Anda di halaman 1dari 33

BY: MR.

HALOHO

MENGAUDIT SIKLUS PENDAPATAN

CAKUPAN MATERI

SIFAT SIKLUS PENDAPATAN


Cakupan transaksi Tujuan audit

MENGGUNAKAN PEMAHAMAN ATAS BISNIS DAN INDUSTRI UNTUK MENGEMBANGKAN STRATEGI AUDIT

Manfaat pemahaman Materialitas Risiko bawaan, risiko prosedur analitis PENILAIAN AWAL ATAS RISIKO PENGENDALIAN DAN STRATEGI AUDIT PENDAHULUAN Memeroleh pemahaman dan menilai risiko pengendalian Menetapkan risiko deteksi untuk pengujian terhadap rincian Merancang pengujian substantif
Prosedur awal Prosedur analitis Pengujian rincian transaksi Pengujian rincian saldo

MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN PENGENDALIAN INTERNAL


PENGUJIAN SUBSTANTIF PIUTANG USAHA

Sifat Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan suatu entitas terdiri dari aktivitas yang terkait dengan pemberian barang atau jasa kepada pelanggan dan penagihan kas dari pendapatan itu.
Kelompok transaksi dalam siklus pendapatan:
Transaksi Penjualan kredit Transaksi Penerimaan Kas Penyesuaian Penjualan (diskun penjualan, retur dan

penyisihan penjualan, akun-akun pelanggan yang sulit ditagih (penyisihan dan penghapusan))

Penjualan Kredit Piutang Usaha (Account Receivable) Penjualan (Sales)

Akun yang terpengaruh dalam siklus pendapatan


D xxx Kos dari barang terjual (Cost of Goods Sold) Sediaan (Inventory) xxx

K xxx

xxx

Penerimaan Kas Kas (Cash) Diskun Penjualan (Sales Discount) Piutang Usaha (Account Receivable) Retur dan Penyesuaian Penjualan Retur dan penyesuaian penjualan (Sales Return and Allowances) Piutang Usaha (Account Receivable) Penyisihan Piutang tak tertagih Biaya Piutang tak tertagih (Bad Debt Expense) Penyisihan untuk Piutang tak tertagih (Allowance for doubtful Account) Penghapusan Piutang Usaha Penyisihan untuk Piutang tak tertagih (Allowance for doubtful Account) Piutang Usaha (Account Receivable)

xxx xxx xxx

xxx xxx

xxx xxx

xxx xxx

Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan


Kategori Asesi Kelompok Transaksi atau saldo akun Transaksi Keberadaan atau Keteradian Tujuan Audit 1 Rekaman transaksi penjualan menunjukkan barang atau jasa yang diberikan selama periode itu 2 Rekaman Transaksi penerimaan Kas menunjukkan kas yang diterima selama periode itu 3 Rekaman Transaksi penyesuaian penjualan selama periode itu menunjukkan diskun, retur dan penyesuaian penjualan, dan piutang tak tertagih yang diotorisasi 4 Saldo Piutang Usaha menunjukkan saldo yang benar-benar ada pada tanggal neraca 5 Seluruh penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang terjadi selama periode itu telah dicatat 6 Saldo Piutang usaha menunjukkan seluruh klaim kepada pelanggan pada tanggal neraca 7 Entitas memiliki hak terhadap piutang usaha dan kas yang dihasilkan dari penjualan yang tercatat 8 Piutang Usaha pada tanggal neraca menunjukkan klaim legal entitas kepada pelanggan

saldo Akun Kelengkapan Transaksi saldo Akun Hak dan Kewajiban Transaksi Saldo Akun

Tujuan Mengaudit Siklus Pendapatan


Penilaian atau Transaksi alokasi 9 Seluruh Penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan yang terjadi selama periode itu telah dinilai sesuai dengan PABU dan telah dijurnal, diiktisarkan, dan diposting dengan tepat 10 Saldo Piutang usaha bruto di neraca telah sesuai dengan rinciannya di buku pembantu Piutang usaha 11 Penyisihan piutang tak tertagih telah diestimasi secara wajar sesuai dengan nilai realisasi neto 12 Rincian penjualan, penerimaan kas, dan penyesuaian penjualan mendukung penyajian di laporan keuangan termasuk klasifikasinya dan pengungkapannya 13 Pengungkapan terhadap piutang yang dijual atau digadaikan telah dibuat secara wajar

