Anda di halaman 1dari 84

Pedoman Mutu Pemeriksaan Hematologi dan Koagulasi

Jakarta, 2011 PENDIDIKAN ANALIS DASAR Tan Hwee Lian

Pra analitik pada Pemeriksaan Hematologi

A. Persiapan pasien B. Pengambilan sampel C. Penanganan sampel D. Pengiriman sampel E. Penyimpanan sampel

A. Persiapan Pasien
Mencatat hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, misal pemakaian obat, transfusi darah. Bila memerlukan persiapan khusus, tanyakan kepada pasien apakah persiapannya sudah sesuai atau tidak (Lihat PN-PYS-PST-pemeriksaan terkait) Catat semua informasi pada FPP (Prili) atau patient note (SISPro)

HEMOSTASIS
Riwayat keluarga Riwayat perdarahan Klinis tampak tanda perdarahan Penyakit yang berpotensi gangguan hemostasis : penyakit hati, sepsis, DIC, DVT Persiapan operasi Pemantauan antikoagulan

B. Pengambilan Sampel
Bahan Pemeriksaan Laboratorium hematologi Darah lengkap : - Kapiler - vena Harus diperhatikan :
Labelling/Barcode Identifikasi Pasien (nama, jenis kelamin, tgl lahir) Pengambilan darah (Vena, kapiler, arteri) Pencegahan terjadinya hematom & hemolisis Penggunaan antikoagulasi yang tepat Penanganan sampel

B. Pengambilan Sampel
Pengambilan darah
Darah vena
Pengambilan darah dengan : vacutainer system

Darah Kapiler
Untuk tes yang memerlukan darah sedikit : Bayi (prematur), anemia berat, luka bakar luas, obese, cenderung untuk trombosis, pasien geratrik, untuk pemeriksaan monitoring, pasien dengan gangguan sirkukasi parifer

B. Pengambilan Sampel
Darah Kapiler
Tempat punksi :
Jari ke 2, 3, 4 Tumit Anak daun telinga

Tusukan lebih 2,4 mm


Tidak ada edema, darah mengalir bebas, hindari penekanan, tetes pertama di buang Penampungan Mikro hematokrit tube Microvacutainer

B. Pengambilan Sampel
Harus diperhatikan :
Torniquet
7 - 10 cm diatas lipat siku Lama 1 menit

Letak Vena
Permukaan anterior lengan Hindari dekat arteri Hindari Hematom

B. Pengambilan Sampel
Harus diperhatikan :
Tindakan Antiseptik
Alkohol 70 % atau Isopropyl alkohol 70 % atau 0,5 % chlor hexidine dalam etanol 95 % Mulai dari sentral ke perifer (spiral cleansing, bukan circular) Tunggu kering, untuk menghindari hemolisis

Teliti jarum dan penampung Lepaskan tourniquet sebelum jarum dicabut Bekas tusukan ditutup

B. Pengambilan Sampel
Pencegahan terjadinya Hematom
Jarum jangan menembus seluruh dinding vena Gunakan vena yang besar Lepaskan tourniquet sebelum jarum dicabut

Pencegahan terjadinya Hemolisis


Gunakan jarum dengan ukuran yang tidak terlalu kecil (umumnya ukuran 21 gauge) Campurlah darah dan antikoagulan dengan baik Jangan memindahkan darah dengan tekanan (transfer tabung)

B. Pengambilan Sampel
Penggunaan antikoagulasi K-EDTA Ada dua macam K-EDTA yaitu K2-EDTA dan K3EDTA K3-EDTA : MCV cenderung lebih rendah 0.1%0.3% dibandingkan K2-EDTA, jika konsentrasi EDTA meningkat akibat volume darah yang kurang maka dapat menyebabkan sel eritrosit mengembang dan pada sampel yang disimpan > 4 jam akan terjadi peningkatan volume sel sebesar 1.6%. ICSH (International Committee Standardization Haematology) merekomendasikan penggunaan tabung K2-EDTA.

