I
ILMU BAD
TUJUAN
Setelah mengikuti proses pembelajaran diharapkan
peserta didik mengetahui: 1) hakikat ilmu bad dan ruang
lingkupnya; 2) kaitan ilmu bad dengan ilmu man dan
bayn, 3) muhassint manawiyyah (keindahan keindahan
makna). 4) muhassint lafzhiyyah (keindahan-keindahan
lapal)
BAHASAN
A. Definisi Ilmu Bad
1) Bad menurut Etimologi
Kata bad berasal dari bahasa Arab yang terambil
dari kata badaa yabdau badan, artinya
menciptakan sesuatu yang belum ada. Kemudian muncul
kata al-bad semakna dengan al-ajb, artinya sangat
indah /mengagumkan.
2). Bad menurut Terminologi
Devinisi ilmu Bad secara terminologi yang
diberikan oleh para pakar balaghah beragam, antara lain:
a) Sayid Ahmad al Hasyimi
1
Suatu ilmu yang dengannya diketahui segi-segi
(beberapa metode dancara-cara yang ditetapkan
untuk menghiasi kalimat dan memperindahnya) dan
keistimewaan-keistimewaan yang dapat membuat
kalimat semakin indah, bagusdan menghiasinya
dengan kebaikan dan keindahan setelah kalimat
tersebut sesuai dengan situasi dan kondisi dan telah
jelas makna yang dikehendaki
b) Imam Akhdhari:
ilmu bad adalah ilmu untuk mengetahui cara
membentuk kalam yang baik sesudah memelihara
muthbaqah dan kejelasan dallah-nya.
Dari berbagai sumber pada dasarnya esensinya
sama, bahwa: ilmu bad adalah ilmu yang mempelajari
tentang keindahan lafaz dan makna ketika dirangkai dan
disusun dalam suatu kalimat.
B. Peletak Dasar Ilmu Bad
1
Sayid Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah, (Bairut,
Maktabah al Ashriyah, 1999), 298.
3
Peletak dasar ilmu bad adalah Abdullah Ibn al-Mutaz
(247H - 296H) Kemudian setelah beliau, ada Ja'far bin
Qudamah yang merupakan salah satu begawan para penulis
dari Baghdad (319H). beliau mengarang kitab (Naqdu
Qudamah) yang menyebutkan di dalamnya 31 macam
Muhassinat, sebagai penyempurna dari apa yang telah
disebutkan oleh Abdullah Ibnul Mu'taz.
Kemudian datang masa Abu Hilal al-Askary (395H)
yang mengumpulkan 37 macam Badi '. Lalu Ibnu Rastiq Al-
Qoirowany yang mengumpulkan hampir 27 macam Badi
'dalam kitabnya bernama (Al-Umdah). Setelah itu
Syarafuddin At-Tifasyi yang berasal dari Afrika dan belajar
di Mesir yang memiliki beberapa karangan tentang Badi
'. Disusul oleh Abdul Adzim yang terkenal dengan sebutan
Ibnu Abil Ishba 'al-Udwani, seorang penyair arab yang
memiliki bebrapa karangan bagus diantaranya "Badi'ul
Quran" tentang macam macam badi' yang ada di dalam al-
Qur'an. dan beliau mampu menyebutkan 90 macam Badi 'di
dalam al-Qur'an
2
.
C. Kaitan Ilmu Bad dengan Ilmu Man dan Bayn
Ketiga disiplin ilmu tersebut (ilmu bad, man dan
bayn), merupakan satu kesatuan dalam ilmu balghah yang
2
Dr Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi, Ilmu al-Badi. (Beirut,
Dar al-Ulmu al-Arabiyah, 1991), 11-18
secara global mempelajari kaidah-kaidah mengenai gaya
bahasa atau uslub untuk dipergunakan dalam pembicaraan
atau tulisan. Adapun kaitan ilmu bad dengan kedua
disiplin ilmu itu adalah sebagai berikut
1) Ilmu bayn adalah suatu sarana untuk mengungkapkan suatu
maknadengan berbagai uslub dengan baik dengan uslb tasybh,
majz, atau kinyah ,atau membahas tentang cara-cara menyusun
redaksi yang bermacam-macam untuk suatu pengertian.
2) Ilmu man adalah ilmu yang membahas tentang cara
penyusunan kalimat agar sesuai dengan tuntutan keadaan atau ilmu
yang membantu pengungkapan suatu kalimat agar cocok dengan
situasi, kondisi dan tingkat orang yang diajak bicara (mukhthab).
3) ilmu bad menitikberatkan pembahasannya dalam segi-segi
keindahan kata baik secara lapal maupun makna. Kalau man dan
bayn membahas materi dan isinya maka bad membahas dari aspek
sifatnya.
D. Aspek-aspek Ilmu Bad
Ilmu bad mengkaji tentang keindahan bahasa yang
mencakup dua aspek, yaitu Pertama, aspek makna
(muhassint manawiyyah) dan kedua, aspek lafaz
(muhassint Lafzhiyyah) Masing-masing dari kedua aspek
bahasa ini mempunyai bahasan tersendiri sebagaimana akan
dibahas satu persatu di bawah ini.
a) aspek makna (muhassint manawiyyah)
1) Ath-Thibq (antitesis) ada yang menyebut
Muthbqh (
) dan at-Tadld (
)
5
Ath-Thibq adalah mengungkapkan suatu lafaz dengan
anonim (lawan katanya) dalam suatu kalimat.
Bentuk-bentuk Ath-Thibq
a) Dua kata dari satu jenis:
1) sama sama isim, Contoh:
(QS. Al-Kahfi: 18)
, dan
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan
yang Bathin dan Dia Maha mengetahui segala
sesuatu.
