Anda di halaman 1dari 26

STATUS PASIEN

IDENTIFIKASI PASIEN Nama lengkap Umur Status Perkawinan Pekerjaan Alamat Jenis Kelamin Suku Bangsa Agama Pendidikan MRS : Sukasih : 65 tahun : Menikah : Petani :Dusun 3 Sendang Retno Lampung Tengah : Perempuan : Jawa : Islam : Tidak Sekolah : 2 Januari 2014 Pukul 11.43 WIB

ANAMNESIS Diambil dari : Autoanamnesa Tanggal : 3 Januari 2014 Pukul : 12. 00 WIB

KELUHAN UTAMA Perut membesar

KELUHAN TAMBAHAN BAB darah, lemas, nafsu makan berkurang, nyeri otot, tangan dan kaki bengkak, sesak napas, BAK kecoklatan seperti teh, kesulitan untuk berjalan, penurunan nafsu makan.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien wanita usia 65 tahun, sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk RSAM, mengeluh perut membesar, nyeri, mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya ini merupakan pertama kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan semakin lama semakin berat dan menetap tanpa disertai dengan rasa nyeri yang hebat. Sesak napas juga sering dirasakan oeh pasien sejak terjadinya pembesaran pada perutnya. Selama 2 bulan ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Selain itu juga pasien mengalami demam tidak terlalu tinggi sejak perutnya membesar.

Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan pada kaki pasien tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan bengkak pada bagian wajah. Pasien juga merasakan mudah sesak saat aktivitas. Riwayat batuk dan kebiruan pada tubuhnya ataupun bengkak menghilang ketika berkativitas tidak dialami oleh pasien

Pasien juga mengalami BAB yang disertai darah hitam sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. BAB tersebut cair dan sedikit berampas. Riwayat BAB seperti tai kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien. BAK pasien berwarna coklat seperti the pekat, riwayat BAK seperti air cucian daging tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAK sulit dan nyeri tidak dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti keadaan sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin membesar. Pasien juga sering mengeluh badannya terasa gatal dan sering mengalami memar kebiruan jika ada sedikit luka ataupun trauma.

Sebelumnya pasien memiliki riwayat mengkonsumsi jamu yang berasal dari daun- daunan selama satu bulan. Ketika meminum jamu tersebut pasien sering merasakan nyeri pada tubuhnya. Akan tetapi keluhan tersebut dibiarkan saja karena pasien masih bisa beraktivitas.

Riwayat Penyakit Dahulu Pasien tidak pernah memeriksakan dirinya ke dokter atau tenaga medis sekitar.

Batu Ginjal/ Sal. (-) (-) (-) Cacar Cacar Air Difteri (-) (-) (-) Malaria Disentri Hepatitis Tifus (-) (-) (-) (-) Batuk Rejan Campak Influenza Tonsilitis (-) (-) (-) (-) Abdominalis Skirofula Sifilis Gonore (-) (-) (-) (-) Wasir Diabetes Alergi Tumor (-) (-) (-) Kemih Burut (Hernia) Penyakit Prostat

Penyakit Pemb. (-) (-) (-) (-) (-) Kholera Demam Rematik Akut Pneumonia Pleuritis Tuberkulosis (-) (-) (-) (-) (-) Hipertensi Ulkus Ventrikuli Ulkus Duodeni Gastritis Batu Empedu (-) (-) (-) (-) Darah CRF Operasi Kecelakaan

RIWAYAT KELUARGA Jenis Hubungan Umur (th) Kelamin Keadaan Kesehatan Penyebab Meninggal tidak Kakek 72 laki-laki meninggal diketahui tidak Nenek Ayah Ibu Saudara (Kakak) Anak- Anak 70 laki-laki 40 laki-laki Meninggal jantung Sehat 68 perempuan Meninggal diketahui 60 laki-laki Meninggal jantung

62 perempuan Meninggal sesak

ADAKAH KERABAT YANG MENDERITA: Penyakit Alergi Asma Tuberkulosa Artritis Rematisme Hipertensi Jantung Ginjal Lambung Ya Tidak Hubungan

ANAMNESIS SISTEM Kulit (-) (-) Bisul Kuku (-) Rambut Kuning/ Ikterus Lain- lain (-) (-) Keringat malam Sianosis

Kepala (-) (-) Trauma Sinkop (-) (-) Sakit Kepala Nyeri pada sinus

Mata (-) (-) (-) Nyeri Sekret Kuning / Ikterus (-) (-) () Radang keringat malam Gangguan penglihatan Ketajaman penglihatan

Telinga (-) (-) Nyeri Sekret (-) (-) (-) Tinitus Gangguan pendengaran Kehilangan pendengaran

Hidung (-) (-) (-) (-) Trauma Nyeri Sekret Epistaksis (-) (-) (-) Gejala penyumbatan Gangguan penciuman Pilek

Mulut (-) (-) (-) Bibir Gusi Selaput (-) (-) (-) Lidah Gangguan pengecap Stomatitis

Tenggorokan (-) Nyeri tenggorokan (-) Perubahan suara

Leher (-) Benjolan (-) Nyeri leher

Jantung / Paru-Paru (-) (-) (-) Nyeri dada Berdebar Ortopnoe (-) (-) (-) Sesak nafas Batuk darah Batuk

Abdomen (Lambung / Usus) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Rasa kembung Mual Muntah Muntah darah Sukar menelan Nyeri perut, kolik (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Perut membesar Wasir Mencret Tinja berdarah Tinja berwarna dempul Tinja berwarna ter Benjolan

Saluran Kemih / Alat Kelamin (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Disuria Stranguri Poliuria Polakisuria Hematuria Kencing batu Ngompol (tidak disadari) (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Kencing nanah Kolik Oliguria Anuria Retensi urin Kencing menetes Penyakit prostat

Katamenis (-) (-) Leukore Lain-lain (-) Perdarahan

Haid ( ) Haid terakhir (1 bulan ( ) yang lalu) ( ) Teratur (teratur) / tidak (-) Jumlah dan lamanya ( ) (5-7 hari) Nyeri (-) Gejala klimakterium Menarche (12 tahun)

(-)

Gangguan haid

(-)

Pasca menopause

Saraf dan Otot (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Anestesi Parestesi Otot lemah Kejang Afasia Amnesis Lain-lain (-) (-) (-) (-) (-) (-) (-) Sukar menggigit Ataksia Hipo/hiper-estesi Pingsan Kedutan (tick) Pusing (Vertigo) Gangguan bicara (disartri)

Ekstremitas () (-) Bengkak Nyeri sendi (-) (-) Deformitas Sianosis

BERAT BADAN Berat badan rata-rata (kg) Berat badan sekarang (kg) : Tidak tahu : tidak tahu

(Bila pasien tidak tahu dengan pasti) Tetap ( ) Turun ( ) Naik () RIWAYAT HIDUP : ( ) Di rumah ( ) Rumah Bersalin ( ) RS Bersalin : ( ) Dokter ( ) Bidan ( ) Dukun ( )Lain-lain

Tempat lahir Ditolong oleh

Riwayat Imunisasi (pasien tidak ingat) ( ) Hepatitis ( ) BCG ( ) Campak ( ) DPT ( ) Polio ( )Tetanus

Riwayat Makanan

Frekwensi /hari Jumlah /hari Variasi /hari Nafsu makan

: 3 x sehari : 3 piring sehari : Tidak bervariasi : Kurang

Pendidikan ( ) SD ( ) SLTP () Tidak sekolah ( ) SLTA ( ) Sekolah Kejuruan ( ) Akademi ( ) Kursus

Kesulitan Keuangan Pekerjaan Keluarga Lain-lain : Ada : Petani : Ada : Tidak Ada

PEMERIKSAAN JASMANI Pemeriksaan Umum : Tinggi badan Berat Badan Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan Keadaan gizi Kesadaran Sianosis Edema umum Habitus Cara berjalan Mobilitas : 152 cm : tidak diketahui : 130/80 mmHg : 88 x/ menit : 36,5 C : 24 x/ menit : Kurang : Compos mentis : : + : Atleticus : Normal : pasif

