u selule r dan komponen cairan. Transfusi darah adalah proses pemindahan darah atau komponen darah dari donor ke sistem sirkulasi penerima melalui pembuluh darah vena
1/10/2014
Komponen korpuskuler yaitu materi terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dankeping trombosit, yang dihasilkan dari sel induk dalam sumsum tulang. Komponen cair disebut plasma, menempati lebih dari 50 volume % organ darah, terdiri dari (90%) adalah air, protein plasma dan elektrolit. Protein plasma adalah albumin, berbagai fraksi globulin serta protein
1/10/2014
sebagai organ transportasi, khususnya oksigen(O2), yang dibawa dari paru- paru dan diedarkan ke seluruh tubuh dan kemudian mengangkut (CO2) dari jaringan untuk dibuang ke luar melalui paru- paru. Fungsi pertukaran O2 dan CO2 ini dilakukan oleh hemoglobin, yang terkandung dalam sel darah merah. Protein plasma ikut berfungsi sebagai sarana transportasi dengan mengikat berbagai materi yang bebas dalam plasma, untuk metabolisme organorgan tubuh
1/10/2014
sebagai organ pertahanan tubuh (imunologik), khususnya dalam menahan invasi berbagai jenis mikroba patogen dan antigen asing. Mekanisme pertahanan ini dilakukan oleh leukosit (granulosit dan limfosit) serta protein plasma khusus (immunoglobulin)
1/10/2014
peranan darah dalam menghentikan perdarahan (mekanisme homeost asis) sebagai upaya untuk mempertahankan volume darah apabila terjadi kerusakan pada pembuluh darah. Fungsi ini dilakukan oleh mekanisme fibrinolisis, khususnya jika terjadi aktifitas homeostasis yang berlebihan.
1/10/2014
Whole blood Darah lengkap segar digunakan pada perdarahan akut, syok hemovolemik, dan bedah mayor dengan perdarahan >1500 mL Sel darah merah disebut PRC (packed red blood cells), mengandung konsentrat eritrosit dari whole blood
1/10/2014
Dosis: pada dewasa tergantung kadar hemoglobin sekarang dan yang akan dicapai. Satu kantong akan menaikkan kadar hemoglobin resipien sekitar 1g/dL. Pada neonatus, dosisnya 10-15 mL/kgBB akan meningkatkan kadar hemoglobin 3 g/dL. Kadar hemoglobin akhir dapat diperkirakan dengan rumus = volume darah x hematokrit x 0,91.
1/10/2014
Merupakan derivat dari whole blood Dosis: pada kasus trombositopenia cukup 1 kantong, atau sesuai target kadar platelet biasanya 40.00050.000/mm3 1 kantong dapat meningkatkan platelet sekitar 50100.000/mm3 .Indikasi: untuk mengatasi perdarahan karena kurangnya jumlah platelet,dan fungsi platelet resipien yang tidak normal dengan kadar platelet kurang dari40.000 pada dewasa, dan kurang dari 100.000/mm3 pada neonatus. Kontraindikasi: autoimun trombositopenia, trombotik trom bositopeniapurpura
1/10/2014
Homologous atau allogenic transfusion, yaitu transfusi menggunakan darah dari orang lain; Autologous transfusion, yaitu transfusi dengan menggunakan darah resipien itu sendiri yang diambil sebelum transfusi dilakukan.