2) Sama-sama kalimat fiil (kata kerja) contoh:
syiir karya Abi Shakhar al-Hudzly
#
Ingatlah, demi Dzat Yang membuat tangis dan
tawa, Yang mematikan dan menghidupkan, dan
yang perintah-Nya harus dituruti
Muthbqh-nya antara kata dan
serta dan masing-
masing sama-sama fiil
(QS, al-Ala: 13)
7
dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia
Kami hidupkan
(fiil dengan isin), contoh (QS, ar-Radu: 33)
Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah,
maka baginya tidak ada seorangpun yang akan
memberi petunjuk.
Ath-thibq terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
1), Thib al-Ijb ( ) , yaitu pengungkapan
suatu lafaz dengan anonimnya dalam suatu kalimat dan
keduanya disusun dari kalimat yang tidak didahului nafy
atau nahy, atau tidak memiliki fitur / tanda yang
menunjukkan adanya perbedaan positif dan negatif
Contoh:
Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal mereka
tidur
Contoh lain sabda Rasulullah:
Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui
dengan orang-orang yang tidak mengetahui?
Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima
pelajaran.
Contoh lain terdapat dalam firman Allah: (QS. ar-Rm
[30]: 7)
dengan
, lafaz dengan
, lafaz dengan .
Sedangkan contoh amar dan nahi, seperti firman Allah
dalam surat al-Maidah ayat 44,
janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah
kepada-Ku.
3), Ihm al-tadd (
) yaitu: mendatangkan
lafaz yang seolah-olah ia mengandung dua makna yang
berlawanan padahal sebenarnya tidak
Contoh, syiir karya Dibal ibn Ali al-Khuzai
dan
3
Dr Ahmad Hasan al-Maraghi, Ilmu al-Badi..., 69
11
matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
matahari dan bulan dua kata yang sangat serasi disebut
dalam untaian ayat di atas.
Contoh lain seperti perkataan orang yang memuji al-
Mahlabi (perdana mentri Muizzud-Daulah al-Buwaihi)
Anda wahai sang perdana mentri! Bagai Nabi Ismail dalam
berjanji, Nabi Syuaib dalam memberikan bantuan, Nabi
Yusuf dalam memaafkan, Nabi Muhammad dalam berakhlak.
Keserasian dan keselarasan yang memberikan nilai
keindahan pada syiir di atas adalah:
a) Penyebutan nama Ismail, Syuaib, Yusuf, dan
Muhammad. Pasangan kata yang serasi karena
semuanya adalah nama-nama Nabi.
b) Penyebutan ( , , , ) semuanya
berupa pasangan kata-kata yang serasi karena
semuanya berarti akhlak.
Contohnya lagi, ucapan Usaid ibn Anqa al-Fazazi,
), yaitu mengakhiri
kalimat dengan kata yang maknanya serasi dan selaras
dengan awalnya. Contoh (QS. al-Anam: 103)
yang
berarti Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata
Begitu pula kata
yang artinya Dia dapat melihat segala yang kelihatan
Dan lagi juga dikategorikan badi muraah an-Nadzir,
yaitu badi iham at-Tanasub (
) yakni
mengumpulkan dua kata yang seolah-olah maknanya serasi
padahal sesungguhnya tidak, Contoh (QS. Ar-Rahman: 5-6)
13
matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.dan
tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan Kedua-duanya
tunduk kepada nya.
Kata
dan
,
badi semacam ini disebut iham at-Tanasub (
)
3. al-Aks () juga disebut at-Tabdil ()
Membalik kata-kata, yang semula di awal pada kalimat
pertama, kemudian ditaruh di belakang pada kalimat kedua.
Badi al-Aks ini dalam penerapannya, bisa terjadi dengan
beberapa cara, antara lain.
a) Terjadi pada idlofah. Contoh,
dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang
mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup
c) Terjadi pada jumlah. Contoh, (QS, al-Baqarah: 187)
karena kejadiannya
bersamaan dengan ungkapan
b) Contoh kejadiannya diperkirakan bersamaan seperti
firman Allah dalam surat al-Baqarah ayat 138.
celupan Allah. dan siapakah yang lebih baik celupannya
dari pada Allah? dan hanya kepada-Nya-lah Kami
menyembah.
Kalimat
dalam ayat
sebelumnya, maksud dari celupan Allah adalah
penyucian Allah, sebab iman itu menyucikan jiwa,
sebagaimana tradisi orang orang nashrani yang
menyelup anaknya di dalam air berwarna kuning
yang disebut pembabtisan, yang diyakini dapat
menyucikan jiwanya.
6) al-Muzawajah ()
a) Secara etimologi
al-Muzawajah () sinonim dengan al-
Muqaranah () dan al-Musyabahah () yang
berarti berpasangan, perbandingan atau persamaan
4
b) Secara terminilogi.
al-Muzawajah ialah memasangkan dua makna yang
sama-sama terdiri dari syarat dan jaza. Contoh syiir karya
al-Buhturi
5
Apabila penunggang kuda itu berperang, maka
mengalirlah darahnya, dan apabila ia mengingat
keluarganya maka mengalirlah air matanya.
4
Dr. As-Syahat Muhammad Abd ar-Rahman Abu sitit, Dirasat
Manhajiyah fi Ilm al-Balaghah, (Aman, Dar, al-Fikri, 1983), 97
5
Ibid, 98
17
Dua jumlah yang terdiri dari syarat dan jaza pada
syiir di atas dirangkai dalam untaian syiir oleh al-Buhturi.
Yaitu:
a) Jika berperang mengalirlah darahnya.
b) Jika teringat keluarga mengalirlah air mata.
Contoh lain (QS, al-Araf: 175)
7
Ketika nampak, bagiku kecantikannya semakin bertambah,
dan ketika aku memandangnya, maka rasa rinduku semakin
menggelora.
