Anda di halaman 1dari 13

PERATURAN SENAT MAHASISWA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO Nomor 2 Tahun 2013 Tentang PENGELOLAAN MAHASISWA

BARU (PMB) Dengan mengharap Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, setelah: Menimbang: 1. Bahwa pengelolaan mahasiswa baru merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh seluruh lembaga mahasiswa FSM UNDIP; 2. Bahwa belum adanya peraturan yang mengatur tentang Pengelolaan Mahasiswa Baru FSM UNDIP; 3. Bahwa dalam rangka menciptakan ketertiban dan penegakan hukum dalam pelaksanaan Pengelolaan Mahasiswa Baru FSM UNDIP. Mengingat: 1. Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional Nomor : 38/DIKTI/Kep/2000 tentang Pengaturan kegiatan Penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi; 2. Keputusan Rektor Universitas Diponegoro Nomor :101/SK/J07/2003 tentang Penghapusan Penyelenggaraan Segala macam Bentuk Perpeloncoan dalam Penerimaan Mahasiswa Baru Universitas Diponegoro; 3. Peraturan Senat Mahasiswa KM Undip Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Penerimaan Mahasiswa Baru. MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN SENAT PENGELOLAAN MAHASISWA BARU MAHASISWA FSM UNDIP TENTANG

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Pengelolaan Mahasiswa Baru yang selanjutnya disebut dengan PMB merupakan segala kegiatan yang melibatkan mahasiswa baru dalam kurun waktu tertentu yang telah disepakati yang bersifat pengenalan dan orientasi kepada mahasiswa baru tentang fakultas maupun jurusan dan atau program studi mahasiswa baru yang bersangkutan. 2. Senat Mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut SM FSM adalah lembaga legislatif tertinggi di tingkat fakultas. 3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro yang selanjutnya disebut BEM FSM adalah lembaga eksekutif tertinggi di tingkat fakultas yang dipimpin oleh seorang ketua. 4. Himpunan Mahasiswa Jurusan dan atau Program Studi yang selanjutnya disebut HMJ dan atau HMPS adalah lembaga eksekutif di tingkat jurusan dan atau program studi. 5. Pelaksana kegiatan PMB FSM adalah lembaga eksekutif mahasiswa di tingkat fakultas maupun jurusan dan atau program studi. 6. Steering Comittee PMB FSM yang selanjutnya disebut SC adalah alat kelengkapan yang dibentuk oleh ketua BEM FSM dan disetujui oleh SM FSM yang bertugas menyusun konsep PMB dalam lingkup FSM. 7. Hakim PMB FSM adalah badan independen sebagai alat kelengkapan PMB yang dipilih oleh ketua BEM FSM dan disetujui oleh SM FSM yang bertugas menyelesaikan sengketa dalam PMB. 8. Badan Pengawas PMB FSM adalah badan independen sebagai alat kelengkapan PMB yang dipilih oleh ketua BEM FSM dan disetujui oleh SM FSM yang berfungsi mengawasi pelaksanaan PMB FSM. 9. Panitia Terpadu adalah panitia khusus dalam PMB FSM di tingkat Fakultas di bawah koordinasi BEM FSM yang terdiri dari perwakilan tiap Jurusan dan atau Program Studi, serta pengurus BEM FSM. 10. Panitia Pelaksana PMB adalah alat kelengkapan PMB yang bertugas melaksanakan PMB sesuai dengan konsep yang telah disusun oleh SC. 11. Peserta PMB adalah mahasiswa baru FSM yang diterima melalui jalur PSSB, Ujian Mandiri, Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). 12. Birokrasi FSM adalah Pembantu Dekan III FSM UNDIP.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB II AZAS PMB Pasal 2 Pelaksanaan PMB FSM didasarkan atas azas azas sebagai berikut : 1. Azas Manfaat yaitu setiap kegiatan dalam PMB harus memberikan kemanfaatan bagi peserta sebagai bekal menjadi mahasiswa di FSM Undip. 2. Azas Iman dan Takwa yaitu seluruh kegiatan PMB tidak boleh bertentangan dengan agama dan kepercayaan yang diakui di Indonesia. 3. Azas Ilmiah yaitu kegiatan PMB harus bertujuan untuk menambah daya intelektualitas peserta dan mendukung perkembangan riset sebagai peran serta mahasiswa dalam mewujudkan Undip sebagai Universitas riset. 4. Azas Kekeluargaan yaitu memperlakukan maba sebagai bagian dari keluarga mahasiswa FSM tanpa berlebihan dalam bersikap. 5. Azas Asasi yaitu tidak melanggar hak-hak asasi peserta selama PMB seperti hak untuk beribadah, mengeluarkan pendapat, memperoleh rasa aman, dan lain-lain. 6. Azas Persatuan yaitu PMB secara integral bertujuan untuk mewujudkan persatuan seluruh mahasiswa di FSM, tanpa ada tindakan yang mengarah pada chauvinisme pihak tertentu yang berlebihan. 7. Azas Keadilan yaitu antara peserta dan penyelenggara PMB memiliki hak dan kewajiban yang berimbang.

