Anda di halaman 1dari 67

LBM-6 SGD1-FLUXUS

ANIZATUN NUSKIYATI

Mengapa mens lebih 15 hari dan darah banyak keluar dari jalan lahir ?

Perdarahan Uterus Disfungsional (DUB) Perdarahan abnormal dari uterus baik dalam jumlah, frekuensi maupun lamanya, yang terjadi didalam atau diluar haid sebagai wujud klinis gangguan fungsional mekanisme kerja poros hipotalamushipofisis-ovarium, endometrium tanpa kelainan organik alat reproduksi, seperti radang, tumor, keganasan, kehamilan atau gangguan sistemik lain. Perdarahan uterus disfungsional dapat berlatar belakang kelainan-kelainan ovulasi, suklus haid, jumlah perdarahan dan anemia yang ditimbulkannya

Berdasarkan kelainan tersebut maka perdarahan uterus disfungsional dapat dibagi seperti table Dasar kelainan Ovulasi Bentuk klinis PUD ovulatorik PUD anovulatorik

Siklus

Metroragia Polimenorea Oligomenorea Amenorea Menoragia Perdarahan bercak prahaid Perdarahan bercak paskahaid

Jumlah perdarahan

Anemia

PUD ringan PUD sedang PUD berat

DUB dysfunctional uterin bleeding Diagnosis perdarahan uterus disfungsi (PUD) dapat ditegakkan setelah penyebab organik, sistemik dan iatrogenik disingkirkan (diagnosis pereksklusionum):

Bentuk dominan pada masa menarche dan pramenopause akibat terganggunya fungsi neuroendokrinologi Ditandai dengan produksi estradiol 17 terus menerus tanpa disertai dengan pembentukan corpus luteum dan pelepasan progesteron Estrogen tanpa diimbangi denganprogesteron menyebabkan proliferasi endometrium terus menerus yang menghasilkan pasokan darah berlebih dan dikeluarkan secara iregular

PUD Ovulatoris

Angka kejadian: 10% wanita usia masa reproduksi Bercak darah pada pertengahan siklus setelah LH surge biasanya bersifat fisiologis. Polimenorea paling sering terjadi akibat pemendekan fase folikuler. Kemungkinan lain adalah pemanjangan fase luteal akibat corpus Luteum yang persisten

Causes:
Abnormal uterine bleeding is a symptom and not a disease. Its causes include the following: Early pregnancy complications (abortion, ectopic pregnancy, hydatidiform mole). Pelvic inflammatory disease (PID). Benign tumors (uterine fibroids,cervical polyps endometriosis, adenomyosis) malignant tumors ( endometrial and cervical carcinoma) Dysfunctional uterine bleeding.

Clinical types:
Menorrhagia (regular & cyclical): - cyclical bleeding at normal intervals which is excessive in amount or duration. e.g. 5/28 or 8/28. - causes: benign organic disease of genital tract(fibroids, adenomyosios, PID) and may be dysfuctional (ovulatory). 2. Polymenorrhoea (regular & cyclical): - Cyclical bleeding which is normal in amount but occurring at too-frequent intervals of less than 21 days, e.g. 5/20. Her the uterus is normal. - cause: ovarian endometriosis, PID, DUB.
1.

Clinical types:
3.

4.

Polymenorrhagia: - Cyclical bleeding which is both excessive and too frequent, e.g. 9/20-12/20. - Caused by: DUB, PID. Metrorrhagia (irregular or acyclical): - bleeding of any amount which acyclical occurring irregularly or continuously. - always originates in the uterus. - causes(organic) : complications of early pregnancy, ulceration or infection of benign tumors, malignancies (perimenopausal)

Clinical types:
5. Intermenstrual bleeding:

- often dysfunctional (fall in oestrogen secretion following ovulation); 60% of ovulatory women have erythrocytes in their cervical mucus if examined. - common with cervical and endometrial polyps, fibroids and cervical carcinoma

Etiologi dan patofisiologi menometroragie Sepuluh penyebab teratas perdarahan berat saat haid : Ketidakseimbangan hormon saat remaja atau menjelang masa menopause merupakan penyebab yang terbanyak . Tumor fibroid pada rahim. Polip serviks Polip endometrium Penyakit Lupus Penyakit Radang Panggul (PRP) Kanker serviks. Kanker endometrium Intrauterine devices (IUD). Gangguan perdarahan.

