat dan oval, dangkal dengan diameter < 10 mm dan dikelilingi oleh pinggiran yang eritematus. RAS minor biasanya mengenai

daerah-daerah non-keratin seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut, tetapi tidak mengenai daerah keratin seperti gingiva, palatum atau dorsum lidah. Sebagian besar terjadi pada masa anak-anak. Lesi berulang dengan frekuensi yang bermacam-macam, dalam beberapa waktu 1-5 ulser bisa muncul dan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.3,4

B. Recurrent Aphthous Stomatitis Mayor Bentuk lesi serupa denga RAS minor, tetapi ulser berdiameter > 10 mm, tunggal atau jamak akan menimbulkan rasa sakit. Demam, disfagia, dan malaise terkadang muncul pada awal munculnya penyakit. Sering terdapat pada bibir, palatum lunak dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut. Ulser berlangsung selama 6 minggu atau lebih dan sembuh dengan meninggalkan jaringan parut.3,4

C. Herpertiform Ulser Nama ini digunakan karena mirip dengan lesi intraoral pada infeksi virus herpes simplex primer (HSV), tetapi HSV tidak mempunyai peran etiologi pada seperti RAS. Bentuk lesi ini ditandai dengan ulser-ulser kecil, berbentuk bulat, sakit, penyebarannya luas dan dapat menyebar di rongga mulut. 100 ulser kecil bisa muncul pada satu waktu, dengan diameter 1-3 mm, bila pecah bersatu ukuran lesi menjadi besar. Ulser akan sembuh dalam waktu 10-14 hari tanpa meninggalkan bekas.3

Etiologi Reccurrent Aphthous Stomatitis (RAS)


Faktor-faktor lokal dan umum yang mungkin terlibat dan mendukung perkembangan dari RAS: 2,3 1. Ketidakseimbangan sistem imun yang berhubungan dengan kekebalan tubuh kemungkinan dapat dipicu oleh immunodefisiensi sementara. 2. Adanya faktor infeksi. Ada hubungan timbal balik yang mungkin terjadi anatara antigen bakteri dan mukosa rongga mulut. 3. Trauma mekanis (gigitan, gigi palsu, sikat gigi, dll), termal atau iritan kimia. 4. Sering terjadi kekurangan vitamin dan mineral seperti zat besi, asam folat dan vitamin B12 pada pasien yang menderita RAS, 5. Hipersensitif terhadap makanan. Seringkali alergi atau intoleransi makanan dikaitkan dengan atopi, dan pada pasien yang memiliki riwayat keluarga yang menderita RAS, telah terlihat adaya hubungan yang signifikan dengan riwayat atopi. 6. Perubahan hormonal. RAS sering dikaitkan dengan siklus menstruasi karena perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron. 7. Stress. Faktor ini berperan sebagai faktor pemicu atau modifikasi yang menyebabkan RAS. 8. Genetik. Adanya agregasi familial, dan beberapa penelitian telah berkorelasi dari RAS ke antigen HLA. Penyebab terjadinya lesi aphthous sebesar 90% pada penderita dengan kedua orang tua yang menderita penyakit tersebut, dibandingkan pada penderita dengan orang tua yang tidak pernah menderita penyakit tersebut hanya sebanyak 20%.

Manifestasi Klinis RAS


Lesi pada mukosa oral didahului dengan timbulnya gejala seperti terbakar (prodormal burning) pada 2-48 jam sebeum ulser muncul. Selama periode initial akan terbentuk daerah kemerahan pada area lokasi. Setelah beberapa jam, timbul ulserasi dan berkembang menjadi lebih besar setelah 48-72 jam. Kehadiran RAS ini dapat mengganggu sistem fonetik, mastikasi, dan disfagia. Sakit ini seperti halnya dengan sakit yang dihasilkan luka bakar dan apabila berkontak dengan makanan panas dan rempah-rempah.2,4

2.

Multivitamin
Multivitamin merupakan serangkaian kumpulan dari jenis-jenis vitamin. Vitamin sendiri berasal dari (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) yang merupakan sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki

fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.5 Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin tersebut antara lain vitamin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, niasin, asam pantotenat, biotin, vitamin B6, vitamin B12, dan folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Sumber berbagai vitamin ini dapat berasal dari makanan, seperti buah-

buahan, sayuran, dansuplemen makanan.5,6 Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami
7

suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh.5,7 Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh.5,6 Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus.5,6

A. Vitamin B1 Vitamin B1 atau Thiamin merupakan pembentuk enzim dalam membantu proses katabolisme karbohidrat. Vitamin B1 juga memegang peranan penting dalam pertumbuhan, menambah nafsu makan, dan menyempurnakan proses pencernaan. Sumber vitamin B1 : - Nabati : kacang-kacangan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang kedelai,dan sayuran hijau. - Hewani : Hati, telur, dan susu

Defisiensi vitamin B1 akan menyebabkan kurangnya nafsu makan, konstipasi, rasa lelah dan susuah tidur. Sedangkan defisiensi dalam jumlah besar akan mengakibatkan timbulnya penyakit beri-beri, kulit kering dan bersisik, serta daya tahan tubuh yang berkurang.

B. Vitamin B2 Vitamin B2 atau Riboflavin merupakan unsur pembentuk enzim untuk membantu proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Vitamin B2 berguna dalam membantu pertumbuhan, pemeliharaan jaringan syaraf, kulit dan kornea mata. Sumber vitamin B2 : - Nabati - Hewani : Sayuran (brokoli, asparagus), kacang-kacangan : Hati, susu, daging

Defisiensi vitamin B2 akan menimbulkan turunnya daya tahan tubuh, kulit kering, mulut kering, bibir pecah-pecah, dan sariawan.

C. Vitamin B3 Vitamin B3 atau Niacin merupakan pembentuk enzim untuk membantu proses metabolisme energi. Niacin memegang peranan dalam pemeliharaan kesehatan jaringan tubuh. Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan besar dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Berbagai jenis senyawa racun dapat dinetralisir dengan bantuan vitamin ini. Vitamin B3 termasuk salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, seperti ragi, hati, ginjal, daging unggas, dan ikan. Akan tetapi, terdapat beberapa sumber pangan lainnya yang juga mengandung vitamin ini dalam kadar tinggi, antara lain gandum dan kentang manis. Defisiensi vitamin ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, dan mual.5

D. Vitamin B5 Vitamin B5 (Asam Pantotenat) banyak terlibat dalam reaksi enzimatik di dalam tubuh. Hal ini menyebabkan vitamin B5 berperan besar dalam berbagai jenis metabolisme, seperti dalam reaksi pemecahan nutrisi makanan, terutama lemak. Peranan lain vitamin ini adalah menjaga komunikasi yang baik antara sistem saraf pusat dan otak dan memproduksi senyawa asam

lemak, sterol, neurotransmiter, dan hormon tubuh. Asam pantotenat dapat ditemukan pada banyak jenis makanan karena pada dasarnya hampir semua makhluk makanan yang hidup membutuhkannya. banyak mengandung Beberapa vitamin ini contoh adalah sumber ragi,

kuning telur, brokoli, dan hati. Sumber makanan lain yang juga mengandung

10

vitamin B5 adalah daging ayam, ikan,susu, kacang-kacangan, alpukat, dan ubi. Konsumsi asam pantotenat yang dianjurkan perhari adalah 4-7 mg. Defisiensi vitamin B5 dapat menyebabkan kulit pecah-pecah dan bersisik. Selain itu, gangguan lain yang akan diderita adalah keram otot serta kesulitan untuk tidur.5,6,8

E. Vitamin B6 Vitamin B6, atau dikenal juga dengan istilah Piridoksin, merupakan vitamin yang esensial bagi pertumbuhan tubuh. Piridoksin berperan sangat penting dalam metabolisme asam amino di dalam tubuh. Dengan bantuan Piridoksin, asam amino dapat diserap tubuh di usus dan digunakan untuk berbagai keperluan di dalam tubuh. Vitamin ini juga turut bekerja dalam pemecahan protein dan sintesis asam amino. Selain itu, pembentukan senyawa histamin, serotonin, dopamin, dan adrenalin juga sangat tergantung pada keberadaan vitamin ini. Serotonin yang dibentuk akan digunakan untuk menjaga sistem imun yang baik. Piridoksin juga mampu menyembuhkan PMS pada wanita. Beberapa makanan yang dapat digunakan sebagai sumber vitamin ini adalah biji bunga matahari, ikan, telur, daging, gandum, roti, sereal, sayur bayam, wortel, dan buah pisang. Karena bersifat sensitif cahaya dan panas, vitamin B6 seringkali rusak selama proses pemasakan. Defisiensi piridoksin pada umumnya jarang terjadi karena vitamin ini tersebar di banyak sumber makanan. Jika terjadi kasus defisiensi, hal ini biasanya dikarenakan oleh adanya gangguan sistem penyerapan nutrisi disaluran