6
Ibid, 99
7
Ibid, 98
Syiir di atas mengandung badi al-Muzawajah,
yaitu menggabungkan dua jumlah yang sama-sama
terdiri dari syarat dan jaza, yakni:
a). Jika menampakkan diri kecantikannya
semakin bertambah.
b) Jika aku memandang, rasa rindu semakin
bertambah
8
,
7) ar-Ruju ()
Badi ar-Ruju adalah meralat kalimat yang telah
disebutkan karena adanya faidah. Contoh, syiir karya
Zuhair berikut ini,
dan
dan .
2) Seorang penyair bertutur:
#
dan
dan
5) (QS. al-Baqarah: 185)
21
Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu
Lafaz dan adalah anonim (lawan kata)
dari lafaz dan
9) At-Tauriyah ( )
a) Secara etimologi.
Secara etimologi tauriyah bermakna menyembunyikan
sesuatu dan menampakkan yang lain. Kata ini berbentuk
masdar dari akar kata ( ) Dalam bahasa Arab biasa
terucap
Tauriyah ialah menyebut lafal yang memiliki dua
makna: makna dekat dan makna jauh, dan makna
yang dimaksud adalah yang jauh berdasarkan
indikator yang samar
Pengertian tauriyah berdasarkan definisi di atas adalah
penyebutan sesuatu kata yang bersifat polisemi, yaitu jenis
kata yang memiliki dua makna (ambigu). pertama makna
denotatif (yang dekat dan jelas), namun makna itu tidak
dimaksudkan. kedua konotatif (makna yang jauh dan
samar), namun makna itulah yang dimaksudkan.
Transfer pengambilan makna dari makna awal kepada
makna kedua, dari yang dekat dan jelas kepada makna yang
jauh dan samar karena adanya qarinah (indikator), bahwa
kata tersebut harus dimaknai seperti itu. Qarinah yang
menuntut kata tersebut dimaknai seperti itu adalah
konteknya.
23
Tauriyah terbagi menjadi empat macam
10
, yaitu :
a) Tauriyah Mujarradah
Tauriyah mujarradah ialah tauriyah yang tidak dibarengi
dengan sesuatu yang sesuai dengan dua macam arti,
Contoh 1.
kisah Nabi Ibrahim ketika beliau dalam perjalanan
dengan istrinya Siti Hajar. Di tengah perjalanan keduanya di
tangkap oleh (Abimelekh) penguasa yang sangat kejam dan
bengis. Untuk menyelamatkan istrinya dari kebengisan sang
penguasa, Nabi Ibrahim menjawab dengan menggunakan
uslb at-tauriyah ketika di introgasi oleh sang penguasa,
Siapa perempuan ini? Nabi Ibrahim menjawab,
(Dia adalah saudariku).
Kata dalam konteks kalimat ini mengandung at-
tauriyah yang mempunyai dua makna: pertama, makna
dekat yang mudah dipahami, yaitu saudariku
sedangkan makna kedua, yaitu saudariku seagama
(istriku) . Tetapi yang dimaksudkan oleh lafaz
tersebut adalah makna jauh atau makna kedua. Kata tersebut
sengaja diucapkan Nabi Ibrahim untuk menjaga identitas
istrinya. Seandainya beliau menjawab Siti Hajar adalah
istrinya bisa jadi dia akan dibunuh.
10
Sayid Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah, (Bairut,
Maktabah al Ashriyah, 1999), 300
Contoh 2,
Dalam Alquran surat al-Anam ayat 60 Allah swt
berfirman:
) dan (
). Namun demikian,
pada ayat di atas ungkapan tauriyah mengandung kemungkinan
makna yang jauh yang dikehendaki.
c) Tauriyah Mubayyanah
Tauriyah Mubayyanah adalah salah satu jenis tauriyah
yang disebutkan padanya ungkapan yang sesuai untuk makna yang
jauh. Dinamakan mubayyanah karena ungkapan tersebut
dimunculkan untuk menjelaskan makna yang ditutupinya. Sebelum
itu makna yang dimaksudkan masih samar, sehingga
setelah disebutkan kelaziman makna yang dikehendaki menjadi
jelas.Contoh,
#
Anda tampakkan di tengah kita, Tabiat aslimu Anda
tampakkan pemberian itu perlu, Dari yang cepat
tunaikan
27
Kata
sebelumnya.
2) Sesuatu yang dipersiapkan dengan lafaz yang terletak
sesudahnya.Contoh,
Sesungguhnya ia menggerakkan baju lapang yang
menyelubungi seluruh badan dengan tangan kanan.
Kata pada contoh di atas memiliki dua
makna yaitu: 1) tangan kiri (makna dekat) 2)
baju longgar yang menyelubungi seluruh tubuh
(makna jauh) dan ini makna yang dikehandaki,
akan tetapi makna ini tidak kelihatan jelas karena
tertutupi oleh kata sesudahnya yaitu yang
berarti tangan kanan
Contoh-contoh lain dari Tauriyah Muhayyaah:
1. Sirajudin Al-Warraq berkata :
#
#
Aku memelihara kulit mukaku dari banyak
orang Bertemu mati menurut mereka adalah
sesuatu yang beradabPengarang menurut mereka
adalah orang yang dibencimeski yang datang
membawa kepada mereka itu adalah orang yang
dicintai
Penjelasan: Kata habiib pada contoh
pertama memiliki dua makna; pertama adalah
orang yang dicintai. Inilah makna yang dekat
dan mudah dipahami oleh hati pendengar
karena berhadapan dengan kata baghiidh
makna kedua adalah nama Abu Tamam
penyair yaitu Habib bin Aus. Ini makna yang
jauh, namun justru makna ini yang
dikehendaki penyair dan untuk itu dengan
sangat halus ia menutupi maksudnya itu
dengan makna yang dekat.
2. Nashiruddin Al-Hammami berkata :
#
#
Bait-bait syiirmu bagaikan istana, tiada kelalaian
yang menghalanginya, di antara keajaiban-
keajaiban ,lafaznya bebas, maknanya terkekang.