Umur taksiran pemeriksa : 65 tahun

ASPEK KEJIWAAN Tingkah laku wajar, alam perasan wajar dan proses fikir wajar

KULIT Warna Jaringan parut : Sawo matang : -

Pertumbuhan rambut : Normal Suhu Raba Keringat Lapisan lemak Efloresensi Pigmentasi Pembuluh darah Lembab/ Kering Turgor Ikterus Edema : Normal : : sulit dinilai : : : Normal : Lembab : Normal : + : +

KELENJAR GETAH BENING Submandibula Supra klavikula Lipat paha Leher Ketiak : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran : Tidak teraba pembesaran

KEPALA Ekspresi wajah Rambut Simetris muka : Normal, wajar : Hitam- putih , lurus, tidak mudah dicabut : Simetris

MATA Exopthalmus Kelopak Konjungtiva Sklera Lapang penglihatan : : Normal : anemis : ikterik : Normal

Deviatio konjungtiva : Enopthalmus Lensa Visus Gerak mata Tekanan bola mata Nistagmus : : Kabur : : Normal segala arah : N/ palpasi : -

LEHER Tekanan JVP Kelenjar Tiroid Kelenjar Limfe : Tidak meningkat : Tidak membesar : Tidak teraba pembesaran

DADA Bentuk Pembuluh darah Buah dada : Simetris, datar, spider nevi (-) : Normal : Normal

PARU-PARU Inspeksi

DEPAN : Gerakan napas simetris kiri dan kanan

BELAKANG Gerakan napas simetris kiri dan kanan Fremitus vokal teraba getaran suara Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax Fremitus vokal teraba getaran suara Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax

Palpasi Kiri

: Fremitus vokal teraba getaran suara Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax

Kanan : Fremitus vokal teraba getaran suara Fremitus taktil terasa pergerakan dinding thorax Perkusi Kiri : Sonor pada seluruh lapang paru

Sonor pada seluruh lapang paru Sonor pada seluruh lapang paru

Kanan : Pekak Minimal pada basal paru Auskultasi

Kiri

: Vesikuler (+), Ronkhi (-),Wheezing(-)

Wheezing (-), Ronkhi (-) Wheezing (-), Ronkhi (-)

Kanan : Vesikuler (+), Ronkhi (-),Wheezing(-)

JANTUNG Inspeksi Palpasi Perkusi : Ictus cordis terlihat : Ictus cordis teraba pulsasi di ICS VI midclavicula kiri : Batas jantung kanan : Parastrernal ICS lV Batas jantung kiri Batas atas Auskultasi : Midclavicula ICS V : Para sternal ICS lll

: BJ I dan II normal, murmur (-), gallop (-)

PEMBULUH DARAH Arteri temporalis, karotis ,brakhialis,radialis, femoralis poplitea , tibialis posterior teraba

PERUT Inspeksi Palpasi : Simetris, cembung, membesar, venektasi (-) : Dinding perut : oedem, tegang Hati Limpa Ginjal Perkusi : Tidak teraba : Tidak teraba : Ballotement (-)

: Timpani - redup Nyeri ketok (-) Shifting dulnes (-)

Auskultasi Refleks dinding perut

: tidak ditemukan : tegang

ANGGOTA GERAK Lengan Otot Tonus : Massa : Sendi Gerakan : : Normotonus Eutrofi Normal Aktif Aktif Normotonus Eutrofi Normal Kanan Kiri

Kekuatan

TUNGKAI DAN KAKI Luka Varises Otot(tonus, massa) Sendi Gerakan Kekuatan Edema : ada : Tidak : Normotonus,eutrofi : Normal : Aktif : 5 : +/+

Refleks Kanan Bisep Trisep Patela Achiles Kremester Refleks kulit Refleks patologis N (Refleks lengan bawah) N (Kontraksi trisep) N N (Plantar fleksi ) N Tidak ada Kiri N (Refleks lengan bawah) N (Kontraksi trisep) N N (Plantar fleksi) N Tidak ada

Hasil laboratorium (1 Januari 2014) :

1. Darah rutin Hb Ht LED Leukosit : 7,7 gr/dl : 25 % : 60 mm/jam : 4000 /ul

Hitung jenis: 0/0/0/73/22/5

2. Kimia darah GDS : 168 mg/dl

Ureum Creatinin

: 50 mg/dl : 0,8 mg/dl

Hasil laboratorium (3 Januari 2014) : Hb Total protein Albumin Globulin Bilirubin Total Bilirubin direk : 9,1 gr/dl : 5,8 : 1,9 : 3,9 : 0,7 : 0,4

Bilirubin indirek :0,3 SGOT SGPT : 22 :19

Alkali phospatase : 75 Gamma : 14

3. Urine Lengkap Warna pH Berat jenis Protein Glukosa Bilirubin Urobilinogen Nitrit Keton Darah Sedimen Leukosit Eritrosit Silinder Epitel Kristal Bakteri : 3-5 /LPB : tak terhitung : Negatif : Positif : Negatif : Negatif : Kuning tua : 9 : 1,010 : 75 mg/dl : Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : 250 /uL

4. HbsAg reaktif

Ringkasan Pasien wanita usia 65 tahun, sejak 2 bulan yang lalu sebelum masuk RSAM, mengeluh perut membesar, nyeri, mual dan kembung. Pembesaran pada perutnya ini merupakan pertama kalinya untuk pasien. Pembesaran perutnya dirasakan semakin lama semakin berat dan menetap tanpa disertai dengan rasa nyeri yang hebat. Sesak napas juga sering dirasakan oeh pasien sejak terjadinya pembesaran pada perutnya. Selama 2 bulan ini pasien mengalami penurunan nafsu makan dan badan dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Selain itu juga pasien mengalami demam tidak terlalu tinggi sejak perutnya membesar.

Keluhan lain yang dirasakan oleh pasien adalah kedua tungkai bengkak sejak 1 bulan yang lalu sebelum masuk RSAM. Bengkak dirasakan pada kaki pasien tanpa disertai rasa nyeri. Riwayat trauma sebelumnya tidak pernah dialami oleh pasien. Tidak terdapat keluhan bengkak pada bagian wajah. Pasien juga merasakan mudah sesak saat aktivitas. Riwayat batuk dan kebiruan pada tubuhnya ataupun bengkak menghilang ketika berkativitas tidak dialami oleh pasien

Pasien juga mengalami BAB yang disertai darah hitam sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. BAB tersebut cair dan sedikit berampas. Riwayat BAB seperti tai kambing dan BAB disertai darah dan lendir tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAB putih seperti dempul tidak dialami oleh pasien. BAK pasien berwarna coklat seperti the pekat, riwayat BAK seperti air cucian daging tidak dialami oleh pasien. Riwayat BAK sulit dan nyeri tidak dialami oleh pasien. Saat ini pasien tidak mampu beraktivitas seperti keadaan sebelumnya dan hanya bisa berbaring karena perut yang semakin membesar. Pasien juga sering mengeluh badannya terasa gatal dan sering mengalami memar kebiruan jika ada sedikit luka ataupun trauma.

Sebelumnya pasien memiliki riwayat mengkonsumsi jamu yang berasal dari daun- daunan selama satu bulan. Ketika meminum jamu tersebut pasien sering merasakan nyeri pada tubuhnya. Akan tetapi keluhan tersebut dibiarkan saja karena pasien masih bisa beraktivitas.

Pada pemeriksaan fisik pasien di temukan :

Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan

: 130/80 mmHg : 88 x/ menit : 36,5 C : 24 x/ menit

Kepala

: Wajah sembab Konjunctiva anemis Sklera ikterik

Thoraks Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi : : Gerakan napas sama : Fremitus Taktil kiri sama dengan kanan : - Sonor - Pekak minimal ICS V-VI kanan*

Auskultasi

: Vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing -/-

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi

: : Ictus Cordis terlihat : Ictus Cordis teraba : Batas Jantung kanan sela iga VI garis midsternal kanan Batas Jantung kiri sela iga VIII 2 jari medial garis midclavicula kiri Batas Jantung atas sela iga II kiri Pinggang Jantung sela iga III kiri

Auskultasi

: BJ I-II regular, Gallop (-), Mur-mur (-)

