: POTENSIAL SEL : IX A
: M. Reinaldo Ongky Billy Anando Gina Ayuningtiyas Rinny Retnoningsih Danny Chandra Septian Catur Puspitasari : 18 Desember 2013
2313 030 003 2313 030 007 2313 030 011 2313 030 013 2313 030 093
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013
ABSTRAK Tujuan praktikum potensial sel ini adalah untuk mengetahui dan mengukur besar potensial sel pada sel elektrokimia. Metode percobaan potensial sel yang pertama adalah mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, dilanjutkan dengan membuat larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 dengan konsentrasi 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12 N; 0,13 N; 0,14 N. Setelah itu menuangkan larutan yang telah dibuat ke dalam beaker glass, lalu lempeng Cu (Tembaga) dan Zn (Seng) yang telah disiapkan sebelumnya diikat dengan benang. Kemudian lempenglempeng tersebut diletakkan pada beaker glass yang sudah berisi larutan ZnSO4 dan larutan CuSO4 sebesar 250 ml. Menyiapkan jembatan garam dan meletakkan pada kedua larutan. Membasahi semua permukaan jembatan garam dengan larutan tersebut. Lalu kabel dari voltmeter ditempelkan pada lempeng Cu dan Zn tersebut. Setelah kabel voltmeter tersebut ditempelkan, maka akan muncul angka/skala voltage dari lempeng tersebut pada keadaan konstan. Setelah angkanya muncul lalu dicatat dan dimasukkan ke dalam tabel percobaan. Lalu ulangi percobaan pada masing-masing larutan sebanyak dua kali. Setelah itu hitung rata-ratanya dan masukkan ke dalam tabel perhitungan. Dari percobaan potensial ini didapatkan hasil harga potensial sel dari masing-masing konsentrasi larutan. Pada konsentrasi 0,8 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 59,15 V. Pada konsentrasi 0,9 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 89 V. Pada konsentrasi 0,10 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 41,7 V. Pada konsentrasi 0,11 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 75,4 V. Pada konsentrasi 0,12 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 57,85 V. Pada konsentrasi 0,13 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 23,75 V. Pada konsentrasi 0,14 N; rata-rata harga potensial sel sebesar 39,8 V. didapatkan kondisi optimum yaitu pada konsentrasi 0,9 N dengan rata-rata harga potensial sel sebesar 89 V Kata Kunci : potensial sel, sel elektrokimia, jembatan garam, voltmeter, beda potensial
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................................... i DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... iii DAFTAR TABEL.................................................................................................................... iv DAFTAR GRAFIK.................................................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang..................................................................................................... I-1 I.2 Rumusan Masalah................................................................................................I-1 I.3 Tujuan Percobaan.................................................................................................I-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori .................................................................................................... II-1 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN III.1 Variabel Percobaan..........................................................................................III-1 III.2 Alat yang Digunakan........................................................................................III-1 III.3 Bahan yang Digunakan....................................................................................III-1 III.4 Prosedur Percobaan..........................................................................................III-1 III.5 Diagram Alir Percobaan...................................................................................III-2 III.6 Gambar Alat Percobaan...................................................................................III-3 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Percobaan...............................................................................................IV-1 IV.2 Grafik dan Pembahasan...................................................................................IV-2 BAB V KESIMPULAN........................................................................................................V-1 DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................vi APENDIKS............................................................................................................................ vii LAMPIRAN Laporan Sementara MSDS Bahan Lembar Revisi
