Anda di halaman 1dari 2

Todorov menetapkan proposisi (klausa) sebagai unit terkecil dalam teks.

Proposisi tersebut bisa berupa agen (tokoh) atau predikat (aksi). Todorov menyatakan bahwa semua bahasa berfungsi secara denominatif dan deskriptif. Nama dan kata ganti berfungsi secara denominatif sedangkan kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata keterangan berfungsi secara deskriptif. Todorov berpendapat bahwa adalah mungkin untuk memisahkan setiap proposisi atau klausa tersebut untuk berfungsi baik secara denominatif dan deskriptif. Agen dari proposisi akan selalu menjadi kata benda yang ideal. Agen ini, bagaimanapun, adalah bentuk kosong yang hanya diisi oleh predikat yang berbeda. Artinya, agen dari proposisi adalah tidak lebih dari sebuah kategori gramatikal (subyek) yang tak memiliki sifat internal dan berasal dari persimpangan sementara dengan predikat. Dengan kata lain, jika kata benda atau kata ganti yang diberikan berfungsi sebagai subyek gramatikal, maka predikat berfungsi untuk menjelaskan atau mengisi subjek melalui penggunaan kata benda umum, kata kerja, kata sifat dan kata keterangan. Todorov berpendapat bahwa ada dua macam predikat. Dia berpendapat bahwa plot yang lengkap juga memiliki bagian yang terdiri dari suatu keadaan ekuilibrium dan ekuilibrium lainnya yang mirip dengan yang pertama, tetapi tidak sama. Sebuah narasi yang ideal dimulai dengan situasi yang stabil yang terganggu oleh beberapa kekuatan sehingga menghasilkan keadaan disequilibrium, Saat terjadi aksi untuk melawan balik kekuatan tersebut, barulah ekuilibrium bisa dibangun kembali. Akibatnya, ada dua jenis peristiwa dalam narasi: 1. Peristiwa statis, yaitu peristiwa yang menggambarkan keadaan tertentu dari ekuilibrium atau disekuilibrium. Predikat Statis jelas akan sesuai dengan kata sifat naratif; 2. Peristiwa dinamis, yaitu peristiwa yang menggambarkan bagian dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Predikat dinamis akan sesuai dengan kata kerja naratif. Dalam aplikasi, Todorov berpendapat bahwa adalah mungkin dalam menganalisis kalimat untuk memisahkan hal-hal seperti suara, aspek, mood, dan tensi. Dalam esainya, Todorov memberi mood sebagai contoh, Todorov berpendapat bahwa mood dari proposisi dalam narasi membuat hubungan eksplisit yang menarik perhatian dari karakter. Mood dapat dibagi menjadi dua kelas: 1. Indikatif: Proposisi diungkapkan secara indikatif menunjuk pada aksi yang benar-benar terjadi dan; 2. Nonindikatif: Proposisi diungkapkan dalam mood yang berbeda, mengacu pada suatu tindakan yang memiliki belum dilakukan tetapi hampir atau memiliki potensi untuk dilakukan. Dua kelas tersebut berada dalam relasi antara real dan unreal. Todorov menunjukkan bahwa mood non-indikatif dapat dibagi menjadi mood kehendak (Bahasa berfungsi tidak hanya untuk mengambarkan realitas tetapi juga untuk mengekspresikan keinginan kita) dan mood hipotesis. Moods kehendak dibagi lagi menjadi: 1) Obligatif yaitu mood dari proposisi yang harus terjadi. Misalnya suatu norma dalam masyarakat (paling sering tersirat karena tidak perlu dinyatakan. 2) Optatif mood yang sesuai dengan tindakan diinginkan oleh karakter. Penyangkalan adalah kasus khusus dari optatif. Optatif awalnya menegaskan, kemudian menyangkal. Mood hipotesis itu sendiri dibagi menjadi dua kategori. Pertama, mood kondisional: mood yang menempatkan dua proposisi atributif ke dalam hubungan tersirat sehingga subjek proposisi kedua dan siapa pun yang membuat kondisi adalah satu dan karakter yang sama. Mood kondisional kadang-kadang menempatkan karakter dalam sebuah ujian. Yang kedua adalah mood prediktif. Mood prediktif memiliki struktur yang sama dengan mood kondisional tetapi subjek yang memprediksi tidak perlu menjadi

subjek proposisi kedua. Prediktif adalah manifestasi khusus dari logika yang kelihatan seakan-akan benar (verisimilitude) maka anggaplah bahwa suatu aksi akan mengarah ke aksi yang lain, karena kausalitas tersebut sesuai dengan probabilitas umum. Hal ini menawarkan sebuah karakteristik semantik secara umum, namun dapat dibedakan oleh karakter sintaksis khusus sehingga merujuk pada pergantian dua proposisi bukan pada proposisi yang terisolasi. Pada titik ini, Todorov memperhatikan masalah kompleks yang muncul melampaui tingkat proposisi. Pada tahap ini fokus bukan lagi kepada sifat dari proposisi itu sendiri, melainkan pada hubungan yang ditetapkan antar proposisi yaitu fokusnya adalah pada sequence yang merupakan satuan unit sintaksis yang lebih besar dari proposisi. Todorov menemukan tiga jenis hubungan antar proposisi: 1) Hubungan temporal. Peristiwa secara berurutan mengikuti peristiwa lainnya dalam teks. 2) Hubungan logis. Berdasarkan implikasi dan prasangka. 3) Hubungan spasial. Dua proposisi disejajarkan karena kemiripan tertentu antara keduanya dan sebagai hasil dari hubungan paralelisme dan banyaknya subdivisi. Setiap sequence akan memiliki karakteristiknya masing-masing sesuai dengan hubungan antar proposisi yang akan mendorong reaksi intuitif dari pembaca (penonton). Proposisi yang berada dalam sequence terdiri dari beberapa jenis disesuaikan dengan: 1) Hubungan logis yang eksklusif (either-or). Todorov menyebutnya alternatif. Hanya satu proposisi jenis ini yang dapat muncul dalam sebuah sequence. 2) Ketidaksinambungan (and-or). Todorov menyebutnya semacam opsional karena letak dari proposisi tidak spesifik dan keberadaannya tidak diwajibkan. 3) Hubungannya (and-and). Todorov menyebut proposisi ini wajib karena proposisi ini harus selalu muncul di tempat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai