Anda di halaman 1dari 7

2.7 Pemeriksaan : 1. Pemeriksaan fisik : Otoscopy : Pada pemeriksaan menggunakan otoskop, tidak ditemukan kelainan pada membrane timpani.

. Nystagmus : Pada penderita yang sedang mengalami fasae serangan akut, dapat ditemukan nystagmus pada mata penderita. Gerakkan kearah telinga yang tidak sakit. Tes garpu tala : Tes ini bertujuan untuk mendeteksi tuli sensorineural. Test rinne didapatkan hasilnya positif yaitu berkurangnya bone conduction pada telinga yang sakit dan test weber terjadi laterasasi pada telinga yang sihat. 2. Pemeriksaan penunjang : Pemerikaan audiometri : !enunjukkan tuli sensoneural. "emampuan pendengaran dalam membedakan kata#kata yang mirip pengucapannya sering menghilang. $elain itu ditemukan gambaran penurunan kemampuan pendengaran pada frekuensi rendah.

Gbr % : audiogram pada !eniere disease dini dan progressi&e $pecial audiometry test : Test ini mengidentikasi kelaianan pada cochlear dan ini membantu dalam membedakan kelaianan yang dapat disebabkan daripada lesi retrocochlear seperti neuroma acoustic. 'idapatkan hasil # # # Test recruitment positif $($( )short increment sensiti&ity inde*+ test. $kor $($( lebih dari ,-. pada kira#kira /0 pasien yang diuji dengan nilai normalnya 12.. Tone decay test, biasanya terdapat decay dengan nilai kurang dri /-d3 4lectrocochleography test : !engukur akumulasi cairan di telinga dalam dengan cara merekam potensial aksi neuron auditoris melalui elektroda yang ditempatkan dekat dengan kokhlea. Pada pasien dengan penyakit !eniere, tes ini juga menunjukkan peningkatan tekanan yang disebabkan oleh cairan yang berlebih pada telinga dalam yang ditunjukkan dengan adanya pelebaran bentuk gelombang dengan puncak yang multiple.

Gbr 2 : 45O5G pada orang normal 6 dan 3 pada !eniere disease 5aloric test : Test ini dilakukan untuk menilai fungsi keseimbangan. $etiap telinga dites secara terpisah. Pada teliga masing#masing disemprotkan secara bergantian air dingin dan air hangat. $etelah beberapa saat akan timbul nystagmus yang arahnya berlawanan dengan arah semprot. Tes ini cukup berarti dengan kepekaan 7-. Glycerol test : Glycerol adalah agent dehydrating. 8ika dberikan secara oral, ia dapat mengurangkan tekanan endolymph dan meningkatkan fungsi pendengaran. Pasien diberikan minum glycerol sebanyak 12ml0kg yang dicampurkan dengan air yang sama amountnya dengan glycerol dan ditambah sedikit perasa lemon. 'ilakukan audiogram dan juga speech discrimination sebelum dan selepas 1#/ jam pemberian glycerol. 9asil menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan penambahan 1-d3 pada hasil audiogram dan peningkatan 1-. pada speech discrimination. :asa tinnitus juga berkurang begitu juga sensai penuh pada telinga juga berkurang. ,% 2.8 Diagnosa : "ondisi penyakit lain dapat menghasilkan gejala yang serupa seperti penyakit !eniere, dengan demikian kemungkinan penyakit lain harus disingkirkan dalam rangka menegakkan diagnosis yang akurat. 4&aluasi awal didasarkan pada anamnesi yang sangat hati#hati. 'iagnosis penyakti ini dapat dipermudah dengan kriteria diagnosis seperti berikut : ;ertigo hilang timbul <luaktuasi gangguan pendengaran beruapa tuli sensoneural !enyingkirkan kemungkinan penyeab dari sentral seperti tumor N.;(((

3ila gejala#gejala khas penyakit !eniere pada anamnesis ditemukan maka diagnosis penyakit !eniere dapat ditegakkan. Pemeriksaan fisik diperlukan untuk

memperkuat diagnosis. 3ila dari hasil pemeriksaan fisik telinga kemungkinan kelainan telinga luar dan tengah dapat disingkirkan dan dipastikan kelainan berasal dari telinga dalam misalnya dari anamnesis didapatkan kelainan tuli saraf fluktuatif dan ternyata dikuatkan dengan hasil pemeriksaan maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit !eniere,sebab tidak ada tuli saraf yang membaik kecuali pada penyakit !eniere. 'alam hal yang meragukan kita dapat membuktikan adanya hidrops dengan tes glycerol. $elain itu test glycerol juga digunakan untuk menetukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan shunt. 3ila terdapat hidrops maka operasi diduga akan berhasil dengan baik.% 2.9 Komplikasi : 2.10 Pasien terdedah kepada risiko cedera akibat jatuh :isiko terjadinya kecelakaan sewaktu menyetir mobil dan menggunakan mesin# mesin 'epressi Permanent hearing loss7