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar III.1 Diagram Alir Percobaan.......................................................................III-2 Gambar III.2 Gambar Alat Percobaan....................................................................... III-3 Gambar III.3 Gambar Bahan Percobaan.................................................................... III-4 Gambar IV.2 Grafik Potensial Sel ............................................................................. IV-3
iii
DAFTAR TABEL Tabel IV.1 Hasil Percobaan Potensial Sel .......................................................................... IV-1
iv
DAFTAR GRAFIK
Grafik IV.1 Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4 ........................................................................IV-3
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Pada pembelajaran mata kuliah kimia fisika diberikan dalam dua cara yaitu secara teoritis dan praktek. Pada pembelajaran teoritis, diberikan dasar-dasar umum teori. Sedangkan dalam praktikum, dilakukan beberapa prosedur untuk membuktikan kebenaran dari teori-teori yang sudah ada, sehingga diperoleh kesimpulan dari pembelajaran yang sesuai dengan teori dan fakta. Salah satunya yaitu praktikum kimia fisika. Praktikum kimia fisika sangat diperlukan, agar teori yang sudah ada dapat dikembangkan lebih jauh dengan praktikum. Praktikum potensial sel ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses yang terjadi pada sel volta baik proses dalam anoda maupun katoda. Selain untuk mengetahui harga sel volta, praktikum ini juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya Sel Bahan Bakar (Fuel Cell), aki mobil, baterai alkalin, dan proteksi besi oleh seng (Zn) terhadap korosi. Sel volta atau sel galvani adalah suatu elektrokimia yang melibatkan reaksi redoks dan menghasilkan arus listrik. Sel volta terdiri atas elektroda, tempat berlangsungnya reaksi oksidasi disebut anoda (elektroda negatif), dan tempat berlangsungnya reaksi reduksi disebut katoda (elektroda positif). Rangkaian sel volta terdiri atas elektroda Fe (Logam Fe) yang dicelupkan ke dalam larutan Fe2(SO4)3 dan elektroda Cu (Logam Cu) yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO4. Kedua larutan tersebut dihubungkan dengan jembatan garam yang berbentuk huruf U.
I.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana cara mengukur potensial sel pada sel elektrokimia ?
I.3 Tujuan Percobaan 1. Untuk mengukur potensial sel pada sel elektrokimia.
I-1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar Teori Sel Galvani atau disebut juga dengan sel volta adalah sel elektrokimia yang dapat menyebabkan terjadinya energi listrik dari suatu reaksi redoks yang spontan. Dalam sel volta, energi listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan penerimaan elektron pada elektroda lainnya (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron akan membentuk kutub negatif (-) dinamakan anoda, sedangkan elektroda yang menerima elektron akan membentuk kutub positif (+) dinamakan katoda. Jadi, sebuah sel volta terdiri dari dua bagian atau dua elektroda dimana setengah reaksi oksidasi berlangsung pada anoda dan setengah reaksi berlangsung pada katoda. Reaksi redoks spontan yang dapat mengakibatkan terjadinya energi listrik ini ditemukan oleh Luigi Galvani dan Alessandro Guiseppe Volta. (http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/2-reaksiredoks-dan-elektrokimia/3-potensial-sel/)
Gambar II.1 Susunan Sel Volta Notasi sel : Zn/ Zn2+// Cu2+ / Cu Logam Cu mempunyai potensial reduksi yang lebih positif dibanding logam Zn , sehingga logam Zn bertindak sebagai anoda dan logam Cu bertindak sebagai katoda. (www.imamahmadi.wordpress.com/sel-volta/) Persamaan reaksi ionnya: Zn(s) + Cu2+(aq) Zn2+(aq) + Cu(s) Persamaan reaksi setengah selnya: Pada elektroda Zn Pada elektroda Cu Reaksi redoks : Zn(s) Zn2+(aq) + 2e : Cu2+(aq) + 2e Cu(s) : Cu2+ (aq) + Zn (s) Cu (s) + Zn2+ (aq) II-1
II-2
Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta, sifat reduktornya semakin kuat. Karena suatu unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di sebelah kanannya, tetapi tidak mampu mereduksi ion-ion dari unsur di sebelah kirinya. Logam Na, Mg, dan Al terletak di sebelah kiri H sehingga logam tersebut dapat mereduksi ion H+ untuk menghasilkan gas H2, sedangkan logam Cu dan Ag terletak di sebelah kanan H sehingga tidak dapat mereduksi ion H+ (tidak bereaksi dengan asam). Deret Volta juga dapat menjelaskan reaksi logam dengan logam lain. Misalnya, logam Zn dimasukkan ke dalam larutan CuSO4. Reaksi yang terjadi adalah Zn mereduksi Cu2+ (berasal dari CuSO4) dan menghasilkan endapan logam Cu karena Zn terletak di sebelah kiri Cu.