saldo Akun

Penyajian dan Transaksi Pengungkapan Saldo

Tahap Audit

Memahami Bisnis dan Industri Klien Auditor mengembangkan strategi audit awal
didasarkan pada risiko salah saji material. Langkah pertama dalam menetapkan risiko adalah memeroleh pemahaman atas bisnis dan industri klien. Pemahaman membantu auditor dalam:
Membuat harapan terhadap pendapatan total dengan

memahami kapasitas klien, lokasi pasar, dan pelanggan Membuat harapan atas marjin bruto dengan memahami pangsa pasar klien dan keunggulan kompetitif di pasar. Membuat harapan tentang piutang usaha neto didasarkan pada rata-rata periode penagihan klien dan industri

Tahap Audit

Menetapkan Materialitas
Pendapatan merupakan ukuran dari volume aktivitas setiap entitas.

Biasanya, pendapatan memiliki volume transaksi tinggi dan total pendapatan sangat penting terhadap laporan keuangan. Pendapatan biasanya digunakan sebagai ukuran materialitas pada setiap penugasan. Pendapatan biasanya memberi penambahan pada piutang usaha, kas dan arus kas dari aktivitas operasi. Piutang usaha biasanya juga merupakan bagian yang material dari neraca. Transaksi dan saldo akun yang ada pada siklus pendapatan biasanya memiliki pengaruh yang material terhadap laporan keuangan. Untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi audit untuk mencapai tujuan audit siklus pendapatan, maka kehati-hatian harus dilakukan untuk mempertimbangkan risiko bawaan, risiko prosedur analitis, dan risiko pengendalian ketika memilih strategi audit untuk setiap tujuan audit. Materialitas (salah saji yang dapat ditoleransi) untuk piutang usaha relatif lebih tinggi daripada untuk akun aktiva lainnya untuk mengurangi pengeeluaran untuk memeroleh bahan bukti audit.

Tahap Audit
Faktor-faktor yang umum memengaruhi salah saji asersi siklus

Risiko Bawaan
pendapatan:
1. 2.

3.
4. 5.

6.
7. 8.

Tekanan untuk melebihsajikan pendapatan agar realisasi pendapatan dan profitabilitas mencapai target, padahal kenyataannya tidak demikian. Tekanan untuk melebihsajikan kas dan piutang usaha bruto atau mengurangsajikan penyisihan untuk piutang tak tertagih supaya meningkatkan modal kerja, yang dibutuhkan dalam perjanjian hutang. Volume transaksi yang tinggi cenderung meningkatkan jumlah kesalahan. Pengakuan pendapatan, standar akuntansi yang membingungkan, dan membuat estimasi, kompleksitas perhitungan, cenderung meningkatkan risiko salah saji Aplikasi akuntansi untuk piutang usaha yang digadaikan dengan tanggung renteng, apakah sebagai penjualan atau pinjaman. Salah klasifikasi piutang usaha, apakah aktiva jangka pendek atau aktiva jangka panjang, karena sulit menentukan ketertagihannya Penerimaan kas cenderung akan disalahgunakan Transaksi penyesuaian penjualan bisa saja digunakan untuk menutupi pencurian kas dengan cara meningkatkan diskun, atau mencatat transaksi fiktif atas retur penjualan, atau menghapus piutang pelanggan.

Karena besar potensi salah saji apabila pengendalian tidak efektif, maka auditor harus selalu memberikan pertimbangan yang cermat atas risiko inheren dalam siklus pendapatan.

Tahap Audit

Risiko prosedur analitis adalah elemen dari risiko deteksi, yaitu risiko prosdur analitis gagal untuk mendeteksi salah saji. Prosedur analitis sangat hemat dan didasarkan pada pengetahuan auditor atas bisnis dan industri klien. Langkah pertama dalam melakukan prosedur analitis adalah memeroleh pemahaman atas total pendapatan yang diberikan:

Risiko Prosedur Analitis

Kapasitas klien yaitu volume penjualan maksimum yang bisa dihasilkan jika klien menggunakan seluruh fasilias dan karyawannya untuk menghasilkan dan menghantar produk atau jasa. Auditor harus sensitif terhadap volume penjualan yang dicatat klien berdasarkan kapasitas yang dimanfaatkan. Lebih efektif untuk mengevaluasi pendapatan total dibandingkan ukuran aktivitas bisnis daripada membandingkan pendapatan saat ini dengan pendapatan periode sebelumnya. Pangsa Pasar klien untuk setiap produknya.Yaitu pendapatan klien dibandingkan dengan total pendapatan dalam industri untuk produk klien. Hal ini penting karena perusahaan dengan pangsa pasar dominan biasanya memeroleh margin bruto premium. Hal ini penting bagi auditor untuk mengevaluasi perputaran piutang klien, atau periode penagihan rata-rata, dan bisa untuk membandingkan periode penagihan klien dengan rata-rata industri.