BAB III ARAHAN PMB Pasal 3 PMB diarahkan sebagai : 1. Pengenalan mahasiswa baru terhadap lingkungan akademik, lembaga, dan kultur kemahasiswaan di kampus FSM. 2. Peningkatan potensi dan karakter positif mahasiswa baru. 3. Pembuka wawasan mengenai idealisme sebagai seorang mahasiswa dengan mengedapankan karakter ilmiah dan intelektual. 4. Sarana menumbuhkan sikap peduli dan tenggang rasa. 5. Sarana mempererat jalinan kebersamaan keluarga mahasiswa FSM.
Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB IV PELAKSANA KEGIATAN Pasal 4 Pelaksana kegiatan PMB terdiri dari BEM FSM, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan atau Program Studi (HMPS).

Pasal 5 Penanggungjawab Penanggung jawab kegiatan PMB di tingkat Fakultas adalah ketua BEM FSM dan di tingkat Jurusan adalah ketua HMJ dan atau HMPS yang bersangkutan.

BAB V ALAT KELENGKAPAN PMB Pasal 6 Alat Kelengkapan PMB terdiri dari : a. b. c. d. e. f. Ketua BEM FSM UNDIP Badan Pengawas PMB Hakim PMB Steering Comittee Panitia Terpadu Panitia Pelaksana PMB

BAB VI STRUKTUR DAN MEKANISME KEANGGOTAAN ALAT KELENGKAPAN Pasal 7 Ketua BEM FSM adalah penanggung jawab atas pelaksanaan PMB di tingkat FSM.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

Pasal 8 1. Badan Pengawas PMB beranggotakan 3 orang yang dipilih oleh ketua BEM FSM, disetujui dan ditetapkan oleh SM FSM. 2. Syarat dan prasyarat Badan Pengawas PMB adalah sebagai berikut : a. Tercatat sebagai mahasiswa FSM UNDIP. b. Bukan panitia PMB tingkat fakultas, jurusan dan atau program studi. c. Pernah aktif dalam lembaga kemahasiswaan di tingkat jurusan dan atau program studi, fakultas atau universitas. d. Tidak sedang menjabat sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan tingkat Jurusan dan atau Program Studi. e. Lulus sebagai peserta pada LKMM Dasar. 3. Masa keanggotaan Badan Pengawas PMB adalah sampai terbentuknya Badan Pengawas selanjutnya.

Pasal 9 1. Hakim PMB beranggotakan 3 orang yang dipilih oleh ketua BEM FSM, disetujui dan ditetapkan oleh SM FSM. 2. Syarat dan prasyarat Hakim PMB adalah sebagai berikut : a. Tercatat sebagai mahasiswa FSM UNDIP. b. Bukan panitia PMB tingkat fakultas, jurusan dan atau program studi. c. Pernah aktif dalam lembaga kemahasiswaan di tingkat jurusan dan atau program studi, fakultas atau universitas. d. Tidak sedang menjabat sebagai pengurus lembaga kemahasiswaan tingkat Jurusan dan atau Program Studi. e. Lulus sebagai peserta pada LKMM Dasar. 3. Masa keanggotaan Hakim PMB adalah sampai terbentuknya Hakim selanjutnya.

Pasal 10 1. SC bertanggung jawab kepada Ketua BEM FSM. 2. Keanggotaan SC ditentukan oleh ketua BEM FSM, disetujui dan ditetapkan oleh SM FSM.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

Pasal 11 1. Panitia terpadu terdiri dari perwakilan tiap jurusan dan atau program studi, pengurus UPK, beserta pengurus BEM FSM. 2. Keanggotaan panitia terpadu ditentukan oleh SC dan disetujui oleh ketua BEM FSM. 3. Panitia terpadu bertanggung jawab kepada ketua BEM FSM. 4. Masa kerja panitia terpadu ialah sampai selesainya masa PMB tingkat fakultas.