MENOMETRORHAGI
Etiologi Organik serviks uteri polip servisis uteri, erosi porsionis uteri, ulkus pada porsio uteri, Ca servisis uteri korpus uteri polip endometrium, abortus, molahidatidosa, koriokarsinoma, subinvolusio uteri, Ca korporis uteri, sarkoma uteri, mioma uteri. tuba fallopi KET, radang tuba, tumor tuba. ovarium radang ovarium, tumor ovarium Fungsional perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik perdarahan disfungsional. dapat terjadi pada tiap umur antara menarche dan menopause. lebih sering sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium.

Penatalaksanaan

istirahat baring dan diberi transfusi darah estrogen dosis tinggi shg kadarnya dalam darah meningkat dan perdarahan berhenti. secara im dispropionas estrasiol 2,5 mg atau benzoas estradiol 1,5 mg atau valeras estradiol 20 mg progesteron mengimbangi pengaruh estrogen terhadap endometrium dilatasi dan kerokan kec wanita masa pubertas perdarahan tidak terulang lagi tangani adanya penyakit penyakit metabolik, endokrin, penyakit darah.

Why she had irregular mentrual cycle somtimes twice month


What is the probability? Oligomenorhage siklus lbih panjang, >35 hari, fase proliferasi lbih panjang, bisa karena adanya gangguan proliferasi/pematangan sel2 endometrium, yg dipengaruhi hormone estrogen

Polimenorhage mens >1x dlm sebulan, Pengaruh dr obesitas, hormonal mempengaruhi siklus menstruasinya, obesitas kelebihan estrogen menorhagia Polimenorhage = metroraghia? Polimenorhage : mens > 1x sebulan, berkelanjutan, berulang2 memang seperti itu tiap bulannya, dlm mens nya ttep 4-7 hr Metrorhagia : mens > 1x sebulan yg tdk teratur, haid berkepanjangan, keadn patologis, bisa krna kelainan hormonal, siklusnya pendek, lama mensnya >15hr, jumlah darah mensnya normal

Kenapa ditemukan abdomen nyeri sampai mengganggu aktivitas?

Dysmenorrhea primer terjadi karena banyak faktor, diantaranya faktor endokrin, yaitu penurunan kadar progesteron yang dapat meningkatkan prostaglandin, antara lain PGE2 dan PGF2 alfa yang mana akan merangsang miometrium sehingga terjadi peningkatan kontraksi dan disritmia uterus. Akibatnya akan terjadi penurunan aliran darah ke uterus dan ini akan mengakibatkan iskemia. Prostaglandin dan endoperoksid juga menyebabkan sensitisasi dan selanjutnya menurunkan ambang rasa sakit pada ujung-ujung syaraf aferen nervus pelvicus terhadap rangsang fisik dan kimia (Qittun,2008).

Faktor obstruksi kanalis servikalis Salah satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenorea primer adalah karena terjadinya stenosis kanalis servikalis. Akan tetapi sekarang tidak lagi dianggap sebagai faktor penting sebagai penyebab dismenorea primer, karena banyak wanita menderita dismenorea primer tanpa stenosis servikalis dan tanpa uterus dalam hiperantefleksi, begitu juga sebaliknya. Mioma submukosum bertangkai atau polip endometrium dapat menyebabkan dismenorea karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk mengeluarkan kelainan tersebut.