Rasio Prosedur umum digunakan


Rasio Penjualan terhadap kapasitas Pangsa Pasar Rumus
Penualan neto Ukuran Kapasitas Non Keuangan

Analitis yang
Signifikansi Audit Membantu menilai kelayakan pendapatan Membantu menilai kelayakan pendapatan total dan marjin bruto. Pangsa pasar yang lebih besar biasanya dikaitkan dengan marjin bruto yang lebih besar Rasio ini bermanfaat bagi perusahaan manufaktur dan perusahaan lainnya yang berbasis aktiva . Rasio ini menjelaskan hubungan antara aktiva dan penjualan Rasio yang lebih besar dari 1 menunjukkan bahwa piutang tumbuh lebih cept dari penjualan. Besar rasio dapat mengindikasikan kemungkinan masalah penagihan Bermanfaat dalam membandingkan dengan ratarata industri. Lamanya periode penagihan dapat mengindikasikan masalah penagihan. Pengalaman sebelumnya dan volume penjualan periode berjalan dapat bermanfaat dalam mengestimasi piutang neto saat ini.

Penjualan Neto Klien Penjualan Neto Industri


Penjualan terhadap total

Penjualan Rata rata Total Aktiva

Pertumbuhan Piutang usaha terhadap Hari Perputaran Piutang Usaha

( Piu tan g Usaha n Piu tan g Usaha n 1 ) 1) ( Penjualan n Penjualan n 1 ) 1

Ratarata Piu tan g Usaha Penjualan

X 365

Rasio Prosedur Analitis yang umum digunakan Biaya Piutang tak Bermanfaat dalam mengevaluasi kelayakan biaya
tertagih terhadap penjualan kredit Biaya Piutang tak tertagih terhadap penghapusan Pendapatan produk baru

BIAYA PIUTANG TAK TERTAGIH PENJUALAN NETO


BIAYA PIUTANG TAK TERTAGIH PENGHAPUSA N PIUTANG USAHA

Pendapat n dari produk baru yang diperkenal kan selama tahun berjal n Total Pendapat n

piutang tak tertagih. Rasio yang lebih kecil dapat menunjukkan penyisihan yang tidak memadai untuk piutang tak tertagih Bermanfaat dalam mengevaluasi kelayakan biaya piutang tak tertagih. Rasio yang lebih kecil dapat menunjukkan penyisihan yang tidak memadai untuk piutang tak tertagih Perusahaan dengan proporsi pendapatan yang lebih tinggi dari produk baru dapat memeroleh premi marjin bruto karena kemampuannya melakukan inovasi

Pemahaman Atas SPI


Lingkungan Pengendalian:

Integritas dan nilai-nilai etika Komitmen terhadap kompetensi Partisipasi dean komisaris dan komite audit Filosofi manajemen dan gaya operasi Struktur organisasi Penetapan otoritas dan tanggungjawab Kebijakan dan praktik-praktik SDM

Penilaian Risiko apakah manajemen melakukan

indentifikasi dan mitigasi terhadap risiko-risiko dalam siklus pendapatan.

Informasi dan komunikasiPemahaman tentang:


Bagaimana penjualan dimulai Pemberian barang dan jasa Pencatatan piutang usaha Penerimaan Kas Penyesuaian penjualan Metode pemrosesan data dan dokumen serta catatan yang digunakan

PemantauanUmpan balik tentang apakah pengendalian internal yang berkaitan dengan siklus pendapatan telah beroperasi sesuai rencana.

Misalnya: Apakah ada kesalahan penagihan, apakah ada kesalahan dalam pengakuan pendapatan.

