Anda di halaman 1dari 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 2.1.1

Mawar Merah (Rosa damascena Mill.) Taksonomi Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), mawar diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom Divisi

: Plantae : Spermatophyta

Sub-Divisi : ngiospermae Kelas "rdo $amili %enus Spe!ies : Di!otyledonea : #osanales : #osa!eae : #osa : Rosa damascena &ill,
Gambar 1. Mawar Merah (Rosa damascena Mill.)

Rosamultiflora 'hunb ((idayah, )**+), 2.1.2 Morfologi an Perse!aran Sebagian besar spesies mempunyai daun yang pan-angnya antara .-/. !m, dua-dua berlawanan (pinnate), Daun ma-emuk pada tiap tangkai daun terdiri dari paling sedikit 0 atau . hingga 1 atau /0 anak daun dan daun penumpu (stipula) berbentuk lon-ong, pertulangan menyirip, tepi tepi beringgit, merun!ing pada u-ung daun dan berduri pada batang yang dekat ke tanah, 2unga terdiri dari . helai daun mahkota dengan perke!ualian Rosa sericea yang hanya memiliki 3 helai daun 8

mahkota, 4arna bunga biasanya putih dan merah -ambu atau kuning dan merah pada beberapa spesies, Pada umumnya mawar memiliki duri berbentuk seperti pengait yang berfungsi sebagai pegangan sewaktu meman-at tumbuhan lain ( nonymous, )*//), &awar merupakan tanaman bunga hias berupa herba dengan batang berduri, &awar yang dikenal nama bunga ros atau 5#atu 2unga5 merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia, &awar berasal dari dataran 6ina, 'imur 'engah dan 7ropa 'imur, Dalam perkembangannya, menyebar luas di daerah-daerah beriklim dingin (sub-tropis) dan panas (tropis) ((idayah, )**+), Di 8ndonesia banyak dikembangkan -enis mawar hibrida, terutama -enis dan varietas mawar yang berasal dari 2elanda, Kelompok mawar yang banyak peminatnya adalah tipe hibrida dan lokal batu, Kelebihan kedua varietas ini adalah memiliki variasi bunga mawar yang !ukup banyak, antara lain warna putih, merah muda, merah tua dan kuning &awar tipe hibrida tea memiliki tangkai bunga

sepan-ang 9*-/)* !m, sedangkan tipe lokal batu antara 3*-+* !m, Selain itu tingkat produktifitas mawar tersebut termasuk tinggi, berkisar antara /)*-)9*

kuntum:m):tahun (#ukmana, /11.), Keunggulan varietas mawar yang banyak ditanam di daerah 2atu adalah berwarna merah tua, bagian pingir petal sedikit kehitaman, memiliki petal bunga yang kompak, sedikit kaku, agak tebal, sedikit mengkilat, -umlah petal sekitar );-3*, bermahkota bunga indah, lama peragaan bunga (fase life) sekitar ;-9 hari, tahan rontok, tahan pengiriman -arak -auh, produksi bunga per tanaman:bulan sekitar 0-+ tangkai dan dapat ditanam tanpa naungan (Purbiyati dkk,, )**)),

2.1."

Kan #ngan Kimia an Keg#naan &awar memiliki banyak manfaat, antara lain antidepresan, antiviral,