B. Pengambilan Sampel
Penggunaan antikoagulasi K2-EDTA/K3-EDTA Pengambilan sampel EDTA harus dilakukan sesudah serum Volume sampel harus sesuai dengan minimal volume tabung yang digunakan. Batas toleransi untuk pengmabiland arah EDTA adalah +/- 10% volume tabung misal darah EDTA 3 mL maka volume darah yang masih ditoleransi adalah 2.7 3.3 mL Jika volume sampel kurang dari jumlah minimal maka akan terjadi konsentrasi EDTA meningkat, sehingga volume sel meningkat dan berakibat hasil HCT, MCV, RDW rendah palsu

B. Pengambilan Sampel
Penggunaan antikoagulasi K2-EDTA/K3-EDTA Jika volume darah melebihi batas maksimal maka akan terjadi konsentrasi EDTA berkurang sehingga dapat terjadi pembekuan darah (terbentuk clot) dan sampel tidak dapat dikerjakan. Setelah darah diambil, maka lakukan proses pembolak-balikkan tabung sebanyak 8-10 x secara perlahan-lahan. Bila terlalu kuat mencampur akan merusak/ mengaktifkan faktor pembekuan. Bila terlambat membolak-balikkan akan terjadi koagulasi partial (terbentuk clot yang dapat merusak alat), platelet clumps (trombosit bergerombol)

B. Pengambilan Sampel
Penggunaan antikoagulasi K2-EDTA/K3-EDTA Stabilitas darah + 24 jam (RBC,WBC, HGB, MCH, MCHC, PLT) Retikulosit tahan 48 jam pada suhu 4 - 23 C, tergantung reagen dan alat

B. PENGAMBILAN SAMPEL
Plasma Sitrat Antikoagulan Trisodium citrate (Na3sitrat) 0.109 mole / L (3.2 %), recommended (5 H2O) PH 7.10 -7.35 Sitrat tanpa buffer tidak direkomendasi Perbandingan antikoagulan 1 bagian Sitrat + 9 bagian Darah Jika permintaan pasien HANYA tes koagulasi SAJA, maka ambil 2 tabung yaitu tabung ke 1 plain (tidak usah diisi penuh, dan dilanjutkan tabung ke 2 Na3sitrat. Tujuannya agar tidak terjadi kontaminasi akibat pengaruh Faktor koagulasi yang teraktivasi.

B. Pengambilan Sampel
Heparin
Hematokrit Analisa gas darah imunophenotyping

B. Pengambilan Sampel
Pastikan darah mengalir dengan lancar dan tanpa tersendat. Bila mengalir terlalu lambat :
Faktor koagulasi dapat teraktivasi

Bila terlalu cepat


Merusak trombosit

Bila darah diambil terlalu sedikit


Ratio sitrat dan darah tidak benar

C. Penanganan Sampel
Serum
Serum diperoleh dengan membiarkan darah membeku 30 menit, kemudian dipusingkan pada 1000 1200 g selama 10 menit. (sentrifuge swing rotor) Perhatikan kondisi serum jika lipemik, ikterik atau hemolitik diusahakan dihindari untuk digunakan Jika sampel tetap dikerjakan, catat kondisi sampel pada lembar kerja (Prili) atau internal note (SISPRo)

C. Penanganan Sampel
Plasma diperoleh dengan menggunakan antikoagulan yang sesuai persyaratan, kemudian dipusingkan pada 1500 2500 g selama 10-15 menit (sentrifuge swing rotor)

Stabilitas sampel
Stabilitas sampel tes koagulasi 4 jam setelah pengambilan darah pada suhu kamar (22-24o C). Stabilitas Assay F VIII < 2 jam setelah pengambilan darah Bila harus ditunda > 4 jam, simpan plasma dalam keadaan beku - 20 oC tahan 1 bulan - 70 oC tahan 6 bulan Sampel beku harus di cairkan cepat pada suhu 37oC, dicampur perlahan sebelum dikerjakan

D. Pengiriman Sampel
Bahan rujukan harus tiba secepat mungkin Pemeriksaan :
Hitung sel darah : K3-EDTA tahan 24 jam Hemostatis : darah sitrat dikirim 2 - 8 C, 2 - 4 jam

Bahan pemeriksaan dianggap infeksius, dimasukkan dalam box cerba

D. Pengiriman Sampel
Bahan pemeriksaan ditolak bila :
Identifikasi tidak jelas/tidak lengkap Antikoagulan yang digunakan tidak tepat Memakai penampung yang salah Bahan telah hemolisis Pengiriman dengan transportasi yang tidak sesuai

Sumber kesalahan untuk Koagulasi:

Rasio Sitrat dan darah tidak tepat Bila darah Kurang


Pengenceran konsentrasi sitrat >>

Hasil memanjang
APTT sensitif < 90% kapasitas tabung PT sensitif < 80% kapasitas tabung

Bila darah terlalu banyak


Tabung dibuka dan dimasukkan darah Dapat terjadi bekuan

Sumber kesalahan Untuk Hema Rutin:

Terjadi Bekuan partial Sample Hemolisis


Keadaan Patologis (in vivo) Terlalu lama disimpan atau disentrifugasi

Minta darah baru Ikterik atau lipemik


sistim optical detection alternatif electro-mekanik

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN (1)