Unit organisasi dalam penjualan Kredit

Prosedur Penjualan Kredit

Aktivitas Pengendalian Penjualan Kredit Sistem Manual: Sistem manual 1. Hanya Bagian kredit yang bisa mengotorisasi kredit dan menambah file
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

9.

pelanggan baru Bagian pengiriman mengecek barang yang diterima dari gudang ke Formulir Pesanan Penjualan sebelum membuat B/L Faktur dikeluarkan setelah Formulir Pesanan Penjualan dan B/L dikeluarkan (barang dikirim terlebih dahulu setelah itu faktur dibuat). Faktur harus dilampiri oleh Pesanan Penjualan dan B/L Mengirimkan laporan bulanan kepada pelanggan dan menindaklanjuti komplain pelanggan Otorisasi dilakukan oleh pihak-pihak yang berwenang dalam mengeksekusi transaksi. Secara periodik dilakukan pengecekan antara buku pembantu piutang dan saldo piutang di buku besar. Pemegang buku pembantu dan buku besar harus berbeda agar terjadi pengecekan independen Menggunakan sistem sediaan perpetual (masing-masing sediaan dibuat kartu sediaan) dan secara periodik dicocokkan ke akun pengendali sediaan di buku besar. Seluruh dokumen harus bernomor urut tercetak dan dipertanggungjawabkan penggunaannya.

Aktivitas Pengendalian Penerimaan Kas 1. Fungsi penerima kas dipisah dari fungsi kas Sistem manual 2. Kas disimpan ditempat yang terhidar dari bahaya kebakaran dan bencana alam.
pencatat

3.

Untuk penjualan tunai, sebaiknya digunakan mesin register kas

4.
5.

Prosedur penjualan tunai harus diawasi secara periodik


Dalam setiap faktur yang dikirimkan kepada pelanggan harus dicantumkan nomor rekening perusahaan agar pada cek yang dibayarkan pelanggan dituliskan rekening tujuan pembayaran. Sekretariat menerima cek pembayaran dan membuat daftar penerimaan cek yang diberikan kepada kasir (beserta cek), bagian piutang usaha, dan arsip di sekretariat. Pada akhir setiap hari kerja dilakukan perhitungan kas oleh kasir dan didampingi bagian yang independen terhadap kas (misalnya: bagian akuntansi dan internal audit) Melakukan rekonsiliasi bank oleh fungsi internal audit atau fungsi akuntansi. Setiap hari manajemen memonitor jumlah kas harian , kelayakan jumlah penerimaan kas dan jumlah yang dikreditkan ke buku pembantu piutang usaha. Manajemen secara aktif menindaklanjuti piutang yang jatuh tempo.

6. 7. 8. 9. 10.

Aktivitas Pengendalian Sistem komputer


1. Komputer melakukan pengecekan kesesuaian nama
2.

3.

4.

5.

pelanggan di order dengan di arsip induk Pencocokan komputer terhadap kredit yang diotorisasi untuk setiap pelanggan Pencocokan komputer terhadap barang yang dikurangi dari arsip induk sediaan dengan order yang disetujui Untuk setiap pengiriman komputer harus mencocokkan dokumen pengiriman bernomorurut dengan pesanan penjualan yang disetujui Komputer akan mencetak seluruh pesanan penjualan yang belum terpenuhi

6. Komputer mencetak laporan barang yang dikirim namun belum ditagih 7. Komputer melakukan penomoran berurut untuk setiap faktur penjualan 8. Komputer membandingkan total pengendalian untuk seluruh dokumen pengirimandengan total faktur penjualan. 9. Penjualan dicatat hanya berdasarkan faktur. 10. Komputer mencocokkan tanggal faktur dengan periode akuntansi ketika barang dikirim. 11. Komputrer membandingkan harga jual dengan daftar harga terotorisasi dan order penjualan. 12. Komputer selalu memeriksa saldo awal piutang ditambah penjualan kredit dengan saldo akhir piutang 13. Komputer mencocokkan seluruh nomor pelanggan di faktur penjualan ke nomor pelanggan di order penjualan

Penilaian awal risiko pengendalian dan strategi awal audit Bagi asersi siklus pendapatan dimana auditor tidak
merencanakan untuk menilai risiko pengendalian pada tingkat yang rendah, auditor harus memunyai pengetahuan yang diperlukan untuk mengidentifikasi jenis potensi salah saji yang akan terjadi. Biasanya siklus pendapatan bersifat material dan pendapatan berasal dari banyak pelanggan. Dalam kasus ini, sangat efisien apabila risiko pengendalian untuk setiap asersi dinilai pada tingkat yang rendah dan mengembangkan strategi audit melakukan pengujian pengendalia yang ekstensif.