29
Penjelasan: kata raqiiq pada syiit di atas
memiliki dua makna, yaitu budak (makna
dekat) yang langsung bisa ditangkap dengan
akal karena ada kata hurrun sebelumnya, dan
makna terkekang (makna jauh), yang
dikehendaki oleh penyair
3. Ibnu Nubatah berkata :
#
Sungai itu menyerupai kikir dan oleh karenanya
bertebaranlah kotoran besi.
4. Ibnu al-Zhahir berkata :
#
#
Terima kasih kepada angin bumimu yang sering
menyampaikan penghormatan kepadaku. Maka
tidak aneh bila ia mampu menjaga keinginan hawa
nafsunya, sebab ia cerdas
10) Al-J am'u
Al-Jam'u adalah mengumpulkan antara dua
sesuatu/hal atau lebih dalam satu hukum. Sebagaimana
contoh-contoh berikut ini:
1) Contoh gabungan dua perkara dalam satu hukum:
a) firman Allah SWT dalam surat al-Kahfi ayat 46
Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia
Jika kita perhatikan firman Allah SWT di atas maka kita
akan temukan dua kata atau dua hal yaitu Al-Maal (harta)
dan Al-Banuun ( anak-anak ) yang dikumpulkan ke dalam
satu hukum yaitu perhiasan dunia.
b).firman Allah SWT dalam surat ar-Rahmaan ayat:5
Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum)
khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi
nasib dengan panah, adalah Termasuk perbuatan syaitan.
Dalam ayat di atas kita jumpai lima perkara yaitu
(meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala,
dan mengundi nasib dengan panah) dalam satu hukum yaitu
Termasuk perbuatan syaitan
b).Syiir karya Abi al-Atahiyah Ismail ibn al-Qasim
11
11
Abd al-Mutaali as-Shaidi, Bughyah al-Idlah,37
Sesungguhnya masa muda, penganguran, dan kekayaan,
adalah merusakkan seseorang dengan sangat merusak
Ada tiga perkara dalam syiir tadi yaitu masa muda,
penganguran, dan kekayaan yang masuk dalam satu hukum
yakni dapat merusak seseorang
c) Syiir karya Muhammad ibn Wahiib
12
dan tiada sama (antara) dua laut; yang ini tawar, segar,
sedap diminum dan yang lain asin lagi pahit.
Dalam ayat di atas mula-mula disebutkan dua perkara
yang sejenis, yakni dua laut, kemudian pada kalimat
berikutnya diuraikan perbedaannya.
13
Dr. Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi, ilm al-Badi, 95
12) at-Taqsim ( )=(mengklasifikasikan)
Devinisi at-Taqsim yang deberikan para ahli badi
berbeda-beda, antara lain:
a) Dr. Abd. al-Qodir Husain dalam kitab Fan al-Badi
Membagi sesuatu secara lengkap tanpa ada yang
ketinggalan.
b) Dr. Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi dalama kitab
Ilm al-Badi
Sehingga saifud-daulah singgah di sekitar kota
kharsyanah, roma, salib-salib, dan gereja-gereja
semuanya hancur, istri-istrinya ditawan. anak-anaknya
dibunuh, hartanya dirampok, dan tanamannya dibakar.
Unsur jamu-nya menghimpun kota roma, salim, dan
gereja-gereja dalam satu hukum kehancuran. Unsur taqsim-
nya membagi kehancuran roma menjadi beberapa devisi,
yaitu:
1. istri-istrinya ditawan
2. anak-anaknya dibunuh
3. hartanya dirampok
4. tanamannya dibakar.
Syiir karya Ibnu Jabir
22
Mereka adalah kaum, ketika berperang membahayakan
musuh-musuhnya, atau ketika berusaha keberuntungan
mereka menguntungkan pengikut-pengikutnya. Perangai
mereka seperti itu bukanlah hal yang baru, sesungguhnya
seburuk buruk perbuatan makhluk adalah membuat bidah
(hal-hal yang baru)
Unsur taqsim-nya membagi perangai kaum menjadi dua
bagian yaitu:
1. ketika berperang membahayakan musuh-musuhnya
2. ketika berusaha keberuntungan mereka
menguntungkan pengikut-pengikutnya.
Unsur jamu-nya adalah bahwa prilaku seperti itu
bukanlah perangai baru bagi mereka.
15) al-Jamu maa at-Taqsim wa at-Tafriq
(menghimpun, membagi sekaligus memisah) (
)
Contoh (QS, Huud: 105-108)
23
Dr. Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi, ilm al-Badi...96
)= di kala
datang hari itu, tidak ada seorangun yang berbicara,
melainkan dengan izin-Nya
24
Unsur tafriq-nya (
) = Maka di antara
mereka ada yang celaka dan ada yang berbahagia
Sedangkan unsur taqsimnya adalah:
24
2 )
1. Adapun orang-orang yang celaka, Maka (tempatnya)
di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan
dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal
di dalamnya selama ada langit dan bumi kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia
kehendaki.
2. Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka
tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia
yang tiada putus-putusnya.
Contoh lain syiir karya Ibnu Syaraf al-Qairawani
25
Pendapat kalian, wajah kalian, dan pedang kalian di
berbagai insiden saat alam sudah mulai gelap bagai
bintang, padanya bagai tengara (rambu-rambu)
jalan, bagai pelita di waktu gelap gulita, dan yang
terakhir (pedang-pedang kalian) bagai bintang-
bintang meteor
Laff-nya adalah penyebutan pendapat, wajah dan
pedang, nasyar-nya penyebutan pasangannya yang
diurutkan sesuai laff-nya, yaitu:
a) bagai tengara (rambu-rambu) jalan merupakan
pasangan pendapat
b) bagai pelita pasangan kata wajah
c) bagai bintang-bintang metior pasangan kata
pedang
2) nasyar-nya (pasangannya) tidak disebut secara
berurutan sesuai dengan laff-nya melainkan terbalik.