Abdomen Inspeksi

: : cembung, lingkar perut 120 cm

Palpasi Perkusi Auskultasi

: oedem, tegang, fluid wave (+), asites (+), shifting dullnes (+) : Tympani- redup : BU tidak ditemukan

Ekstremitas

: Edema ekstremitas superior +/Edema ekstremitas inferior +/+

Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin Hb : 9,1 gr/dl

Kimia darah Total protein Albumin Globulin Ureum Creatinin : 5,8 : 1,9 : 3,9 : 50 mg/dl : 0,8 mg/dl

HbsAg

: Reaktif

DIAGNOSIS DIFERENSIS DIFERENSIAL Cirosis hepatis dekompensata ec. Hepatitis C viral Hepatocelular carcinoma

PEMERIKSAAN YANG DIANJURKAN Biopsi Hepar Elektro gastro duodenoskopi

RENCANA PENGELOLA

a. Pasien rawat rumah sakit

b. Pemantauan dieresis urin per hari, berat badan per hari, lingkar perut, dan oedem serta tanda-tanda hipertensi portal

c. Terapi medikamentosa IVFD Dextrosa 5% 500 ml VII gtt/hari Ranitidin 25 mg/ 12 jam Furosemid 40 mg/12 jam Spironolakton 100 mg/24 jam Vitamin K 20 mg/8 jam (dihentikan jika hematemesis melena tidak ditemukan) Asam Traneksamat 30 mg/8 jam (dihentikan jika hematemesis melena tidak ditemukan) B komplek 3x1 tablet

d. Terapi Non medikamentosa Pasien puasa Tirah baring Jika Hematemesis melena berhenti : Diet rendah protein : 1 gr/kg BB/hari Diet rendah garam : konsumsi 5,2 gr atau 90 mmol/hari Makanan dimulai dengan minum susu jika keadaan membaik dilanjutkan dengan diet makanan lunak

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam Quo ad sanationam : dubia ad malam : dubia ad malam : dubia ad malam

Diskusi dan Pembahasan

Diagnosa yang kami tegakkan adalah : Sirosis Hepatis Dekompensata + anemia

Diagnosa tersebut ditegakkan berdasarkan : 1) Anamnesa 2) Pemeriksaan Fisik 3) Pemeriksaan Penunjang

1) Anamnesa Dari hasil anamnesa didapatkan keluhan pada pasien sebagai berikut : Perut membesar 2 bulan SMRS Nyeri Perut, mual dan kembung. Penurunan nafsu makan dan badan dirasakan menjadi kurus walaupun perutnya membesar. Demam tidak terlalu tinggi sejak perutnya membesar. Kedua tungkai bengkak sejak 1 bulan SMRS tanpa disertai rasa nyeri. Mudah sesak saat aktivitas. Pasien juga mengalami BAB yang disertai darah hitam sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. BAK pasien berwarna coklat seperti teh pekat Sebelumnya pasien memiliki riwayat mengkonsumsi jamu yang berasal dari daun- daunan selama satu bulan.

2) Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Pada pemeriksaan fisik pasien di temukan : Tekanan darah Nadi Suhu Pernapasan Kepala : 130/80 mmHg : 88 x/ menit : 36,5 C : 24 x/ menit

: Wajah sembab Konjunctiva anemis

Sklera ikterik

Thoraks Paru-paru Inspeksi Palpasi Perkusi : : Gerakan napas sama : Fremitus Taktil kiri sama dengan kanan : - Sonor - Pekak minimal ICS V-VI kanan*

Auskultasi

: Vesikuler +/+, Ronki -/-, wheezing -/-

Jantung Inspeksi Palpasi Perkusi

: : Ictus Cordis terlihat : Ictus Cordis teraba : Batas Jantung kanan sela iga VI garis midsternal kanan Batas Jantung kiri sela iga VIII 2 jari medial garis midclavicula kiri Batas Jantung atas sela iga II kiri Pinggang Jantung sela iga III kiri

Auskultasi

: BJ I-II regular, Gallop (-), Mur-mur (-)

Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

: : cembung, lingkar perut 120 cm : oedem, tegang, fluid wave (+), asites (+), shifting dullnes (+) : Tympani- redup : BU tidak ditemukan