II-3
Potensial sel adalah Gaya yang dibutuhkan untuk mendorong elektron melalui sirkuit eksternal. Potensial sel dihasilkan dari sel Galvani atau sel volta. Besarnya potensial sel dari suatu reaksi redoks dalam sel volta merupakan total dari potensial elektroda unsurunsur sesuai dengan reaksinya. Hasil perhitungan potensial sel dapat bernilai positif atau negatif. Jika potensial sel bertanda positif berarti reaksi dapat berlangsung, sedangkan jika potensial sel bertanda negatif berarti reaksi tidak dapat berlangsung. Potensial sel tergantung pada suhu, konsentrasi ion dan tekanan parsial gas dalam sel. Potensial sel standar E0 sel : potensial pada 250C, konsentrasi ion 1 M dan tekanan parsial 1 atm. Potensial sel standar dihitung dengan menggunakan potensial-potensial standar zat-zat yang mengalami redoks. E0 sel = E0 red E0 oks E0oks = potensial standar zat yang mengalami oksidasi E0red = potensial standar zat yang mengalami reduksi (http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/potensial-sel-reaksi-sel-danpenentuan-potensial-reduksi/)
II-4
Dalam sel elektrokimia suatu elektroda dapat disebut sebagai anoda atau katoda. Anoda ini didefinisikan sebagai elektroda di mana elektron datang dari sel elektrokimia dan oksidasi terjadi, dan katoda didefinisikan sebagai elektroda dimana elektron memasuki sel elektrokimia dan reduksi terjadi. Setiap elektroda dapat menjadi sebuah anoda atau katoda tergantung dari tegangan listrik yang diberikan ke sel elektrokimia tersebut. Elektroda bipolar adalah elektroda yang berfungsi sebagai anoda dari sebuah sel elektrokimia dan katoda bagi sel elektrokimia lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Elektroda) Elektroda dibagi menjadi: a. Logam-ion logam Elektroda ini terdiri atas logam yang setimbang dengan ion logamnya, seperti Zn, Cu, Cd, Na dan sebagainya. b. Amalgama Hampir sama dengan elektroda logam-ion logam tetapi dipakai elektroda Pb(Hg) dalam larutan Pb2+ Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS amalgama. Sifatnya
lebih aktif dan aktivitas logamnya lebih rendah sebab diencerkan Hg. Contohnya
II-5
Elektrokimia adalah salah satu dari cabang ilmu kimia yang mengkaji tentang perubahan bentuk energi listrik menjadi energi kimia dan sebaliknya. Proses elektrokimia melibatkan reaksi redoks. Proses transfer elektron akan menghasilkan sejumlah energi listrik. Aplikasi elektrokimia dapat diterapkan dalam dua jenis sel, yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Ada dua metode untuk menyetarakan persamaan redoks. Salah satu metode disebut metode perubahan bilangan oksidasi (PBO), yang berdasarkan pada perubahan bilangan oksidasi yang terjadi selama reaksi. Metode lain, disebut metode setengah reaksi (metode ion-elektron). Metode ini melibatkan dua buah reaksi paruh, yang kemudian digabungkan menjadi reaksi redoks keseluruhan. (http://belajar-sob.blogspot.com) Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
II-6
Elektrolisis adalah suatu proses dimana reaksi kimia terjadi pada elektroda yang tercelup dalam elektrolit. Ketika tegangan diberikan terhadap elektroda itu. Elektroda yang bermuatan positif disebut anoda dan elektroda yang bermuatan negatif disebut katoda. Elektroda seperti platina yang hanya mentransfer elektron dari larutan disebut elektron inert. Elektroda reaktif adalah elektroda yang secara kimia memasuki reaksi elektroda selama elektrolisis, terjadilah reduksi pada katoda dan oksidsi pada anoda. Gambaran umum tipe reaksi elektroda dapat diringkas sebagai berikut: a. Arus listrik yang membawa ion akan diubah pada elektroda b. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada katoda menyebabkan pengurangan H2O dan pembentukan H2 dan OH- dan absorpsi elektron. c. Ion negatif yang sulit dibebaskan pada anoda menyebabkan pengurangan H2O dan elektron. (Dogra, 1998)
Sel galvani menghasilkan arus listrik bila reaksi berlangsung spontan. Sel elektrolit menggunakan elektrolit untuk menghasilkan perubahan kimia. Proses elektrolisis meliputi pendorongan arus listrik melalui sel untuk menghasilkan perubahan kimia dimana potensi potensial sel adalah negatif (Strjer, 1994). Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
II-7
II-8
dengan sumber arus (umumnya baterai). Larutan atau lelehan yang ingin dielektrolisis, ditempatkan dalam suatu wadah. Selanjutnya, elektroda dicelupkan ke dalam larutan maupun lelehan elektrolit yang ingin dielektrolisis. Elektroda yang digunakan umumnya merupakan elektroda inert, seperti Grafit (C), Platina (Pt), dan Emas (Au). Ada dua tipe elektrolisis, yaitu elektrolisis lelehan (leburan) dan elektrolisis larutan. Pada proses elektrolisis lelehan, kation pasti tereduksi di katoda dan anion pasti teroksidasi di anoda. (http://esdikimia.wordpress.com/2011/09/28/sel-elektrolisis/) Berikut ini adalah contoh reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl. Dikenal dengan istilah sel Downs : Katoda (-) Anoda (+) Reaksi sel : 2 Na+(l) + 2 e: 2 Cl-(l) > 2 Na(s) > Cl2(g) + 2 e-
Reaksi elektrolisis lelehan garam NaCl menghasilkan endapan logam natrium di katoda dan gelembung gas Cl2 di anoda. (http://andykimia03.wordpress.com/2009/09/10/elektrokimia-ii-sel-elektrolisis/) Kebergantungan potensial elektroda pada konsentrasi telah dibahas. Untuk persamaan sel umum, aA +bB xX + yY
potensial sel diberikan oleh persamaan Nernst. E = E (RT/nF) ln([X]x[Y]y)/([A]a[B]b) E adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n adalah jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, F adalah tetapan Faraday. (http://k15tiumb.blogspot.com/2009/10/potensial-sel.html) Laboratorium Kimia Fisika Program Studi D3 Teknik Kimia FTI-ITS
II-9
E 0 sel Esel
Eo adalah potensial elektroda normal (potensial elektroda semua zat dalam reaksi sel dalam keadaan standar), n jumlah elektron yang terlibat dalam reaksi, sedangkan oksidasi dan reduksi masing-masing menyatakan konsentrasi partikel hasil oksidasi dan konsentrasi partikel hasil reduksi. (http://chemsin.blogspot.com/2009/06/persamaan-nernst-dan-sel-konsentrasi_16.html)
: Konsentrasi CuSO4 dan ZnSO4 : 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12 N; 0,13 N; 0,14 N. : Besarnya voltase : Volume masing-masing larutan 250 ml.
III.2 Alat Percobaan 1. Beaker glass 2. Voltmeter 3. Jembatan garam (selang) 4. Labu ukur 5. Gelas ukur 6. Kaca arloji 7. Pipet tetes 8. Spatula 9. Corong kaca
III.3 BahanPercobaan 1. Larutan ZnSO4 2. Larutan CuSO4 3. Larutan NaCl jenuh 4. Aquades 5. Logam Tembaga (Cu) 6. Logam Aluminium (Al)
III.4 Prosedur Percobaan 1. 2. 3. Menghitung berat CuSO4 dan ZnSO4 sesuai variabel yang telah ditentukan. Menimbang padatan CuSO4 dan ZnSO4. Melarutkan padatan CuSO4 dan ZnSO4 dengan aquades kedalam labu ukur 500 ml.