antibakteri, antiperadangan, dan sumber vitamin 6, &enurut (embing dkk, (/11+), mahkota bunga mawar dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti batuk darah, '26, disentri, !ampak, nyeri haid dan lain-lain, &inyak mawar adalah salah satu minyak atsiri hasil penyulingan dan penguapan daun-daun mahkota sehingga dapat dibuat men-adi parfum, &awar -uga dapat dimanfaatkan untuk teh, -elly, dan selai (<ries et al, )**3= 7r!isli, )**.), 2unga mawar dari daerah dataran rendah seperti 2angil Pasuruan memiliki mahkota ke!il tapi beraroma lebih wangi, umumnya digunakan sebagai bunga tabur, 4angi bunga mawar tersebut karena adanya kandungan minyak atsiri di dalamnya, &inyak atsiri ini mengandung >at sitrat, sitronelol, geraniol, linalol, nerol, eugenol, feniletilalkohol, farnesol, dan nonilal-dehida, 2erkhasiat untuk mengobati gigitan serangga berbisa, gabag (morbili) dan -erawat, Pada beberapa spesies seperti Rosa canina dan Rosa rugosa menghasilkan buah rose hips yang sangat kaya dengan vitamin 6 bahkan termasuk diantara sumber vitamin 6 alami yang paling kaya ( nonim, )**+), ?enis pigmen yang dikandung bunga mawar merah adalah antosianin dari kelompok Sianidin dan Delfinidin-glikosida, efektif menyumbangkan warna alami pada produk minuman berkabonat dan dapat berfungsi sebagai antioksidan bagi tubuh untuk melawan radikal bebas, 2.1.$ Pigmen An%osianin

2.1.$.1 S%r#k%#r an Sifa% Kimia

10

Pigmen antosianin terdiri dari glikogen (antosianidin) yang teresterifikasi oleh satu atau lebih gula ($ran!is, /19.= &arkakis, /19)= Kong ?&,, )**0), ntosianin

adalah flavonoid dengan !in!in 6 yang tidak -enuh dan hidroksil pada posisi 0, Struktur dasarnya adalah aglikon, atau antosianidin, dengan satu atau lebih gula yang sebagian besar berikatan di 60, 6., atau 6; (8washina, )***) Pigmen antosianin terdapat dalam !airan sel tumbuhan, senyawa ini berbentuk glikosida dan men-adi penyebab warna merah, biru, dan violet banyak terdapat dalam buah dan sayur (De &an, /11;), ?ika bagian gula dihilangkan dengan !ara hidrolisis, tersisa aglikon dan disebut antosianidin, (al tersebut dipergunakan untuk meningkatkan fungsi pigmen pembawa komponen pewarna dan sekaligus dapat menyumbang rasa manis (pemanis), %ula yang sering ditemui

adalah glukosa, ramnosa, galaktosa, fruktosa, @ilosa dan arabinosa ($ran!is, /111), Se!ara spesifik antosianin terdapat dalam sel epidermal dari buah, akar, dan daun pada buah tua dan masak (7skin, /11*), &asing-masing -enis antosianidin memiliki absorbansi maksimal pada pan-ang gelombang tertentu, unutk -enis pelargonidin berkisar antara 319 - ./0 nm, sianidin pada .)0 nm, delfinidin pada .30 nm dan malvidin pada .03 nm (Sudarmad-i dkk,, )**0), 2anyak senyawa yang ditemukan, akan tetapi hanya enam yang memegang peranan penting dalam bahan pangan yaitu pelargonidin, sianidin, delfidin, peonidin, petunidin, dan malvidin, Pigmen antosianin terdiri dari glikogen (antosianidin) yang teresterifikasi oleh satu atau lebih gula ($ran!is, /111),

11

Gambar 2. Struktur antosianin secara umum (Markakis, 1982)

2eberapa hal yang memainkan peranan penting dalam pigmen antosianin dalam men-aga stabilitas dan warna yang dihasilkan adalah struktur, p(, suhu, !ahaya, oksigen, dan se-umlah faktor lain seperti copigment, Se!ara stuktural, antosianin mengalami perubahan transformasi dengan perubahan p(, yaitu dengan ter-adinya perubahan warna,Sebagai !ontoh, pada p( 0 atau kurang, pigmen antosianin memberikan warna orange atau merah (4rolstad, )**3= 2rouillad #, /119), Struktur dari masing-masing antosianin -uga berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan, Ketika mengevaluasi komponen + antosianidin yang umum ditemukan, efek dari hidroksil dan metoksil menghasilkan warna yang dapat diurai, Salah satunya adalah, grup hidroksil pada 60 memberikan warna dari orange kekuningan hingga merah ( hmed, et al,, )**3), Pigmen antosianin sangat reaktif, oleh karena itu mudah terdegradasi, dan lingkungan sekitar memainkan peran penting dalam men-aga pigmentasi,6ahaya dan suhu, keduanya diketahui dapat meme!ah struktur antosianin, Sehingga,

