Uas Esg

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) adalah Keluarga yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap

anggota keluarganya Keluarga disebut KADARZI jika telah berperilaku gizi yang baik Indikator Kadarzi: 1. menimbang berat badan scr teratur 2. memberikan ASI saja kpd bayi sejak lahir sampe usia 6 bulan (asli eksklusif) 3. makan beraneka ragam 4. menggunakan garam beryodium 5. minuman suplementasi gizi (TTD, kapsul vit A dosis tinggi) SURVEILANS GIZI adalah proses pengamatan masalah gizi secara terus menerus baik situasi normal m aupun darurat, meliputi : pengumpulan, pengolahan, analisis dan pengkajian data secara sistematis serta penyebarluasan informasi untuk pengambilan tindakan seba gai respon segera dan terencana Ruang Lingkup: Sebagai suatu sistem: 1. komponen informasi, (informasi tdk ada gunanya kalo gak dipake sbg bahan pert imbangan/tindakan) 2. komponen tindakan (tindakan hrs selalu berdsrkan informasi yg ada, harus tepa t waktu berdsrkan kebutuhan para pengambil keputusan) Langkah2 surveilans gizi: 1. tentukan besar masalah (penanggulangan besarnya angka kejadian/angka kematian , apa bisa tanggulangi/dicegah) 2. deskripsikan dg jelas sistem surveilans yg dikembangkan (tujuan, masalah gizi yg diamati, bagian alur dari sistem, uraikan komponen operasional) komponen operasional - siapa yg diamati - dimana lokasi pengamatan - bahan dan data yg dikumpulkan - siapa yg memberi bahan/data - bagaimana data akan diolah dan cara pengolahan - siapa yg melakukan analisis data - bagaimana cara menganalisis dan seberapa sering dilakukan analisa - informasi utk siapa, bagaimana cara menyampaikan hasil 3. buat perencanaan sumber daya (tenaga, dana, sarana) yg berperan dpt mendukung sistem surveilans, keberlangsungan sistem surveilans tsb 4. buat perencanaan untuk tindakan monitoring dan evaluasi dari sistem surbeilan s serta kemungkinan utk memodifikasi sistem surveilans utk perkembangan lbh lanj ut Manfaat surveilans gizi 1. monitoring program gizi (perencanaan, prediksi masa depan) 2. manajemen dan evaluasi program (cari/observasi indikator masalah gizi baru dl m program yg sedang berjalan) 3. sistem isyarat dini dan intervensi (sistem yg ditujukan utk mencegah malnutri si dg cara melihat ketersediaan makanan yg dikonsumsi) Peranan surveilans gizi 1. monitoring variabel2 yg menyebabkan timbulnya masalah gizi (variabel makanan dan non makanan) 2. faktor yg berpengaruh pd variabel makanan (produksi, keberadaan, daya keterja ngkauan, keamanan, dst) 3. faktor yg berpengaruh pd variabel non makanan (infeksi, sanitasi, pelayanan) Tujuan surveilans gizi

1. menentukan status gizi penduduk dan penduduk yg mempunyai risiko (tanda, luas dan pasang surut kejadian) 2. menyediakan informasi yg dpt digunakan utk analisa sebab dan faktor terkait 3. menyediakan informasi bagi pemerintah utk menentukan prioritas 4. memberikan peramalan ttg perkembangan masalah gizi yg ada bedsrkan trend yg a da 5. melakukan pemantauan program pangan dan gizi serta menilai efektivitasnya INDIKATOR 1. Bayi dg BBLR a. utk screening individu - indikator: berat badan lahir - cut off: BBL < 2500 gram - frekuensi: setiap ada bayi lahir - tujuan: penapisan bayi utk diberi perawatan - pengguna: puskesmas b. utk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak - indikator: prevalensi bayi BBLR - trigger level: prevalensi BBLR > 15% - sumber data: puskesmas - frekuensi: sekali setahun - tujuan: evaluasi gizi ibu dan anak - pengguna: kecamatan c. utk gambaran perkembangan keadaan gizi dan kesehatan ibu dan anak ant ar kecamatan dlm kabupaten - indikator: prevalensi bayi BBLR - trigger level: prevalensi BBLR > 15% - sumber data: kecamatan - frekuensi: sekali setahun - tujuan: evaluasi gizi ibu dan anak - pengguna: kabupaten dan provinsi 2. Masalah gangguan pertumbuhan balita a. screening balita utk perawatan - indikator: pertumbuhan berat badan (SKDN) - trigger level: BGM (BB/U < -3SD dan 3T) - sumber data: posyandu - frekuensi: sekali sebulan - tujuan: screening balita > rujukan - pengguna: puskesmas b. Gambaran keadaan pertumbuhan balita Tk. kecamatan - indikator: %N/(D-O-B) kemudian D/S lebih besar samadengan 80% dan BGM /D - trigger level: %N/(D-O-B) < 60% - sumber data: puskesmas/kecamatan - frekuensi: sekali sebulan - tujuan: evaluasi keadaan pertumbuhan balita utk tindakan preventif th dp memburuknya keadaan gizi - pengguna: kecamatan/kabupaten, provinsi Keterangan: > S = jml balita yg ada di desa tsb > K = jml balita yg mendapatkan KMS > D = jml balita yg datang dan ditimbang > N = juml balita yg ditimbang dan naik bbnya > D/S - tingkat partisipasi masy dg cut off point 80% > N/S = keberhasilan program 3. Masalah KEP balita a. screening balita untuk perawatan - indikator: BB/U