Pasal 12 1. Panitia pelaksana merupakan panitia PMB yang dibentuk oleh lembaga eksekutif. 2. Dalam pelaksanaan kegiatan PMB, panitia pelaksana bertanggung jawab terhadap SC. 3. Masa keanggotaan panitia pelaksana maksimal sampai bulan Desember.

BAB VII HAK, KEWENANGAN, DAN KEWAJIBAN ALAT KELENGKAPAN PMB Pasal 13 1. Ketua BEM FSM berkewajiban untuk menyelenggarakan PMB seperti yang telah digariskan dalam peraturan PMB. 2. Ketua BEM FSM berwenang memberi masukan kepada Badan Pengawas PMB terkait dengan sengketa yang terjadi dalam PMB. 3. Ketua BEM FSM berhak : a. Meminta keterangan kepada SC atas penyimpangan terhadap Peraturan PMB dalam hal penyusunan dan penjagaan konsep PMB. b. Meminta keterangan kepada Badan Pengawas PMB atas penyimpangan pelaksanaan PMB yang dilakukan oleh Panitia Pelaksana PMB.

Pasal 14 1. Badan Pengawas PMB berkewajiban untuk : a. Mengawasi pelaksanaan kegiatan PMB. b. Menerima laporan dan melakukan tindak lanjut atau proses secara langsung bila terjadi hal-hal yang termasuk sebagai pelanggaran sesuai dengan mekanisme sanksi yang berlaku. c. Memberikan perlindungan kepada semua peserta dalam pelaksanaan PMB apabila terdapat suatu pelanggaran atau hal-hal yang secara kuat mengarah pada pelanggaran.
Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

d. Bertugas dan berwenang melaporkan pada Hakim PMB untuk menindaklanjuti pelanggaran tersebut. e. Memberikan laporan dalam sidang umum yang diadakan oleh SM FSM. 2. Badan Pengawas PMB berwenang menentukan mekanisme kerja dalam rangka menjalankan tugas dan kewenangan di lingkungan internal Badan Pengawas PMB berdasarkan Peraturan PMB. 3. Badan Pengawas PMB berwenang melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Badan Pengawas PMB di tataran Universitas Diponegoro.

Pasal 15 1. Hakim PMB berkewajiban menyelesaikan sengketa yang terjadi selama proses PMB. 2. Hakim PMB berwenang memberi putusan yang bersifat mengikat terhadap para pihak yang bersengketa. 3. Apabila ketentuan sebagaimana diatur pada ayat (1) tidak terpenuhi maka akan diserahkan kepada SM FSM untuk ditindaklanjuti. 4. Ketentuan pada ayat (1), (2), dan (3) tidak berlaku apabila permasalahan menyangkut delik pidana.

Pasal 16 1. SC berkewajiban menyusun konsep sesuai dengan Azas PMB, mengarahkan, dan mengawasi penyelenggaraan PMB agar sesuai dengan konsep yang telah disusun. 2. SC berwenang untuk : a. Meminta penjelasan kepada Panitia Pelaksana PMB dan Panitia Terpadu tentang halhal yang berkaitan dengan pelaksanaan PMB. b. Memberi pertimbangan kepada Panitia Pelaksana PMB dan Panitia Terpadu tentang hal-hal yang berkaitan dengan konsep PMB. c. Mengawasi Pelaksanaan PMB oleh Panitia Pelaksana PMB dan Panitia Terpadu dalam upaya penjagaan konsep PMB yang telah disusun. 3. SC berhak memberi pertimbangan kepada Panitia Pelaksana PMB dan Panitia Terpadu yang bersifat konseptual terhadap hal-hal yang belum diatur.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

Pasal 17 1. Panitia Terpadu berwenang untuk mengkoordinasikan Jurusan dan atau Program Studi dalam pelaksanaan PMB tingkat Fakultas di FSM. 2. Panitia Terpadu berfungsi sebagai perwakilan mahasiswa Jurusan dan atau Program Studi di kepanitiaan PMB tingkat Fakultas di FSM.

Pasal 18 1. Panitia Pelaksana PMB berkewajiban untuk : a. Melaksanakan PMB sesuai dengan konsep yang telah disusun SC. b. Memberi penjelasan tentang hal yang berkaitan dengan pelaksanaan konsep PMB apabila diminta SC. c. Mengorganisir kegiatan PMB sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 2. Panitia Pelaksana PMB berhak untuk berkoordinasi dengan Panitia Terpadu dan HMJ atau HMPS yang menaunginya.

BAB VIII PESERTA Pasal 19 1. Peserta berkewajiban: a. Mengikuti seluruh acara yang telah ditentukan dengan sungguh-sungguh dan bersikap sopan. b. Menjaga kelancaran PMB. c. Mentaati tata tertib dan Peraturan PMB 2. Peserta berhak untuk: a. Melaporkan kepada Badan Pengawas PMB bila terjadi permasalahan atau sengketa dengan alat kelengkapan PMB lainnya. b. Meminta penjelasan tentang tugas dan instruksi yang diberikan. c. Mendapatkan dispensasi dari Panitia Terpadu dan Panitia Pelaksana PMB apabila memiliki hambatan kesehatan dengan melaporkan ke Panitia PMB dengan membawa surat keterangan dokter, atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan. d. Menolak instruksi dari Panitia Terpadu dan Panitia Pelaksana PMB apabila instruksi tersebut bertentangan dengan norma agama dan norma kesusilaan. e. Peserta yang memberikan laporan terkait pelanggaran yang terjadi selama PMB berlangsung diberikan jaminan keselamatan dan dijaga kerahasiaan identitasnya.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB IX PELANGGARAN DAN SANKSI Bagian Pertama Pelanggaran Pasal 20 Yang dimaksud dengan pelanggaran adalah : 1. Tidak menaati dan menjalankan peraturan PMB yang berlaku serta konsep PMB yang disepakati. 2. Bersikap atau berucap yang mengandung unsur-unsur penghinaan, diskriminasi, adu domba atau pelecehan yang didasarkan atas perbedaan ras, agama, dan kepercayaan, gender, dan golongan. 3. Melakukan tindak kekerasan baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap seseorang atau sekelompok orang. a. Yang dimaksud kekerasan secara langsung adalah melakukan perbuatan yang secara langsung dapat dirasakan oleh fisik seseorang atau sekelompok orang, berupa pemukulan, penganiayaan, pengeroyokan, atau sesuatu yang dapat menimbulkan luka fisik. b. Yang dimaksud kekerasan tidak langsung adalah melakukan perbuatan yang secara tidak langsung menimbulkan rasa takut yang berlebihan, tidak nyaman, dan beban psikis atau kejiwaan seseorang maupun sekelompok orang.

Pasal 21 1. Jenis Pelanggaran Jenis pelanggaran ada 2, yaitu : a. Pelanggaran ringan b. Pelanggaran berat 2. Yang dimaksud dengan pelanggaran ringan adalah a. Tidak memenuhi disiplin yang menyangkut atribut, kerapian, sopan santun, dan ketepatan waktu. b. Intimidasi dan ancaman c. Ucapan kasar dan jorok : menghina fisik, menyinggung SARA, dan sebagainya 3. Yang dimaksud dengan pelanggaran berat adalah a. Pelecehan seksual berupa : ucapan, demonstrasi, dan fisik;

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

b. Pelecehan HAM, seperti : instruksi untuk bersujud pada orang lain, berjalan dengan merangkak dan perbuatan yang bertentangan dengan agama dan keyakinan yang syah di Indonesia; c. Menghalang-halangi dalam beribadah; d. Mengganggu keberjalanan PMB; e. Membawa dan mengkonsumsi rokok, napza pada saat pelaksanaan PMB; f. Bentrok fisik maupun kekerasan fisik secara langsung lainnya pada saat PMB, seperti yang telah didefinisikan pada Pasal 20.

Bagian Kedua Sanksi Pasal 22 1. Sanksi dibedakan berdasarkan jenis pelanggaran. Adapun jenis sanksi antara lain : a. Sanksi ringan yang diberikan terhadap pelanggaran ringan. b. Sanksi berat yang diberikan terhadap pelanggaran berat. 2. Sanksi ringan berupa : a. Peringatan secara lisan atau tulisan (maksimal 3 kali) oleh Badan Pengawas PMB, Hakim PMB, dan atau SM FSM. b. Dikeluarkan dari tempat kegiatan dan tidak diperkenankan mengikuti session acara selanjutnya. 3. Sanksi berat berupa : a. Peringatan lisan atau tulisan. b. Pencabutan hak sebagai panitia pelaksana setelah mendapat persetujuan dari ketua lembaga dan atau Birokrasi Fakultas. c. Mendapat sanksi akademik setelah mendapat persetujuan dari Birokrasi Fakultas. d. Mendapat sanksi lembaga setelah mendapat persetujuan dari Birokrasi Fakultas. e. Bila dipandang perlu, maka kegiatan PMB dapat dihentikan setelah mendapat persetujuan dari Birokrasi Fakultas. 4. Ketentuan pada ayat (1), (2), dan (3) tidak berlaku pada perbuatan yang memenuhi delik pidana.

