Anda di halaman 1dari 30

LABORATORIUM KIMIA FISIKA

Percobaan Kelompok Nama 1. 2. 3. 4. 5.

: POTENSIAL SEL : IX A

: M. Reinaldo Ongky Billy Anando Gina Ayuningtiyas Rinny Retnoningsih Danny Chandra Septian Catur Puspitasari : 18 Desember 2013

NRP. NRP. NRP. NRP. NRP.

2313 030 003 2313 030 007 2313 030 011 2313 030 013 2313 030 093

Tanggal Percobaan Tanggal Penyerahan Dosen Pembimbing Asisten Laboratorium

: 20 Desember 2013 : Nurlaili Humaidah, S.T., M.T. : Dhaniar Rulandari W.

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013

ABSTRAK Tujuan praktikum potensial sel ini adalah untuk mengetahui dan mengukur besar potensial sel pada sel elektrokimia. Metode percobaan potensial sel yang pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dilanjutkan dengan membuat larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12 N; 0,13 N; 0,14 N. Setelah itu menuangkan larutan yang telah dibuat ke dalam beaker glass, lalu lempeng Cu (Tembaga) dan Zn (Seng) yang telah disiapkan sebelumnya diikat dengan benang. Kemudian lempenglempeng tersebut diletakkan pada beaker glass yang sudah berisi larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 sebesar 250 ml. Menyiapkan jembatan garam dan meletakkan pada kedua larutan. Membasahi semua permukaan jembatan garam dengan larutan tersebut. Lalu kabel dari voltmeter ditempelkan pada lempeng Cu dan Zn tersebut. Setelah kabel voltmeter tersebut ditempelkan, maka akan muncul angka/skala voltage dari lempeng tersebut pada keadaan konstan. Setelah angkanya muncul lalu dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel percobaan. Lalu ulangi percobaan pada masing-masing larutan sebanyak dua kali. Setelah itu hitung rata-ratanya dan masukkan ke dalam tabel perhitungan. Dari percobaan potensial ini didapatkan hasil harga potensial sel dari masing-masing konsentrasi larutan. Pada konsentrasi 0,8 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 59,15 V. Pada konsentrasi 0,9 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 89 V. Pada konsentrasi 0,10 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 41,7 V. Pada konsentrasi 0,11 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 75,4 V. Pada konsentrasi 0,12 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 57,85 V. Pada konsentrasi 0,13 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 23,75 V. Pada konsentrasi 0,14 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 39,8 V. didapatkan kondisi optimum yaitu pada konsentrasi 0,9 N dengan rata-rata harga potensial sel sebesar 89 V Kata Kunci : potensial sel, sel elektrokimia, jembatan garam, voltmeter, beda potensial

DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iii DAFTAR TABEL.................................................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK.................................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang..................................................................................................... I-1 I.2 Rumusan Masalah................................................................................................I-1 I.3 Tujuan Percobaan.................................................................................................I-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori .................................................................................................... II-1 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Variabel Percobaan..........................................................................................III-1 III.2 Alat yang Digunakan........................................................................................III-1 III.3 Bahan yang Digunakan....................................................................................III-1 III.4 Prosedur Percobaan..........................................................................................III-1 III.5 Diagram Alir Percobaan...................................................................................III-2 III.6 Gambar Alat Percobaan...................................................................................III-3 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan...............................................................................................IV-1 IV.2 Grafik dan Pembahasan...................................................................................IV-2 BAB V KESIMPULAN........................................................................................................V-1 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................vi APENDIKS............................................................................................................................ vii LAMPIRAN Laporan Sementara MSDS Bahan Lembar Revisi

ii

DAFTAR GAMBAR

Gambar III.1 Diagram Alir Percobaan.......................................................................III-2 Gambar III.2 Gambar Alat Percobaan....................................................................... III-3 Gambar III.3 Gambar Bahan Percobaan.................................................................... III-4 Gambar IV.2 Grafik Potensial Sel ............................................................................. IV-3

iii

DAFTAR TABEL Tabel IV.1 Hasil Percobaan Potensial Sel .......................................................................... IV-1

iv

DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4 ........................................................................IV-3