1/10/2014
Komplikasi LOKAL: - kegagalan memperoleh akses vena - fiksasi vena tidak baik - masalah ditempat tusukan - vena pecah saat ditusuk, dll Komplikasi UMUM: - reaksi reaksi transfusi - penularan/transmisi penyakit infeksi - sensitisasi imunologis - kemokromatosis
1/10/2014
Reaksi Tranfusi Darah AKUT: hemolitik, panas, alergi, hipervolume, sepsis bakteria, lung injury, dll Reaksi Transfusi Darah LAMBAT
1/10/2014
Yang paling sering timbul: - reaksi febris - reaksi alergi - reaksi hemolitik
1/10/2014
Nyeri kepala menggigil dan gemetar tiba tiba suhu meningkat Reaksi jarang berat Berespon terhadap pengobatan
1/10/2014
Reaksi alergi berat (anafilaksis): jarang Urtikaria kulit, bronkospasme moderat, edema larings: respon cepat terhadap pengobatan
1/10/2014
REAKSI YANG PALING BERAT Diawali oleh reaksi: - antibodi dalam serum pasien >< antigen corresponding pada eritrosit donor - antibodi dalam plasma donor >< antigen corresponding pada eritrosit pasien Reaksi hemolitik: - intravaskular - ekstravaskular
1/10/2014
REAKSI INTRAVASKULAR: - hemolisis dalam sirkulasi darah - jaundice dan hemogolobinemia - antibodi IgM - paling bahaya anti-A dan anti-B spesifik dari sistem ABO - fatal akibat perdarahan tidak terkontrol dan gagal ginjal
1/10/2014
REAKSI EKSTRAVASKULAR: - jarang sehebat reaksi intravaskular - reaksi fatal jarang - disebabkan antibodi IgG destruksi eritrosit via makrofag - menimbulkan penurunan tiba triba kadar Hb s/d 10 hari pasca transfusi
1/10/2014
Bila dilaksanakan pemeriksaan laboratorium pratransfusi darah, mayoritas transfusi darah tidak memberikan efek samping ke pada pasien Namun, kadang kadang timbul reaksi pada pasien, walaupun pemeriksaan laboratorium pra-transfusi darah telah dilaksanakan dan hasilnya COMPATIBLE (= cocok antara darah resipien dan donor)
Reaksi: reaksi RINGAN (suhu meningkat, sakit kepala) s/d BERAT (reaksi hemolisis), bahkan dapat meninggal
1/10/2014
1/10/2014
Fenotip
Genotip
Antigen eritrosit H
OO
A1
A + A1
38
B + (H)
22
A1B A2B
1/10/2014
A + A1 + B A + B + (H)
PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO dan Rhesus pada PASIEN DAN DONOR Pemeriksaan CROSSMATCHING (reaksi kecocokan silang) PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH ABO, dari 2 arah: - Cell grouping: ada/tidaknya antigen A atau B pada permukaan eritrosit - Serum grouping (back typing): ada/tidaknya antibodi A, B, AB dalam serum/plasma PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH RHESUS: - hanya antigen-D atau Du yang diperiksa pada eritrosit
1/10/2014
Periksa kembali apakah pasien telah menandatangani inform consent. Teliti apakah golongan darah pasien telah sesuai. Lakukan konfirmasi bahwa transfusi darah memang telah diresepkan. Jelaskan prosedur kepada pasien. Saat menerima darah atau komponen darah.Periksa ulang label dengan perawat lain untuk meyakinkan bahwa golongan ABO dan RH nya sesuai dengan catatan. Periksa adanya gelembung darah dan adanya warna yang abnormal dan pengkabutan. Periksa jumlah dan jenis darah donor sesuai dengan catatan resipien. Periksa identitas pasien dengan menanyakan nama pasien dan memeriksa gelangidentitas. Periksa ulang jumlah kebutuhan dan jenis resipien. Periksa suhu, denyut nadi, respirasi dan tekanan darah pasien sebagai dasar perbandingan tanda-tanda vital selanjutnya
1/10/2014
Pakai sarung tangan Catatlah tanda vital sebelum memulai transfusi. Jangan sekali-sekali menambahkan obat kedalam darah atau produk lain. Yakinkan bahwa darah sudah harus diberikan dalam 30 menit setelah dikeluarkan dari pendingin. Bila darah harus dihangatkan, maka hangatkanlah dalam penghangat darah in-line dengan system pemantauan. Darah tidak boleh dihangatkan dalam air atau oven microwave. Gunakan jarum ukuran 19 atau lebih pada vena. Gunakan selang khusus yang memiliki filter darah untuk menyaring bekuan fibrindan bahan partikel lainnya.Jangan melubangi kantung darah. Untuk 15 menit pertama, berikan transfusi secara perlahan tidak lebih dari 2ml/menit. Monitor respon pasien selama transfusi: TTV, kemerahan ,bengkak, mual muntah atau gatal-gatal.