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB X PENEGAKAN HUKUM Bagian Pertama Mekanisme Pelaporan Pasal 23 1. Laporan dapat diajukan oleh: a. Peserta b. SC c. Panitia Terpadu d. Panitia Pelaksana e. Mahasiswa umum 2. Laporan dapat diajukan kepada Badan Pengawas PMB

Pasal 24 1. Laporan disampaikan secara tertulis yang berisi: a. Identitas pelapor b. Waktu dan tempat kejadian c. Identitas pelanggar d. Identitas saksi e. Uraian kejadian 2. Laporan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Badan Pengawas PMB selambat-lambatnya 48 jam sejak terjadinya pelanggaran atau sengketa dalam PMB.

Bagian Kedua Penyidikan Pasal 25 1. Badan Pengawas PMB menyerahkan laporan pelanggaran atau sengketa kepada hakim PMB untuk diselesaikan. 2. Badan Pengawas PMB dan Hakim PMB menyerahkan laporan pelanggaran atau sengketa kepada SM FSM. 3. Proses penyidikan pelanggaran atau sengketa melalui tahapan sebagai berikut :
Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

a. Menghadirkan pelanggar atau pihak-pihak yang bersengketa. b. Menunjukkan sekurang-kurangnya dua alat bukti atas pelanggaran atau sengketa.

Bagian Ketiga Persidangan Pasal 26 1. Persidangan dalam menyelesaikan sengketa dinyatakan terbuka untuk umum. 2. Persidangan dapat dilanjutkan, jika dalam hal pembuktian memenuhi pasal 24. 3. Jika tidak memenuhi pasal 24 maka sidang ditunda dan pihak pelapor mencari alat bukti tambahan. 4. Penundaan sidang selama 2x60 menit, dan bila masih belum menemukan alat bukti tambahan maka Badan Pengawas PMB memutuskan pelanggar atau pihak yang dilaporkan lepas dari segala tuntutan. 5. Pelanggar dan pihak yang dilaporkan dapat mengajukan alat bukti lain dan sekurangkurangnya 2 orang saksi sebagai bentuk pembelaan atas laporan pelanggaran atau sengketa.

Pasal 27 1. Dalam mengadili suatu sengketa, Hakim PMB harus dengan sungguh-sungguh mendengarkan keterangan para pihak dan saksi serta memperhatikan dengan cermat segala sesuatu yang dapat dijadikan alat bukti. 2. Dalam mengadili, Hakim PMB bersifat aktif dalam meminta keterangan dari siapa saja tentang sengketa tersebut, jika alat bukti lainnya tidak menimbulkan keyakinan untuk memutuskan suatu sengketa.

Pasal 28 1. Hakim PMB wajib memberi putusan terhadap pelanggaran atau sengketa selambatlambatnya 24 jam sejak mendengarkan keterangan dari para pihak dan menerima alat bukti. 2. Semua putusan Hakim PMB adalah sah dan mempunyai kekuatan hukum tetap apabila diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum. 3. Putusan Hakim PMB adalah bersifat final dan tidak bisa diganggu gugat. 4. Para pihak yang bersengketa wajib menghormati setiap putusan Hakim PMB.
Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

BAB XI PENUTUP Pasal 29 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pada tanggal Waktu

: Ruang Senat Mahasiswa FSM UNDIP, Semarang : 21 Juni 2013 : Pukul 10.30 WIB

Ketua Senat Mahasiswa FSM

Ketua BEM FSM

Adhi Prasetyo NIM. 24040110130038

Andhica Surya Anggara NIM. 24010310120006

Salinan disampaikan kepada: 1. 2. 3. 4. Pembantu Dekan III FSM UNDIP Sekretaris Senat Mahasiswa FSM UNDIP Ketua BEM FSM UNDIP Ketua HMJ/HMPS FSM UNDIP

Peraturan Senat Mahasiswa FSM tentang PMB tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai