Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN IMUNISASI

1. Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan, bapak dan ibu memahami pentingnya imunisasi dan ikut serta dalam kegiatan pemberian Imunisasi. 2. Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan ini para ibu dan bapak dapat: a) Memahami pengertian Imunisasi b) Memahami tujuan dam manfaat Imunisasi c) Mengetahui jenis-jenis Imunisasi 3. Sasaran Orang tua. 4 Tempat rumah 5 Metode a) Ceramah b) Tanya jawab 6 Media brosur 7. Waktu - Hari/ Tanggal - Jam : Sabtu/ 19 Desember 2009 : 16.30 WITA

8. Kegiatan Penyuluhan A. Kegiatan Penyuluhan No 1 Kegiatan Pembukaan b. Membuka dengan mengucapkan salam c. Memperkenalkan diri d. Menjelaskan tujuan dari penyuluhan e. Menyebutkan penyuluhan yang acara Metode Ceramah Media Brosur Waktu 5 menit

akan diberikan. 2 Penyajian a Menjelaskan pengertian Imunisasi b Menjelaskan jenisjenis dari imunisasi c. Menjelaskan jadwal dari Ceramah Brosur 10 menit

imunisasi d. Menjelaskan manfaat dan tujuan Imunisasi e. Menjelaskan cara dan daerah penyuntikan Imunisasi f. Menjelaskan efek samping dari Imunisasi. 3 Penutup a. Menanyakan kepada ibu-ibu tentang penyuluhan yang di sampaikan. b. Menberi kesempatan untuk bertanya. c. Menyimpulkan d. Mengucapkan salam. Tanya jawab 10 menit

IMUNISASI A. Pengertian

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten. Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya. B. Jenis-Jenis Imunisasi 1. BCG Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan. BCG ulangan tidak dianjurkan karena keberhasilannya diragukan. Vaksin disuntikkan secara intrakutan pada lengan atas. Reaksi lokal dari pemberian vaksin BCG yaitu 1-2 minggu setelah penyuntikan, pada tempat penyuntikan timbul kemerahan dan benjolan kecil yang teraba keras. Kemudian benjolan ini berubah menjadi pustula (gelembung berisi nanah), lalu pecah dan membentuk luka terbuka (ulkus). Luka ini akhirnya sembuh secara spontan dalam waktu 8-12 minggu dengan meninggalkan jaringan parut. Reaksi regionalnya yaitu pembesaran kelenjar getah bening ketiak atau leher, tanpa disertai nyeri tekan maupun demam, yang akan menghilang dalam waktu 3-6 bulan.

2. DPT Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang melindungi terhadap difteri, pertusis dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius dan fatal. Pertusis (Pertusis) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernafas, makan atau minum atau makan. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang dan kerusakan otak. Tetanus adalah infeksi yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Vaksin DPT diberikan pada anak yang berumur kurang dari 7 tahun. Biasanya vaksin DPT terdapat dalam bentuk suntikan yang disuntikkan pada otot lengan atau paha. DPT sering menyebabkan efek samping yang ringan, seperti demam ringan atau nyeri di tempat penyuntikan selama beberapa hari. Efek samping tersebut terjadi karena adanya komponen pertusis di dalam vaksin. Untuk mengatasi nyeri dan menurunkan demam, bisa diberikan asetaminofen (atau ibuprofen). Untuk mengurangi nyeri di tempat penyuntikan juga bisa dilakukan kompres hangat atau lebih sering menggerak-gerakkan lengan maupun tungkai yang bersangkutan. 3. Polio Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit poliomielitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan kelumpuhan pada salah satu maupun kedua