- trigger level: BB/U < -2SD dan BB/U < -3SD gizi buruk, marasmus, kwas hiorkhor b. k > 1% - sumber data: pemantauan status gizi/bps - frekuensi: sekali setahun - tujuan: evaluasi perkembangan keadaan gizi balita utk program dan per umusan kebijakan (nasional) - pengguna: kabupaten, provinsi 4. Masalah gangguan pertumbuhan anak sekolah a. utk refleksi keadaan gizi masy b. gambaran keadaan sosial ekonomi masy c. gambaran efektivitas upaya perbaikan gizi masa balita - indikator: prevalensi pendek - Cut off point: TB/U < -2SD - trigger level: prevalensi pendek > 20% - sumber data: pemantauan pendek - frekuensi: 5 tahun sekali - tujuan: evaluasi perkembangan keadaan gizi masy, keadaan sossial ekon omi mas, dan efektivitas upaya perbaikan keadaan gizi masa balita - pengguna: kecamatan/kabupaten, provinsi, pusat 5. Masalah KEK dan risiko KEK wanita usia subur 15-45 tahun dan BUMIL definisi: KEK ibu hamil = LILA < 23,5 KEK WUS = IMT < 18,5 risiko KEK WUS = LILA 23,5 a. screening ibu hamil yg memiliki risiko BBLR utk diberikan penyuluhan/ treatment - indikator: LILA - Cut off point: LILA < 23,5 - trigger level: tidak ada - sumber data: kohor ibu hamil melalui bidan desa, puskesmas - frekuensi: setiap ditemukan ibu hamil - tujuan: screening ibu hamil KEK utk penyuluhan dan intervensi - pengguna: puskesmas b. memberikan gambaran perkembangan status gizi WUS - indikator: KEK = IMT, dan risiko KEK = LILA - Cut off point: KEK = IMT < 18,5 | risiko KEK = LILA < 23,5 - trigger level: tidak ada - sumber data: survei cepat dan sukernas (KEK WUS) dan susenas (risiko KEK) - frekuensi: sekali dalam 3 tahun - pengguna: provinsi, pusat 6. Masalah GAKY a. utk memberikan gambaran besar dan sebaran GAKY - indikator: prevalensi GAKY/TGR anak sekolah, ekskresi urne (EYU), kon sumsi garam yodium rumah tangga - Cut off point: TGR, EYU 100 mcg/dl, konsumsi GB (lebih dari sama deng an 30 ppm) - trigger level: TGR > 15% , EYU 100 mcg/dl > 50% , konsumsi GB (lebi d ari sama dengan 30 ppm) > 80%RT - sumber data: survei nasional pemetaan GAKY, susenas dan monitoring GB kabupaten - frekuensi: 3 tahun sekali dan setahun sekali - pengguna: kabupaten, provinsi, pusat sumber data: puskesmas, pelacakan gizi buruk, kunjungan pasien frekuensi: setiap ditemukan kasus tujuan: utk tindakan khusus thdp penderita pengguna: puskesmas gambaran keadaan pertumbuhan balita tingkat kecamatan indikator: prevalensi gizi kurang dan gizi buruk trigger level: prevalensi gizi kurang > 20% atau prevalensi gizi buru

