36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 164 disebutkan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerja. Upaya kesehatan kerja yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja. Program kesehatan kerja merupakan suatu upaya pemberian perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja bagi masyarakat pekerja yang bertujuan untuk memeliharan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja, mencegah timbulnya gangguan kesehatan, melindungi pekerja dari bahaya kesehatan serta menempatkan pekerja dilingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja. Upaya kesehatan kerja mencakup
kegiatanpelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit termasuk pengendalian faktor resiko, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan termasuk pemulihan kapasitas kerja (Depkes RI, 2005). Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah unit fungsionalpelayanan kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya, secara terpadu dan terkoordinasi. Puskesmas merupakan tempat kerja serta berkumpulnya orangorang sehat (petugas dan pengunjung) dan orang-orang sakit (pasien), sehingga puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petugas puskesmas tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular, dengan darah dan cairan tubuhmaupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga potensial sebagai media penularan penyakit yang lain. Menurut Hudoyo (2004) yang dikutip oleh Depkes RI (2007) resikopetugas puskesmas terhadap kesehatan dan penyakit akibat kecelakaan kerja dapat digambarkan bahwa rendahnya perilaku petugas kesehatan dipuskesmas terhadap kepatuhan melaksanakan setiap prosedur tahapan kewaspadaan universal dengan benar hanya 18,3%, status vaksinasi hepatitis B petugas kesehatan puskesmas masihrendah sekitar 12,5%, riwayat pernah tertusuk jarum bekas sekitar
1
84,2%. Melihat hal diatas tentunya kita perlu menyadari bahwa dalam lingkup pekerjaan dibidang kesehatan mempunyai banyak resiko terhadap para pekerjanya, sehingga muncul pertanyaan dalam benak kita bagaimana pula dengan lingkup pekerjaan lain yang bukan bidang kesehatan. Kalau kita lihat dari gambaran masalah kesehatan kerja yang mencakup angka kesakitan dan kematian akibat kerja dan akibat hubungan kerja dari International Labaour Organisation (ILO) yaitu 1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK). Dari 250 juta kecelakaan, 3000.000 orang meninggal dan sisanya meninggal karena PAHK. Diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya. Sedangkan untuk besaran masalah kesehatan kerja yang menyangkut angka kesakitan dan kematian akibat kerja dari beberapa penelitian diperoleh gambaran bahwa lebih dari 50% pekerja Indonesia peserta jamsostek mengidap penyakit kulit akibat masuknya zat kimia melalui kulit dan pernafasan.Nelayan penyelam tradisional di pulau bungin, NTB menderita nyeri persendian 57,5% dan gangguan pendengaran 11,3%. Pandai besi menderita gangguan/pengurangan tajam pendengaran 30-54%. Dan penyelam tradisional menderita kelainan pernafasan berupa sesak nafas (Depkes RI, 2005). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dikalangan petani sering terjadi keracunan pestisida, beberapa peneliti melaporkan angka keracunan pestisida berkisar antara 20-50% (Achmadi, 1985,1990, 1992, Eman dan Sukarno, 1984 serta Depkes, 1983). Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang kebijakan dasar puskesmas menyatakan bahwa puskesmas merupakan unitpelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya. Mengingat tingginya risiko kesehatan dan keselamatan kerja bagi pekerja dan adanya amanat dalam Undang-undang untuk menerapkan kesehatan kerja di tempat kerja, maka perlu dilaksanakannya Upaya Kesehatan Kerja di wilayah kerja Puskesmas.
Untuk memudahkan dalam mendapatkan data / informasi dari buku ini, maka Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Nagasari Kecamatan Karawang Barat Tahun 2012 disusun dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan. Secara umum diuraikan latar belakang penyusunan profil dan darimana sumber data diperoleh, juga sistematika penulisan.