1/10/2014
Apabila tidak terjadi efek samping dalam 15 menit, naikkan kecepatan aliran kecuali jika pasien beresiko tinggi mengalami kelebihan sirkulasi. Observasi pasien sesering mungkin selama pemberian transfusi. Perhatikan bahwa waktu pemberian tidak melebihi 4 jam karena akan terjadi peningkatan resiko poliferasi bakteri. Siagalah terhadap adanya tanda reaksi samping. Ganti cairan transfusi dengan NaCl selama 15 menit setelah transfusi
1/10/2014
T RANSFUSI
AUTOLOGUS
Mengurangi resiko tranfusi. Menghemat persediaan darah donor. Mengurangi beban kerja dibank darah For the further info, check in http://www.scribd.com/doc/24127163/TransfusiDarah-BAB-2
1/10/2014
Trombosit disimpan dalam kondisi digoyang terus (Reciprocal agitator), pada suhu kamar (20 C Celcius) Harus segera diberikan (tidak boleh disimpan di kulkas/ di ruangan) Kecepatan cepat Gunakan infus set khusus (jangan menggunkan set transfusi darah merah) = Platelet Administration Set = TERUFUSSION (Terumo)
1/10/2014
Trombosit: - dosis umumnya: 1 unit per 10 kg BB (5-7 unit untuk orang dewasa) - 1 unit meningkatkan 5000/mm3 (dewasa 70 kg) - ABO-Rh typing saja, tak perlu cross match, kecuali pada keadaan tertentu
1/10/2014
Dosis bergantung kondisi klinis dan penyakit dasarnya Coagulation factor replacement: 10 20 ml/kg BB (= 4-6 unit pd dewasa) Dosis ini diharapkan dapat meningkatkan faktor koagulasi 20 % segera setelah transfusi Plasma yang dicairkan (suhu 30 - 37 C) harus segera ditransfusikan ABO-Rh typing saja (tak perlu cross match)
1/10/2014
Intravascular Hemoglobinemia and hemolytic hemoglobinuria, fever, (immune) chills, anxiety, shock, DIC, dyspnea, chest pain, flank pain, oliguria identification Extravascular Fever, malaise, indirect Hemolytic hiperbilirubinemia, (immune) increased urine urobilinogen, falling hematocrit
ABO incompatibility (clerical error) or other complement fixing antibody causing antigen antibody incompatibility IgG non-complementfixing antibody often assoclated with delayed hemolysis
Stop transfusion; Avoid clerical hydrate, support errors; ensure blood pressure & proper sample respiration; induce & recipient diuresis; treat shock and DIC, if present Monitor Ht, Avoid clerical renal & hepatic error : ensure function, coagulati proper sample on profile, no acute & recipient treatment generally identification required Stop transfusion; give antipyretic; eg, acetaminophen ; for rigors Use meperidine 2550 mg IV or IM Pre transfusion antipyretic; leukocytereduced blood if recurrent
Febrile
Antibodies to leukocytes or plasma protein; hemolysis; passive cytokines infusion; sepsis. Commonly due to patients underlying condition
1/10/2014
(continued)
Antibodies to plasma Stop transfusion; proteins; rarely anti- give; antihistamine bodies to IgA (PO or IM); if severe, epinephrine and/or steroids
Pre-transfusion antihitamine; washed RBC components, if recurrent or severe check pretransfusion IgA levels in patients with a history of of anaphylaxis to transfusion
Hypervolemic
1/10/2014
(continued)
Dyspnea, fever pulmonary edema, hypotension, normal pulmonary capillary wedge pressure
HLA or leukocyte Support blood antibodies; usually pressure and donor antibody respiration (may transfused with require intubation) plasma in compo nents
Leukocyte-reduced RBCs if recipient has the antibody; notify transfusion service to quarantine remaining components from donor
Care in blood collection and storage; careful attention to armpreparation for phlebotomy
Bacterial sepsis
Stop transfusion; support blood pressure; culture patient and blood unit; give antibiotics ; notify blood transfusion service
DIC = disseminated intravascular coagulation; IV = intravenous; IM = intramuscular; PO = by mouth;RBC = red blood cells
1/10/2014
If intravascular hemolytic reaction in confirmed 10. Monitor renal status (BUN, creatinine) 11. Initiate a diuresis 12. Analyze urine for hemoglobinuria 13. Monitor coagulation status (prothrombin time, partial tromboplastin time, fibrinogen, platelet count) 14. Monitor for sign of hemolysis (lactate dehydrogenase, bilirubin, haptoglobin, plasma hemoglobin) 15. Repeat compatibility testing (cross match) 16. If sepsis is suspected, culture unit and patients, and treat as appropiate
Adapted from snyder EL. Transfusion reaction. In : Hoffman R, Benz. EF Jr, Shattil SJ, et al. Hematology : Basic Principle and practice, 2nd ed. Ney York : Chruchill Livingstone, 1995 ; 2045-53 1/10/2014
1. Tuliskan kemponen-komponen darah ! 2. Tuliskan fungsi darah ! 3. Jelaskan reaksi yang dapat terjadi pada pasien yang menjalani transfusi darah ! 4. Apa peran penting perawat terhadap pasien yang akan, sedang dan telah mendapatkan transfusi darah ?
1/10/2014