Faktor endokrin Umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenorea primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain dismenorea, dijumpai pula efek umum, seperti diare, nausea, dan muntah. Faktor alergi Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara dysmenorrhea primer dengan urtikaria, migren atau asma bronkiale.

Dysmenorrhea sekunder yaitu rasa nyeri kram pada perut bawah yang disebabkan karena adanya kelainan pada daerah pelvis, misalnya endometriosis, mioma uteri, stenosis serviks, malposisi uterus atau adanya IUD dan biasanya muncul seminggu sebelum menstruasi berlangsung (McFerren, 1996). Etiologi: Penyebab dari dismenore sekunder adalah: endometriosis, fibroid, adenomiosis, peradangan tuba falopii, perlengketan abnormal antara organ di dalam perut, dan pemakaian IUD.

Perbedaan gambaran klinis dismenore primer dan sekunder


Dismenore primer Onset singkat setelah menarche Dismenore sekunder Onset dapat terjadi kapan saja setelah menarche (khasnya setelah 25 tahun).

Nyeri kram di perut bawah atau pelvis dengan awal keluarnya darah selama 8-72 jam.

Waktu dari nyeri berubah-ubah sepanjang siklus menstruasi.

Pola nyeri sama setiap siklus.

Memburuk setiap waktu, dapat unilateral,

dapat memburuk pada waktu berkemih

Nyeri pada paha dan pinggang, sakit kepala, diare, mual dan muntah dapat dijumpai.

Dijumpai gejala ginekologi: dispareunia danmenorragia.

Tidak dijumpai kelainan patologis pelvis.

Dijumpai abnormalitas pelvis patologis.

Knp ditemukan foul-smelling discharge diantara 2 siklus mentruasi?

Normal Vaginal Discharge - All women have some vaginal discharge. Normal discharge may appear clear, cloudy white, and/or yellowish when dry on clothing. It may also contain white flecks and at times may be thin and stringy. Changes in normal discharge can occur for many reasons, including menstrual cycle, emotional stressors, nutritional status, pregnancy, usage of medications - including birth control pills, and sexual arousal.

Effects of the Menstrual Cycle - The menstrual cycle affects the vaginal environment. You may notice increased wetness and clear discharge around mid-cycle. The pH balance of the vagina fluctuates during the cycle and is the least acidic on the days just prior to and during menstruation. Infections, therefore, are most common at this time.

Signs of Abnormal Discharge - Any changes in color or amount of discharge may be a sign of a vaginal infection. Vaginal infections are very common; most women will experience some form of a vaginal infection in their lifetime. If you experience any of the symptoms below, this may be a sign of vaginal infection: Discharge accompanied by itching, rash or soreness Persistent, increased discharge Burning on skin during urination White, clumpy discharge (somewhat like cottage cheese) Grey/white or yellow/green discharge with a foul odor http://www.mckinley.illinois.edu/handouts/vaginal_dischar ge.html

Mengapa pasien anemia dan apa kaitannya keadaan obesitas pasien dg penyakit yang diderita?

A prospective study found that the risk of myomas increased 21% with each 10 kg increase in body weight and with increasing body mass index (30). Similar findings have been reported in women with greater than 30% body fat (31). Obesity increases conversion of adrenal androgens to estrone and decreases sex hormonebinding globulin. The result is an increase in biologically available estrogen, which may explain an increase in myoma prevalence and/ or growth. William H. Parker, M.D. Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA School of Medicine, Los Angeles, California

A random sample of women aged 35 to 49 was evaluated by self-reported bleeding patterns and by abdominal and transvaginal sonography to determine presence, size, and location of myomas (54). Of the 878 women screened, 564 (64%) had myomas, and 314 (36%) did not. Forty-six percent of the women with myomas reported gushing blood during their menstrual periods compared with 28% without myomas. Gushing blood and length of periods were related to size of myomas (large myomas RR 1.9, CI 1.52.5), but not to presence of submucous myomas or to multiple myomas. William H. Parker, M.D. Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA School of Medicine, Los Angeles, California

Apa intrepretasi pex gyn. Posisi uterus antefleksi dan ukuran sekepalan tangan dewasa?