Contoh, syiir karya Abi al-Futyaan Muhammad ibn
26
Abd al-Mutaali as-Shaidi, Bughyah al-Idlah,... 35
27
Ibid, 35
49
Sulthan yang lebih populer dengan sebuutan Ibn
hayuus
28
. Dan juga
nasyar-nya disebut secara ijmal, yaitu ungkapan
sebab asalnya:
a)
b)
17) al-I stikhdm (
)
Al-Istikhdam ialah menyebutkan suatu Lafazh yang
mempunyai makna dua, sedangkan yang dikehendaki
adalah salah satunya. Setelah itu diulangi oleh kata ganti
(dhamr) yang kembali kepadanya atau dengan isim isyarah
dengan makna yang lain, atau diulangi dengan dua isim
51
dhamr, sedangkan yang dikehendaki oleh dhamr yang
kedua bukan yang dikehendaki oleh dhamr yang pertama.
Dari definisi di atas kita bisa mengambil makna bahwa
badi istikhdm memiliki dua pengertian
a) menyebutkan suatu Lafazh yang bemakna dua. Makna
yang satu dijelaskan oleh Lafazh itu sendiri, sedangkan
makna yang lainnya dapat kita tangkap dari adanya dhamr
yang mesti dikembalikan kepada makna lainnya.
b) menyebutkan suatu lafazd mempunyai dua makna,
yang satu difahamkan dengan sebab adanya suatu dhamr,
sedang yang satu lagi dengan dhamr yang lain.
Contoh istikhdam dengan pengertian pertama
1) Firman Allah: (QS, al-Baqarah:185)
Maka barang siapa di antara kamu melihat bulan, maka
hendaklah ia berpuasa di bulan itu.
Kata mempunyai dua makna. makna pertama
adalah penanggalan atau bulan tsabit. dan yang kedua
artinya sebulan penuh bulan Ramadan.
Pada ayat di atas diungkapkan kata dengan arti
penanggalan atau bulan sabit. Kemudian setelah itu diulangi
oleh dhamr pada ungkapan . Dhamr pada
ungkapan tersebut kembali ke akan tetapi dengan
makna bulan Ramadan.
Pada contoh ayat di atas terjadi pengungkapan suatu kata
yang mempunyai dua makna, kemudian diulangi oleh
dhamr yang kembali kepada kata tersebut. Sedangkan
makna kata yang disebut tersebut berbeda dengan makna
dhamr yang kembali kepadanya. Model uslb ini
dinamakan uslb istikhdm.
2) Firman Allah (QS, al-Muminuun: 12-13)
dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
(Adam) dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam
tempat yang kokoh (rahim).
Kata pada ayat di atas berarti Nabi Adam, dan
dlamir hu (
) pada kalimat
(menyiram al-
ghadha dan penghuninya) difahami bahwa makna al-
ghadha pada ungkapan tersebut bermakna kampung.
Kemudian setelah itu terdapat ungkapan (sekalipun
mereka menyalakannya). Kata pada ungkapan tersebut
merupakan dhamr yang kembali kepada .
31
Ibid, 34
55
Kata yang bermakna nama suatu kampung
diulangi oleh dhamr yang kembali kepada lafazh tersebut
dengan makna kayu bakar dinamakan uslb istikhdm..
Menurut para ahli badi uslub istikhdam ini lebih tinggi
tingkatannya, lebih indah, dan lebih menyentuh persaan dari
pada uslub auriyah
Dan lagi sering terlihat kerancuan (iltibas) antara badi
tauriyah dengan istikhdam, perbedaanya adalah:
1. tauriyah : menyebut lapal yang memiliki dua makna
yang dipakai makna salah satunya (makna yang jauh )
sedangkan makna yang lain (makna yang dekat)
dibuang
2. istikhdam : menyebut lapal yang memiliki dua makna
dua-duanya dipakai
32
.
18) at-Tajriid ()
a) Secara etimologi
Badi at-Tajriid secara etimologi berarti
menghilangkan sesuatu dari sesuatu yang lain
33
,
darinya terdapat ungkapan
(aku mengeluarkan pedang dari rangkanya), dan juga
ungkapan
)
Muhammad SAW. tentang seseorang yang dieksusi
dengan hukum had karena meminum arak
35
Yaitu dari perkara yang yang memiliki sifat,
dikeluarkanya perkara lain yang sepadan sifatnya,
tujuabya untuk memaksimalkan kesempurnaan sifat yang
ada padanya
Maksudnya untuk memaksimalkan kesempurnan sifat
suatu perkara dikeluarkanah perkara lain yang
sepadan sifatnya, sehingga menjadi perkara yang
kuadra, gunanya untuk memberikan kesan bahwa
perkara itu sesuatu yang amat istimewa Contoh,
36
Ketika menyerang, kamu melihat dari mereka singa yang
marah. Ketika bertemu, kamu melihat darinya bulan
purnama
Syiir ini memnggambarkan sifat yang sangat
pemberani dan sangat ramah pada suatu kaum, saking
beraninya sehingga keluar darinya singa yang sedang
marah, dan saking ramahnya sehingga keluar darinya
bulan purnama.
36
Sayid Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah, (Bairut,
Maktabah al Ashriyah, 1999),308
2) dengan huruf
(kata yang dikeluarkan). Contoh,
37
Banyak kuda yang buruk rupa melompat bersama
saya, kepada orang yang minta tolong di medan
perang, sera memakai rompi, seperti kuda pejantan
yang dilepas dari kandangnya (karena dimulyakan)
37
Syuruh at-Talkhiish Juz 4 (Beirut, dar al-Hadi, 1992), 350
59
Pada syiir di atas penyair menggambarkan
kesigapannya dan ketangkasannya di medan perang
sehingga leluar dari dalam dirinya orang yang siap
berperang
38
.