antosianin sangat baik baik bila berada di lingkungan yang se-uk dan gelap, karena 12

keberadaan !ahaya matahari dan suhu yang tinggi (+.-1*6) menghasilkan pigmentasi men-adi hilang ( bdel, )**0= 6annor et al,,)**)= Kiroa, et al,, )**;= #eyes dan 6isneros, )**;), ntosianin -uga didegradasi oleh mekanisme oksidatif

yang melibatkan en>im polifenol oksidase (PP"), 7n>im ini dapat ditemukan pada blueberry, strawberries,anggur, dan !eri, hal inilah yang menyebabkan perubahan warna !oklat pada -us buah, kan tetapi, PP" tidak dapat mendegradasi antosianin sendiri, en>im tersebut memerlukan substrat lain, yaitu caffeic acid, asam klorogenik, atau gallic acid (Kader, et al., )**)= 4es!he dan &ontgomery, /11*), 2.1.$.2 &#ngsi Pigmen mawar merah (Rosa damascena Mill.) se!agai Pewarna an An%ioksi an ntosianin yang dikandung mahkota bunga mawar merupakan -enis flavonoid yang tergolong senyawa polifenol, Dinyatakan bahwa antioksidan polifenol mampunyai daya antioksidan berkekutaan /** kali lebih efektif dibandingkan vitamin 6 dan ). kalinya dibandingkan vitamin 7, 2ahkan beberapa penelitian menyatakan bahwa antosianin memiliki fungsi fisiologi disamping sebagai antioksidan, -uga antikanker, antitumor dan perlindungan terhadap kerusakan hati (Dewanti,)**+) Sifat mudah larut terhadap air men-adikan pigmen antosianin sebagai senyawa kimia yang banyak digunakan untuk dikonsumsi karena mudah diserap oleh tubuh, (asil penelitian lainnya, menun-ukkan bahwa pigmen antosianin bersifat sebagai antioksidan dan berpotensi mengurangi resiko penyakit -antung, kanker, hyperlipidemias dan penyakit kronis lainnya, seperti penyakit diabetes dan stroke (%ar>Aon et al., )**1),

13

Karak%er No 'igmen Pun!ak / absorbansi ( ) Sianidin dan ?enis ) antosianidin glikosida Kadar gula 0 total 3 . Dilai #f Dilai p( /*,/C *,)*. /,3+ B /,.* /1,30 mg: Kadar + antosianin /** ml:0. gr kelopak bunga #endemen ; pigmen Kesesuaian 9 produk minuman minuman &akanan, /*,9* mg: /** ml /** ml (C) &akanan, /** ml:0. gr kelopak bunga +,) B /;, ) mg: 0,)C *,)10 ),;/ B 0,0* 3,) B 1,1 mg: Pelargonidin glikosida Pelargonidin ./* B .). nm 39* B .)3 nm B#nga mawar B#nga kana

B#nga 'a(ar air

319 - ./3

Pelargonidin glikosida

*,;.C *,)0 /,*0 B /,.+

3,0 B .,3 mg:/** ml:0. gr kelopak bunga

/;,*; B ).,30 mg: /** ml (C) Kosmetik, kera-inan

14

'abel /, Kualitas 7kstrak &awar &erah dan perbandingan dengan bunga lain (4ardatul,)**9)

2.1.) Ta!le% Effervescent 2.1.).1 *efinisi Ta!le% Effervescent 'ablet adalah sediaan obat takaran tunggal, Sedangkan tablet effervescent yaitu tablet yang dimaksudkan untuk menghasilkan larutan se!ara !epat dengan menghasilkan 6") se!ara serentak, 'ablet khususnya dibuat dengan !ara pengempaan bahan-bahan aktif dengan !ampuran asam-asam organik, seperti asam sitrat dengan sodium bikarbonat (&ustofa, )**9),
%ambar 0,'ablet Effervecent Pigmen &awar &erah (Rosa damascena

