Anda di halaman 1dari 28

Leptospirosis

Pendahuluan
Leptospirosis : Penyakit zoonosis yang disebabkan oleh Leptospira. Pertama kali ditemukan oleh Weil (1886) Insidensi : 128 per 100,000 (USA) Infeksi pada manusia : Langsung : kontak dg urin atau jaringan terinfeksi Tidak langsung : tanah atau air yang terkontaminasi

ETIOLOGI

Genus Leptospira, famili treponemateceae Panjang : 5-15 m, lebar : 0,1-0,2 m Spiral sangat halus, salah satu ujung membentuk kait Pergerakan rotasi aktif tanpa adanya flagela Pergerakan leptospira mikroskopi lapang pandang gelap

ETIOLOGI

ETIOLOGI
Genus Leptospira terdiri dari 2 spesies : L. interrogans (patogen) L. biflexa (nonpatogen) Lebih dari 250 serovars yang tergabung dalam 23 serogroup

Epidemiologi
Terbanyak di daerah tropis Indonesia : DKI, Jabar, Jateng, DI Yogya, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Riau, Sumbar, Sumut, Bali, NTB, Sulsel, Sulut, Kaltim dan Kalbar. Vektor : anjing, babi, lembu, kuda, kucing, marmut, tupai, musang, kelelawar dan binatang pengerat lain Tikus : vektor utama L. icterohemorhoagica

Transmisi
Hewan karier ekskresi leptospira di dalam urine secara intermiten atau kontinyu Infeksi pada manusia : Kontak langsung : veterinarians, pekerja di peternakan, tukang potong Kontak tidak langsung : kontak dengan air, atau tanah, lumpur yang telah terkontaminasi

Infeksi terjadi terutama bila terdapat luka/ erosi pada kulit atau selaput lendir.

PATOGENESIS
Leptospira
Luka/ aberasi Mukosa membranosa atau konjungtiva aerosol inhalation dari microscopic droplets Ingesti

Masuk ke sirkulasi

migrasi spirochetes ke dalam organ dan jaringan

Gejala klinis

PATHOGENESIS
Pathogenic leptospires
Direct invasion -Enzymes -Cytotoxic factors

Immunological reactions

Nonspecific inflammatory effects mediators cytokines oxygen radicals complemen activation intravascular haemolysis intravascular coagulation Compromised microcirculation

Tissue injury

PATOLOGI

Toksin kerusakan patologi pada berbagai organ Lesi yang terjadi kerusakan endotel kapiler Perbedaan derajat gangguan fungsi organ dengan gambaran kerusakan secara histologis

PATOLOGI
Ginjal : interstitial nephritis, ATN Hati : nekrosis sentrilobuler fokal Jantung : epikardium, endokardium, miokardium Otot rangka : lokal nekrosis, Mata : uveits Pembuluh darah : vaskulitis, perdarahan SSP : meningitis

MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi : 5-14 hari, rata-rata 10 hari
Infeksi Leptospira subklinis berat Sindroma klinis :
Ringan- self-limited Weils disease ~ gagal ginjal, gagal hati dan pneumonitis hemorrhagic diathesis

2 fase penyakit : initial septicemic & immune phase

MANIFESTASI KLINIS
Fase Leptospiraemia : Ditandaioleh adanya leptospira dalam darah dan CSF panas tinggi dan remitten (38 - 40 C) nyeri kepala, menggigil, mialgia, nyeri abdomen, anoreksia, mual dan muntah, diare, batuk dan faringitis

MANIFESTASI KLINIS
Pemeriksaan fisik : Sakit berat, bradikardia relatif, ikterus Conjunctival suffusion, fotofobia Rash makulopapular, atau urtika limfadenopati, splenomegali, hepatomegali Fase akut : 4-7 hari