lengan/tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk menelan. Polio bisa menyebabkan kematian. Imunisasi ulangan dapat diberikan sebelum anak masuk sekolah ( 5 6 tahun ) dan saat meninggalkan sekolah dasar ( 12 tahun ).Cara memberikan imunisasi polio adalah dengan meneteskan vaksin polio sebanyak dua tetes langsung kedalam mulut anak atau dengan menggunakan sendok yang dicampur dengan gula manis. Imunisasi ini jangan diberikan pada anak yang lagi diare berat. Efek samping yang mungkin terjadi sangat minimal dapat berupa kejang-kejang. 4. Campak Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Vaksin disuntikkan secara subkutan dalam sebanyak 0,5 mL. Imunisasi campak diberikan pada bayi umur 9 bulan oleh karena masih ada antibodi yang diperoleh dari ibu. Penularan campak bisa melalui udara ataupun kontak langsung dengan penderita. Gejala-gejalanya adalah : Demam, batuk, pilek dan bercak-bercak merah pada permukaan kulit 3 5 hari setelah anak menderita demam. Bercak mula-mula timbul dipipi bawah telinga yang kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota tubuh lainnya. Komplikasi dari penyakit Campak ini adalah radang Paru-paru, infeksi pada telinga, radang pada saraf, radang pada sendi dan radang pada otak yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen ( menetap ). Pencegahan adalah dengan cara menjaga kesehatan kita dengan makanan yang sehat, berolah raga yang teratur dan istirahat yang cukup, dan paling efektif cara pencegahannya adalah dengan melakukan

imunisasi. Pemberian Imunisasi akan menimbulkan kekebalan aktif dan bertujuan untuk melindungi terhadap penyakit campak hanya dengan sekali suntikan, dan diberikan pada usia anak sembilan bulan atau lebih. 5. Hepatitis B Hepatitis B adalah penyakit yang dapat merusak hati. Penyakit ini dapat berlangsung lama dan menjadi berat. Dari beberapa penyakit hati akibat virus yang paling berbahaya adalah hepatitis B. Penyakit ini dapat menular melalui berbagai cara. Diantaranya pencemaran kulit orang sehat oleh darah seorang penderita mudah menularkan virus, misalnya pemasang tattoo, penindik telinga, pengobatan secara tusuk jarum, penyalahgunaan obat dan transfusi darah. Penularan dapat pula terjadi melalui hubungan sexsual, air liur keringat dan melalui serangga-serangga penghisap darah misalnya nyamuk. Juga bisa terjadi bila kulit yang luka tersentuh benda-benda yag mengandung virus, misalnya sikat gigi, barang mainan, botol bayi, alat cukur, gelas minum, sarung tangan karet, handuk, dan sebagainya. Hepatitis B makin meningkat. Prevalensi pengidap di Indonesia tahun 1993 bervariasi antar daerah yang berkisar dari 2,8% - 33,2% . Bila rata-rata 5% penduduk Indonesia adalah carier Hepatitis B maka diperkirakan saat ini ada 10 juta orang. Para pengidap ini akan makin menyebar ke masyarakat luas. Negara dengan tingkat HbsAg >8% dihimbau oleh WHA untuk menyertakan Hepatitis B ke dalam program imunisasi nasional. Target di tahun 2007 adalah Indonesia bebas dari Hepatitis B. Sebesar 50% dari Ibu hamil pengidap Hepattis B akan menularkan penyakit tersebut kepada bayinya.

Data epidemiologi menyatakan sebagian kasus yang terjadi pada penderita Hepatitis B ( 10 % ) akan menjurus kepada kronis dan dari kasusu yang kronis ini 20%-nya menjadi hepatoma. Dan kemungkinan akan kronisitas kan lebih banyak terjadi pada anak-anak Balita oleh karena respon imun pada mereka belum sepenuhnya berkembang sempurna.

Planning of action PLANNING OF ACTION (POA)

No Masalah Kesehatan 1 Kurangnya pengetahuan orang tua tentang Pentingnya pemberian imunisasi pada anak.

Sasaran

Rencana Kegiatan

Sumber

Tempat

Tanggal/waktu

Seluruh warga

Penyuluhan dilakukan dengan memberikan brosur pada warga.

Buku, internet

Rumah RT. 13 Bpk. Bahrudin

Senin, 21 Desember 2009

Anda mungkin juga menyukai