7. Masalah KVA a. screening kasus Xeropthalmia utk perawatan - indikator: kasus Xeropthalmia - Cut off point: setiap ada kasus - trigger level: tidak ada - sumber data: laporan puskes/RS - frekuensi: setiap ada kasus - tujuan: tindakan cepat - pengguna: kabupaten, provinsi, pusat b. memberikan gambaran perkembangan masalah KVA - indikator: prevalensi X1B dab prev serum retinol - Cut off point: X1B (xerosis) dan prev serum retinol (<20mcg/dl) - trigger level: prev X1B > 0,5% - sumber data: survei vit A - frekuensi: 10 tahun sekali - pengguna: provinsi, pusat 8. masalah konsumsi gizi definisi: masalah defisiensi intake makro dan mikronutrient di masyarakat Kegunaan: memberikan gambaran perkembangan konsumsi makro dan mikro nutrient serta pola konsumsi masy - indikator: prev defisit E, P, Mikro - Cut off point: prev RT kons. energi (<70%RDA) | prev RT kons. protein (<70%RDA) - trigger level: prev RT kons. energi (<70%RDA) > 30% | prev RT kons. p rotein (<70%RDA) > 30% - sumber data: pemantauan kons gizi - frekuensi: 3 tahun sekali - tujuan: evaluasi perkembangan masalah dan utk analisis faktor yg berk aitan dan memberi masukan pada ketersediaan pangan - pengguna: kabupaten, provinsi, pusat 9. masalah anemia definisi: defisiensi zat besi yg diindikasikan dg kadar Hb darah < 11mg% (wan ita hamil) atau < 12mg% pd wanita tdk hamil Kegunaan: memberikan gambaran perkembangan masalah anemia dan besarannya - indikator: prev anemia kel umur - Cut off point: berbeda tiap kel umur - trigger level: tidak ada - sumber data: badan litbangkes, BPS, Surkesnas - frekuensi: 3 tahun sekali - tujuan: evaluasi utk program kebijakan - pengguna: pusat 10. Gizi darurat definisi: situasi yg tjd akibat konflik politik, bencana alam/konflik lainny a yg mengakibatkan banyak penduduk keluar dari daerah tempat tinggalnya dan ting gal di lokasi baru (pengungsian) Kegunaan: memberikan masukan dlm kaitannya dg penanganan pangan dan gizi dlm keadaan darurat - indikator: prev wasting (BB/TB) - trigger level: prev BB/TB (< -2SD) > 15% (10-15%) dengan angka kemati an kasar 1/10000 | kematian gizi buruk > 1% - sumber data: survei cepat di lokasi darurat - frekuensi: saat terjadi darurat, monitoring - tujuan: manajemen penanganan masalah gizi saat darurat - pengguna: kabupaten, provinsi, pusat, internasional, LSM 11. masalah gizi lebih orang dewasa definisi: overweight sampe obese kegunaan: memberikan gambaran masalah gizi lebig terutama di daerah perkotaa n - indikator: prev IMT > 25 - Cut off point: IMT > 25

- trigger level: prevalevalensi IMT (>25) > 10% - sumber data: survei cepat - frekuensi: 3 tahun sekali - tujuan: manajemen masalah gizi - pengguna: provinsi, pusat 12. masalah pemberian ASI eksklusif dan MP ASI definisi: pemberian ASI saja pada bayi sampe usia 4 bulan | MP ASI adl makan an tambahan yg bentuk lunak maupun makanan dewasa selain ASI sampe anak usia 24 bulan a. memberikan gambaran ttg perkembangan praktek pemberian ASI eksklusif - indikator: proporsi ibu yg memberi ASI eksklusif - Cut off point: tidak ASI eksklusif - trigger level: tidak ada - sumber data: badab Litbangkes - frekuensi: 3 tahun sekali - tujuan: manajemen penyuluhan - pengguna: provinsi, pusat b. Penyuluhan individu yg memiliki anak usia 6 bulan kebawah agar member ikan ASI eksklusif - indikator: ibu -> anak 6 bulan kebawah - trigger level: tidak ada - sumber data: kogort bayi (bidan desa/posyandu) - frekuensi: setiap ibu -> anak 4 bulan kebawah - tujuan: tindakan penyuluhan - pengguna: puskesmas

Anda mungkin juga menyukai