Ekstremitas

: Edema ekstremitas superior +/Edema ekstremitas inferior +/+

Pemeriksaan laboratorium : Darah rutin Hb : 9,1 gr/dl

Kimia darah Total protein Albumin Globulin Ureum Creatinin : 5,8 : 1,9 : 3,9 : 50 mg/dl : 0,8 mg/dl

HbsAg

: Reaktif

DIAGNOSIS KERJA DAN DASAR DIAGNOSIS 1. Diagnosis kerja :

Cirosis Hepatis Dekompensata Grade C ec Hepatitis B viral

2. Dasar Diagnosis Anamnesis

: :

Didapatkan keluhan acites dan edema tungkai, gejala hipertensi portal berupa melena, kelemahan, kelelahan, sesak napas, kehilangan napsu makan, gatal, mudah memar. Pemeriksaan Fisik Mata Abdomen Inspeksi : simetris, bentuk cembung dan membuncit, striae alba (+), pelebaran vena tidak ditemukan, ukuran lingkar perut 120cm, pulsasi aorta abdominalis tidak terlihat. : : Sklera ikterik +/+

Palpasi Dinding perut Hati Limpa Ginjal : nyeri tekan (-) diseluruh regio abdomen : tidak teraba. : tidak teraba : Ballotemen sulit dinilai

Perkusi

: shifting dullness (+), fluid wave (+), undulasi (+), chessboard phenomen (-) : tidak ditemukan : oedem pada ekstremitas superior +/- dan ekstremitas inferior +/+

Auskultasi Ekstremitas

3. Darah rutin Hb Ht LED Leukosit : 7,7 gr/dl : 25 % : 60 mm/jam : 4000 /ul

Hitung jenis: 0/0/0/73/22/5

4. Kimia darah GDS Ureum Creatinin : 168 mg/dl : 50 mg/dl : 0,8 mg/dl

Hasil laboratorium (3 Januari 2014) : Hb Total protein Albumin Globulin Bilirubin Total Bilirubin direk : 9,1 gr/dl : 5,8 : 1,9 : 3,9 : 0,7 : 0,4

Bilirubin indirek :0,3 SGOT SGPT : 22 :19

Alkali phospatase : 75 Gamma : 14

3. Urine Lengkap Warna : Kuning tua

pH Berat jenis Protein Glukosa Bilirubin Urobilinogen Nitrit Keton Darah Sedimen Leukosit Eritrosit Silinder Epitel Kristal Bakteri

: 9 : 1,010 : 75 mg/dl : Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : Negatif : 250 /uL

: 3-5 /LPB : tak terhitung : Negatif : Positif : Negatif : Negatif

4. HbsAg reaktif

Pembahasan

Stadium awal sirosis sering tanpa gejala sehingga ditemukan pada waktu pasien melakukan pemeriksaan kesehatan rutin atau kerena kelainan penyakit lain. Gejala awal sirosis (kompensata) meliputi perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang, perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun, pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas.

Bila sudah lanjut (sirosis dekompensata), gejala-gejala yang lebih menonjol terutama bila timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta, meliputi hilangya rambut badan, gangguan tidur, dan demam tak begitu tinggi. Dapat disertai gangguan pembekuaan darah, perdarahan gusi, epiktasis, gangguan siklus haid, ikterus dengan air kemih seperti teh pekat, muntah darah atau/dan melena, serta perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.

Edema dan Asites yang terjadi pada pasien ini sama halnya seperti pasien sirosis pada umumnya dimana merupakan suatu proses perjalanan penyakit lebih lanjut. Dengan makin beratnya sirosis, terjadi pengiriman sinyal ke ginjal untuk melakukan retensi garam dan air dalam tubuh. Garam dan air yang berlebihan, pada awalnya akan berkumpul dalam jaringan di bawah kulit disekitar tumit dan kaki, karena efek gravitasi pada saat duduk atau berdiri dan berkurang pada malam hari sebagai hasil menghilangnya efek gravitasi pada waktu tidur. Dengan makin beratnya sirosisdan makin banyak air dan garam yang diretensi, air akhirnya akan berkumpul dalam rongga abdomen antara diding perut dan organ dalam perut. Penimbunan cairang ini disebut asites yang berakibat pembesaran perut, keluhan tak enak dalam perut dan peningkatan berat badan.

