Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan Sesungguhnya, sebuah pemikiran itu akan berhasil diwujudkan manakala kuat rasa keyakinan kepadanya, ikhlas dalam

berjuang di jalannya, semakin bersemangat dalam merealisasikannya, dan kesiapan untuk beramal dan berkorban dalam mewujudkannya. Sepertinya keempat rukun ini, yakni iman, ikhlas, semangat dan amal merupakan karakter yang melekat pada diri pemuda, karena sesungguhnya dasar keimanan itu adalah nurani yang menyala, dasar keikhlasan adalah hati yang bertaqwa, dasar semangat adalah perasaan yang menggelora, dan dasar amal adalah kemauan yang kuat. Itu semua tidak terdapat kecuali pada diri para pemuda. Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda merupakan rahasia kekuatannya. Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya. ( Hasan Al-Banna ) Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk. (Al-Kahfi : 13 ) Mahasiswa adalah gambaran paling dekat seperti pemuda yang di lukiskan di atas. Dengan segala potensi yang dimilikinya, mahasiswa merupakan kekuatan yang sangat besar yang dapat melakukan suatu perubahan.tentunya bukan sembarang mahasiswa tetapi hanya mahasiswa luar biasalah yang mampu melakukannya. Mahasiswa tersebut adalah mahasiswa yang berani mengorbankan waktu, uang, tenaga, pikiran bahkan jiwa raganya demi terwujudnya kebenaran dan keadilan. Mahasiswa yang tidak akan takut setiap penentangnya entah itu birokrasi ataupun yang lainnya. Mahasiswa yang bahkan berani untuk mengorbankan kepentingan kuliahnya demi merealisasikan apa yang menjadi keyakinannya. Sekilas Perjalanan Gerakan Mahasiswa Sejarah membuktikan bahwa pemuda khususnya mahasiswa selalu berperan dalam perubahan setiap bangsa. Berbagai peristiwa besar yang terjadi di dunia selalu identik dengan peran mahasiswa di dalamnya. Demikian pula yang terjadi di Indonesia. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan mahasiswa didalamnya. Melalui berbagai organisasi mahasiswa yang ada, mahasiswa menyalurkan aspirasinya dengan daya nalar dan intelektualnya. Dimulai dengan Budi Utomo sebagai generasi awal kiprah kaum muda, mahasiswa Indonesia terus mencatatkan dirinya dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia. Peristiwa runtuhnya rezim orde lama yang ditandai dengan turunnya Presiden Soekarno tidak bisa dilepaskan dari peran Organisasi Mahasiswa seperti KAPI ( Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia ), KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ), HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam), PII (Pelajar Islam Indonesia ), GPI ( Gerakan Pemuda Indonesia ),dll. Peran mereka sangat besar dalam menumbangkan rezim orde lama tersebut. Setelah tumbangnya rezim orde lama dan berganti dengan rezim orde baru, banyak gerakan mahasiswa yang mulai lemah selain dikarenakan konflik internal juga disebabkan karena tekanan dari pemerintah yang berusaha untuk mengkooptasi dan merestrukturisasi semua unsur kekuatan politik termasuk gerakan mahasiswa , misalnya dengan keharusan menerapkan asas tunggal. Namun pada tahun 1974

terjadi peristiwa MALARI ( Malapetaka Lima Belas Januari ) yang merupakan peristiwa demonstrasi besar pertama kali setelah era penurunan rezim orde lama. Malari ini disebabkan karena penolakan mahasiswa terhadap masuknya modal asing dengan momen kedatangan ketua IGGI, JP Pronk dan disusul dengan kedatangan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka. Peristiwa ini menimbulkan kerusuhan massal. Semenjak peristiwa tersebut pemerintah menerapkan kebijakan depolitisasi lewat metode-metode korporasi terhadap organisasi kemahasiswaan dan birokratisasi kampus.Untuk organisasi intra kampus, melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Dr. Syarif Thayeb, menerapkan SK 028/U/1974 tentang NKK/BKK ( Normalisasi Kehidupan Kampus atau Badan Koordinasi Kemahasiswaan ). Semenjak itu aksi protes mahasiswa menjadi sepi, yang ada hanya protes dalam skala kecil yang tidak terdengar gaungnya. Pada tahun 1976 mulai muncul kembali aksi-aksi dari mahasiswa dengan isu utama penolakan terhadap pencalonan Soeharto sebagai presiden. Reaksi rezim Orde Baru semakin represif dengan dikeluarkannya SK Kopkamtib No. 02/Kopkam/1978 tentang pembekuan terhadap Dewan Mahasiswa ( DM ) yang sekian lama menjadi basis kekuatan perjuangan mahasiswa pada level intra