#eaksi yang ter-adi pada pelarutan efferves!ent adalah reaksi antara senyawa karbonat untuk menghasilkan

gas karbondioksida yang memberi efek sparkle atau rasa seperti pada air soda, #eaksi ini dikehendaki ter-adi se!ara spontan ketika effervescent dilarutkan dalam air, nsel (/191) menambahkan, larutan dengan karbonat yang dihasilkan menutupi rasa garamatau rasa lain yang tidak diinginkan dari >at obat, $ormula garam effervescent resmi yang ada unsur pembentuk effervescent terdiri dari .0C sodium bikarbonat, )9C asam tartrat dan /1C asam sitrat, #eaksi antara asam sitrat dengan sodium bikarbonat pada produk effervescent dapat dilihat pada %ambar, (06+(.()" sam sitrat karbondioksida
%ambar 3, #eaksi ntara sam Sitrat dengan Sodium 2ikarbonat ( nsel, /191)

0Da(6"0

Da06+(."; E 3()" E 06") Da sitrat air

Da bikarbonat

15

Effervescent yang baik menurut penelitian &ustofa ()**9) adalah effervescent dengan p( rendah (kondisi asam), kelarutan tinggi, reabsorbsi air rendah, kadar air rendah, kenampakan tablet effervescent, kenampakan minuman, aroma, rasa, yang sesuai oleh panelis, Karakteristik dari serbuk effervescent yang harus dipenuhi adalah pada saat serbuk dimasukkan air ter-adi reaksi kimia antara sumber asam dan sumber karbonat yang menghasilkan garam natrium dan asam kemudian menghasilkan gas dalam bentuk karbondioksida (6")), reaksi tersebut ber-alan !ukup !epat, menghasilkan larutan yang -ernih tanpa endapan dan menghasilkan rasa yang segar serta mampu memperbaiki rasa dari bahan dasar, Pelepasan gas 6") memudahkan proses pelarutan tanpa melibatkan pengadukan se!ara manual sehingga

konsentrasi sumber karbonat merupakan faktor penting pada tingkat kelarutan suatu formula effervescent, Kerugian tablet effervescent adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil se!ara kimia, Sediaan effervescent mempunyai sifat tidak stabil terhadap kelembaban udara, 2ahkan selama reaksi berlangsung, air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis dari reaksi, (al ini terutama dipengaruhi oleh unsur-unsur pembentuk effervescent yang terdiri dari sodium bikarbonat dan asam organik seperti asam sitrat sehingga menghasilkan garam natrium, karbondioksida serta air ( nsel, /191),

16

Penurunan Daya daya Produk pigmen antioksidan Dotasi antioksidan (C) (C) Pigmen pekat 2ubuk pigmen 'ablet efferves!ent ;1,*; )9,+ /;,) 6 2 +0,90 ;9,).

'abel ), Dilai:daya antioksidan ekstrak pigmen, bubuk pigmen dan tablet effervescent dari pigmen bunga mawar merah dengan u-i DPP(

&etode DPP( (2,2-Diphrnyl-2-picrylhydra yl ) digunakan untuk mengetahui kemampuan >at antioksidan untuk menangkap radikal bebas , #adikal 2,2-Diphrnyl2-picrylhydra yl (DPP() adalah radikal bebas stabil yang menerima sebuah elektron atau hidrogen untuk diubah men-adi molekul diamagnetik, DPP( banyak digunakan pada sistem penelitian aktivitas penangkapan radikal pada senyawa alami tumbuhan, ktivitas antiradikal ditandai dengan perubahan warna larutan dari ungu

men-adi kuning bening dengan penurunan absorbansi pada pan-ang gelombang ./; nm , G-i daya antioksidan menun-ukan bahwa ekstrak pigmen bunga mawar merah mempunyai nilai tertinggi yaitu ;1,*;C, sedangkan makin pan-ang tahapan pengolahannya maka akan menurun daya antioksidannya, seperti setelah men-adi bubuk pigmen turun +0,90C men-adi )9,+ (C) dan makin menurun lagi (;9,).C) setelah men-adi tablet efferevescent men-adi hanya /;,) (C) daya antioksidannya, (al ini dengan sifat antosianin yang dikandung bunga mawar merah, Stabilitas 17

