Anda di halaman 1dari 4

1.

Gingival index (GI) Digunakan untuk melihat keradangan pada gingiva dengan menggunakan pengukuran dilakukan pada empat area pada tiap gingival unit (sisi bukal yang meliputi mesial, mid, distal, dan sisi lingual), kemudian skor yang didapat dijumlah dan dibagi 4. Untuk pemeriksaan klinis probe masuk kira-kira sedalam 12 mm dari margin gingiva dengan tekanan aksial sedang dan dijalankan dari interproksimal ke interproksimal sepanjang aspek bukal dan lingual gigi dengan skor sebagai berikut: 0 = tidak ada keradangan pada gingiva 1 = keradangan ringan pada gingiva, sedikit perubahan pada warna dan tekstur, tidak ada perdarahan pada probing 2 = keradangan sedang pada gingiva, kemerahan, edema dan mengkilat, ada perdarahan pada probing 3 = keradangan parah pada gingiva, tanda kemerahan, edema dan ulserasi. Cenderung terjadi perdarahan spontan. Plaque index (PI) Diukur pada 4 permukaan tiap gigi (sisi bukal yang meliputi mesial, mid, distal, dan sisi lingual). Semua skor dijumlah dan dibagi dengan jumlah permukaan yang diperiksa. Skor sebagai berikut: 0 = tidak ada plak pada gingiva, dites dengan menggeser probe sepanjang permukaan gigi 1 = tidak ada plak yang bisa diamati dengan mata telanjang, tetapi plak tampak pada ujung probe setelah probe digerakkan sepanjang permukaan gigi 2 = gingiva ditutupi dengan selapis tipis plak sampai sedang yang tampak dengan mata telanjang 3 = penumpukan yang banyak dari deposit lunak didalam saku gingiva dan/atau tepi ginggiva dan permukaan gigi yang berbatasan. OHI Mengukur daerah permukaan gigi yang ditutupi oleh food debris atau kalkulus. Pemeriksaan dilakukan dengan menempatkan sonde pada 1/3 insisal atau oklusal gigi dan kemudian digerakkan ke arah 1/3 gingival. a) (DI) kriteria 0 : tidak ada debris maupun stain 1 : debris lunak menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi / extrinsic stains tanpa debris 2 : debris lunak menutupi lebih 1/3 s.d tidak lebih 2/3 permukaan gigi

3 : debris lunak menutupi lebih 2/3 permukaan gigi Jumlah nilai DI Jumlah gigi yang diperiksa

DI =

b) (CI) kriteria 0 : tidak ada calculus 1 : supragingival calculus menutupi tidak lebih 1/3 permukaan gigi 2 :supragingival calculus menutupi lebih 1/3 s.d tidak lebih 2/3 permukaan gigi / subgingival calculus sedikit 3 : supragingival calculus menutupi lebih 2/3 permukaan gigi / subgingival calculus banyak Jumlah nilai CI Jumlah gigi yang diperiksa OHI= DI + CI Tingkat kebersihan mulut secara klinis pada OHI-S menurut WHO dapat dikategorikan sebagai berikut : 0,0 1,2 = baik 1,3 3,0 = sedang 3,1 6,0 = buruk 2. Karena plak indeks merupakan indikator keberadaan plak dalam rongga mulut. Keberadaan plak tersebut merupakan tanda yang mewakili besarnya jumlah bakteri yang ada. Bakteri merupakan sumber infeksi yang dapat menyebabkan sepsis sehingga menimbulkan komplikasi dan mengganggu proses penyembuhan paska operasi. Maka dari itu sangatlah penting untuk memperhatikan Plak indeks, dimana semakin kecil skor plak indeks (syarat <10%) maka kemungkinan keberhasilan perawatan operasi semakin tinggi. 3. Faktor sistemik adalah suatu kondisi tubuh yang dapat mempengaruhi jaringan periodontal. Faktor sistemik sebagai penyebab penyakit didahului oleh adanya faktor lokal. Faktor sistemik menyebabkan rendah nya resistensi jaringan periodontal, sehingga mudah terpengaruh efek dari faktor lokal. Sistem pertahanan yang rendah berakibat rentan terjadi infeksi oleh kuman subggival, yang berakibat munculnya gangguan atau kerusakan fungsi dan struktur dari komponen jaringan

CI =

periodontal. Faktor sistemik yang mempengaruhi jaringan periodontal meliputi : endokrin (hormonal), malnutrisi, obat obatan, psikologis, keturunan, penyakit metabolisme, penyakit dan gangguan hematologis, pengaruh logam dan penyakit kronis, penyakit sistemik seperti diabetes melitus, infesi HIV/AIDS yang mempunyi mnifestasi oral pada jaringan pendukung gigi. 4. Gingivektomi Merupakan bedah periodontal yang dilakukan dengan eksisi jaringan gingiva yang membesar untuk menciptakan bentuk anatomis yang baru. Prosedur bedah periodontal ini bertujuan untuk menghilangkan poket gingiva pada penyakit periodontal atau pada pembesaran gingiva karena obat obatan agar tercipta suatu gingiva noral baik fungsi, kesehatan, dn estetika. Eksisi jaringan gingiva yang membesar ini untuk menciptakan gingiva margin yang baru untuk mengeliminasi pseudo poket (poket gingiva). Frenektomi. Sedangkan frenektomi adalah pengambilan seluruh jaringan fibrosa interdental pada bagian frenulum termasuk perlekatan di bawah tulang dan memasangkan perlekatan ke rah bwah prosesus alveolaris. Frenotomi adalah pemotongan frenulum untuk menempatkan kembali perlekatan frenulum yang tidak normal. Kuretase Kuretase adalah indakan perawatan poket yang dilakukan dengan menghilangkan atau membersihkan jaringan granulasi atau jaringan yang meradang dari gingiva yang merupakan dinding poket, pengambilan epitel tepi, epitel cekat, jaringan granulasi terinflamasi pada dinding poket sebelah dalam dapat dilakukan dengan mengguanakan kuret manual maupun drngan ultrasonik baik dengan metode tertutup maupun terbuka, prosedur ini dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal untuk menghilangkan nyeri pada saat kuretase. ENAP. Teknik bedah enap merupakan teknik lain dari kuretase gingiva. Teknik ini merupakan modifikasi kuretase subgingiva dengan teknik internal bevel incision. Kuretase subgingiva merupakan tindakan kuretase yng dikerjakan sampai apikal epitelial attachment pada perlekatan jaringan ikat di bawah puncak tulang alveolar. Operasi flap. Prosedur ini merupakan alternatif untuk perawatan poket periodontal asalkan lebar area operasi dari perlekatan ginggiva dan kedalaman vestibulum cukup besar yang pertama kali dilakukan adalah pembuatan insisi untuk memisahkan epitelium poket dan jaringan ikat yang terinflamasi. Selanjutnya dilakukan skaling, rootplanning dan kuretase untuk membersihkan jaringan nekrose dan deposit lunak. Serelah itu flap dikembalikan keposisi semula dengan dilakukan suturing.

5. Terapi fase awal (initial phase therapy) fase ini ditujukan untuk menyiapkan hygiene rongga mulut yang baik, edukasi untuk perawatan di rumah, maupun penghilangan faktor lokal yang menjadi penyebab kelainan. Fase ini meliputi kontrol plak, DHE, oklusal adjusment, koreksi tumpatan overhanging, dan penghilangan traumatik oklusi, scaling, root planing, dan splinting Terapi fase koreksi, Pada fase koreksi ditujukan untuk membuat jaringan periodontal yang memiliki anatomi yang maksimal dan fungsi yang optimum, tindakan bedah yang bisa dilakukan meliputi kuretase, gingivektomi, gingivoplasty, frenektomi, depigmentasi, tisue grafting dan bedah flap, Terapi fase pemeliharaan. Fase ini ditujukan untuk pemeliharaan pasca koreksi atau tindakan bedah, pemeliharaan diartikan sebagai upaya perawatan rutin yang bisa dilakukan sendiri maupunnoleh tenaga profesional, aktivitas meliputi pemeliharaan, status kebersihan dan kesehatan gigi mulut, plak kontrol dan kontrol rutin ke dokter gigi.

Anda mungkin juga menyukai