Penatalaksanaan : Pada saat datang pasien biasanya diberikan obat#obat simptomatik seperti sedati&e, dan bila diperlukan dapat diberikan anti muntah. 3ila diagnosis telah ditemukan pengobatan yang paling baik adalah sesuai dengan penyebabnya. "husus untuk penyakit !eniere diberikan obat &asodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops endolimpyh. 'apat pula tekanan endolimfa disalurkan ke tempat lain dengan jalan operasi yaitu membuat shunt. Pengobatan !eniere dapat dibagikan kepada berikut : ,%.2 $eacara umum : 'iet rendah garam memiliki efek yang kecil terhadap konsentrasi sodium pada plasma, karena tubuh telah memiliki sistem regulasi dalam ginjal untuk mempertahankan le&el sodium dalam plasma.=ntuk mempertahankan keseimbangan konsentrasi sodium, ginjal menyesuaikan kapasitas untuk kemampuan transport ion berdasarkan intake sodium. Penyesuaian ini diperankan oleh hormon aldosteron yang berfungsi mengontrol jumlah transport ion di ginjal sehingga akan mempengaruhi regulasi sodium di endolimfe sehingga mengurangi serangan penyakit !eniere. 3anyak pasien dapat mengontrol gejala hanya dengan mematuhi diet

i.

ii.

iii.

rendah garam )/---mg0hari+. 8umlah sodium merupakan salah satu faktor yang mengatur keseimbangan cairan dalamm tubuh. :etensi natrium dan cairan dalam tubuh dapat merusak keseimbangan antar endolimfe dan perilimfe di dalam telinga $erangan akut : # $elama serangan akut dianjurkan untk berbaring ditempat yang keras, berusaha untuk tidak bergerak, pandangan mata difiksasi ada satu objek yang tidak bergerak, jangan coba meminum air walaupun ada perasaan ingin muntah. $etelah &ertigo hilang pasien diminta untuk bangun secara perlahan kdan sebaiknya pasien encari tempat yang nyaman ntuk tidur selama beberapa jam bagi memulihkan keseimbangan. # ;estibular sedati&e : 'iberikan secara (! atau (; atau secara oral jika tiada muntah. Obat yang dapat diberikan ialah dimenhydrinate, prometha>ine theoclate. 'apat juga diberikan dia>epam 2#1-mg secara (;. # ;asodilator : 'iberikan histamine drips yaitu histamine diphosphate /.,2mg yang dilarutkan didalam 2--ml glucose dan diberikan secara drip dengan kelajuan yang perlahan. $erangan fase kronik : # ;estibular sedati&es : Prochlorpera>ine 1-mg diberikan sebanyak kali sehari diminum selama / bulan dan kemudian dosisnya dikurangkan kepada 2 mg untuk satu bulan. # ;asodilator : Nicotinic acid 2-mg diminum satu jam sebelum makan tiga kali sehari. 6tau dapat diberikan betahistine ?#17 mg sebanyak kali sehari untuk meningkat peredaran darah pada labirin dengan meleapaskan histamine. # 'iuretics : "adang#kadang dapat diberikan furosemide %-mg tablet diambil secara alternate day dengan potassium supplement untuk mengontrol serangan berulang. terapi ini diberikan jika pasien tidak menggunakan &asodilator atau &estibular sedati&e. # Propantheline bromide diberikan 12mg tiga kali sehari. 'apat diberikan sebagai terapi kombinasi dengan &asodilator atau tunggal. # 4liminasi faktor allergen : faktor allergen dapat mencetuskan terjadinya serangan &ertigo @atihan : :ehabilitasi sering dilakukan karena ia dapat membantu system &estibuler. 6da beberapa latihan yang dapat dilakukan seperti : a. 6pley manu&er

i&.

Gbr 7 : apley maneu&er b. @atihan brand# darroff.

Gbr , : 3rand# darroff &. Operasi : 9anya dilakukan jika terapi medika mentosa gagal dan serangan &ertigo berulang. a. dekompresi sakus endolimfatikus : Operasi ini mendekompresi cairan berlebihan ditelinga dalam dan menyebabkan kembali normal tekanan terhadap hujung saraf &estibulokoklearis. (nsisi dilakukan di belakang telinga yang terinfeksi dan air cell mastoid diangkat agar dapat melihat telinga dalam. (nsisi kecil dilakukan pada sakus endolimfatikus untuk mengalirkan cairan ke rongga mastoid. b. labirinektomi : Operasi ini mengaangkat kanalis semicirkularis dan saraf &estibulokoklearis.

'ilakukan dengan insisi di telinga belakang dan air cell mastoid diankat. 3ila telinga dalam sudah terlihat, keseluruhan tulang labirin diangkat. $etelah satu atau dua hari pasca operasi, tidak jaang terjadi &ertigo berat. 9al ini dapat diatasi dengan pemberian obat#obat. $etelah seminggu, pasien mengalami periode ketidakseimbangan tingkat sedang tanpa &ertigo dan sesudahnya telinga yang normal mengambil alih seluruh fungsi kesimbangan. Operasi ini menghilangkan fungsi pendengaran telinga. c. endolymphe shunt : tube dimasukkan untuk menghubungankan endlolymphe sac dengan ruang subarachnoid. Tube berfungsi sebagai system drainase bagi mengeluarkan lebihan cairan endolymphe. 2.11Prognosis : 3elum ada terapi yang benar#benar efektif untuk penyakit !eniere namum berbagai tindakan apat dilakukan untuk mencegah terjadiya serangan dan progresi&itas penyakit. Namun penatalaksanaan yang dini dapat mengurangi risiko gangguan pendengaran yang pemanen dan jika diobati awal dapat memberikan hasil yang baik.

Anda mungkin juga menyukai