BAB II : Situasi Umum dan Lingkungan. Dalam bab ini diuraikan tentang keadaan wilayah dan faktor-faktor demografi serta wilayah administrasi BAB III : AnalisaSWOT Pelayanan dan Upaya penanganan K3 di Puskesmas Nagasari
Meliputianalisa data yang kami peroleh dari data keselamatan kerja di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Nagasari yang kemudian kami susun dalam bentuk diagram dan kurva sehingga di dapatkan hasil berupa kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman ( analisa SWOT ) terhadap puskesmas tersebut. BAB VI: Kesimpulan
2.1. KEADAAN UMUM 2.1.1. GEOGRAFI Secara geografis Kabupaten Karawang terletak antara 107002 107040 BT dan 5056 6034 LS, termasuk daerah dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi kemiringan wilayah antara 0 5 meter diatas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 2 %, 22 15 % dan diatas 40 % dengan suhu rata-rata 270C. UPTD Puskesmas Nagasari termasuk wilayah Kecamatan Karawang Barat, salah satu kecamatan dari 30 kecamatan yang ada di Kabupaten Karawang. Luas Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Nagasari Karawang 57,95 Km2 atau 579,5 Ha, 3,3 % dari luas wilayah Kabupaten Karawang, yang terdiri dari daerah dataran yang dialiri Sungai Citarum dan satu saluran irigasi dari bendungan Jatiluhur. Iklimnya termasuk dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 7 meter diatas permukaan laut, dengan curah hujannya tinggi sekitar 130 mm per tahun dengan suhu antara 270C, sebagian besar lahan digunakan untuk pusat perdagangan dan pemukiman. UPTD Puskesmas Nagasari Kecamatan Karawang Barat Kabupaten Karawang terletak di pusat Kota Kabupaten Karawang. Adapun batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Nagasari Karawang sebagai berikut : Sebelah Utara UPTD Puskesmas Karawang Kelurahan Karangpawitan. Sebelah Barat UPTD Puskesmas Adiarsa Kelurahan Adiarsa Timur. Sebelah Selatan UPTD Puskesmas Wadas Kecamatan Telukjambe Timur Sebelah Timur UPTD Puskesmas Karawang Kulon Kelurahan Karawang Kulon.
2.1.2. WILAYAH ADMINISTRASI Secara adminstrasi wilayah kerja UPTD Puskesmas Nagasari Karawang terdiri dari dua Kelurahan yaitu Kelurahan Adiarsa Barat dan Kelurahan Nagasari yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Karawang Barat.
BAB III 3.1. ANALISA SWOT PELAYANAN DAN UPAYA PENANGANAN K3 DI PUSKESMAS NAGASARI
3.1.1. Kekuatan (Strenght) 3.1.1.1. SumberDaya 3.1.1.1.1. Memiliki jumlah tenaga kesehatan cukup banyak 3.1.1.1.2. Rata-rata sumber daya sudah memiliki kemampuan dan upaya pelayanan kesehatan kerja 3.1.1.1.3. manajemen pembagian tugas sudah dilaksanakan 3.1.1.2. Sarana 3.1.1.2.1. Selalu melakukan pembaruan pada peralatan pelayanan kesehatan terutama pada kasus k3 3.1.1.2.2. Selalu mendapatkan bantuan peralatan baru dari pemerintah kota 3.1.1.3. Prasarana 3.1.1.3.1. Lokasi Puskesmas sangat mudah dijangkau dan berada dekat dengan beberapa perusahaan seperti : Pabrik Roti Dewi, PT Delima (Buana Sakti), Kecap Cap Kunci Mas, Sinar Jaya. 3.1.1.4. Dana 3.1.1.4.1. Memiliki sumber dana operasional yang termanage dengan baik dan tepat sasaran. 3.1.1.5. Manajemen Puskesmas 3.1.1.5.1. Memiliki program kerja dan stukturor ganisasi yang jelas (jangka pendek maupun jangka panjang)
3.1.2. Kelemahan (Weaknesses) 3.1.2.1. Sumber Daya 3.1.2.1.1. Distribusi tenaga tidak merata dan pola penempatan tenaga belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki 3.1.2.1.2. Kurang disiplinnya pegawai
3.1.2.2. Sarana 3.1.2.2.1. Jenis peralatan yang diperlukan tidak sesuai dengan kebutuhan karena pengadaan sarana yang tersentralisasi dari pusat dan distribusi tidak merata 3.1.2.2.2. Tidak tersedianya ruangan yang cukup dalam menampung terjadinya lonjakan pasien. 3.1.2.3. Prasarana 3.1.2.3.1. Bangunan kurang memadai dan perlu di rehab sehingga kenyamanan pelayanan belum terasakan betul. 3.1.2.4. Dana 3.1.2.4.1. Masih ada pengelolaan dan yang tak tersalurkan dengan baik 3.1.2.5. Manajemen Puskesmas 3.1.2.5.1. Pembagian tugas belum jelas dan masih tumpang tindih. 3.1.3. Kesempatan (Opportunities) 3.1.3.1. Responsip masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cukum baik. 3.1.3.2. Puskemas berada pada posisi strategis di kota dan bisa menjadi pusat pelayanan gawat darurat 3.1.3.3. Program-program kerja dapat di optimalkan dengan sdm yang ada 3.1.3.4. Dengan dana operasional dapat menambah fungsi, peralatan dan obat-obatan yang diperlukan. 3.1.4. Ancaman (Threats) 3.1.4.1. Tersedianya klinik-klinik kesehatan serupa yang berdiri dekan dengan puskesmas 3.1.4.2. Sosialisasi mengenai biaya kesehatan yang kurang intens dilakukan oleh puskesmas sehingga banyak presepsi biaya mahal. 3.1.4.3. Polusi udara dari asap mobil dan asap rokok di lingkungan puskesmas.