universitas. Kebijakan-kebijakan yang represif tersebut menjadikan gerakan mahasiswa semakin tidak terdengar. Pada era tahun 1980-an mahasiswa membuat pola baru dalam melakukan gerakan, yaitu dengan munculnya Kelompok Studi, LSM, Penerbitan Media dan Komite Aksi. Pada tahun 1990-an terjadi peningkatan kesadaran gerakan mahasiswa, terutama dengan diberlakukannya Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) dan Unit Kegiatan Mahasiswa ( UKM ). Sehingga pada era tahun 1990 ekskalasi politik mulai meningkat dengan dibarengi dengan berbagai peristiwa yang semakin menguatkan kesadaran mahasiswa. Selain itu peran organisasi Mahasiswa ekstra universitas pun tidak kalah besar karena merekalah yang mempunyai akses ke dunia luar yang dikarenakan memiliki jaringan yang sangat luas. Krisis moneter pada pertengahan tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi dimensional merupakan awal dari lahirnya peristiwa reformasi. Hal ini juga merupakan momen yang sangat penting bagi gerakan mahasiswa untuk kembali mengkonsolidasikan kekuatannya. Belajar dari kegagalan gerakan mahasiswa 1974 maupun 1978 gerakan mahasiswa 1998 menggandeng kekuatan lain yaitu rakyat dan beberapa kalangan intelektual yang selama ini menjadi oposisi pemerintah. Puncak dari itu semua adalah kerusuhan massal pada tanggal 13-14 Mei 1998 dan dengan didudukinya gedung DPR/MPR pada tanggal 19 Mei 1998 . Akhirnya presiden Soeharto mengundurkan diri pada tanggal 29 Mei 1998. Momentum krisis tersebut juga merupakan salah satu alasan didirikannya KAMMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ). Dalam Forum Silaturahmi Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) X pada tanggal 25-29 Maret 1998 di Universitas Muhammadiyah Malang mengemuka pandangan bahwa perlu adanya langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan bangsa ini, oleh karena itulah perlu dibentuk suatu organisasi yang bisa memfasilitasi itu semua karena ruang gerak LDK yang sangat terbatas. Oleh karena itu, diluar forum FSLDK X dibentuk tim formatur dan akhirnya terbentuklah KAMMI yang dideklarasikan di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 29 Maret 1998 setengah jam setelah ditutupnya FSLDK secara resmi, deklarasi tersebut dinamakan Deklarasi Malang. Sebagai ketua diangkatlah Fahri Hamzah dan Sekum Haryo Setyoko. 13 hari setelah dideklarasikan, KAMMI mengadakan acara yang cukup fenomenal yaitu Rapat Akbar Mahasiswa dan Rakyat Indonesia di

lapangan Masjid Al- Azhar Jakarta yang dihadiri oleh mahasiswa dan rakyat yang berjumlah sekitar 20 ribu orang. Semenjak itu KAMMI terus berperan dalam transisi perubahan bangsa ini termasuk pada peristiwa Reformasi. Fase setelah reformasi merupakan fase pembuktian apakah langkah yang diambil oleh mahasiswa dan rakyat dengan menurunkan rezim yang telah berkuasa selama 32 tahun tersebut tepat. Berbagai catatan sejarah telah tertoreh sesudah reformasi bergulir, sekali lagi pertanyaan besar dinisbahkan kepada mahasiswa. Anggapan bahwa mahasiswa hanya jago dalam menurunkan rezim diuji dalam fase pasca reformasi. Mahasiswa berhasil menurunkan Soeharto tetapi tidak bisa memberikan solusi siapa penggantinya yang pantas memimpin bangsa ini, karena yang terjadi adalah tetap saja kaum elit birokrasi yang kemudian menggantikan Bapak Pembangunan. Tetapi ada peran yang tetap bisa dijalankan yaitu fungsi kontrol terhadap pemerintah. Fungsi kontrol tersebut dibuktikan dengan sikap kritis mahasiswa terhadap presiden Habibie yang ternyata masih berbau Orde Baru. Demikian juga dengan penggantinya yang katanya merupakan tokoh reformis yaitu Gus Dur dan Megawati yang terbukti gagal manjalankan amanat reformasi. Berbagai aksi dilakukan untuk mengkritisi dan menentang kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memihak kepada rakyat. Walaupun pada prakteknya gerakan mahasiswa terpecah kedalam beberapa kubu, terutama ketika isu tentang penurunan kembali presiden yang sedang berkuasa saat itu, sehingga walapun dalam beberapa kasus ada beberapa gerakan mahasiswa yang secara tegas menuntut pergantian kepemimpinan namun tidak pernah bisa masif. Hal ini dikarenakan tidak semua gerakan mahasiswa menyuarakan aspirasi yang sama kalaupun ada itu pun hanya setengah hati demi menjaga gengsi organisasinya. Sampai dengan pemerintahan saat ini yang dipimpin oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono, fungsi kontrol mahasiswa tetap terlihat maskipun tidak sefrontal pendahulu-pendahulunya. Potret Gerakan Mahasiswa Saat Ini Sejarah panjang Gerakan Mahasiswa merupakan salah satu bukti kontribusi mahasiswa dalam memperjuangkan kepentingan rakyat. Mahasiswa mempunyai tanggung jawab yang besar untuk bangsa ini. Mereka adalah bagian dari rakyat Indonesia yang turut merasakan penderitaan yang dialami oleh rakyat. Meskipun tidak dapat dinafikan sebagian dari gerakan mahasiswa yang mempunyai target-target lain yang ingin dicapai selain dari memperjuangkan rakyat. Kita juga tidak dapat mengelak bahwa ada sebagian dari mahasiswa yang aktif dalam pergerakan mahasiswa mempunyai tujuan pragmatis yaitu menjadi penerus-penerus pendahulunya yang duduk dipemerintahan atau juga dilembaga legislatif. Hal ini sangat memungkinkan untuk terjadi pada gerakan mahasiswa yang memang tidak mempunyai visi yang jelas dan tidak bisa menginternalisasikan visi gerakannnya dengan baik kepada anggotaanggotanya. Selain itu gerakan mahasiswa hanya bermodalkan nurani dan semangat juang sehingga mahasiswa yang tidak memiliki bekal kekuatan moral yang cukup akan cepat merasa lelah dan akan tergiur oleh godaan materi dan kekuasaan. Oleh karena itulah basis kaderisasi yang baiklah yang menjadi kunci untuk tetap menjaga anggotanya dari penyimpangan-penyimpangan tujuan organisasi. Kaderisasi yang baik adalah kaderisasi yang mampu menghasilkan anggota-anggota yang mempu menginternalisasaikan nilai-nilai organisasi ke dalam dirinya serta setiap tindakannya, oleh karena itulah dibutuhkan dasar atau landasan yang tepat untuk bergerak bagi setiap pergerakan mahasiswa yaitu penempatan ideologi sebagai muatan utama. Ideologi merupakan hal yang sangat penting bagi setiap

gerakan mahasiswa, karena ideologilah yang akan mengontrok langkah dan gerakan yang akan dibangun. Ideologilah yang nantinya menentukan visi dari gerakan mahasiswa. Nilai-nilai ideologi inilah yang harus secara dini ditanamkan kepada anggota-anggotanya dan harus mempu menjadi landasan bagi anggota tersebut. Perbuahan sosial merupakan akumulasi dari perubahan individu-individu. Sehingga perubahan sosial tidak akan tercapai selama belum adanya perubahan-perubahan dalam diri individu. Memang adakalanya perubahan dapat dicapai hanya dengan beberapa individu yang berubah saja, namun perubahan tersebut tidak akan bertahan lama karena nantinya individu-individu yang belum berubah akan mengakumulasikan kekuatan untuk menentang perubahan tersebut. Perubahan juga tidak akan berlangsung dengan baik apabila digerakkan oleh orang-orang yang dirinya sendiripun belum berubah. Perbaikan yang ingin dicapai tidak berhasil dengan baik apabila yang ingin melakukan perbaikan tersebut tidak memperbaiki dirinya terlebih dahulu, ibarat menyuruh seseorang tetapi dia sendiri tidak melakukannya. Fenomena tersebut ternyata juga menghinggapi gerakan mahasiswa saat ini. Berbagai jargon perubahan dan perbaikan di dengungkan tetapi efeknya tidak terlalu besar. Salah satu penyebabnya adalah karena gerakan mahasiswa tersebut tidak mau melakukan perubahan terhadap dirinya sendiri baik secara organisasi meupun individu-individunya. Banyak gerakan mahasiswa yang berteriak anti korupsi tetapi dalam gerakan mahasiswa tersebut sendiri sering melakukan penyimpangan-penyimpangan keuangan. Penyalahgunaan amanah yang telah diberikan terutama berkaitan dengan uang sering sekali terjadi pada beberapa organisasi mahasiswa entah itu disadari ataupun tidak. Mulai dari hal yang dianggap sepele seperti memanfaatkan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi sampai dengan me mark up uang organisasi. Selain itu banyak yang berteriak atau mengusung anti kecurangan tetapi mereka sendiri masih menyontek saat ujian. Bagaimana mau melakukan apabila dirinya sendiri tidak mau untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan buruknya. Mungkin hilangnya Ruh Perubahan inilah yang menyebabkan perubahan yang selama diperjuangkan oleh mahasiswa belum menampakkan hasilnya secara signifikan. Wahai gerakan mahasiswa yang ingin melakukan perubahan ataupun mahasiswa yang ingin melakukan perbaikan, cobalah untuk bertindak bijak dengan melakukan perubahan dan perbaikan mulai dari diri sendiri terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai