Anda di halaman 1dari 4

Ablasi Retina

I. Ablasi retina I.1 Definisi Ablasi retina adalah lepasnya retina dari tempatnya dimana lapisan sel kerucut dan sel batang retina terpisah dari sel epitel pigmen retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen retina masih melekat erat pada membran Bruch. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang retina dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan ganggguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap.

I.2 Epidemiologi Ablasi retina merupakan masalah mata yang serius dan dapat ter adi pada berbagai usia. Ablasi retina yang ter adi pada kedua mata sebanyak 12 ! "#$. Angka ke adian ter adinya ablasi retina ialah %&' per 1##.### penduduk di Amerika (erikat )A(*. Data yang ada di poliklinik +(,- sub bagian .itreoretina& ablasi retina berada di urutan pertama dari sepuluh kelainan dan penyakit .itreoretina pada tahun 1''%. I." /lasifikasi 1. Ablasi retina regmatogenosa )rhegmatogenous retinal detachment*0 ablasi retina akibat terdapatnya robekan atau lubang pada retina sehingga ter adi aliran .itreous humor )cairan mata* dari badan kaca ke belakang menu u rongga antara sel pigmen epitel dengan retina. 1er adi pendorongan retina oleh .itreous humor )cairan mata* yang masuk melalui robekan atau lubang retina tersebut ke rongga sub retina sehingga mengapungkan retina dan menyebabkan retina terlepas dari lapis epitel pigmen koroid. Ablasi retina regmatogenosa merupakan yang tipe ablasi yang paling umum ter adi. Ablasi umumnya ter adi pada mata yang mempunyai faktor resiko untuk ter adi ablasi retina. 1rauma hanya merupakan faktor pencetus untuk ter adinya ablasi retina pada mata yang berbakat 2ambar 2. Ablasi retina regmatogenosa 2. Ablasi retina eksudatif 0 ablasi retina akibat adanya kebocoran pada pembuluh darah retina dan koroid )ekstra.asasi* sehingga ter adi penimbunan eksudat sub retina yang mengangkat retina. 3al ini dapat disebabkan oleh penyakit koroid dan keganasan seperti skleritis )radang di sklera*& koroiditis )radang di koroid*& tumor di belakang bola mata& radang u.ea & atau tidak diketahui penyebabnya. ,airan di ba4ah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina yang terangkat lebih licin. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun5tahun setelah penyebabnya berkurang atau menghilang

". Ablasi retina tarikan atau traksi 0 ablasi retina akibat penarikan retina umumnya oleh aringan aringan ikat pembuluh darah yang terbentuk di dalam badan kaca. 6europati diabetik proliferatif merupakan penyebab ablasi tipe ini yang paling sering. (elain itu trauma dan perdarahan pada badan kaca akibat bedah atau infeksi uga dapat men adi faktor penyebab I.7 2e ala I.7.1 /eluhan 2e ala pertama berupa penderita melihat kelatan5kilatan bintik hitam mengapung dan cahaya )fotopsia* beberapa hari sampai dengan beberapa minggu sebelumnya Pada beberapa penderita lepasnya retina mungkin ter adi tanpa didahului oleh terlihatnya bintik5 bintik atau pun cahaya yang nyata /eluhan seperti ada tirai yang menutupi sebagian lapang mata Perkembangan lepasnya retina yang lebih lan ut akan mengaburkan penglihatan sentral dan menimbulkan kemunduran penglihatan I.7.2 Pemeriksaan 8ftalmologi +etina yang lepas tak dapat dilihat dari luar mata. /arena itu bila ada keluhan seperti di atas harus segera memeriksakan diri ke dokter spesialis mata. Dokter akan memeriksa bagian dalam mata dengan alat yang bernama oftalmoskop +etina ber4arna abu5abu dengan lipatan5lipatan ber4arna putih& berubah bentuknya bila kepala digerakkan /oroid normal tidak tampak Dapat tampak daerah makula terlepas 1.9 Penatalaksanaan 3anya dokter spesialis mata yang ber4enang mengobati ablasi retina. Pasien dengan keluhan5 keluhan seperti di atas dan mereka yang menderita miopia )rabun auh* dengan kaca mata minus tinggi serta mereka yang anggota keluarganya pernah mengalami ablasi retina& sebaiknya memeriksakan matanya secara berkala. Bila retina robek tetapi belum lepas& maka lepasnya retina itu dapat dicegah dengan tindakan segera& yaitu dengan tindakan sinar laser. Biasanya menggunakan laser yang dapat menciptakan lingkungan yang terbakar pada robekan retina sehingga terbentuk bekas luka dan melekatnya retina yang robek dengan aringan yang ada diba4ahnya. 3al ini dapat mencegah cairan ).itreous humor* masuk melalui robekan dan tidak ter adi ablasi retina. Pada kasus yang arang& laser tidak dapat digunakan maka kriopeksi dapat digunakan untuk mengatasi robekan retina. /riopeksi yaitu tindakan pemberian suhu dingin dengan arum es akan membentuk aringan parut yang melekatkan retina pada aringan di ba4ahnya. 1eknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali cairan di belakang retina. (ekali ter adi ablasi retina hampir selalu menun ukkan terlambatnya menggunakan laser atau kriopeksi. -elalui pemeriksaan oftalmoskopi dapat ditemukan robekan retina dan risiko lain untuk

ter adinya ablasi retina. Apabila robekan tidak ditemukan& dilakukan pemeriksaan ulang dalam 1 ! 2 minggu atau sesegera mungkin ika adanya ge ala ablasi. Bila retina telah lepas& maka diperlukan tindakan bedah untuk menempelkan kembali retina tersebut. Ablasi retina dapat diperbaiki lebih dari '#$ dengan menggunakan prosedur tunggal. Pada lebih dari '#$ ablasi retina& retina dapat ditempelkan kembali dengan teknik5teknik bedah mata modern dan kadang5kadang diperlukan lebih dari satu kali operasi. Ada " prosedur operasi dalam memperbaiki ablasi retina yakni skleral buckling& .itrektomil& dan pneumatic retinopeksi. 1.9.1 (kleral Buckling )(B* 1indakan operasi enis ini sudah dilakukan se ak "# tahun yang lalu. 8perasi enis ini sampai sekarang masih merupakan pilihan untuk ablasi tipe regmatogenosa& terutama ika tidak ada komplikasi. Prosedurnya meliputi 0 menentukan lokasi robekan retina& menatalaksana robekan retina dengan kriopeksi dan menahan robekan retina dengan :skleral buckle;. Buckle biasanya berupa silicon berbentuk spons atau padat. 1ipe dan bentuk buckle tergantung dari lokasi dan umlah robekan retina. Buckle diikatkan di sklera untuk diposisikan sedemikian rupa sampai dapat mendorong robekan retina sehingga dapat menutup robekan. <ika robekan telah tertutup& maka cairan dalam retina akan menghilang secara spontan dalam angka 4aktu 1 ! 2 hari. 1erkadang dapat uga dilakukan penyedotan cairan sub retina saat operasi berlangsung. Prosedur ini lebih sering dilakukan dengan anestesi lokal dan pasien tidak perlu dira4at. Pasca operasi pasien tidak harus dalam posisi tertentu. Pasien dapat melakukan akti.itas seperti biasa kecuali akti.itas yang dapat melukai kepala. I.9.2 =itrektomi Pada ablasi yang rumit mungkin diperlukan tindakan .itrektomi. Prosedur ini pertama kali dilakukan 2# tahun yang lalu. Biasanya dilakukan pada ablasi retina traksi namun dapat uga dilakukan pada ablasi retina regmatogenosa terutama bila ablasi ini disebabkan oleh adanya .itreus traksi atau perdarahan .itreus. Prosedurnya meliputi irisan kecil pada dinding mata untuk memasukkan alat5alat ke dalam rongga .iteus& tindakan pertama adalah memindahkan .itreus dengan menggunakan :.itreus culter;. (elan utnya dilakukan teknik sayatan :tractional bands; dan :air fluid e>change; yakni memasukkan cairan silikon untuk menempelkan kembali retina. Pemilihan teknik ini berdasarkan tipe dan penyebab ablasi retina. Pada teknik ini kepala pasien harus berada dalam posisi tertentu untuk men aga agar retina tetap menempel. I.9." Pneumatik +etinopeksi Dalam 1# tahun terakhir& prosedur ini men adi popular dalam menangani ablasi retina regmatogenosa& terutama pada robekan tunggal dan berlokasi di superior retina. Prinsip prosedur ini adalah dengan menyuntikkan gelembung gas ke dalam badan .itreus. 2elembung ini akan

dengan sendirinya menempati posisi dimana ter adi robekan retina. Apabila robekan retina dapat ditutupi oleh gelembung gas maka cairan subretina akan menghilang dalam 1 ! 2 hari. +obekan retina sebelumnya dapat diterapi dengan kriopeksi sebelum penyuntikkan gelembung atau dengan laser setelah retina mendatar. /euntungan dari tindakan ini adalah pasien tidak perlu dira4at inap dan mencegah komplikasi yang dapat ditimbulkan dengan menggunakan prosedur buckling. /erugiannya adalah kepala pasien harus dalam posisi tertentu dalam ? ! 1# hari& dan mempunyai tingkat keberhasilan lebih rendah dibandingkan dengan skleral buckle. Apabila retina tidak dapat kembali lekat dengan epitel maka dapat dilakukan operasi skeral buckle atau .itektomi.

Anda mungkin juga menyukai