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Pada pembelajaran mata kuliah kimia fisika diberikan dalam dua cara yaitu secara teoritis dan praktek. Pada pembelajaran teoritis, diberikan dasar-dasar umum teori. Sedangkan dalam praktikum, dilakukan beberapa prosedur untuk membuktikan kebenaran dari teori-teori yang sudah ada, sehingga diperoleh kesimpulan dari pembelajaran yang sesuai dengan teori dan fakta. Salah satunya yaitu praktikum kimia fisika. Praktikum kimia fisika sangat diperlukan, agar teori yang sudah ada dapat dikembangkan lebih jauh dengan praktikum. Praktikum potensial sel ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses yang terjadi pada sel volta baik proses dalam anoda maupun katoda. Selain untuk mengetahui harga sel volta, praktikum ini juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya Sel Bahan Bakar (Fuel Cell), aki mobil, baterai alkalin, dan proteksi besi oleh seng (Zn) terhadap korosi. Sel volta atau sel galvani adalah suatu elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (elektroda negatif), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (elektroda positif). Rangkaian sel volta terdiri atas elektroda Fe (Logam Fe) yang dicelupkan ke dalam larutan Fe2(SO4)3 dan elektroda Cu (Logam Cu) yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO4. Kedua larutan tersebut dihubungkan dengan jembatan garam yang berbentuk huruf U.

I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengukur potensial sel pada sel elektrokimia ?

I.3 Tujuan Percobaan 1. Untuk mengukur potensial sel pada sel elektrokimia.

I-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. Dalam sel volta, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron akan membentuk kutub negatif (-) dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron akan membentuk kutub positif (+) dinamakan katoda. Jadi, sebuah sel volta terdiri dari dua bagian atau dua elektroda dimana setengah reaksi oksidasi berlangsung pada anoda dan setengah reaksi berlangsung pada katoda. Reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta. (http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/2-reaksiredoks-dan-elektrokimia/3-potensial-sel/)

Gambar II.1 Susunan Sel Volta Notasi sel : Zn/ Zn2+// Cu2+ / Cu Logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih positif dibanding logam Zn , sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda dan logam Cu bertindak sebagai katoda. (www.imamahmadi.wordpress.com/sel-volta/) Persamaan reaksi ionnya: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) Persamaan reaksi setengah selnya: Pada elektroda Zn Pada elektroda Cu Reaksi redoks : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e : Cu2+(aq) + 2e Cu(s) : Cu2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq) II-1

II-2

BAB II Tinjauan Pustaka


Penulisan reaksi redoks tersebut dapat juga dinyatakan dengan diagram sel berikut: Zn(s) | Zn2+(aq) || Cu2+(aq) | Cu(s) Pada proses pembentukan energi listrik dari reaksi redoks dalam sel volta. Logam Zn akan teroksidasi membentuk ion Zn2+ dan melepaskan 2 elektron. Kedua elektron ini akan mengalir melewati voltmeter menuju elektroda Cu. Kelebihan elektron pada elektroda Cu akan diterima oleh ion Cu2+ yang disediakan oleh larutan Cu(NO3)2 sehingga terjadi reduksi ion Cu2+ menjadi Cu(s). Ketika reaksi berlangsung, dalam larutan Zn(NO3)2 akan kelebihan ion Zn2+ (hasil oksidasi). Demikian juga dalam larutan CuSO4 akan kelebihan ion NO3 sebab ion pasangannya (Cu2+) berubah menjadi logam Cu yang terendapkan pada elektroda Cu. Kelebihan ion Zn2+ akan dinetralkan oleh ion NO3 dari jembatan garam, demikian juga kelebihan ion NO3 akan dinetralkan oleh ion Na+ dari jembatan garam. Jadi, jembatan garam berfungsi menetralkan kelebihan ion-ion hasil reaksi redoks. Dengan demikian, tanpa jembatan garam reaksi berlangsung hanya sesaat sebab kelebihan ion-ion hasil reaksi redoks tidak ada yang menetralkan dan akhirnya reaksi berhenti seketika. Dalam sel elektrokimia, tempat terjadinya reaksi oksidasi (elektroda Zn) dinamakan anoda, sedangkan tempat terjadinya reaksi reduksi (elektroda Cu) dinamakan katoda. Alessandro Volta melakukan eksperimen dan berhasil menyusun deret keaktifan logam atau deret potensial logam yang dikenal dengan deret Volta. (http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/sel-elektrokimia/)
LiKBaCaNaMgAlNuZnCrFeCdCoNiSnHCuAgHgPtAu

Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta, sifat reduktornya semakin kuat. Karena suatu unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di sebelah kanannya, tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion dari unsur di sebelah kirinya. Logam Na, Mg, dan Al terletak di sebelah kiri H sehingga logam tersebut dapat mereduksi ion H+ untuk menghasilkan gas H2, sedangkan logam Cu dan Ag terletak di sebelah kanan H sehingga tidak dapat mereduksi ion H+ (tidak bereaksi dengan asam). Deret Volta juga dapat menjelaskan reaksi logam dengan logam lain. Misalnya, logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Reaksi yang terjadi adalah Zn mereduksi Cu2+ (berasal dari CuSO4) dan menghasilkan endapan logam Cu karena Zn terletak di sebelah kiri Cu.

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-3

BAB II Tinjauan Pustaka


Zn(s)+CuSO4(aq)ZnSO4(aq)+Cu(s) atau Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s)

Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal. Potensial sel dihasilkan dari sel Galvani atau sel volta. Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakan total dari potensial elektroda unsurunsur sesuai dengan reaksinya. Hasil perhitungan potensial sel dapat bernilai positif atau negatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung, sedangkan jika potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung. Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel. Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan parsial 1 atm. Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat yang mengalami redoks. E0 sel = E0 red E0 oks E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/potensial-sel-reaksi-sel-danpenentuan-potensial-reduksi/)

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-4

BAB II Tinjauan Pustaka


Tabel II.1 Harga Potensial Sel

Dalam sel elektrokimia suatu elektroda dapat disebut sebagai anoda atau katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroda) Elektroda dibagi menjadi: a. Logam-ion logam Elektroda ini terdiri atas logam yang setimbang dengan ion logamnya, seperti Zn, Cu, Cd, Na dan sebagainya. b. Amalgama Hampir sama dengan elektroda logam-ion logam tetapi dipakai elektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb2+ Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS amalgama. Sifatnya

lebih aktif dan aktivitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan Hg. Contohnya

II-5

BAB II Tinjauan Pustaka


c. Non metal-non gas Elektroda ini disusun dengan menempatkan zat yang bersangkutan dalam tabung, kemudian di atasnya diberi larutan ion yang bersangkutan. Hubungan dengan air dapat dilakukan dengan logam inert seperti Pt. d. Gas Elektroda gas terdiri atas gas yang dimasukkan bergelembung ke dalam larutan yang berisi ion dan setimbang dengannya. Sebagai hubungan luar biasanya dipakai Pt dilapisi Pt hitam. e. Logam-garam tidak larut Dalam hal ini termasuk: 1. Elektroda kalomel 2. Elektroda perak-perak klorida 3. Elektroda timbal-timbal sulfat 4. Elektroda perak-perak bromida Elektroda ini setimbang dengan ion-ion sisa asam dari garam yang bersangkutan. f. Logam-oksida tidak larut Elektroda ini setimbang dengan ion OH- dalam larutan. g. Oksidasi-oksidasi Elektroda ini terdiri atas logam Pt yang dimasukkan dalam larutan yang terbentuk oksidasi dan reduksinya. (Sukardjo,2002)

Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Ada dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks. Salah satu metode disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO), yang berdasarkan pada perubahan bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode lain, disebut metode setengah reaksi (metode ion-elektron). Metode ini melibatkan dua buah reaksi paruh, yang kemudian digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan. (http://belajar-sob.blogspot.com) Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-6

BAB II Tinjauan Pustaka


Reaksi oksidasi dan reduksi sering diistilahkan dengan reaksi redoks, hal ini dikarenakan kedua peristiwa tersebut berlangsung secara simultan. Oksidasi merupakan perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom (gugus) melepaskan elektron, bersamaan itu pula atom atau kelompok atom akan mengalami kenaikan bilangan oksidasi. Demikian pula sebaliknya reduksi adalah perubahan dari sebuah atom atau kelompok atom menerima atau menangkap elektron. Sel elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu: 1. Sel kimia a. Tidak dengan pemindahan b. Dengan pemindahan 2. Sel konsentrasi a. Tidak dengan pemindahan b. Dengan pemindahan (Maron Lando, 1974)

Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan disebut elektron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidsi pada anoda. Gambaran umum tipe reaksi elektroda dapat diringkas sebagai berikut: a. Arus listrik yang membawa ion akan diubah pada elektroda b. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada katoda menyebabkan pengurangan H2O dan pembentukan H2 dan OH- dan absorpsi elektron. c. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyebabkan pengurangan H2O dan elektron. (Dogra, 1998)

Sel galvani menghasilkan arus listrik bila reaksi berlangsung spontan. Sel elektrolit menggunakan elektrolit untuk menghasilkan perubahan kimia. Proses elektrolisis meliputi pendorongan arus listrik melalui sel untuk menghasilkan perubahan kimia dimana potensi potensial sel adalah negatif (Strjer, 1994). Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-7

BAB II Tinjauan Pustaka


Elektrolisis adalah peristiwa penguraian suatu elektrolit oleh suatu arus listrik. Jika dalam sel volta energi kimia diubah menjadi energi listrik, maka dalam sel elektrolisis yang terjadi adalah sebaliknya, yaitu energi listrik diubah menjadi energi kimia. Dengan mengalirkan arus listrik ke dalam suatu larutan atau leburan elektrolit, akan diperoleh reaksi redoks yang terjadi dalam sel elektrolisis. Faktor yang menentukan reaksi kimia elektrolisis antara lain konsentrasi (keaktifan) elektrolit yang berbeda ada yang bersifat inert dan elektoda tidak inert. Hasil elektrolisis dapat disimpulkan; reaksi pada katoda (katoda tidak berperan) ada K+, Ca2+, Na+, H+. Dari asam dan logam lain (Cu2+), reaksi pada anoda, untuk anoda inert ada OH-, Cl-, Br-, dan I- dan sisa asam lainnya serta anoda tidak inert (bukan Pt dan C) (Anshory, 1984). Dalam elektrolisis, sumber aliran listrik digunakan untuk mendesak elektron agar mengalir dalam arah yang berlawanan dengan aliran spontan. Hubungan antara jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan jawabannya oleh Michael Faraday (1791-1867). Hukum faraday pertama tentang tentang elektrolisis menyatakan bahwa jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya muatan listrik yang melewati suatu elektrolisis. Hukum kedua tentang elektrolisis menyatakan bahwa : Sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis (Petrucci, 1985). Untuk menginduksi arus agar mengalir melewati sel elektrokimia, dan menghasilkan reaksi sel non-spontan, selisih potensial yang diberikan harus melebihi potensial arus-nol sekurang-kurangnya sebesar potensial lebih sel, yaitu jumlah potensial ubin pada kedua elektroda dan penurunan ohm (I x R) yang disebabkan oleh arus yang melewati elektrolit. Potensial tambahan yang diperlukan untuk mencapai laju reaksi yang dapat terdeteksi, mungkin harus besar, jika rapatan arus pertukaran pada elektrodanya kecil. Dengan alasan yang sama, sel galvani menghasilkan potensial lebih kecil ketimbang pada kondisi arus nol (Atkins, 1990). Sel Elektrolisis adalah sel yang menggunakan arus listrik untuk menghasilkan reaksi redoks yang diinginkan dan digunakan secara luas di dalam masyarakat kita. Baterai aki yang dapat diisi ulang merupakan salah satu contoh aplikasi sel elektrolisis dalam kehidupan sehari-hari. Baterai aki yang sedang diisi kembali (recharge) mengubah energi listrik yang diberikan menjadi produk berupa bahan kimia yang diinginkan. Air (H2O), Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-8