Hindari tourniquet > 1 menit Gunakan Jarum no 21 atau lebih rendah untuk orang dewasa Gunakan darah Vena, bila darah dari kateter vena central hati hati (bila mungkin dihindari) Segera campur dengan 0.109 mole/L Trisodium citrat Sampel jangan dipakai bila darah sulit diambil atau melewati stabilitas sampel Sampel jangan dipakai bila darah sitrat Hemolisis atau terjadi bekuan

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN (2)

Darah terlalu sedikit dalam tab vakum (< 80 - 90% dari target volume) akan memanjangkan test Bila Ht > 55 antikoagulan harus dikoreksi Sentrifus 1500-2500g selama 10 -15 menit pada suhu kamar untuk pemeriksaan koagulasi Segera sentrifus < 1jam, plasma stabil 4 jam pada suhu kamar (22-24oC) Sampel yang dibekukan harus dicairkan cepat pada suhu 37oC

REKOMENDASI DAN KESIMPULAN (3)

Perbandingan Ratio Plasma Koreksi untuk Hasil Ht < 30% dan or 55% Volume AK = volume darah X (100-Ht) (595 Ht (%)) Stabilitas Sample PT & Fib : 8 jam, aPTT: 4 jam Penyimpanan & Pengiriman Sample: Suhu Kamar (15-25 0C) atau Suhu Beku < 20 0C (penurunan F. V & VIII, mengganggu F. VII & XII)

ANALITIK PADA PEMERIKSAAN HEMATOLOGI

Pemeriksaan Hematologi
Dapat dilakukan secara: 1. Automatik 2. Manual (untuk jumlah Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit dihitung dengan menggunakan bilik hitung sedangkan untuk Hemoglobin dengan menggunakan fotometer)

Prinsip Pemeriksaan Alat


NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 15 PARAMETER RBC WBC HGB PLT HCT MCV MCH MCHC RDW-SD RDW-CV MPV Diff Count PRINSIP Hydrodynamic Focusing DC Impedance / Fluorescence Flowcytometry Non cyanide SLS Method (Spectrofotometry) Impedance / Hydrodynamic Focusing DC Penghitungan / Cumulative Pulse Height Detection Penghitungan dengan rumus / diukur oleh alat Penghitungan dengan rumus Penghitungan dengan rumus Penghitungan dengan rumus Penghitungan dengan rumus Penghitungan dengan rumus Fluorescence Flowcytometry Diukur oleh alat KETERANGAN Diukur oleh alat Diukur oleh alat Diukur oleh alat Diukur oleh alat Diukur oleh alat

Hematologi Rutin
Otomasi Impedance Elektrik
Sel disuspensikan dalam cairan elektrolit dimana cairan elektrolit yang merupakan konduktor listrik yang baik, baik, sedangkan sel secara relatif merupakan konduktor listrik yang kurang baik. baik. Aliran listrik konstan dialirkan ke dalam suspensi sel ini dengan menggunakan dua elektroda yang terletak pada setiap sisi orifice (celah). celah). Ketika satu sel bergerak melalui orifice, maka terjadi gangguan terhadap arus listrik yang sedang mengalir Perubahan arus listrik ini disebut pulsa. pulsa.

Hematologi Rutin
Amplitudo masing masing pulsa adalah proporsional dengan volume partikel yang dideteksi. dideteksi. Biasanya metode ini digunakan untuk menghitung : Sel Sel darah putih/WBC putih/WBC (WIC) Sel Sel darah merah/RBC merah/RBC Platelet/PLT Platelet/PLT

Hematologi Rutin
Spectrophotometri
Konsentrasi suatu zat diukur dengan melewatkan cahaya monokromatis melalui suatu larutan. larutan. Semakin tinggi konsentrasi zat semakin banyak cahaya yang diserap. diserap. Hubungan antara jumlah cahaya yang diserap dan konsentrasi larutan ditunjukkan dengan hukum Beer, yang menyatakan bahwa besarnya penyerapan berkaitan langsung dengan konsentrasi zat. zat. Metode ini digunakan untuk mengukur : Hemoglobin

Hematologi Rutin
Flow Cytometry

SelSel-sel dideteksi dan dihitung ketika sel tersebut mengalir melalui suatu aliran, aliran, dimana sinar laser difokuskan dan ditembakkan ke arah selsel-sel tersebut. tersebut. Sudut sinar laser yang dipendarkan oleh selsel-sel tersebut menggambarkan karakteristik sel termasuk ukuran sel, sel, struktur bagian dalam, dalam, bentuk granul, granul, dan morfologi permukaan. permukaan. Metode ini digunakan untuk : Perhitungan Perhitungan sel darah putih (WOC) Perhitungan Perhitungan sel diferensial (Diff)

PEMRIKSAAN MANUAL A. Hematologi Rutin (1)


Hemoglobin Metode : Sianmethemoglobin Yaitu Hb dirubah menjadi sianmethemoglobin dan diukur pada panjang gelombang 540 nm Hitung Lekosit, Lekosit, eritrosit, eritrosit, trombosit Metode : manual (mikroskopis menggunakan kamar hitung) atau Otomatis (metode flowcytometri dan impedansi) Hematokrit Adalah volume semua eritrosit dalam 100 ml darah dan disebut dengan % dari volume darah tersebut Metode : manual menggunakan makrometode (Wintrobe) atau mikrometode (melalui pipa kapiler dan disentrifugasi pada lebih dari 16.000 rpm dan dibaca menggunakan plot grafik)

Permasalahan Hitung Eritrosit dan Leukosit

Hitung Eritrosit: -Hemolitik Anemi: penggumpalan eritrosit, hitung eritrosit dan HCT rendah palsu,MCV, MCH, dan MCHC meningkat -Giant Trombosit: pseudo eritrositosis -Krioglobulin: kristal krioglobulin pada suhu dingin (pseudo eritrositosis, pseudo leukositosis, pseudo trombositosis) Hitung Leukosit: Aglutinasi Leukosit, Eritrosit berinti Hitung Trombosit: - Pseudo Trombopenia: Trombosit bergerombol - Fragmentosit (eritrosit/leukosit) terhitung sbg trombosit - Mikrositik Hipokrom berat terhitung sbg trombosit

A. Hematologi Rutin (2)


Laju Endap Darah Metode : Wintrobe atau Westergreen Hasil LED menggunakan metode Westergreen dan Wintrobe tidak berselisih jauh pada batas-batas normal. Namun nilai tersebut berselisih jauh pada keadaan yang dapat mempercepat LED karena pipet Westergreen hampir 2 kali panjang pipet Wintrobe. Rekomendasi: metode Westergreen Hitung Retikulosit Retikulosit adalah eritrosit yang masih muda dan biasanya lebih besar dari eritrosit dan akan terbentuk retikulum yang berwarna biru bila diwarnai dengan metilen blue (didalamnya mengandung substansi basofil) Metode: Supravital (mikroskopik)

A. Hematologi Rutin (3)


Nilai Eritrosit Rata-rata MCV (Mean corpuscular volume) adalah volume rata-rata sebuah eritrosit (femtoliter)
10 x Hematokrit (%) MCV = Eritrosit (jt/ u l)

MCH (Mean corpuscular Hemoglobin) adalah banyaknya Hemogloin per eritrosit (pikogram)
MCH = 10 x Hemoglobin (g/dl) Eritrosit (jt/ u l)

MCHC ( Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) adalah Kadar hemoglobin yang didapat per eritrosit (%)
MCHC = 100 x Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (% )

PEMBACAAN SEDIAAN APUS


TUJUAN
Menilai sel-sel darah darah: Perkiraan jumlah eritrosit, leukosit & trombosit Melihat bentuk/morfologi eritrosit, leukosit & trombosit Melihat adanya Parasit : malaria, mikrofilaria

Bahan
Paling baik: bahan darah langsung/tanpa antikoagulan Darah EDTA dapat digunakan (stabilitas < 1 jam)

PEMBUATAN SEDIAAN APUS


Kualitas preparat sangat dipengaruhi oleh:
Stabilitas sample Kualitas Reagen Pewarna Cara pembuatan preparat Prosedur pewarnaan

Pulasan Wright-Giemsa (modifikasi waktu sesuai No. Kat/Lot masing-masing Reagen)


Fiksasi Larutan Wright Larutan Giemsa Bilas dengan air

SEDIAAN APUS
Sumber kesalahan Kesalahan preanalitik, ex. stabilitas sample terlewati Tidak terbentuk granul sel, bentuk sel tidak jelas Terlalu biru Terlalu merah - Endapan zat warna (perwarnaan terlalu lama/larutan wright kering, preparat secara mikroskopis kotor) Memakai darah dengan anti koagulan > 1 jam Sediaan tidak rata, tidak ada bagian yang tipis, terlalu panjang, bergaris, berlubang, dll Fiksasi tidak dilakukan

Interferensi Hemoglobin
Serum sampel pengerjaan harus jernih
Adanya kekeruhan dapat menyebabkan kesalahan,

biasanya akibat : WBC Tinggi (>50.000/ul) : Centrifuge campuran sampel reagen sebelum dibaca dan gunakan supernatan untuk diukur Lipemik : 0,01 ml plasma sampel + 5,0 ml HICN (Reagen) & gunakan campuran tersebut
sebagai blanko pasien

Sumber kesalahan Pemeriksaan Hb:


Pipetasi (khususnya untuk metode manual) Adanya bekuan Kondisi alat Sample yang bermasalah

Hematokrit
(Volume eritrosit dalam 100 ml darah dinyatakan dalam %) Prinsip manual:
Sejumlah darah dgn antikoagulan jika di sentrifugasi maka eritrosit, lekosit dan trombosit akan mengendap, dimana eritrosit (partikel terberat) akan mengendap paling bawah disusul lekosit dan trombosit (membentuk lapisan buffy coat) kemudian paling atas adalah plasma

Hematokrit
Metode Otomasi: perhitungan (Menurut CLSI) :
MCV = HCT/RBC HCT = (MCV X RBC) : 10 Hematokrit --> digunakan untuk menggambarkan metode (manual) yang digunakan

Alat (manual):
Mikrohematokrit Centrifuge 10.000 - 15.000 g Mikrohematokrit tube reader

Hematokrit
Diskusi :
Saat membaca hasil dengan mikrohematokrit tube reading device, lapisan buffy coat tidak ikut dibaca Penting menjaga kobocoran kapiler karena akan memberikan hasil yang lebih rendah Deteksi : tempelkan tape putih di sekeliling bagian dalam centrifuge, jika ada kebocoran akan membentuk garis merah pada tape Perbedaan hasil duplo +/- 1 %

Hitung Leukosit dan Trombosit

Yang perlu diperhatikan :


Penggunaan lensa objektif (perbesaran 10x) Pengenceran sampel yang digunakan, ex. Lekosit 1:20 dan trombosit 1: 100 Hitung semua sel-sel darah pada bidangbidang yang telah ditetapkan Jika ditemukan sel yang letaknya menyinggung garis batas bidang sebelah kiri dan atas maka haruslah dihitung, sebaliknya yang menyinggung garis batas sebelah kanan dan bawah tidak dihitung

Hitung Lekosit (W) dan Eritrosit (R)

Perhitungan :
Jumlah sel yang dicari = jumlah sel yang dihitung : volume darah yang dihitung X Faktor Pengenceran Hitung semua rata-rata sel yang dicari pada bidang bilik hitung yang telah ditetapkan. Hitung volume darah pada bidang yang dihitung, contoh: ~ Bidang Lekosit: P= 1 mm, L = 1 mm, T = 0.1 mm Jumlah yang dihitung 4 bidang besar = 4X1X1X0.1= 0.4 ~ Bidang Trombosit = 1 bidang Lekosit = 1X1X0.1 = 0.1 mm3 Maka jumlah sel dalam 1 ul darah adalah : Jumlah Lekosit = N : 0.4 X 20 = N X 50 Jumlah Trombosit = N : 0.1 X 100 = N X 1000

Hitung Leukosit (1)


Diskusi :
Pada kondisi WBC 100 - 300x109/L Pengenceran dilakukan 1:200 (5 mL darah + 995 mL larutan turk) Kondisi WBC < 3,0 x109/L Lakukan pengenceran 10x (10 mL darah + 90 mL larutan turk) Untuk keakuratan hasil hitung, sebaiknya hasil setiap 4 bidang besar untuk Lekosit perbedaan hasilnya tidak lebih dari 10 sel antar bidang Hitung sel Leukosit pada 2 bidang yang berbeda dikamar hitung, perbedaan keduanya tidak boleh lebih dari 10 %

Hitung Leukosit (2)


Diskusi : Counting chamber, cover glass, pipet lekosit harus bebas lemak dan kontaminan Koreksi Sel RBC berinti : Jumlah WBC alat = 10.000/uL jika pada setiap 100 lekosit terdapat 25 RBC berinti maka lakukan koreksi: 10.000 - ((25/(100+25)) x10.000 = 8.000 RBC/uL Sekali hemocytometer terisi, perhitungan harus segera dilakukan, makin lama waktu tunggu, akan terjadi evaporasi, mengakibatkan inakurasi dalam perhitungan

HITUNG TROMBOSIT
Diskusi: Trombosit sukar dihitung karena mudah sekali pecah dan sukar dibedakan dari kotoran kecil. Sel trombosit juga cenderung melekat pada permukaan asing (bukan endotel utuh) dan menggumpal-gumpal. Diamkan sel trombosit selama 15-30 menit dalam cawan petri tertutup yang berisi kertas saring basah, simpan di lemari es Karena sukarnya sel trombosit dihitung, penilaian semikuantitatif dalamsediaan apus darah tepi dapat dilakukan.