4) dengan
(sumber
pengeluaran). Contoh, (QS, Fushshilat: 28)
42
At-Tajrid adalah kamu mendatangkan kalam yang
lahiriyahnya mengkhithabi orang lain, akan tetapi
yang kamu maksudkan diri kamu sendiri,
Contoh,
40
Syuruh at-Talkhiish Juz 4 (Beirut, dar al-Hadi, 1992), 352
41
Ibid, 352
42
Sayid Yahya ibn Hamzah ibn Ali ibn Ibrahim al-Alawi al-
Yamani, at-Thiraaz juz 3, (Meshir, Mathbaah al-Muqtathif, 1914), 73
61
43
Anda membuat lelah pendengaran dan pikiran, dengan
perkataanmu tentang semua isi buku
19) Mublaghah
a) Pengertian Mublaghah
Salah satu aspek Badi ' lainnya dalam uslb bahasa
Arab adalah Badi ' mublaghah . Istilah ini dalam bahasa
Indonesia biasa disebut gaya
bahasa hiperbol . Kata mublaghah secara leksikal berarti
melebihkan, Sedangkan dalam khazanah ilmu badi
'mublaghah didefinisikan sbb,
44
Mublaghah adalah ekspresi ungkapan yang mengambarkan
sesuatu hal secara berlebihan yang tidak mungkin (tidak
sesuai dengan kenyataan).
1. Majas hiperbola
Majas Hiperbola yaitu majas atau gaya bahasa yang
bertujuan untuk melebih-lebihkan. Contoh kalimat yang
menggunakan majas hiperbola diantaranya:
43
Dr. Abd. al-Qodir Husain. Fan al-Badi....79
44
Abdul Qodir Hamid, Terjemah Jauharul Maknun, (Surabaya,
Al-Hidayah, tt), 208
Cita-cita Budi setinggi langit, sehingga dia sangat
disiplin dalam belajar di sekolah.
Bu Ani terkejut setengah mati, mendengar rumahnya
kebakaran
Cintaku kepadamu sedalam samudera dan seluas
jagad raya.
Kalimat di atas bersifat melebih-lebihkan, yaitu terletak
pada: setinggi langit, setengah mati, sedalam samudera,
seluas jagad raya.
b) Pembagian badi Mublaghah
Imam Sakaki, seorang ulama balaghah (stylistika)
terkemuka, membagi Mubalaghah menjadi tiga bagian:
yaitu tabligh, ighrq , dan ghuluw .
1) Tabligh
Tabligh adalah salah satu jenis ungkapan mublaghah
Dinamakan Tabligh ketika suatu ungkapan itu mungkin
terjadi baik secara logika maupun realita.
Contoh 1) syiir karya Umru al-Qais
45
Kuda itu berpaling terus menerus antara banteng jantan
dan banteng betina berkali-kali ... namun tidak
sedikitpun meneteskan keringat, makanya dimandikan.
45
Syuruh at-Talkhiish Juz 4 (Beirut, dar al-Hadi, 1992), 359
63
Alkisah, kuda Amrul Qais mampu menghalau dua
banteng sekaligus, yaitu banteng jantan dan banteng
betina. Kudanya meloncat ke sana ke mari dan berlari gesit
mengejar kedua banteng itu tanpa mengeluarkan setetespun
keringat apalagi takut. Amrul Qais, yang berada di atas
kudanya, dengan mudah membidikkan panah tepat pada
kedua hewan buas tersebut.
Seekor kuda mampu mengalahkan banteng dengan
mudah sangat jarang terjadi. Terlebih lagi banteng itu
ternyata lari kocar-kacir dan dibinasakan dengan mudah,
tanpa susah payah atau berkeringat.
Contoh 2) (QS . An-Nur: 40)
46
Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang
diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di
atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih-bertindih,
apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya ...
46
Sayid Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah,.... 312
Kalau saja kalimat tersebut cukup pada " seperti gelap
gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh
ombak " maka kalimat tersebut sebenarnya
sempurna. Namun ternyata kalimat tersebut ditambahkan
lagi dengan kata-kata lainnya: "pada ombak ada ombak,
dan pada gelombang tersebut terdapat awan yang gelapnya
berlipat-lipat ..." dan begitu seterusnya. Sifat laut yang luas
dan dalam ditambah lagi dengan kegelapan yang
menyelimutinya terkesan terlalu berlebihan
( ifrath ). Namun demikian, ternyata sains modern baru
membuktikan kebenarannya belum lama ini. "Jangankan
melihat keindahan alam laut dengan hewan-hewan dan
karang-karang yang laksana mutiara, melihat tangannya
sendiri saja tak mampu", begitu ungkap al-Quran. Jadi,
kendatipun menurut kebiasaan hanya "mendekati
kemungkinan", namun logika pun ternyata membenarkan.
Menurut imam Sakaki, peristiwa yang diceritakan Umru
al-Qais atau fakta laut yang diungkap dalam al-Quran
adalah logis dan bisa saja terjadi dalam tradisi kita.
2) I ghrq
Bila suatu ungkapan menggambarkan sesuatu yang
secara logika mungkin terjadi tapi menurut realita tidak
mungkin terjadi disebut ighrq .
Contoh 1) syiir karya Umair ibn al-Aiham at-
Taghlabi
47
47
Abd al-Mutaali as-Shaidi, Bughyah al-Idlah juz 4,... 48
65
Kami akan memulyakan tetangga kami selama ia masih
berada di tempat kami dan kami akan mengikutinya
dengan penghormatan dimanapun dia pergi.
Memuliakan tetangga dengan memberinya pelayanan
terbaik tentu saja perbuatan mulia. Hal itu dimungkinkan
jika misalnya sang tetangga datang ke tempat kita untuk
bertamu, sedang sowan atau kunjungan biasa, dengan
memberinya minuman atau yang dibutuhkan.Ini biasa. Tapi
kalau pulangnya pun kita layani terus, atau bahkan di
sepanjang perjalanan misalnya ... ini luar biasa!