3.2. TABEL PEMBOBOTAN DAN SCORING ANALISA SWOT PELAYANAN DAN UPAYA PENANGANAN K3 DI PUSKESMAS NAGASARI No Analisis Swot Faktor Internal (IFAS) 1. Kekuatan (Strenght) 1.1. SumberDaya Bobot Rating Bobot X Rating
0,25
6
0,75
1.1.1. Memiliki jumlah tenaga kesehatan cukup banyak 1.1.2. Rata-rata sumber daya sudah memiliki kemampuan dan upaya pelayanan kesehatan kerja 1.1.3. Manajemen pembagian tugas sudah dilaksanakan 1.2. Sarana 1.2.1. Selalu melakukan pembaruan pada peralatan pelayanan kesehatan terutama pada kasus k3 1.2.2. Selalu mendapatkan bantuan peralatan baru dari pemerintah kota 1.3. Prasarana 1.3.1. Lokasi Puskesmas sangat mudah dijangkau dan berada dekat dengan beberapa perusahaan seperti :Pabrik Roti Dewi, PT Delima (BuanaSakti), Kecap Cap Kunci Mas, Sinar Jaya. 1.4. Dana 1.4.1. Memiliki sumber dana operasional yang termanage dengan baik dan tepatsasaran. 1.5. Manajemen Puskesmas 1.5.1. Memiliki program kerja dan stuktur organisasi yang jelas (jangka pendek maupun jangka panjang) Total
0,25
0,75
0,30
1,2
0,15
0,3
0,05
0.1
14
3,1
S = 3,1
No
Analisis Swot Bobot 2. Kelemahan (Weaknesses) 2.1. SumberDaya 0.20 2.1.1. Distribusi tenaga tidak merata dan pola penempatan tenaga belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
7
2.1.2. Kurang disiplinnya pegawai 2.2. Sarana 2.2.1. Jenis peralatan yang diperlukan tidak sesuai dengan kebutuhan karena pengadaan sarana yang tersentralisasi dari pusat dan distribusi tidak merata 2.2.2. Tidak tersedianya ruangan yang cukup dalam menampung terjadinya lonjakan pasien. 2.3. Prasarana 2.2.3. Bangunan kurang memadai dan perlu di rehab sehingga kenyamanan pelayanan belum terasakan betul. 2.4. Dana 2.2.4. Masih ada pengelolaan dan yang tak tersalurkan dengan baik 2.5. ManajemenPuskesmas 2.2.5. Pembagian tugas belum jelas dan masih tumpang tindih. Total
0,20
0,4
0,30
0,9
0,10
0,2
0,20
0,6
12
2,5
No
Analisis Swot Faktor Internal (EFAS) 3. Kesempatan (Opportunities) 3.1. Responsip masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cukum baik. 3.2. Puskemas berada pada posisi strategis di kota dan bisa menjadi pusat pelayanan gawat darurat 3.3. Program-program kerja dapat di optimalkan dengan sdm yang ada 3.4. Dengandanaoperasionaldapatm enambahfungsi, peralatan dan
Bobot
0,50
1,5
0,30
0,6
0,10
0,2
0,10
8
0,2
obat-obatan yang diperlukan. Total No Analisis Swot Faktor Internal (EFAS) 4. Ancaman 4.1.Tersedianya klinik-klinik kesehatan serupa yang berdiri dekan dengan puskesmas. 4.2.Sosialisasi mengenai biaya kesehatan yang kurang intens dilakukan oleh puskesmas sehingga banyak presepsi biaya mahal. 4.3.Polusi udara dari asap mobil dan asap rokok di lingkungan puskesmas. Total 1 Bobot 9 2,5 O = 2,5
0,60
2,4
0,10
0,2
0,30
0,9
3,5