Kadar trombosit tinggi, buat pengenceran 1 : 200 atau bila kadar trombosit < 50, buat pengenceran 1:20 Jika terdapat trombosit bergerombol, ulangi pemeriksaan dengan sampel baru dengan antikoagulan Na Sitrat 3.2% Untuk Cold aglutinin, hangatkan sample Untuk semua trombosit bergerombol, lakukan perhitungan manual.

Interferensi
Hemolisis Lipemik/kekeruhan Ikterik Perbandingan jumlah antikoagulan: sample (bentuk sprayed Vs Aqueous) Adanya Clot/bekuan Gangguan pada tegangan listrik Hemokonsentrasi (bendungan terlalu lama) Homogenisasi sample Suhu sample Stabilitas kontrol, reagen, dan bahan control

LED (LAJU ENDAP DARAH)


Metode : Westergreen Alat : Westergren pipet Rak LED ( 2) LED SRT Greiner (Automatic) Sampel : Darah EDTA Stabilitas : suhu ruang 2 (dua) jam

LED (1)
Diskusi : Sedimentasi : - Fase 1: 10 menit --> Relax formasi dan Sedimentasi lambat - Fase 2: (decentation phase) masa 40 menit --> sedimentasi lebih cepat dan konstan - Fase 3: 10 menit terakhir --> sedimentasi melambat

LED (2)
Diskusi : 1. Perbedaan panjang tabung memperpanjang fase 2 sehingga hasil lebih lama 2. Simpan pipet: - pada suhu 18-25 C - pada ruang bebas getaran dan sinar matahari langsung 3. Pipet harus tegak lurus ( 2)

LED (3)
Sumber Kesalahan :
1. Konsentrasi EDTA > dari yg direkomendasikan --> Hasil LED lebih kecil 2. Perbandingan Citrat : Sample Darah 3. Waktu > 60 menit 4. Pengangkatan/penurunan suhu 5. Gelembung udara 6. Hemolisa darah 7. Volume sample

LED (4)
Sumber Kesalahan :
LED dilakukan > 2 jam terhadap pengumpulan sampel darah EDTA Wintrobe lebih sensitif kalau LED lambat, tapi westergren lebih akurat jika hasil

tinggi dan sesuai metoda standar ICSH


Jika sampel LED dengan hasil WBC/PLT tinggi maka lapisan buffy coat tidak

dihitung
Perbedaan rongga lubang pipet LED mempengaruhi hasil

QC HEMATOLOGI
Intern
QC Hematologi Rutin Harian (Otomasi) Otomasi) Kontrol dilakukan min. 2 level/hari untuk alat 3 diff (dalam 1 bulan sudah mengerjakan 3 level kontrol) dan 3 level /hari untuk alat 5 diff.

Batasan CV (Presisi) : RBC :>3% - PLT : > 10 % WBC :>5% - HCT : > 3 % MCV :>3% QC Hematologi rutin Harian (Manual) Duplo, dari darah pasien Dihitung SD

QC HEMATOLOGI
Intern
QC Hematologi Blind test test/Akurasi Bahan kontrol dikirim dari T-QA Pusat

Hasil dibandingkan antar cabang berdasarkan kelompok alat 3 Diff/ 5 Diff 3 kali setahun/3 siklus per tahun Penilaian dilakukan berdasarkan: - SDI <= 2 - Batasan range kumulasi berdasarkan kelompok alat (untuk alat > 10) atau batasan kit insert untuk alat < 10.