The size of the uterus changes depending on the age and hormonal condition of the woman. Before the girl reaches her teenage or puberty, the normal uterus size in mm lengthwise is around 35mm. The anteroposterior diameter at this time is said to be around 10mm. When the girl reaches puberty, then due to the surge in hormonal secretions, the uterus gains its proper pear-shaped appearance and its dimensions increase as well. The normal size of uterus in cm is said to be 8cm x 6cm x 4cm. The volume of the uterus is quite variant in nature and fluctuates between 75cc and 200cc. The uterus weighs about 100 to 200 grams and on an average, can be said to be the size of the fist of the woman.

Abnormal Size of Uterus The size of the uterus may be adversely affected and it may become significantly lesser if there is thickening of the uterus lining. In this case, by lesser, it means that the volume of the uterus decreases, as the size of the lumen decreases due to growths in the muscle wall. The size of the uterus also decreases when there is prolapsed uterus or a dropped uterus. On the other hand, there may be a condition where the size of the uterus is more than usual, due to the presence of two uterus, which is also known as double uterus.

The uterus is capable of enlarging to many times its natural size during pregnancy. An enlarged uterus, may however be a sign of fibroids or cysts, especially when seen in menopausal women, which is the time when the uterus is supposed to actually shrink in size a little due to the cessation of hormonal secretions and the onset of menopause. There are many enlarged uterus symptoms that can help in identifying this condition at the earliest, so that it can be diagnosed and treated as soon as possible.

Read more at Buzzle: http://www.buzzle.com/articles/normal-size-ofuterus.html

Apa hubungan keluhan pasien dg ibu meninggal dengan ca servix?

First-degree relatives of women with myomas have a 2.5 times increased risk of developing myomas (23, 24). Women reporting myomas in two first-degree relatives are more than twice as likely to have strong expression of VEGF-a (a myoma-related growth factor) than women who have myomas but no family history (25). Monozygous twins are reported to be hospitalized for treatment of myomas more often than dizygous twins, but these findings may be the result of reporting bias (26). William H. Parker, M.D. Department of Obstetrics and Gynecology, UCLA School of Medicine, Los Angeles, California

In non-pregnant women, hCG levels are normally undetectable. During early pregnancy, the hCG level in the blood doubles every two to three days. Ectopic pregnancies usually have a longer doubling time. Those with failing pregnancies will also frequently have a longer doubling time or may even show falling hCG concentrations. hCG concentrations will drop rapidly following a miscarriage. If hCG does not fall to undetectable levels, it may indicate remaining hCGproducing tissue that will need to be removed. During treatment for gestational trophoblastic disease or a germ cell tumor, a falling hCG level generally indicates that the condition is responding to treatment, while rising levels may indicate that it is not responding to therapy. An increased hCG level after treatment may indicate a recurrence of disease. http://labtestsonline.org/understanding/analytes/hcg/tab/t est

Mengapa diperlukan pemeriksaan USG dan histopatologi untuk pasien?

Your health care provider may recommend the following: Biopsy to look for infection, precancer, or cancer, or to help decide on hormone treatment Hysteroscopy, performed in the doctor's office, to look into the uterus through the vagina. Transvaginal ultrasound to look for problems in the uterus or pelvis http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/0009 03.htm

DD?

Mioma Uteri 1. Teori Stimulasi Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi, mengingat bahwa : Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause Hiperplasia endometriumsering ditemukan bersama dengan mioma uteri Mioma servikalis (terletak di dekat leher rahim) 2. Teori Cellnest atau genitoblas Terjadinya mioma uteri itu tergantung pada sel-sel otot imatur yang terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus menerus olehestrogen.