MANIFESTASI KLINIS
Fase imun : Ditandai dengan peningkatan titer Ab Demam tinggi dan menggigil Rasa sakit menyeluruh pada leher, perut dan otototot kaki terutama otot betis Perdarahan : epistaksis, gejala kerusakan hati dan ginjal, ikterik Berlangsung 4 - 30 hari Tanda patognomonis : conjunctival injection, conjunctival suffusion, dan ikterik

MANIFESTASI KLINIS
Immune phase ditandai dengan semua atau beberapa : jaundice renal failure cardiac arrhythmias pulmonary symptoms aseptic meningitis conjunctival suffusion with or without hemorrhage photophobia eye pain muscle tenderness Adenopathy hepatosplenomegaly

MANIFESTASI KLINIS
Penyakit yang berat ditandai adanya gangguan fungsi hati dan ginjal Mortality rates 5 - 40% Ikterus gangguan fungsi hati tidak sesuai dengan gambaran patologis Conjugated serum bilirubin levels meningkat sampai 80 mg/dL, serum transaminases < 200 U/L Ikterus lambat membaik

MANIFESTASI KLINIS
Weils disease : Leptospirosis berat Serotipe icterohemorrhagica 1-6% kasus Gangguan renal, hepatik dan disfungsi vaskuler Ikterus, perdarahan, anemia, azotemia, gangguan kesadaran, demam kontinua

DIAGNOSIS
Diagnosis awal sulit Keluhan utama : meningitis, hepatitis, nefritis, pneumonia, influenza, sindroma syok, demam yang tidak diketahui sumbernya, diatesa hemorrhagika

DIAGNOSIS
Anamnesis : kelompok resiko tinggi Demam mendadak, nyeri kepala fontal, nyeri otot, mata merah, fotofobia, mual / muntah Pemeriksaan Fisik : Demam, bradikardia relatif, nyeri tekan otot, hepatomegali, dll

DIAGNOSIS
Laboratorium : lekositosis, LED tinggi, proteinuria, lekosituria Peningkatan bilirubin tanpa peningkatan transaminase serum Peningkatan ureum dan kreatinin Trombositopenia (50% kasus) Diagnosis pasti : kultur dan serologi

DIAGNOSIS
KULTUR : Spesimen dari darah atau CSF pada awal gejala Kultur ganda dan pengambilan spesimen pada fase leptospiraemia Kultur urine : 2-4 minggu setelah onset penyakit

DIAGNOSIS
SEROLOGI
Microscopic Agglutination Test (MAT) Uji carik celup : Lepto Dipstick Lepto Tec Lateral Flow Agglutinasi Lateks kering (Lepto Tek Dry-dot Indirect fluorescent Antibody Test (IFAT) Indirect haemagglutination Test (IHA) Uji Aglutinasi lateks Complement Fixation Test (CFT) Microscopic Slide Agglutination Test ELISA Microcapsule Agglutination Test Patoc-slide agglutination test (PSAT) Sensitized arythrocyte lysis Test (SEL) Counter immune electrophoresis (CIE)

Figure Biphasic nature of leptospirosis and relevant investigations at different stages of disease

Diagnosis Banding
Sering Tifoid & hepatitis tifosa Kolesistitis dan kolangitis Sepsis Jarang Abses hati Viral hepatitis Hepatitis fulminan

TERAPI
Suportif : Dehidrasi, hipotensi, perdarahan, gagal ginjal

Antibiotika - Dimulai sesegera mungkin - Pilihan antibiotika beratnya penyakit

Antimicrobial Agents Recommended for Treatment and Chemoprophylaxis of Leptospirosis


Indication Compound Dosage

Chemoprophylaxis

Doxycycline

200 mg PO orally once per week 100 mg bid PO 500750 mg q6h PO 500 mg q6h PO 1.5 MU IV q6h 1 g IV q24h 0.51 g IV q6h

Treatment of mild leptospirosis

Doxycycline Ampicillin Amoxicillin

Treatment of moderate Penicillin G to severe leptospirosis Ceftriaxone Ampicillin

Anda mungkin juga menyukai