HEMOGLOBIN CABANG d% Low ALAT : CELLDYN Cilacap (1700) Kelapa Gading (3700) Pluit (1800) Bekasi (1800) Cideng (1800) Arteri (1800) Pasar Minggu (1800) Tangerang (1800) Pekanbaru (1800) Buah batu (3700) Cirebon (1800) Kopo (1800) Mataram (1700) Pare (1700) Solo (3700) Yogyakarta (3700) Singaraja (1700) Sidoarjo (1700) Banjarmasin (1800) Tanjung Pinang (1700) Samarinda (1800) Duri (1700) Balikpapan (1700) 1.08 -2.47 4.47 -0.20 1.92 2.11 -0.35 -1.06 3.07 -1.08 -0.15 0.12 -0.66 1.71 3.11 -1.25 0.00 -0.09 -0.41 1.52 1.98 -1.01 1.48 0.63 -0.71 -0.50 -2.28 1.92 1.14 0.00 0.40 0.11 1.17 1.76 -2.70 0.25 3.72 1.12 0.07 0.83 0.18 0.00 1.52 -1.02 -0.82 -2.41 1.45 -2.67 0.31 1.99 -1.12 -0.60 0.94 0.23 -0.47 1.33 1.67 2.02 1.99 1.71 0.94 2.18 2.69 1.24 1.50 1.77 1.71 1.87 0.59 0.85 1.25 1.95 2.10 1.58 1.35 1.79 1.00 1.89 1.45 1.08 1.23 1.04 0.95 2.26 1.31 0.86 1.46 2.18 1.13 1.25 1.55 0.35 1.04 1.06 2.02 0.77 1.26 1.14 0.55 0.93 0.80 0.88 0.69 2.08 0.73 1.25 0.69 1.05 -0.44 1.59 13.04 5.36 -0.96 2.46 3.97 0.46 2.48 -1.28 -0.88 6.78 1.54 1.50 1.95 1.25 1.22 0.98 0.99 2.05 1.58 1.16 1.77 1.32 1.81 -3.44 -1.54 0.36 -1.40 0.64 -3.66 2.20 -2.16 -2.78 1.98 -0.63 1.28 0.43 -5.19 -2.53 1.58 -2.12 0.50 -0.78 -1.51 -0.11 0.75 -2.05 -1.64 0.80 Med High Low CV Med High Low d% Med

LEUKOSIT CV High Low Med High

0.26

2.20 4.97

2.82 1.74 2.42 2.57 2.53 1.64 2.78 1.97 1.12 2.70 1.40 2.06 1.13 2.39 1.84 1.44 1.40 2.00 2.07 2.75 2.77 1.84

2.23 1.43 2.24 2.04 1.58 1.66 2.30 1.48 1.95 2.37 2.42 1.95

-2.21

4.11 3.08

-4.63 -3.27 0.59 -1.24 -1.29 2.84 -4.67

5.91 2.52 3.12 3.56 1.97 3.32 5.25 2.50 5.60

-2.47 -0.62

1.51 1.52 2.87

1.43 1.72 1.29 1.34 2.36 1.93 1.53 1.58 1.12

4.23 -0.87 -5.48 3.99 0.74 6.15

3.73 4.16 4.21 4.48 3.05 3.75

QC BLIND TEST (AKURASI) HEMATOLOGY


Parameter BIM SRG KLT KTG BJI KLA PTK BLP BTR PSD MJL PDG TBT TJB TLK MLG

HGB

6.10

6.30

6.60

6.40

6.50

6.50

6.40

6.40

6.50

6.40

6.50

6.30

6.40

6.10

6.50

6.50

RBC

2.36

2.32

2.31

2.37

2.31

2.35

2.33

2.30

2.36

2.32

2.35

2.32

2.37

2.38

2.35

2.33

WBC

2.20

2.00

2.00

2.00

2.00

2.00

2.00

2.00

2.00

2.00

1.90

2.00

1.90

2.00

2.10

1.90

PLT

74.00

59.00

62.00

61.00

64.00

59.00

66.00

63.00

55.00

67.00

64.00

60.00

58.00

60.00

56.00

60.00

HCT

17.40

18.80

18.30

19.40

18.10

19.00

19.00

18.50

19.00

18.50

18.70

18.80

19.00

19.40

19.00

18.70

MCV

73.70

81.00

79.20

81.90

78.10

80.90

81.50

80.40

80.50

79.70

79.60

81.00

80.20

80.40

80.90

80.30

MCH

25.80

27.20

28.60

27.00

28.10

27.70

27.50

27.80

27.50

27.60

27.70

27.20

27.00

26.00

27.70

27.90

MCHC

35.10

33.50

36.10

33.00

35.90

34.20

33.70

34.60

34.20

34.60

34.80

33.50

33.70

32.30

34.20

34.80

RDW (%)

17.90

15.90

16.50

17.40

16.40

16.30

16.30

16.50

15.40

15.00

MPV

8.40

8.00

9.00

8.60

8.80

8.20

8.70

8.30

8.20

HDW

Nilai Tot

18.5

90.0

56.8

85.2

59.2

100.0

96.3

88.8

95.8

87.5

90.0

91.6

95.8

70.7

83.3

76.6

QC HEMATOLOGI
Ekstern
PNPME Depkes (Panitia Nasional Pemantapan Mutu Ekstern) Parameter : -Leukosit - Trombosit - Eritrosit Penilaian : ID adalah penyimpangan nilai dari target dalam skala SD