Ekspresi penghormatan terhadap tamu seperti dalam
syair tersebut di luar kebiasaan. Namun demikian logika
mengungkap bahwa penghormatan adalah kata sifat
(abstrak), dan itu artinya kita juga bisa
melakukannya. Dengan kata lain, kita masih bisa terus
memuliakannya sekalipun mereka sudah tidak berada di
hadapan kita. Misalnya tetap menjaga silaturahmi jarak
jauh, tidak membicarakan keburukannya, SMS, telpon, dan
lain-lain. Karenanya, syair itu disebut Mubalaghah
Igraq. Sebagaimana saran, igraq artinya "berlimpah".
Contoh 2) (QS. Al-A'raf: 40)
48
.
48
Dr. Abd. al-Qodir Husain. Fan al-Badi....83
Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat
kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali
tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan
tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke
lubang jarum.Demikianlah kami memberi pembalasan
kepada orang-orang yang berbuat kejahatan .
Orang-orang yang mendustai ayat-ayat Allah dan orang-
orang yang sombong, balasannya adalah: amalnya tidak
diterima, doanya tidak dikabulkan (pintu langit tertutup
untuk mereka), dan tentu saja mereka tidak akan masuk
surga. Sampai kapan? Sampai unta bisa masuk ke lubang
jarum!
Mungkinkah unta masuk lubang jarum? Tak
mungkin. Tali tambang saja tak akan bisa masuk ke lubang
jarum, terlebih lagi binatang sebesar unta! Begitupula
orang-orang yang sombong itu (kaum musyrikin), jangan
harap bisa masuk surga.
Secara tak sadar kita kadang jumpai ungkapan seperti itu
dalam kehidupan kita: "sampai tujuh turunan, tak akan
kumaafkan kau!". Mungkin hanya sebatas ekspresi
kemarahan atau memang sungguh-sungguh tidak akan
memaafkan lagi.
Terlepas dari benar-tidaknya ungkapan bahasa Indonesia
tersebut, masuknya unta ke dalam lubang jarum menurut
kebiasaan rasanya sangat mustahil. Tapi menurut akal tidak,
sebab qudrat dan iradat Allah dapat merubah segalanya
menjadi 'biasa'. Jika memang Allah berkehendak Allah akan
memperluas lubang jarum itu sehingga unta pun bisa
masuk.
67
Menurut imam Sakaki, kedua jenis mubalaghah ini bisa
diterima . Bagaimana halnya dengan mubalaghah tipe
ketiga?
3) Ghuluw
Sedangkan apabila suatu ungkapan menggambarkan
sesuatu baik secara logika maupun realita tidak mungkin
terjadi dinamakan ghuluw .Contoh syiir karya al-Hasan ibn
Hani yang lebih popiler dengan panggilan Abu nawa ia
memuji temannya
49
). Contoh (QS,
an-Nuur: 35)
50
Dr. Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi, ilm al-Badi....86
51
Dr. Abd. al-Qodir Husain. Fan al-Badi....88
Andaikata ilmumu tentang tuhan, dapat dibagi-bagi
ke seluruh umat manusia, maka tuhan tidak akan
menutus seorang rasul. Atau andaikata omonganmu
didengar oleh seluruh umat manusia, maka tuhan
tidak akan menurunkan al-Quran, at-Taurat, dan injil
3) Ada unsur imajinasi yang kuat. Contoh, syiir karya
al-Qadli al-Arjani yang mengambarkan malam yang
panjang, dan ia tidak bisa tidur
52
Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar
dan setinggi istana. seolah-olah ia iringan unta yang
kuning.
52
Dr. Mahmud Ahmad Hasan al-Maraghi, ilm al-Badi...87
53
Ibid,87
54
Dr. Abd. al-Qodir Husain. Fan al-Badi.....87
71
20) at-Tafri ()
57
Menetapkan alasan yang layak bagi suatu sifat dengan
pertimbangan yang halus yang tidak riil (tidak sesuai
dengan fakta)
2) Sayid Ahmad al Hasyimi,
58
Husnu at-talil adalah penyangkalan seorang sastrawan
secara terang-terangan atau tersembunyi terhadap
alasan yang dikenal umum bagi suatu peristiwa, dan
sehubungan dengan itu dia mendatangkan alasan lain
yang bernilai sastra dan lembut yang sesuai dengan
tujuan yang ingin di capainya
Pada prinsipnya badi Husnu at-Talil itu adalah
membuat argumentasi yang tidak riil bagi suatu kejadian
dengan cara yang halus, sehingga tidak tampak kalau
argumentasi itu sesungguhnya fiktif tidak realistis. Untuk
dapat memahami badi Husnu at-Talil kata kuncinya
adalah antara kejadian dan argumentasi itu tidak ada
relevansinya.
Contoh syiir karya Imam Tarmuji (penulis buku ini),
59
Dr. As-Syahat Muhammad Abd ar-Rahman Abu satit, Dirasat
Manhajiyah fi ilm al-Badi (mesir, Bibllotheca Alexandrina,1994), 150
60
Ibid, 375
61
Sayid Ahmad al Hasyimi, Jawahir al Balaghah,.... 306
75
Bintik-bintik hitam pada bulan purnama yang bercahaya
itu bukan ada sejak dulu, akan tetapi pada muka bulan
itu ada bekas tamparan.
Abu al-Ala al-Maarri meratap dan berlebihan
menyatakan bahwa kesedihan terhadap orang yang diratapi
itu mencakup banyak peristiwa alam. Oleh karena itu ia
menyatakan bahwa bintik bintik hitam yang terlihat
dipermukaan bulan itu tidaklah muncul karena faktor alam,
melainkan karena bekas tamparan (oleh bulan sendiri)
karena sedih ditinggalkan oleh orang yang diratapi itu.