Pengujian substantif atas piutang usaha


Prosedur awal
Memeroleh pemahaman atas bisnis dan idustri

klien serta menentukan:


1. Signifikansi pendapatan dan piutang usaha bagi perusahaan 2. Pemicu ekonomi utama yang memengaruhi penjualan, marjin, dan penagihan perusahaan 3. Persyaratan perdagangan dalam industri, termasuk penanggalan musiman, periode penagihan,dll 4. Perluasan konsentrasi aktivitas dengan pelanggan.

Melaksanakan prosedur awal atas saldo dan catatan

piutang usaha:
1. Menelusuri saldo awal piutang usaha ke kertas kerja tahun-tahun sebelumnya 2. Meriviu aktivitas dalam akun piutang usaha dan menginvestigasi ayat jurnal yang jumlah dan sumbernya tampak tidak biasa. 3. Memeroleh rincian saldo piutang usaha dan menentukan apakah telah sesuai dengan catatan akuntansi dengan melakukan footing, dan mengecek kebenaran saldo ke buku besar dan buku pembantu piutang usaha.

Melakukan Prosedur analitis


Mengembangkan harapan atas piutang usaha berdasarkan

pengetahuan atas bisnis, pangsa pasar, persyaratan perdagangan, riwayat hari perputaran piutang usaha Menghitung rasio:

Membandingkan penjualan terhadap kapasitas perusahaan. Membandingkan perytumbuhan penjualan dengan pertumbuhan piutang usaha Perputaran piutang usaha Biaya piutang tak tertagih terhadap jumlah Penjualan kredit neto. Biaya piutang usaha tak tertagih terhadap penghapusan piutang usaha

Menganalisa hasil rasio relatif terhadap harapan berdasarkan data

tahun sebelumnya, data industri, jumlah anggaran, atau data lainnya.

Pengujian terhadap rincian transaksi


1. Memvouching sampel catatan transaksi penjualan

dan piutang usaha ke dokumentasi pendukung. 2. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off test) penjualan dan retur penjualan dengan cara:

Memilih sampel catatan transaksi penjualan beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa dokumen pendukungnya dan menentukan apakah telah dilakukan pencatatan pada periode yang tepat. Memilih sampel memo kredit beberapa hari sebelum dan sesudah akhir tahun serta memeriksa keberadaan dokumen pendukungnya dan menentukan apakah retur penjualan telah dicatat dalam periode yang tepat.

Lanjut...... Pengujian terhadap rincian transaksi 3. Melaksanakan pengujian pisah batas (Cut off
test) penerimaan kas, dengan cara:

Mengamati bahwa seluruh penerimaan kas dan bank periode itu sudah dicatat pada periode neraca periode yang sama dan tidak ada penerimaan periode berikutnya yang dimasukkan pada saldo kas periode itu. Meriviu dokumentasi seperti iktisar kas harian, duplikat slip setoran, serta laporan bank mencakup beberapa hari sebelum dan sesudah tanggal neraca.

Pengujian atas saldo akun


Mengonfirmasi saldo piutang usaha:

Menentukan bentuk, waktu dan luas permintaan konfirmasi Melakukan sampel terhadap pelanggan yang akan dikonfirmasi dan mengevaluasi pengembalian konfirmasi terutama untuk jawaban pengecualian (tidak setuju). Melakukan tindak lanjut untuk konfirmasi yang tidak dibalas:
Mengirim ulang surat konfirmasi Melakukan prosedur alternatif untuk pelanggan yang tidak membalas surat konfirmasi. Prosedur alternatif misalnya:
Memeriksa bukti pendukung penerimaan kas pada awal periode akuntansi berikutnya (Subsequent Receipt) yang berasal dari saldo piutang usaha periode sebelumnya. Memeriksa bukti pendukung piutang usaha.