BAB II Tinjauan Pustaka


dapat diuraikan dengan menggunakan listrik dalam sel elektrolisis. Proses ini akan mengurai air menjadi unsur-unsur pembentuknya. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut : 2 H2O(l) > 2 H2(g) + O2(g) Rangkaian sel elektrolisis hampir menyerupai sel volta. Yang membedakan sel elektrolisis dari sel volta adalah, pada sel elektrolisis komponen voltmeter diganti

dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. (http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/) Berikut ini adalah contoh reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl. Dikenal dengan istilah sel Downs : Katoda (-) Anoda (+) Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 e: 2 Cl-(l) > 2 Na(s) > Cl2(g) + 2 e-

: 2 Na+(l) + 2 Cl-(l) > 2 Na(s) + Cl2(g)

Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. (http://andykimia03.wordpress.com/2009/09/10/elektrokimia-ii-sel-elektrolisis/) Kebergantungan potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk persamaan sel umum, aA +bB xX + yY

potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst. E = E (RT/nF) ln([X]x[Y]y)/([A]a[B]b) E adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, F adalah tetapan Faraday. (http://k15tiumb.blogspot.com/2009/10/potensial-sel.html) Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

II-9

BAB II Tinjauan Pustaka


Potensial sel non standar dapat dihitung dengan persamaan Nernst sebagai berikut :

E 0 sel Esel

0,0592 massa(oksidasi) log n massa(reduksi)

Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan oksidasi dan reduksi masing-masing menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi dan konsentrasi partikel hasil reduksi. (http://chemsin.blogspot.com/2009/06/persamaan-nernst-dan-sel-konsentrasi_16.html)

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Variabel Percobaan 1.Variabel Bebas

: Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4 : 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12 N; 0,13 N; 0,14 N. : Besarnya voltase : Volume masing-masing larutan 250 ml.

2. Variabel Terikat 3. Variabel Kontrol

III.2 Alat Percobaan 1. Beaker glass 2. Voltmeter 3. Jembatan garam (selang) 4. Labu ukur 5. Gelas ukur 6. Kaca arloji 7. Pipet tetes 8. Spatula 9. Corong kaca

III.3 BahanPercobaan 1. Larutan ZnSO4 2. Larutan CuSO4 3. Larutan NaCl jenuh 4. Aquades 5. Logam Tembaga (Cu) 6. Logam Aluminium (Al)

III.4 Prosedur Percobaan 1. 2. 3. Menghitung berat CuSO4 dan ZnSO4 sesuai variabel yang telah ditentukan. Menimbang padatan CuSO4 dan ZnSO4. Melarutkan padatan CuSO4 dan ZnSO4 dengan aquades kedalam labu ukur 500 ml.

III-1

III-2 Bab III Metodologi Percobaan 4. Mengencerkan larutan CuSO4 dan ZnSO4 sesuai dengan variabel konsentrasi yang telah ditentukanya itu, : 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12N; 0,13 N; 0,14 N. 5. Mengisi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,8 N . 6. Mengisi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis ZnSO4 konsentrasi pertama 0,8 N. 7. 8. Menghubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam. Menghubungkan kutub negatif voltmeter pada elektroda tembaga dan kutub positif pada elektroda sampel. 9. Mengamati voltase yang terjadi hingga keadaan konstan dan mencatatnya.

10. Mengulangi percobaan sebanyak 2x dengan konsentrasi larutan yang berikutnya hingga selesai.

III.5.Diagram Alir Mulai

Menghitung berat CuSO4 dan ZnSO4 sesuai variabel yang telah ditentukan.

Menimbang padatan CuSO4 dan ZnSO4

Melarutkan padatan CuSO4 dan ZnSO4 dengan aquades kedalam labu ukur 500 ml.

Mengencerkan larutan CuSO4 dan ZnSO4 sesuai dengan variabel konsentrasi yang telah ditentukan yaitu; 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12N; 0,13 N; 0,14 N

A Laboratorium Kimia Fisika Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS

III-3 Bab III Metodologi Percobaan

Mengisi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,69 N .

Mengisi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis ZnSO4 konsentrasi pertama 0,69 N.

Menghubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam

Menghubungkan kutub negatif voltmeter pada elektroda tembaga dan kutub positif pada elektroda sampel.

Mengamati voltase yang terjadi hingga keadaan konstan dan mencatatnya.

Mengulangi percobaan sebanyak 2x dengan konsentrasi larutan yang berikutnya hingga selesai.

Selesai

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS

III-4 Bab III Metodologi Percobaan III.6 Gambar Alat

Beaker Glass

Labu Ukur

Jembatan garam (selang)

Gelas ukur

Pipet tetes

Kaca arloji

Spatula

Corong kaca

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS

III-5 Bab III Metodologi Percobaan

Voltmeter

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi DIII Teknik Kimia FTI-ITS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN


IV. 1. Hasil Percobaan Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Rata-rata Voltase Larutan ZnSO4 dan CuSO4 Voltase (Volt) I 88,3 58,8 36,5 74,5 53,6 24,3 42,4 II 89,7 59,5 46,9 76,3 62,1 23,2 37,2

Konsentrasi 0,8 N 0,9 N 0,10 N 0,11 N 0,12 N 0,13 N 0,14 N

Rata-rata 89 59,15 41,7 75,4 57,85 23,75 39,8

IV.2 Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, larutan CuSO4 dan ZnSO4 yang dihubungkan dengan jembatan garam berupa selang yang berisi larutan NaCl jenuh bertindak sebagai elektrolit. Sedangkan logam yang dimasukan kedalam larutan disebut elektrode. Elektrode pada sel ini terbuat dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Tembaga berfungsi sebagai katode (+) dan seng bertindak sebagai anode (-). Reaksi redoks yang terjadi pada sel volta sebagai berikut: (anode) : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e Cu(s) Zn2+(aq) + Cu(s)

(katode) : Cu2+ (aq) + 2e Reaksi sel : Zn (s) + Cu2+ + 2e

Dalam menentukan beda potensial yang dihasilkan oleh Zn dan Cu digunakan voltmeter dengan skala 2000 m, ternyata pada konsentrasi larutan 0,9 N jarum pada voltmeter menunjukkan 88,3 sedangkan pada percobaan kedua menunjukkan 89,7 sehingga rata-rata yang diperoleh adalah 89. Perhitungan harga potensial sel dari sel volta diatas adalah sebagai berikut:

IV-1

IV-3

BAB IV Hasil Percobaan Dan Pembahasan (anode) : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e Cu(s) Zn2+(aq) + Cu(s) E = + 0,76 volt E = + 0,34 volt E =+1,10 volt +

(katode) : Cu2+ (aq) + 2e Reaksi sel : Zn (s) + Cu2+ + 2e

Atau dapat ditulis dengan menggunakan rumus: E = Ekatode- Eanode Esel = Ereduksi - Eoksidasi Cu bertindak sebagai katode, sedangkan Zn bertindak sebagai anode, berarti: Esel = Ereduksi - Eoksidasi Esel = (+0,34 V) (0,76 V) = +2,00 V Dengan memperhatikan tanda potensial sel, dapat diketahui apakah suatu reaksi dapat berlangsung spontan atau tidak dapat berlangsung. Jika hasil perhitungan potensial sel bertanda positif, reaksi dapat berlangsung spontan. Adapun jika potensial sel bertanda negatif, maka reaksi tidak dapat berlangsung.

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

IV-3

BAB IV Hasil Percobaan Dan Pembahasan

100 90 80 70
Voltase (volt)

60 50 40 30 20 10 0 0,8 N Percobaan 1 Percobaan 2

0,9 N

0,10 N

0,11 N

0,12 N

0,13 N

0,14 N

Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4

Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan konsentrasi dengan beda potensial yang dihasilkan yaitu tidak berbanding lurus. Hal tersebut tidak sesuai dengan kenaikan konsentrasi, maka beda potensial yang dihasilkan juga akan mengalami kenaikan.

Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS

BAB V KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 2 elektroda/ 2 logam yang digunakan dalam rangkaian sel volta yaitu logam seng (Zn) dan logam tembaga (Cu) ternyata dapat menghasilakan energi listrik, tetapi jumlah energi listrik yang dihasilkan sangat kecil, 2 elektroda/2 logam yang digunakan hanya menghasilkan beda potensial 1,1 v. 2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi spontan, ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Alexander Volta bahwa syarat untuk menghasilkan energi listrik adalah reaksi harus reaksi yang berlangsung spontan. Kespontanan reaksi dapat dilihat dari nilai E selnya. Jika nilai E positif, reaksi berlangsung spontan. Sebaliknya nilai E selnya negatif berarti reaksi berlangsung tidak spontan. 3. Hubungan konsentrasi dengan beda potansial yang dihasilkan yaitu tidak berbanding lurus. 4. Nilai energi listrik rata-rata maksimal bernilai 89 volt dan nilai energi listrik rata-rata minimum bernilai 23,75.

V-1

DAFTAR NOTASI

Notasi Mr m M n N v E0

Satuan Gram/mol Gram Mol/liter larutan Mol Gram ekuivalen/liter larutan ml V

Keterangan Massa molekul relatif Massa Molaritas mol Normalitas Volume Volt

vi

APPENDIKS
Perhitungan berat ZnSO4 N 0,8 M =Mxe =Mx2 = 0,4 M

M 0,4 =

gr = 16,1 gram

Perhitungan berat CuSO4 N =Mxe 0,8 = M x 2 M = 0,4 M

M 0,4 =

gr = 16,1 gram Perhitungan konsentasi larutan ZnSO4 1. V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 0,4 = 150 . 0,14 V1 = V1 = 55,26 ml ZnSO4 + 99,74 ml H2O 2. V1 . N1 = V3. N3 V1 . 0,38 = 150 . 0,17 V1 = V1 = 67,11 ml ZnSO4 + 82,89 ml H2O i

3. V1 . N1 = V4 . N4 V1 . 0,38 = 150 . 0,20 V1 = V1 = 78,95 ml ZnSO4 + 71,05 ml H2O 4. V1 . N1 = V5 . N5 V1 . 0,38 = 150 . 0,23 V1 = V1 = 90,79 ml ZnSO4 + 59,21 ml H2O 5. V1 . N1 = V6 . N6

V1 . 0,38 = 150 . 0,26 V1 = V1 = 102,63 ml ZnSO4 + 47,37 ml H2O 6. V1 . N1 = V7 . N7 V1 . 0,38 = 150 . 0,29 V1 = V1 = 114,47 ml ZnSO4 + 45,53 ml H2O 7. V1 . N1 = V8 . N8 V1 . 0,38 = 150 . 0,32 V1 = V1 = 126,37 ml ZnSO4 + 23,63 ml H2O 8. V1 . N1 = V9 . N9

V1 . 0,38 = 150 . 0,35 V1 = V1 = 138,16 ml ZnSO4 + 11,84 ml H2O ii

Perhitungan konsentrasi larutan CuSO4 1. V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 0,38 = 150 . 0,14 V1 = V1 = 55,26 ml ZnSO4 + 99,74 ml H2O 2. V1 . N1 = V3. N3 V1 . 0,38 = 150 . 0,17 V1 = V1 = 67,11 ml ZnSO4 + 82,89 ml H2O 3. V1 . N1 = V4 . N4 V1 . 0,38 = 150 . 0,20 V1 = V1 = 78,95 ml ZnSO4 + 71,05 ml H2O 4. V1 . N1 = V5 . N5 V1 . 0,38 = 150 . 0,23 V1 = V1 = 90,79 ml ZnSO4 + 59,21 ml H2O 5. V1 . N1 = V6 . N6

V1 . 0,38 = 150 . 0,26 V1 = V1 = 102,63 ml ZnSO4 + 47,37 ml H2O

iii

6. V1 . N1 = V7 . N7 V1 . 0,38 = 150 . 0,29 V1 = V1 = 114,47 ml ZnSO4 + 45,53 ml H2O 7. V1 . N1 = V8 . N8 V1 . 0,38 = 150 . 0,32 V1 = V1 = 126,37 ml ZnSO4 + 23,63 ml H2O 8. V1 . N1 = V9 . N9

V1 . 0,38 = 150 . 0,35 V1 = V1 = 138,16 ml ZnSO4 + 11,84 ml H2O Untuk mencari Voltase rata-rata , maka :

1. 2.
3.

4.
5. 6. 7.

iv

Anda mungkin juga menyukai