QC HEMATOLOGI
Ekstern
PNPME Depkes (Panitia Nasional Pemantapan Mutu Ekstern) Penilaian :
ID < 0,5 0,5 1 12 23 >3 Skor > 9,75 9 9,75 69 16 <1 Penilaian Sangat Baik Baik Cukup Perlu perbaikan Sgt Perlu perbaikan

Pemeriksaan Koagulasi
1. Protrombin Time (PT) Metode: Foto Optical Prinsip: Mengukur lamanya terbentuk bekuan bila dalam plasma yang diinkubasi pada suhu 370C, ditambahkan reagen tromboplastin jaringan dan ion calsium. Bahan : Plasma Citrat Alat : Instrumen koagulasi

Pemeriksaan Koagulasi
2. Activated Partial Tromboplastin Time (APTT) Metode: Foto Optical Prinsip: Mengukur lamanya terbentuk bekuan bila dalam plasma ditambahkan reagen tromboplastin parsial dan activator serta ion calsium pada suhu 370C. Bahan : Plasma Citrat Alat : Instrumen koagulasi

Pemeriksaan Koagulasi
3. Trombin Time (TT) Metode: Mekanik Prinsip: Mengukur lamanya terbentuk bekuan pada plasma yang ditambahkan reagens trombin pada suhu 37 C. Bahan : Plasma Citrat Alat : Start 4 pack

Pemeriksaan Koagulasi
4. Fibrinogen Metode: Foto Optical Prinsip: Thrombin dalam jumlah yang berlebihan ditambahkan dalam sampel plasma, waktu terjadinya pembekuan akan tercatat Bahan : Plasma Citrat Alat : Instrumen koagulasi

Reagen
Reagen keruh tidak dapat dipakai untuk koagulometer dengan optical detector Stabilitas reagen terbatas setelah dilarutkan Pelarut: reagent grade deionized water Setelah dilarutkan biarkan reagen selama 5 menit pada suhu kamar Campur perlahan-lahan Biarkan pada suhu kamar Homogenkan lagi bila ingin dipakai

KUALITAS REAGEN
Penyimpanan Reagen: sesuai suhu dan expire date pabrik dan setelah buka/pelarutan Penggunaan aquabidest Proses pelarutan (No Vortex) dan homogenisasi Biarkan Reagen di suhu kamar sebelum pelarutan dan penggunaan

Perubahan No. Lot Reagen


Protrombin Time Cek dan Ganti ISI untuk INR pada alat Jika ada perubahan nilai rujukan, maka ganti PT normal pada alat. Fibrinogen Lakukan Kalibrasi untuk Fibrinogen Cek hasil kalibrasi dan hasil kontrol

Reagen
Bila terjadi masalah, evaluasi kembali : Cara Melarutkan ? Stabilitas reagen ? Penyimpanan reagen ? Tips Disposable ?

Peralatan
Sentrifus, mikropipet, stopwatch : harus dikalibrasi Waterbath harus dipantau suhunya(37 1o C) Koagulometer : hasil mungkin bervariasi tergantung prinsip kerja alat
Optikal Optik-mekanik Alat Coagmate XM, lakukan pemantauan suhu, kalibrasi optik dan timer sesuai Log Pemeliharaan

PEMANTAPAN MUTU
Interpretasi Hasil Kontrol Harian (Intern) Interpretasi Hasil Kontrol Bulanan (Intern) CV PT = 5% aPTT = 5% FIB = 7% Interpretasi Hasil Kontrol Eksternal : PDS - Patklin RCPA

Pasca-Analitik
Kontrol hasil kerja pemeriksaan oleh kepala seksi Hematologi atau salah satu analis yang ditugaskan khusus dengan memperhatikan flagging alat atau hasil konfirmasi yang harus dilakukan. Bila terdapat hasil yang meragukan/abnormal dikonsultasikan kepada dokter PJ. Pelaporan hasil langsung (bila SISPRO) atau dari POHP ke komputer (PRILI) dilakukan oleh kepala seksi atau salah satu analis yang ditugaskan. Pencatatan hasil kedalam kartu status oleh kepala seksi apabila pasien yang bersangkutan mempunyai kartu status

Penyimpanan Sampel
Sampel yang diambil mempunyai stabilitas yang berbeda-beda tergantung parameter pemeriksaan dan bentuk sampel yang digunakan. Penyimpanan sampel harus dilakukan dengan benar sehingga didapatkan hasil pemeriksaan yang akurat.

Question?

Anda mungkin juga menyukai