antosianin dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: stuktur dan konsentrasi antosianin, dera-at keasaman (p(), oksidator, !ahaya, suhu, dan sebagainya, Proses pengolahan yang melibatkan aspek:faktor suhu (pemanasan) saat ekstraksi, penguapan (rotary evaporator vacuum) maupun pada saat dimasukkan kedalam oven guna penguapan dan pengeringan, -uga saat berinteraksi dengan komponen bahan kimia yang lain seperti gula (sebagai filler), Da bikarbonat dalam pembuatan bubuk pigmen maupun tablet effervescent, pigmen hasil ekstraksi mahkota bunga mawar merah (varietas Hokal 2atu atau (ibrid 2elanda) mengalami degradasi (Saati, )*//), Diperlukan penelitian lebih lan-ut efek antioksidan se!ara in vivo, 2.2 2.2.1 +a ikal Be!as *efinisi +a ikal Be!as #adikal bebas adalah salah satu produk reaksi kimia dalam tubuh yang sangat reaktif karena mengandung elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya, Sehingga sebagian besar radikal bebas bersifat tidak stabil (Danik et al., /119), 7lektron tidak berpasangan tersebut menyebabkan instabilitas dan bersifat reaktif, (ilang atau bertambah satu elektron pada molekul lain men!iptakan radikal bebas baru dan mengakibatkan perubahan dramatis se!ara fisik dan kimiawi, Dormalnya, radikal bebas memiliki fungsi yang penting, misalnya membantu tubuh dalam mengusir penyakit, kan tetapi, terlalu banyak kandungan radikal bebas

dalam tubuh -uga memberikan dampak negatif karena dapat menyebabkan kerusakan sel (&yers 6,7,, )**+), 2.2.2 S%r#k%#r Kimia +a ikal Be!as 18

tom terdiri dari nukleus, proton, dan elektron, ?umlah proton (bermuatan positif) dalam nukleus menentukan -umlah dari elektron (bermuatan negatif) yang mengelilingi atom tersebut, 7lektron berperan dalam reaksi kimia dan merupakan bahan yang menggabungkan atom-atom untuk membentuk suatu molekul, 7lektron mengelilingi, atau mengorbit suatu atom dalam satu atau lebih lapisan, ?ika satu lapisan penuh, elektron akan mengisi lapisan kedua, Hapisan kedua akan penuh -ika telah memiliki 9 elektron, dan seterusnya, %ambaran struktur terpenting sebuah atom dalam menentukan sifat kimianya adalah -umlah elektron pada lapisan luarnya, Suatu bahan yang elektron lapisan luarnya penuh tidak akan ter-adi reaksi kimia, Karena atom-atom berusaha untuk men!apai keadaan stabilitas maksimum, sebuah atom akan selalu men!oba untuk melengkapi lapisan luarnya dengan : a, &enambah atau mengurangi elektron untuk mengisi maupun mengosongkan lapisan luarnya, b, &embagi elektron-elektronnya dengan !ara bergabung bersama atom yang lain dalam rangka melegkapi lapisan luarnya, tom sering kali melengkapi lapisan luarnya dengan !ara membagi elektron-elektron bersama atom yang lain, Dengan membagi elektron, atom-atom tersebut bergabung bersama dan men!apai kondisi stabilitas maksimum untuk membentuk molekul, "leh karena radikal bebas sangat reaktif, maka mempunyai spesifitas kimia yang rendah sehingga dapat bereaksi dengan berbagai molekul lain, seperti protein, lemak, karbohidrat, dan DD (&urray et al, )**1), Dalam rangka mendapatkan

stabilitas kimia, radikal bebas tidak dapat mempertahankan bentuk asli dalam waktu lama dan segera berikatan dengan bahan sekitarnya, #adikal bebas akan

19

menyerang molekul stabil yang terdekat dan mengambil elektron, >at yang terambil elektronnya akan men-adi radikal bebas -uga sehingga akan memulai suatu reaksi berantai, yang akhirnya ter-adi kerusakan sel tersebut (Droge 4, )**)= Pro!tor et al, /193), 2.2." +eaksi Um#m +a ikal Be!as #adikal bebas yang terbentuk dalam sel mula-mula memiliki elektron yang tidak berpasangan pada orbital luarnya, Senyawa tersebut merupakan metabolit oksigen yang sangat reaktif, Di dalam sel, radikal bebas dapat ter-adi apabila dua buah atom mengadakan reaksi kimia, misalnya apabila ter-adi proses autooksidasi leukoflavin, hidroIuinon, katekolamin, tiol, tetrahidro protein serta hemoprotein, Selain itu dapat pula ter-adi akibat ker-a en>im oksidasi seperti @antin oksidase, aldehid oksidase, dehidroorotik dehidrogenase (4idodo et al., /11;) 2.2.$ S#m!er +a ikal Be!as

#adikal bebas yang ada ditubuh manusia berasal dari ) sumber, yaitu endogen dan eksogen a. S#m!er en ogen /, utoksidasi : &erupakan produk dari proses metabolisme aerobik, &olekul yang mengalami autoksidasi berasal dari katekolamin, hemoglobin, mioglobin, sitokrom 6 yang tereduksi, dan thiol, utoksidasi dari molekul diatas

menghasilkan reduksi dari oksigen diradikal dan pembentukan kelompok reaktif oksigen, Superoksida merupakan bentukan awal radikal, 8on ferrous 20

($e 88) -uga dapat kehilangan elektronnya melalui oksigen untuk membuat superoksida dan $e 888 melalui proses autoksidasi (Droge, )**)= Pro!tor, /193= &urray, )**1) ), "ksidasi en>imatik 2eberapa -enis sistem en>im mampu menghasilkan radikal bebas dalam -umlah yang !ukup bermakna, meliputi !anthine o!idase "activated in ischemia-reperfusion#, prostaglandin synthase, lipo!ygenase, aldehyde o!idase, dan amino acid o!idase. 7n>im myelopero!idase hasil aktifasi netrofil, memanfaatkan hidrogen peroksida untuk oksidasi ion klorida men-adi suatu oksidan yang kuat asam hipoklor (8noue , )**/) 0, #espiratory burst &erupakan terminologi yang digunakan untuk menggambarkan proses dimana sel fagositik menggunakan oksigen dalam -umlah yang besar selama fagositosis, Hebih kurang ;*-1* C penggunaan oksigen tersebut dapat diperhitungkan dalam produksi superoksida, $agositik sel tersebut memiliki sistem membran bound flavoprotein !yto!hrome-b-)3. D DP( o@idase, 7n>im membran sel seperti D DP(-o@idase keluar dalam bentuk inaktif, Paparan terhadap bakteri yang diselimuti imunoglobulin, kompleks imun, komplemen .a, atau leukotrien dapat mengaktifkan en>im D DP(-o@idase, ktifasi tersebut mengawali respiratory burst pada membran sel untuk memproduksi superoksida, Kemudian ()") dibentuk dari superoksida dengan !ara dismutasi bersama generasi berikutnya dari "( dan ("6l oleh bakteri ( bate et al., /119) 21

!. S#m!er eksogen 1. "bat-obatan 2eberapa ma!am obat dapat meningkatkan produksi radikal bebas dalam bentuk peningkatan tekanan oksigen, 2ahan-bahan tersebut bereaksi bersama hiperoksia dapat memper!epat tingkat kerusakan, 'ermasuk didalamnya antibiotika kelompok Iuinoid atau berikatan logam untuk aktifitasnya (nitrofurantoin), obat kanker seperti bleomy!in, anthra!y!lines (adriamy!in), dan methotre@ate, yang memiliki aktifitas pro-oksidan, Selain itu, radikal -uga berasal dari fenilbutason, beberapa asam fenamat dan komponen aminosalisilat dari sulfasalasin dapat menginaktifasi protease,

dan penggunaan asam askorbat dalam -umlah banyak memper!epat peroksidasi lemak (Pro!tor, /193= 8noue, )**/) 2. #adiasi #adioterapi memungkinkan ter-adinya kerusakan -aringan yang disebabkan oleh radikal bebas, #adiasi elektromagnetik (sinar J, sinar gamma) dan radiasi partikel (partikel elektron, photon, neutron, alfa, dan beta) menghasilkan radikal primer dengan !ara memindahkan energinya pada komponen seluler seperti air, #adikal primer tersebut dapat mengalami reaksi sekunder bersama oksigen yang terurai atau bersama !airan seluler (Droge, )**)) 3. sap rokok "ksidan dalam rokok mempunyai -umlah yang !ukup untuk memainkan peranan yang besar ter-adinya kerusakan saluran napas, 'elah diketahui 22

bahwa oksidan asap tembakau menghabiskan antioksidan intraseluler dalam sel paru (in vivo) melalui mekanisme yang dikaitkan terhadap tekanan oksidan, Diperkirakan bahwa tiap hisapan rokok mempunyai bahan oksidan dalam -umlah yang sangat besar, meliputi aldehida, epo@ida, pero@ida, dan radikal bebas lain yang mungkin !ukup berumur pan-ang dan bertahan hingga menyebabkan kerusakan alveoli, 2ahan lain seperti nitrit oksida, radikal peroksil, dan radikal yang mengandung karbon ada dalam fase gas, ?uga mengandung radikal lain yang relatif stabil dalam fase tar, 6ontoh radikal dalam fase tar meliputi semi$uinone moieties dihasilkan dari berma!am-ma!am $uinone dan hydro$uinone, Perdarahan ke!il berulang merupakan penyebab yang sangat mungkin dari desposisi besi dalam -aringan paru perokok, 2esi dalam bentuk tersebut meyebabkan

pembentukan radikal hidroksil yang mematikan dari hidrogen peroksida, ?uga ditemukan bahwa perokok mengalami peningkatan netrofil dalam saluran napas bawah yang mempunyai kontribusi pada peningkatan lebih lan-ut konsentrasi radikal bebas (Droge, )**)= Pro!tor, /193= (alliwell et al, /111) 2.2.) +eaksi Kar!on %e%raklori a (,,-$) se!agai +a ikal Be!as Karbon tetraklorida (66l3) telah lama dikenal sebagai bahan hepatotoksik ( li, /11;), Kat ini merupakan !airan -ernih yang mudah menguap, Karbon tetraklorida (66l3) termasuk senyawa halogen hidrokarbonalifatik yang banyak digunakan sebagai pelarut, pestisida, bahan pendingin dan sabun, Senyawa ini bersifat toksik bagi manusia dan bahkan telah dilaporkan dapat memberikan efek karsinogenik ( nomymous, )**+), 66l3 dapat masuk ke dalam tubuh manusia 23

se!ara inhalasi, ingesti ,dan kontak langsung dengan kulit, 'oksisitas karbon tetraklorida bergantung pada spesies, strain hewan !oba, rute pemberian, dan dosisnya,

.am!ar ). S%r#k%#r Molek#l Kar!on %e%raklori a (,,l$)

6683 sebagai

pelarut

lipid

memudahkan

senyawa

tersebut

dapat

menyeberangi membran sel dan terdistribusi ke semua organ, Sifat toksik 668 3 telah terbukti dari beberapa penelitian, bahwa dosis yang ke!il sekalipun dapat menimbulkan efek pada berbagai organ tubuh termasuk susunan saraf pusat, hati, gin-al dan peredaran darah, 7fek toksik 668 3 yang paling terlihat adalah pada hepar (toksisitas 6683 melebihi daripada kloroform) walaupun keduanya sarna-sarna merusak organ-organ lain, Kerusakan hepar akibat terpapar 6683 tergantung pada dosis yang diberikan, bsorpsi 668 3 selain berlangsung melalui saluran nafas -uga