Pengujian atas estimasi akuntansi


Mengevaluasi kewajaran asumsi yang digunakan dalam akun

penyisihan piutang tank tertagih (allowance for doubtful account):


Memeriksa penjumlahan ke bawah (foot) dan penjumlahan ke samping (crossfoot) saldo pelanggan dan meelusuri kesesuaian saldo ke buku besar dan buku pembantu. Pengujian penentuan umur piutang usaha di daftar analisa atas umur piutang usaha dengan memeriksa sampel bukti pendukung. Untuk akun yang sudah jatuh tempo, (1) memeriksa bukti pendukung berupa korespondensi dengan pelanggan, agen penagihan, laporan kredit atau laporan keuangan pelanggan (2) Membahas ketertagihan piutang usaha dengan personil manajemen. Mengevaluasi proses manajemen untuk mengestimasi penyisihan piutang usaha yang sulit ditagih. Mengevaluasi kecukupan informasi tentang kecenderungan industri, kecenderungan penentuan umur, riwayat penagihan atas pelanggan tertentu.

Prosedur untuk penyajian dan pengungkapan


Membandingkan penyajian laporan dengan PABU:
Menentukan bahwa piutang usaha telah diidentifikasi

dan diklasifikasikan secara tepat menurut jenis dan periode realisasi yang diharapkan. Menentukan apakah ada saldo kredit yang signifikan dan harus direklasifikasi sebagai kewajiban (hutang) Menetukan ketepatan pengungkapan dan akuntansi untuk pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa, piutang yang digadaikan, atau difaktorkan.

Konfirmasi Piutang Usaha


Konfirmasi piutang usaha merupakan komunikasi tertulis

secara langsung antara pelanggan dan auditor. Konfirmasi piutang usaha harus dilakukan dalam audit atas saldo piutang usaha, kecuali:
Saldo Piutang usaha tidak material dibandingkan seluruh aktiva Penggunaan konfirmasi tidak efektif dilakukan Penilaian gabungan atas risiko inheren dan risiko pengendalian

adalah rendah dan bukti yang disediakan prosedur analitis atau pengujian rincian transaksi sudah cukup menurangi risiko audit ke tingkat yang rendah.

Auditor yang tidak melakukan konfirmasi harus

mendokumentasi di kertas kerja alasan atau pertimbangan tidak melakukan konfirmasi.

Formulir konfirmasi
Ada dua jenis formulir konfirmasi:
Konfirmasi positifmengharuskan debitur untuk menjawab apakah saldo yang ditunjukkan dalam formulir konfirmasi sudah tepat Konfirmasi negatifmeminta debitur untuk menjawab hanya apabila jumlah yang ditunjukkan tidak benar.

Bentuk konfirmasi positif biasanya menghasilkan bahan bukti

audit yang lebih baik, karena dalam konfirmasi negatif, apabila debitur lalai menjawab hanya akan menghasilkan anggapan saldo pelanggan itu sudah tepat. Bentuk konfirmasi negatif bisa digunakan apabila:

Tingkat risiko deteksi untuk setiap asersi sedang atau tinggi Saldo pelanggan kebanyakan bernilai kecil Auditor yakin bahwa debitur akan menjawab atau memberi pertimbangan atas saldo piutang usaha.

Waktu dan luas permintaan konfirmasi


Waktu pengiriman konfirmasi:
Akhir tahun apabila tingkat risiko deteksi rendah Interim (satu atau dua bulan sebelum tanggal neraca)apabila

risiko deteksi tinggi. Apabila waktu ini dipilih maka auditor harus memvouching setiap perubahan yang material antara tanggal pengirman konfirmasi sampai tanggal laporan keuangan.

Luas permintaan konfirmasi atau ukuran sampel,

berhubungan terbalik dengan:


1. 2. 3.

Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima Luas pengujian substantif lainnya Salah saji piutang usaha yang dapat ditoleransi (materialitas piutang usaha).

Konfirmasi negatif membutuhkan ukuran sampelyang lebih besar.

Pengendalian atas permintaan konfirmasi


1. Memastikan bahwa jumlah, nama, dan alamat pada surat konfirmasi telah sesuai dengan data yang terkait dengan pelanggan. 2. Menjaga penyimpanan surat konfirmasi sampai dikirimkan. 3. Menggunakan amplop berlogo dan bernama perusahaan untuk mengembalikan konfirmasi. 4. Menangani sendiri pemasukan surat konfirmasi ke amplop dan pengirimannya. 5. Mewajibkan pengiriman jawaban konfirmasi langsung kepada auditor.

Anda mungkin juga menyukai