11

pencernaan. Gejala yang ditimbulkan antara lain dermatitis, bibir pecah-pecah, peradangan mulut, sirosis, dan insomnia.

F. Vitamin B7 Biotin (atau vitamin dengan vitamin H. B7) Peran ialah vitamin larut utama biotin di air yang dalam juga tubuh dikenal adalah

membantu metabolisme lemak, protein,dan karbohidrat yang akan membentuk molekul gula sederhana (glukosa), asam lemak, dan asam amino. Biotin banyak digunakan untuk membantu pemulihan tubuh terhadap penyakit defisiensi holokarboksilase sintetase dan defisiensi biotinidase. Selain itu, biotin juga mampu menurunkan kadar gula darah serta memperkuat struktur rambut dan kuku. Defisiensi biotin adalah salah satu jenis penyakit yang jarang ditemui karena vitamin ini dapat ditemukan di hampir semua jenis makanan Sumber utama biotin antara lain berasal dari daging, kuning telur, dan pisang. Selain itu, biotin juga dapat diperoleh dari tanaman kacangkacangan, ragi, dan gandum. Sebagai contoh, defisiensi biotin seringkali menimbulkan masalah kesehatan, seperti dermatitis, depresi, nusea, dan anemia, Sistem antibodi tubuh pun dapat terganggu. Hal ini menyebabkan tubuh mudah terinfeksi olehbakteri dan jamur.

G. Vitamin B9 Asam folat (bahasa Inggris: folic acid, folate, folacin, vitamin B9, vitamin BC, pteroyl-L-glutamic acid, pteroyl-L-glutamate, pteroylmonoglutamic acid) adalah vitamin yang larut air. Vitamin B9 sangat penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke remetilasi
12

homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada period pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa memerlukan asam folat untuk memproduksi sel darah merah dan mencegah anemia. Sayuran berdaun seperti bayam, lobak bunga cina, kacang kering dan kacang

polong, sereal,biji

matahari serta buah-buahan dan sayuran tertentu

seperti kentang, tomat, jeruk, adalah sumber yang kaya akan folat. Telur, hati, dan produk-produk gandum juga termasuk bahan makanan yang mengandung banyak asam folat.9 Asam folat sangat sensitif terhadap cahaya, oksigen dan suhu tinggi. Karna dia juga cepat larut dalam air, jika bahan makanan yang mengandung asam folat dicuci, maka sering terjadi asam folatnya akan hilang terbawa dengan air. Maka itu juga sering individu kekurangan Vitamin B9. Karna itu disarankan untuk mengkonsumsi sayur yang mengandung asam folat untuk dikonsumsi dalam bentuk mentah seperti di salad.9

H. Vitamin B12 Vitamin B12, disebut juga Kobalamin, adalah sebuah vitamin larut air yang berperan penting dalam berfungsi normalnya otak dansistem saraf, serta dalam pembentukan darah. Vitamin ini merupakan salah satu dari delapan vitamin B. Umumnya, vitamin ini terlibat dalam metabolisme setiap sel dalam tubuh, terutama pengaruhnya pada sintesis dan regulasi DNA serta pada sintesis asam lemakdan produksi energi.10 Vitamin B12 merupakan suatu vitamin yang khususnya penting dalam pemeliharan kesehatan sel-sel saraf, juga membantu produksi DNA dan RNA yang merupakan materi genetik tubuh. Vitamin B12 bekerja sama dengan

13

vitamin B9 atau asam folat membentuk sel-sel darah merah dan membantu kerja zat besi dalam tubuh. Asam folat dan vitamin B12 bekerja sama dalam memproduksi S-adenosylmethionine yang merupakan suatu campuran yang terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh. Vitamin B12 memiliki banyak fungsi dalam tubuh, antara lain membantu membawa oksigen dalam darah ke jaringan-jaringan tubuh. Vitamin B12 juga membantu memecah karbohidrat, lemak, dan protein untuk merubahnya menjadi energi dan membantu pergerakan otot dalam perut dan percernaan. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan rekuren apthous stomatitis, athopik glossitis, kandidiasis mukosa oral/mouth thrush dan angular cheilitis.11

I. Vitamin C Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya

berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih

dari infeksimikroorganisme patogen.

