Anda di halaman 1dari 2

Contoh ini berarti bahwa Andi nmemiliki delay of gratification yang lemah.

Lemahnya delay of gratification menunjukkan kontrol diri yang lemah pula. Jika remaja tersebut tersebut memiliki . kontrol diri yang baik, maka ia akan mampu menahan kebutuhan kesenangan sesaat dan keras mampu berpikir logis bahwa perbuatannya akan menimbulkan risiko bagi dirinya.

Alasan seorang remaja untuk mulai mencoba napza dapat bersifat ekternal maupun internal. Hal-hal eksternal dapat berupa penyalahgunaan napza oleh teman sebaya maupun keluarga. Sedangkan faktor-faktor internal yang menjadi alasan umum untuk penyalahgunaan napza antara lain: rasa ingin tahu, pemberontakan atau ekspresi dari ketidakpuasan terhadap nornorma, nilai dan tekanan dari lingkungan sosial, untuk kesenangan semata-mata, untuk meredakan ketegangan dan kekhawatiran, atau untuk menghadapi masalah (Rice, 1999). Walaupun faktor eksternal dan internal memperbesar kecenderungan penyalahgunaan napza dalam diri seorang remaja, namun penelitan Orbell dan koleganya (Baron dan Byrne, 2004) membuktikan bahwa sikap seorang remaja sejak awal akan menentukan kecenderungan subjek dalam menggunakan atau tidak menggunakan napza. mempengaruhi penyalahgunaan napza tersebut merupakan risk factors dalam konsep resiliensi. Individu yang memiliki risk factors saja atau protective factors saja, tidak dapat dikatakan bersifat resilien. Karena seseorang dikatakan memiliki resiliensi apabila ia mempunyai kedua hal tersebut. Dengan kata lain, apabila terdapat keseimbangan antara risk factors dan protective factors, dan hadirnya personal factors, mengindikasikan seseorang yang resilien. Sikap seseorang mempengaruhi cara ia bertingkah laku. Sikap yang negatif terhadap penggunaan napza akan menghadirkan tingkah laku yang menjauhi napza, artinya tidak mencoba-coba napza jenis apapun. Sebaliknya sikap yang positif terhadap penggunaan napza akan menghadirkan tingkah laku yang tidak menjauhi napza, artinya seseorang akan kompromi dan membuka kesempatan untuk mencobacoba napza karena faktor-faktor yang

berasal dari diri sendiri ataupun dari lingkungan sekitarnya. Allport (dikutip oleh Franzoi, 2003) berpendapat bahwa sikap merupakan pondasi dasar dari bangunan ilmu psikologi sosial Amerika. Alasan dasar mengapa konsep sikap menjadi sangat popular dikarenakan tujuan dari ilmu psikologi adalah untuk mempelajari tingkah laku, dan konsep sikap dianggap turut mempengaruhi tingkah laku seseorang (Franzoi, 2003) Dengan demikian, sikap seorang remaja terhadap penggunaan napza akan turut mempengaruhi tindak nyatanya terhadap penggunaan napza. minuman beralkohol, ganja dan lain-lain. Sikap terhadap penggunaan napza merupakan berbagai nilai, kepercayaan dan perasaan yang menjadi penunjuk besarnya derajat seseorang menyukai atau tidak menyukai penggunaan napza, yang turut mempengaruhi tingkah lakunya terhadap penggunaan napza Apabila sikap terhadap penggunaan napza positif maka remaja mempunyai kecenderungan menggunakan napza. Hal ini misalnya dikarenakan keyakinan bahwa penggunaan napza tidak membahayakan jiwanya dan lagipula membuatnya berani berbicara sehingga lebih percaya diri. Sebaliknya, apabila remaja misalnya yakin bahwa penggunaan napza memiliki resiko tinggi maka sikapnya terhadap penggunaan napza akan melemah dan cenderung bersifat negatif terhadap penggunaan napza.
Dewasa ini, penggunaan Narkotika dan obat terlarang, atau yang disebut sebagai Narkoba, telah menjalar keberbagai kalangan, mulai dari orang tua, remaja hingga anak-anak. Apalagi dengan perkembangan teknologi melalui internet yang meningkat pesat dibandingkan beberapa tahun lalu, membuat seorang remaja mudah terjerumus untuk mencoba barang terlarang tersebut.
Penyalahgunaan Narkotika dan Zat (NAPZA) dipengaruhi 3 (tiga) faktor yaitu (1) Faktor kontribusi keluarga meliputi keintiman hubungan remaja dengan orang tua, pola asuh, kehidupan, dan ketaatan beragama, (2) Faktor predisposisi yaitu cemas, anti sosial dan kecenderungan memiliki kepribadian neurotik, (3) Faktor pencetus meliputi pengaruh lingkungan teman sekelompok dan ketersediaan NAPZA sendiri serta penyimpangan kondisi psikososial pada individu seperti depresi pada penyalahgunaan NAPZA.

Anda mungkin juga menyukai