Mioma Submukosa

Mioma intramural

Mioma Subserosa atau subperitoneal Letaknya di bawah lapisan tunica serosa, kadangkadang vena yang ada di bawah permukaan pecah dan menyebabkan perdarahan intra abdominal. Kadang-kadang mioma subserosa timbul di antara dua ligalatum, merupakan mioma intraligamenter, yang dapat menekan uterus dan A. Iliaca. Ada kalanya tumor ini mendapat vascularisasi yang lebih banyak dari omentum sehingga lambat laun terlepas dari uterus, disebut sebagai parasitic mioma. Mioma subserosa yang bertangkai dapat mengalami torsi.

Tumbuhnya tepat di bawah endometrium. Paling sering menyebabkan perdarahan yang banyak, sehingga memerlukan histerektomi, wlaupun ukurannya kecil. Adanya mioma submukosa dapat dirasakan sebagai suatu curet bump (benjolan waktu kuret). Kemungkinan terjadinya degenerasi sarcoma juga lebih besar pada jenis ini. Sering mempunyai tangkai yang panjang sehingga menonjol melalui cervix atau vagina, disebut mioma submucosa bertangkai yang dapat menimbulkan miomgeburt, sering mengalami nekrose atau

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium.Karena pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat menimbulkan keluhan

Relationships of Patients Factors, Leiomyoma Risk, and Steroid Hormones


Factor Postmenopausal Effect on Risk Decreased Potential Reason Hypoestrogenism

Early menarche
Obesity

Increased
Increased

Increased years of estrogen exposure


Increased conversion of androgens to estrogens, decrease liver production of Sex Hormone Binding Globulin Break in chronic estrogen exposure; uterine remodeling during postpartum involution Exposure to estrogen opposed by progesterone

Pregnancy

Decreased

Combination oral contraceptives Decreased

Cigarette smoking African-American race


Affected family member

Decreased Increased
Increased

Decreased serum estrogen levels Genetic differences in hormone production or metabolism


Genetic differences in hormone

Karsinoma Serviks Uteri

KLASIFIKASI PERTUMBUHAN SEL AKAN KANKERS SERVIKS


Mikroskopis 1. Displasia Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada dua pertiga epidermihampir tidak dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.

2. Stadium karsinoma insitu Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.
3. Stadium karsionoma mikroinvasif. Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining kanker. 4. Stadium karsinoma invasif Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus uteri. 5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis dan perdarahan.

Markroskopis 1. Stadium preklinis Tidak dapat dibedakan dengan servisitis kronik biasa 2. Stadium permulaan Sering tampak sebagian lesi sekitar osteum externum 3. Stadium setengah lanjut Telah mengenai sebagian besar atau seluruh bibir porsio 4. Stadium lanjut Terjadi pengrusakan dari jaringan serviks, sehingga tampaknya seperti ulkus dengan jaringan yang rapuh dan mudah berdarah. D. GEJALA KLINIS 1. Perdarahan Sifatnya bisa intermenstruit atau perdarahan kontak, kadang-kadang perdarahan baru terjadi pada stadium selanjutnya. Pada jenis intraservikal perdarahan terjadi lambat. 2. Biasanya menyerupai air, kadang-kadang timbulnya sebeluma ada perdarahan. Pada stadium lebih lanjut perdarahan dan keputihan lebih banyak disertai infeksi sehingga cairan yang keluar berbau.