14

Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. Defisiensi vitamin C juga dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Akumulasi vitamin C yang berlebihan di dalam tubuh dapat menyebabkan batu ginjal, gangguan saluran pencernaan, dan rusaknya sel darah merah.

Dari uraian serangkaian vitamin diatas, yaitu vitamin yang tidak larut dalam air (Vitamin B dan C) memang telah diakui sangat dibutuhkan dalam tubuh. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Dan yang paling bermanfaat digunakan sebagai terapi dari RAS yaitu vitamin B12. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai keefektifan vitamin B12 dijadikan sebagai terapi dalam mengeobati RAS. Adapun penelitian mengenai vitamin B12 dalam pengangan RAS, yaitu antara lain sebagai berikut : 11 1. Penelitian yang dilakukan Illia Volkov, Inna Rudoy dkk yang dimuat dalam artikel Canadian Family Physician Juni 2005, seorang wanita umur 30 tahun sudah menikah dengan 4 orang anak datang ke klinik dengan keluhan telah menderita RAS selama 4 tahun. Pemeriksaan fisik normal. Setahun lalu, dia mulai komplain merasakan kelelahan serta keletihan pada tubuh, gangguan mood yang tidak stabil, dan parastesia pada bagian ekstremitas. Pemeriksaan saraf menjelaskan menurunnya refleks tendon dan menurunnya sensasi sentuh pada tubuh. Pemeriksaan serum vitamin B12 menunjukkan 65.1 pmol/L;normal level 115.8 hingga 781.3 pmol/L. Evaluasi dari diet pasien menunjukkan jika sangat rendah mengkonsumsi asupan daging dan produk-produk hewani lainnya.

15

Terapi dilakukan dengan pemberian vitamin B12 1000mcg 2 kali seminggu selama 6 minggu dan dilanjutkan dengan penyuntikan sebulan sekali selama setahun. Gejala-gejala yang berhubungan dengan defisiensi vitamin B12 mulai meredah. Disamping itu RAS pasien tersebut sembuh dengan sempurna. 6 bulan masa follow-up RAS tidak pernah muncul lagi. 2. Seorang wanita berumur 19 tahun dilaporkan mengeluh gangguan mood, gangguan ingatan, parastesia pada bagian ekstremitas sejak setahun yang lalu. Dia juga mengeluh ulser oral yang rekuren dan diduga hal tersebut mengarah pada syndrom Behcet. Pemeriksaan hormon tiroid, asam folik, dan zat besi normal, akan tetapi level dari kadar vitamin B12 nya sangat rendah (64.2pmol/L). terapi yang dilakukan yaitu pemberian vitamin B12 dosis yang sama dengan kasus pertama telah berhasil memperbaiki status psikologi umum pasien, memperbaiki abnormalitis kimiawi dan menyembuhkan ulser yang terdapat pada rongga mulut pasien. Follow up jangka panjang dan terapi yang berlanjut dengan pemberian vitamin B12 pada kahirnya memberikan kesembuhan yang sempurna. 3. Seorang pria 28 tahun yang tampak sehat mengeluh menderita RAS selama 3 tahun. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan kadar asam folat serta level zat besi yang normal, akan tetapi level B12 yang rendah (125.4pmol/L). Hasil anamnesis ternyata dia hanya makan daging sekali dalam 2 minggu. Terapi dilakukan dengan pemberian vitamin B12 (dosis sama dengan kasus pertama) yang menunjukkan kemajuan yang pesat. Follow-up selama 6 bulan memperlihatkan kesembuhan yang sempurna tanpa terjadi RAS yang rekuren lagi.