III-1
III-2 Bab III Metodologi Percobaan 4. Mengencerkan larutan CuSO4 dan ZnSO4 sesuai dengan variabel konsentrasi yang telah ditentukanya itu, : 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12N; 0,13 N; 0,14 N. 5. Mengisi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,8 N . 6. Mengisi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis ZnSO4 konsentrasi pertama 0,8 N. 7. 8. Menghubungkan kedua beaker glass dengan jembatan garam. Menghubungkan kutub negatif voltmeter pada elektroda tembaga dan kutub positif pada elektroda sampel. 9. Mengamati voltase yang terjadi hingga keadaan konstan dan mencatatnya.
10. Mengulangi percobaan sebanyak 2x dengan konsentrasi larutan yang berikutnya hingga selesai.
Menghitung berat CuSO4 dan ZnSO4 sesuai variabel yang telah ditentukan.
Melarutkan padatan CuSO4 dan ZnSO4 dengan aquades kedalam labu ukur 500 ml.
Mengencerkan larutan CuSO4 dan ZnSO4 sesuai dengan variabel konsentrasi yang telah ditentukan yaitu; 0,8 N; 0,9 N; 0,10 N; 0,11 N; 0,12N; 0,13 N; 0,14 N
Mengisi beaker glass yang berisi lempengan logam tembaga dengan larutan CuSO4 konsentrasi pertama 0,69 N .
Mengisi beaker glass lain yang berisi lempengan logam sampel dengan larutan garam sejenis ZnSO4 konsentrasi pertama 0,69 N.
Menghubungkan kutub negatif voltmeter pada elektroda tembaga dan kutub positif pada elektroda sampel.
Mengulangi percobaan sebanyak 2x dengan konsentrasi larutan yang berikutnya hingga selesai.
Selesai
Beaker Glass
Labu Ukur
Gelas ukur
Pipet tetes
Kaca arloji
Spatula
Corong kaca
Voltmeter
IV.2 Pembahasan Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, larutan CuSO4 dan ZnSO4 yang dihubungkan dengan jembatan garam berupa selang yang berisi larutan NaCl jenuh bertindak sebagai elektrolit. Sedangkan logam yang dimasukan kedalam larutan disebut elektrode. Elektrode pada sel ini terbuat dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Tembaga berfungsi sebagai katode (+) dan seng bertindak sebagai anode (-). Reaksi redoks yang terjadi pada sel volta sebagai berikut: (anode) : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e Cu(s) Zn2+(aq) + Cu(s)
Dalam menentukan beda potensial yang dihasilkan oleh Zn dan Cu digunakan voltmeter dengan skala 2000 m, ternyata pada konsentrasi larutan 0,9 N jarum pada voltmeter menunjukkan 88,3 sedangkan pada percobaan kedua menunjukkan 89,7 sehingga rata-rata yang diperoleh adalah 89. Perhitungan harga potensial sel dari sel volta diatas adalah sebagai berikut:
IV-1
IV-3
BAB IV Hasil Percobaan Dan Pembahasan (anode) : Zn (s) Zn2+ (aq) + 2e Cu(s) Zn2+(aq) + Cu(s) E = + 0,76 volt E = + 0,34 volt E =+1,10 volt +
Atau dapat ditulis dengan menggunakan rumus: E = Ekatode- Eanode Esel = Ereduksi - Eoksidasi Cu bertindak sebagai katode, sedangkan Zn bertindak sebagai anode, berarti: Esel = Ereduksi - Eoksidasi Esel = (+0,34 V) (0,76 V) = +2,00 V Dengan memperhatikan tanda potensial sel, dapat diketahui apakah suatu reaksi dapat berlangsung spontan atau tidak dapat berlangsung. Jika hasil perhitungan potensial sel bertanda positif, reaksi dapat berlangsung spontan. Adapun jika potensial sel bertanda negatif, maka reaksi tidak dapat berlangsung.
IV-3
100 90 80 70
Voltase (volt)
0,9 N
0,10 N
0,11 N
0,12 N
0,13 N
0,14 N
Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan konsentrasi dengan beda potensial yang dihasilkan yaitu tidak berbanding lurus. Hal tersebut tidak sesuai dengan kenaikan konsentrasi, maka beda potensial yang dihasilkan juga akan mengalami kenaikan.
BAB V KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. 2 elektroda/ 2 logam yang digunakan dalam rangkaian sel volta yaitu logam seng (Zn) dan logam tembaga (Cu) ternyata dapat menghasilakan energi listrik, tetapi jumlah energi listrik yang dihasilkan sangat kecil, 2 elektroda/2 logam yang digunakan hanya menghasilkan beda potensial 1,1 v. 2. Reaksi yang berlangsung adalah reaksi spontan, ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Alexander Volta bahwa syarat untuk menghasilkan energi listrik adalah reaksi harus reaksi yang berlangsung spontan. Kespontanan reaksi dapat dilihat dari nilai E selnya. Jika nilai E positif, reaksi berlangsung spontan. Sebaliknya nilai E selnya negatif berarti reaksi berlangsung tidak spontan. 3. Hubungan konsentrasi dengan beda potansial yang dihasilkan yaitu tidak berbanding lurus. 4. Nilai energi listrik rata-rata maksimal bernilai 89 volt dan nilai energi listrik rata-rata minimum bernilai 23,75.
V-1
DAFTAR NOTASI
Notasi Mr m M n N v E0
Keterangan Massa molekul relatif Massa Molaritas mol Normalitas Volume Volt
vi
APPENDIKS
Perhitungan berat ZnSO4 N 0,8 M =Mxe =Mx2 = 0,4 M
M 0,4 =
gr = 16,1 gram
M 0,4 =
gr = 16,1 gram Perhitungan konsentasi larutan ZnSO4 1. V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 0,4 = 150 . 0,14 V1 = V1 = 55,26 ml ZnSO4 + 99,74 ml H2O 2. V1 . N1 = V3. N3 V1 . 0,38 = 150 . 0,17 V1 = V1 = 67,11 ml ZnSO4 + 82,89 ml H2O i
3. V1 . N1 = V4 . N4 V1 . 0,38 = 150 . 0,20 V1 = V1 = 78,95 ml ZnSO4 + 71,05 ml H2O 4. V1 . N1 = V5 . N5 V1 . 0,38 = 150 . 0,23 V1 = V1 = 90,79 ml ZnSO4 + 59,21 ml H2O 5. V1 . N1 = V6 . N6
V1 . 0,38 = 150 . 0,26 V1 = V1 = 102,63 ml ZnSO4 + 47,37 ml H2O 6. V1 . N1 = V7 . N7 V1 . 0,38 = 150 . 0,29 V1 = V1 = 114,47 ml ZnSO4 + 45,53 ml H2O 7. V1 . N1 = V8 . N8 V1 . 0,38 = 150 . 0,32 V1 = V1 = 126,37 ml ZnSO4 + 23,63 ml H2O 8. V1 . N1 = V9 . N9
Perhitungan konsentrasi larutan CuSO4 1. V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 0,38 = 150 . 0,14 V1 = V1 = 55,26 ml ZnSO4 + 99,74 ml H2O 2. V1 . N1 = V3. N3 V1 . 0,38 = 150 . 0,17 V1 = V1 = 67,11 ml ZnSO4 + 82,89 ml H2O 3. V1 . N1 = V4 . N4 V1 . 0,38 = 150 . 0,20 V1 = V1 = 78,95 ml ZnSO4 + 71,05 ml H2O 4. V1 . N1 = V5 . N5 V1 . 0,38 = 150 . 0,23 V1 = V1 = 90,79 ml ZnSO4 + 59,21 ml H2O 5. V1 . N1 = V6 . N6
iii
6. V1 . N1 = V7 . N7 V1 . 0,38 = 150 . 0,29 V1 = V1 = 114,47 ml ZnSO4 + 45,53 ml H2O 7. V1 . N1 = V8 . N8 V1 . 0,38 = 150 . 0,32 V1 = V1 = 126,37 ml ZnSO4 + 23,63 ml H2O 8. V1 . N1 = V9 . N9
V1 . 0,38 = 150 . 0,35 V1 = V1 = 138,16 ml ZnSO4 + 11,84 ml H2O Untuk mencari Voltase rata-rata , maka :
1. 2.
3.
4.
5. 6. 7.
iv