Klasifikasi Sitologi (digunakan untuk skrining) PAP Klas I Klas II

Klasifikasi Histologi (digunakan untuk diagnosis) Klasifikasi WHO Normal Atipia

Sistem Bethesda CIN Normal ASC-US ASC-H LSIL HSIL HSIL HSIL Karsinoma Invasif Normal Atipia

Klas III Klas III Klas III Klas IV Klas V

CIN 1 termasuk Koilositosis flat condyloma CIN 2 CIN 3 CIN 3 Karsinoma Invasif

Displasia moderat
Displasia ganas Karsinoma insitu Karsinoma invasif

Derajat Histopatologi GX derajat tdk dapat dinilai G1 Well differentiated G2 Moderately differentiated G3 Poorly or undifferentiated

Stadium klinis menurut FIGO Stage 0 : karsinoma in situ, CIN 3 Stage 1 : karsinoma yg masih terbatas di serviks, belum mencapai uterus 1A : karsinoma mikroinvasif, masih terbatas di serviks

Stage 1A1 Stage 1A2


Stage 1B1 Stage 1B2

1B : karsinoma terbatas di serviks


Stage 2 : karsinoma yg masih terbatas di serviks, belum mencapai uterus 2A : menyebar melewati serviks, termasuk 2/3 atas vagina, tapi bukan termasuk jaringan di sekitar uterus (parametrium) 2B : menyebar melewati serviks, sudah menginvasi parametrium, tapi belum mencapai dinding pelvis atau 1/3 vagina Stage 3 : karsinoma sudah menyebar ke dinding pelvis atau melibatkan 1/3 bawah vagina, atau menyebabkan hidronefrosis atau kerusakan ginjal 3A : menyebar ke 1/3 bawah vagina, tapi belum mencapai dinding pelvis 3B : menyebar ke dinding pelvis, hidronefrosis atau ginjal yg tdk berfungsi Stage 4 : tumor telah menyebar 4A : menyebar sampai melibatkan mukosa kandung kemih dan rektum 4B : menyebar ke organ yg jauh, misalnya limfonodi extrapelvis, ginjal, tulang, paru, hepar, dan otak

Pencegahan Primer Menunda onset aktivitas seksual Penggunaan kontrasepsi barier Penggunaan vaksinasi HPV Sekunder skrining pap smear Sumber: Dr. Dr. H. Imam Rasjidi, Sp.OG (K) Onk. Manual Prakanker Serviks Ed.1. Sagung Seto

Endometriosis

Adalah suatu keadaan di mana jaringan endometrium yang masih berfungsi terdapat di luar kavum uteri. Jaringan ini terdiri atas kelenjar-kelenjar& stroma,terdapat di miometrium di sebut Adenomiosis dan bila di luar uterus di sebut Endometriosis,,

Endometriosis

Endometriosis terdapat pada wanita yang lebih muda&yang umumnya infertil. Jaringan endometrium di temukan di luar kavum uteri&di luar miometrium. Endometrium sering di temukan di ovarium,peritonium&ligamentum sakrouterinum,kavum douglasi,dinding blkg uterus,tuba fallopii,plika vesikouterina,ligamentum rotondum&sigmoid,septum rektovaginal,kanalis iunginalis,apendiks,umbilikus,serviks uteri,vagina,kandungkencing,vulva,perineum,parut laparatomi,kelenjar limfe,pleura&perikardium.

Histogenesis

Teori Sampson > endometriosis terjadi karena darah haid mengalir kembali(regurgitasi)melalui tuba ke dalam rongga pelvis.dalam darah haid di dapati sel-sel endometrium yang masih hidup ini implantasi di pelvis. Robert Meyer>endometriosis terjadi karena rangsangan pada sel-sel epitel berasal dari selom dapat mempertahankan hidupnya di daerah pelvis,rangsangan ini akn menyebabkan metaplasi dari sel-sel epitel shg terbentuk jaringan endometrium.

Patologi

Gambaran mikroskopik dari endometrium sangat variabel,lokasi yg sering terdapat pd kedua ovarium tampak kista2 biru kecil sampai kista besar berisi darah tua menyerupai coklat(endometrioma). Darah tua keluar sedikit2 krn luka pd dinding kista &dapat menyebabkan perlekatan antara permukaan ovarium dgn uterus,sigmoid&dinding pelvis.