16

BAB 3 KESIMPULAN

Recurrent Aphthous Stomatitis (RAS) merupakan ulkus yang berulang pada rongga mulut dengan etiologi yang belum diketahui. Ulkus ini berbeda dalam jumlah dan ukuran tergantung pada tampakan klinis, yang juga membutuhkan waktu untuk penyembuhan. Secara klinis, penyakit ini bermanifestasi secara rekuren, sakit pada daerah mulut, dan ulserasi. Terdapat 3 macam jenis RAS; minor, mayor, dan herpetiformis. Lesi RAS dapat mempengaruhi nutrisi, kemampuan berbicara, dan kebersihan mulut. Penyebab dari RAS sendiri belum dapat ditentukan secara pasti, sehingga menghambat pengembangan terapi yang efektif untuk pencegahan atau pengobatan. Beberapa faktor predisposisi, termasuk genetik, stress, alergi, dan autoimun. Selain itu, substansial dari literatur menunjukkan bahwa pasien dengan RAS memiliki defisensi vitamin pada tubuhnya. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Dan yang paling bermanfaat digunakan sebagai terapi dari RAS yaitu vitamin B12. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai keefektifan vitamin B12 dijadikan sebagai terapi dalam mengeobati RAS.

17

DAFTAR PUSTAKA

1. Rajesh V. L., Linda E. C., Richard S. Feinn, et.al., Multivitamin therapy for recurrent apthous stomatitis. JADA 2012;143(4):370-376. 2. Gabriel R. M., Elena R., A., Review article. Recurrent Aphthous Stomatitis in Rheumatology. Elsevier.,Reumatol Clin. 2011;7(5): 323-328. 3. Jeffrey M. Casiglia, Dirk M. Elston. Aphthous stomatitis ; [internet]. Available from : http://www.emedicine.medscape.com 4. Crispian Scully, Meir Grusky, Francia Lozada Nur. The Diagnosis and Management of Recurrent Aphthous Stomatitis : [internet] JADA, vol. 134, 2003. Available from : http://www.jada.com 5. Article ; Vitamins & health supplements guide., [internet]. Available from : http://www.vitamins-supplements.org/ 6. Vitamins ; [internet]. Available from : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/vitamins.html 7. Rahayu ID. Klasifikasi, Fungsi dan Metabolisme Vitamin. Universitas Pertanian dan Peternakan UMM. Vitamin. US National Library of Medicine dan National Institue of Health. 8. DSM in Food, beverages & dietary supplements. Vitamin B5 (pantothenic acid) ; [internet]. Available from http://www.dsm.com/markets/foodandbeverages/products/vitamins/

18

9. Dietary Supplement Fact Sheet: Vitamin B12; [internet]. Available from : http://ods.od.nih.gov/factsheets/VitaminB12-HealthProfessional/ 10. Vitamin B12 ; [internet]. Available from : http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/002403.htm 11. Illia Volkov, Inna Rudoy, Unes Abu-Rabia, et.all., Case Report: Recurrent Aphtous Stomatitis responds to vitamin B12 treatment. Canadian Family Physician. Vol.15, June 2005.

19

Daftar Istilah :
1. RAS : Peradangan yang terjadi pada jaringan rongga mulut dan bersifat kambuhan. 2. Autoimun : Autoimun adalah respon kekebalan salah sasaran yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kacau dan menyerang tubuh sendiri. 3. Alergi : Suatu reaksi berlebihan dari sistem pertahanan tubuh untuk melawan zat-zat asing yang masuk kedalam tubuh. 4. Vitamin : Sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. 5. Angular Cheilitis : Peradangan yang terjadi pada sudut mulut. 6. Ekstremitas : Anggota badan 7. Kortikosteroid : kelompok hormon steroid yang merupakan senyawa regulator seluruh sistem homeostasis tubuh organisme agar dapat bertahan menghadapi perubahan lingkungan dan infeksi. 8. Parastesia : Gangguan sensasi rasa pada kulit seperti kesemutan 9. Prodormal : Gejala yang mendahului suatu penyakit 10. Herpes Simplex Primer : Infeksi yang disebabkan virus herpes yang menimbulkan gejala berupa ada ulser atau semacam sariawan di sekitar rongga mulut dan jumlahnya lebih dari satu.

20

21

Anda mungkin juga menyukai