3.3. PENERAPAN HASIL PERHITUNGAN SWOT KEDALAM KURVA Diketahui 3.3.1. 3.3.2. 3.3.3. 3.3.4. Kekuatan (S) Kelemahan (W) Kesempatan (O) Ancaman (T) = 3,1 = 2,5 = 2,5 = 3,5
1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 -0.1 -0.2 -0.3 -0.4 -0.5 -0.6 -0.7 -0.8 -0.9 -1.0 -1.1 -1.2 -1.3 -1.4 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
K3 ( 0,6,-1)
Figur 3.1 Diagram Layang Analisis Swot Pelayanan Dan Upaya Penanganan K3 Di Puskesmas Nagasari
10
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
HASIL ANALISA SWOT PELAYANAN DAN UPAYA PENANGANAN K3 DI PUSKESMAS NAGASARI 1. Kekuatan (Strenght) a. SumberDaya a. Memiliki jumlah tenaga kesehatan cukup banyak b. Rata-rata sumber daya sudah memiliki kemampuan dan upaya pelayanan kesehatan kerja c. manajemen pembagian tugas sudah dilaksanakan b. Sarana a. Selalu melakukan pembaruan pada peralatan pelayanan kesehatan terutama pada kasus k3 b. Selalu mendapatkan bantuan peralatan baru dari pemerintah kota c. Prasarana a. Lokasi Puskesmas sangat mudah dijangkau dan berada dekat dengan beberapa perusahaan seperti : Pabrik Roti Dewi, PT Delima (Buana Sakti), Kecap Cap Kunci Mas, Sinar Jaya. d. Dana a. Memiliki sumber dana operasional yang termanage dengan baik dan tepat sasaran. e. Manajemen Puskesmas a. Memiliki program kerja dan stukturor ganisasi yang jelas (jangka pendek maupun jangka panjang) 2. Kelemahan (Weaknesses) a. Sumber Daya a. Distribusi tenaga tidak merata dan pola penempatan tenaga belum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
11
b. Kurang disiplinnya pegawai b. Sarana a. Jenis peralatan yang diperlukan tidak sesuai dengan kebutuhan karena pengadaan sarana yang tersentralisasi dari pusat dan distribusi tidak merata b. Tidak tersedianya ruangan yang cukup dalam menampung terjadinya lonjakan pasien. c. Prasarana a. Bangunan kurang memadai dan perlu di rehab sehingga kenyamanan pelayanan belum terasakan betul. d. Dana a. Masih ada pengelolaan dan yang tak tersalurkan dengan baik e. Manajemen Puskesmas a. Pembagian tugas belum jelas dan masih tumpang tindih. 3. Kesempatan (Opportunities) a. Responsip masyarakat terhadap pelayanan kesehatan cukum baik. b. Puskemas berada pada posisi strategis di kota dan bisa menjadi pusat pelayanan gawat darurat c. Program-program kerja dapat di optimalkan dengan sdm yang ada d. Dengan dana operasional dapat menambah fungsi, peralatan dan obatobatan yang diperlukan. 4. Ancaman (Threats) a. Tersedianya klinik-klinik kesehatan serupa yang berdiri dekan dengan puskesmas b. Sosialisasi mengenai biaya kesehatan yang kurang intens dilakukan oleh puskesmas sehingga banyak presepsi biaya mahal. c. Polusi udara dari asap mobil dan asap rokok di lingkungan puskesmas.
12
PENERAPAN HASIL PERHITUNGAN SWOT KEDALAM KURVA Diketahui 3.3.5. 3.3.6. 3.3.7. 3.3.8. Kekuatan (S) Kelemahan (W) Kesempatan (O) Ancaman (T) = 3,1 = 2,5 = 2,5 = 3,5
13