Selain edema dan asites, pada pasien sirosis dapat ditemukan adanya perdarahan gastrointestinal akibat hipertensi portal sehingga timbul varises esophagus yang gampang pecah. Pada pasien sirosis, jaringan ikat dari hati menghambat aliran darah dari usus yang kembali ke jantung. Kejadian ini dapat meningkatkan tekanan dalam vena porta (hipertensi portal). Sebagai hasil peningkatan aliran darah dan peningkatan tekanan vena porta ini, venavena di bagian bawah esofagus dan bagian atas lambung akan melebar, sehingga timbul varises esofagus dan lambung. Makin tinggi tekanan portalnya, makin besar varisesnya, dan makin besar kemungkinannya pasien mengalami perdarahan varises. Perdarahan varises biasanya hebat dan tanpa pengobatan yang cepat dapat berakibat fatal. Keluhan perdarahan varises bisa berupa muntah darah atau hematemesis. Bahan muntahan dapat berwarna merah bercampur bekuan darah, atau seperti kopi (coffee grounds appearance) akibat efek asam lambung terhadap darah. Buang air besar berwarna hitam lembek (melena), dan keluhan lemah dan pusing pada saat posisi berubah (orthostatic dizziness atau fainting), yang disebabkan penurunan tekanan darah mendadak saat melakukan perubahan posisi berdiri dari berbaring. Pada pasien ini, banyaknya keluhan yang diakibatkan hipertensi portal sangat banyak ditemukan seperti BAB melena, kelemahan dan lain sebagainya.

Hasil pemeriksaan Laboratorium pada pasien merupakan penunjang untuk mendukung dugaan adanya sirosis pada pasien. Adanya sirosis dicurigai apabila ditemukan kelaninan pemeriksaan laboratorium meliputi : Peningkatan SGOT dan SGPT, SGOT lebih meningkat dari SGPT tetapi bila normal tidak mengenyampingkan adanya sirosis.

Peningkatan alkali fosfatase Peningkatan Gamma-glutamil transpeptidase Peningkatan bilirubin Peningkatan globulin Pemanjangan waktu PT Penurunan albumin Anemia Pemeriksaan barium meal dapat melihat varises Pemeriksaan Imaging seperti CT scan dan MRI utuk melihat perubahan morfologi hati

Prognosis pasien sirosis tergantung ada tidaknya komplikasi sirosis. Pasien sirosis kompensata mempunyai harapan hidup lebih lama, jika tidak berkembang menjadi sirosis dekompensata. Untuk pasien sirosis hati yang direncanakan tindakan bedah, penilaian prognosis pasien dilakukan dengan melakukan penilaian skor menurut Child-Turcotte-Pough (skor CTP). Sementara untuk penilaian pasien sirosis yang direncanakan transplantasi hati menggunakan skor MELD (Model for End-stage Liver Disease) atau PELD (Pediatric for End-stage Liver Disease). CTP score : Klasifikasi CTP Bilirubin (mg/dL) Pasien PBC dan PSC Albumin (g/dL) PT memanjang INR Asites 1 <2 <4 >3.5 >3.5 <1,7 2 23 4 10 2.8 3.5 46 1.8 2.3 Sedikit obat Ensefalopati 12 34 atau 3 >3 >10 <2.8 >6 >23 terkontrol Sedang atau berat

Skor MELD atau PELD : Skor MELD : 3.8*log (bilirubin) + 11,2*log (INR) + 9.6* (kreatinin) +6.4

Interval skor MELD = 6 40

Menurut SHERLOCK, sirosis hati bukanlah penyakit yang progresif. Dengan terapi yang adekuat dapat terjadi perbaikan. Menurut READ, STEIGMAN jika sudah terdapat kegagalan hati dan hipertensi portal prognosanya jelek. Adanya edema, asites dan tanda hipertensi portal merupakan adanya komplikasi yang telah berlangsung pada pasien ini. oleh sebab itu prognosa untuk pasien ini adalah malam.

Anda mungkin juga menyukai