Gambaran klinik
Gejala : - Nyeri perut bawah yang progretif dekat paha dan selama haid. - Dismenorea - Nyeri pada waktu haid - Hypermenorea - Infertilitas

DIAGNOSIS
Atas dasar anamnesis pemeriksaan fisik, pemeriksaan laparaskopi, biopsi . Pemeriksaan lab tidak memberi tanda yang khas.Foto roentgen.

PENANGANAN
Endometriosis tdd: tx Hormonal, pembedahan, radiasi.

PENCEGAHAN

Kehamilan adalah cara yang paling baik

TERAPI : Analgetika Hormonal, hormon-hormon streoid, estrogen, progesteron, pemberian terus menerus setiap hari selama 6-9 bulan minimal 1 tahun. Lanjutkan 2-3 tahun, dosis 30-50mg/ hari.

Pembedahan dengan mengangkat sarang-sarang endometriosis. Radiasi bertujuan untuk menghentikan fungsi ovarium. Tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada kontra indikasi terhadap pembedahan.

Kanker Endometrium

Adalah jaringan endometrium yg tumbuh di luar rahim. Bukan penyakit akibat hubungan seksual. Umumnya terjadi pada wanita menopause. Etiologi: Darah menstruasi masuk kembali ke tuba fallopii dg membawa jaringan dr lapisan dinding rahim jaringan menetap dan tumbuh di luar rahim. Atau jaringan endometrium terbawa ke luar rahim melalui pembuluh darah/kelenjar getah bening. FR: Obesitas, riwayat menarche (wanita yg menarche sebelum usia 12 tahun punya risiko lebih tinggi daripada wanita yang menarche pada usia lebih dari 12 tahun), DM, hipertensi menahun, pemakaian estrogen, dan faktor lingkungan.

Jenis-jenis: Adenokarsinoma endometrium Klasifikasi FIGO- 1978:


Tingkat Tingkat klinik 0 Tingkat klinik I Ia Ib G-1 G-2 G-3 Tingkat klinik II Tingkat klinik III Tingkat klinik IV Kriteria Karsinom a In Situ, lesi para-neoplastik seperti hiperplasia endometrium yang atipik. Proses m asihterbatas pada korpus uterus. Sondase kavum uterus 8 cm atau kurang. Sondase kavum uterus >8 cm . Diferensiasisel-selnya baik. Terdapat bagian-bagian yang padat (solid) Sebagian sel-selnya padat (solid) atau seluruhnya tak berdiferensiasi. Proses s udah m eluas hingga ke serviks. Proses s udah keluar dari uterus, tapi m asih berada dalam pa nggul kecil. Proses s udah keluar dari panggul kecil, atau sudah menc apai mukosa rekt um , atau kandung kem ih.

Klasifikasi UICC (Union Internationale Contra le Cancer):


UICC T-1 T-2 T-3 T-4 Kriteria Karsinom a m asihterbatas di korpus. Karsinom a telah meluassampai di serviks, tapi belum sampai keluar uterus. Karsinom a telah keluar dari uterus, termasuk penyebarannya ke vagina, namun masih tetap berada dalam panggul kecil. Karsinom a telah melibatk an mukosa rek tum atau kandung kem ih, dan atau telah meluas sampai di luar panggul kecil. FIGO I II III IV

Penyebaran: biasanya lambat, kecuali pada G-3. Jika diferensiasi sel tidak baik cenderung menyebar ke permukaan kavum uterus dan endoserviks. Jika telah sampai di endoserviks, penyebaran selanjutnya seperti pada karsinoma serviks uterus. Gejala: Awal penyakit: pemeriksaan ginekologik tidak menghasilkan apa-apa (penyakit biasanya tersembunyi dan membahayakan). Pada wanita menopause keluar getah vagina kemerahan. Rasa sakit dan perasaan rahim berkontraksi. Membesarnya korpus uterus.

Anda mungkin juga menyukai