Padahal bintik-bintik hitam pada bulan itu kejadian yang
permanen.
b) Sifatnya permanen, biasanya punya alasan yang jelas
tapi tidak disebutkan. Kamudian penyair membuat alasan
yang fiktif
62
Contoh syiir karya Abu Thayib al-Mutanabbi yang
memuji Badr ibn Amar
63
)
a) Secara leksikal al-madzhab berarti faham atau
doktrin, dan al-kalam berarti teologi (aqidah)
b) Secara terminologi badi al-Madzhab al-Kalami
adalah,
66
Yaitu mendatangkan hujjah (argumen) bagi makna
yang dicari dengan mengikuti cara cara para pakar
teologi (Aqidah)
65
Abd al-Mutaali as-Shaidi, Bughyah al-Idlah juz 4,...56
66
Syuruh at-Talkhiish Juz 4 (Beirut, dar al-Hadi, 1992)369
79
Pada prinsipnya badi al-Madzhab al-Kalami
ini mendatangkan hujjah (argumen) yang obyeknya
persoalan akidah dengan pendekatan atau mengandung
unsur ilmu logika
67
(mantiq). Dalam dunia filsafat kita
mengenal aliran al-Madzhab al-Kalami, yakni aliran
rasionalisme-tektualisme, Yaitu aliran yang menjadikan
rasio sebagai landasan pembenarnya lalu mengkaitkannya
dengan teks-teks agama, bukan sebaliknya.
Sebagaimana kita tahu dalam logika kita mengenal
istilah Silogisme, yaitu suatu proses penarikan kesimpulan
secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposisi
(pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Contoh,
-Semua santri krempyang rajin membaca (disebut
premis mayor)
-Zaid santri krempyang (disebut premis minor)
+Zaid rajin membaca buku (disebut konklusi/simpulan)
Hubungan antara premis dan konklusi
disebut konsekuensi. dan proses seperti inilah yang disebut
menalar yang dalam bahasa filsafatnya dinamakan logika.
67
Definisi logika sangat sederhana yaitu ilmu yg memberikan
prinsip-prinsip yang harus diikuti agar dapat berfikir valid menurut
aturan atau dengan kata lain Logika adalah ilmu pengetahuan
dan kecakapan untuk berpikir lurus ( tepat )
Badi al-Madzhab al-Kalami tidak berbeda jauh dengan
silogisme, yakni sebuah teks agama yang di dalamnya ada
unsur logika,
Contoh 1 (QS, al-Anbiyaa': 22),
O 4p~E .EjgOg
NOE)-47 ) +.-
>E=OE _ =}E:OO
*.- p4O +OE^-
O4N 4pO4C
Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain
Allah, tentulah keduanya itu telah Rusak binasa. Maka
Maha suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa
yang mereka sifatkan.
Premis mayornya: andaikata di langit dan di bumi ada
tuhan selain Allah tentu akan hancur
binasa
Premis minornya: kenyataannya bumi dan langit tidak
hancur.
Konklusinya : di bumi dan di langit tidak ada tugan
selain Allah.
Contoh 2, (QS, al-Anam:76)
OU O}E_ gO^OU4N
N^O-- -474O 4:EOE W
4~ -EOE- O).4O W
.OU 4~ OUgOq
--)UgE-
81
ketika malam telah gelap, Dia melihat sebuah bintang
(lalu) Dia berkata: "Inilah Tuhanku", tetapi tatkala
bintang itu tenggelam Dia berkata: "Saya tidak suka
kepada yang tenggelam."
Premis mayornya: Tuhan itu tidak tenggelam/surup
(hanya sebuah keyakinantidak
disebutkan)
Premis minornya : bintang itu tenggelam/surup
Konklusinya : bintang itu bukan tuhan.
Contoh 3, (QS, al-Araf: 40)
4 4pOU7=;4C OE4E^-
_/4EO Eg)U4C NEO_^- O)
-Ec O4OgC^-
dan tidak (pula) mereka (orang-orang kafir) masuk
surga, hingga unta masuk ke lubang jarum
Premis mayornya: orang-orang kafir tidak akan
masuk surga, hingga unta masuk
ke lubang jarum
Premis minornya : kenyataan tidak ada unta yang
dapat masuk ke lubang jarum
Konklusinya : orang-orang kafir tidak akan
masuk surga selamanya.
Contoh 4, Sabda Nabi SAW,
68
Mengecualikan sifat sanjungan dari sifat pencelaan
yang dinafikan dari sesuatu dengan cara
memperkirakan bahwa sifat sanjungan itu masuk
dalam sifat pencelaan.
Yakni Jenis pertama ini berupa menafyikan suatu sifat
tercela, kemudian setelah itu mendatangkan sifat pujian.
Dalam ungkapan keseharian kita sering mendengar ucapan
seseorang: Dia tidak bodoh, akan tetapi dia seorang yang
cerdas. Ungkapan jenis ini banyak kita temukan dalam
bahasa Arab, baik dalam syiir maupun natsar.
Contoh 1, syiir karya Ibn ar-Rumi
69
,
71
Menetapkan sifat sanjungan terhadap sesuatu, dan
sesudahnya didatangkan perabot pengecualian yang
diikuti oleh sifat sanjungan lain
70
Karena istitsna yg jatuh sesudah manfi, berarti mutsbat, kalau
yang dinafikan (ditiadakan) sifat tercela, yang dimutsbatkan
(ditetapkan) ya sifat tercela
71
Abd al-Mutaali as-Shaidi, Bughyah al-Idlah juz 4,...58
85
Pada prindipnya badi takd al-madh bim yusybih
aldzamm jenis kedua ini adalah menetapkan sifat pujian,
kemudian diikuti oleh istitsna dan sifat pujian lainnya
Contoh 1, sabda Nabi SAW
72
,