dapat melalui seluruh permukaan tubuh termasuk kulit, Pada prinsipnya kerusakan sel hepar akibat pemberian 6683 disebabkan oleh pembentukan radikal bebas, peroksidasi lemak dan penurunan aktivitas en>im-en>im antioksidan, &anifestasi kerusakan hepar se!ara histologis terlihat berupa infiltrasi lemak, nekrosisis entrolobuler, dan akhimya sirosis, Sesuai dengan penelitian #uIiah dkk ()**;) diperoleh hasil bahwa kelompok yang mendapatkan 6683 / dan /* ml:kg 22 mengalami steatosis yang ditandai 24

dengan akumulasi sel lemak di dalam sel hepar yang disebabkan oleh gangguan pada metabolisme lipid di hepar, Selain itu, pada pemberian /* ml:kg 22 668 3 pada kelompok perlakuan terlihat adanya nekrosis milier pada permukaan hepar, da

beragam faktor penyebab ter-adinya steatosis, se!ara garis besar dibedakan atas faktor primer, yaitu obesitas, hiperlipidemia, dan resistensi insulin, serta faktor sekunder yang meliputi diet yang tidak seimbang, malabsorpsi, kehamilan, al!ohol, serta obat-obatan antara lain aspirin dan tetrasiklin (Day H et al., 2%%&' Deus!hwander-'etri 2 et al., )**0) Day H, Shikuma 6, %ers!henson &,

&itho!hondrion 3 ()**3) 1.-/*1,, Deus!hwander-'etri 2 , 6aldwell S(, (epatology 0; ()**0) /)*)-/)/1 2." 2.".1 An%ioksi an *efinisi An%ioksi an ntioksidan adalah senyawa yang dapat men!egah kerusakan sel akibat oksidasi pada suatu molekul lain, ntioksidan berperan sebagai inhibitor yang

beker-a menghambat oksidasi dengan !ara bereaksi dengan radikal bebas reaktif membentuk radikal bebas tak reaktif yang relatif lebih stabil (Sies, /11;), $ungsi lain dari antioksidan selain digunakan untuk melawan radikal bebas dalam tubuh -uga dapat digunakan sebagai bahan aditif pada makanan untuk men!egah reaksi oksidasi pada makanan sehigga makanan tersebut tidak !epat rusak, seperti penggunaan propel galat, hidroksianitol terbutilasi (2( ), dan hidroksitoluena terbutilasi (2(') sebagai bahan aditif pada makanan (&urray, )**1) 2.".2 Klasifikasi An%ioksi an

25

Sistem antioksidan tubuh sebagai mekanisme perlindungan terhadap serangan radikal bebas se!ara alami telah ada dalam tubuh, ntioksidan tubuh dapat dikelompokan men-adi 0 yakni : /, ntioksidan Primer

2eker-a untuk men!egah pembentukan senyawa radikal bebas baru, 8a mengubah radikal bebas yang ada men-adi molekul yang berkurang dampak negatifnya, sebelum radikal bebas sempat bereaksi, 6ontohnya adalah 7n>im Superoksida Dimustase (S"D) yang berfungsi sebagai pelindung han!urnya sel-sel dalam tubuh serta men!egah proses peradangan karena radikal bebas, ), ntioksidan Sekunder

2erfungsi untuk menangkap serta men!egah ter-adinya reaksi berantai, 6ontohnya vitamin 7, vitamin 6, beta karoten, asam urat, bilirubin, dan albumin, 0, ntioksidan 'ersier

2erfungsi untuk memperbaiki kerusakan sel-sel dan -aringan yang disebabkan radikal bebas, 6ontohnya adalah en>im yang memperbaiki DD pada inti sel adalah metionin sulfosidan reduktase (#ahayu, )**.) 2."." /#!#ngan An%ioksi an engan +a ikal Be!as 'ubuh mempunyai mekanisme yang dapat menetralisir bahaya radikal bebas dengan sistem antioksidan, namun timbulnya penyakit disebabkan karena -umlah radikal bebas melebihi -umlah sistem antioksidan, ntioksidan berperan dengan !ara : ((alliwell et al, /111= &urray, )**1),

26

a, &engkatalisis radikal bebas oleh en>im S"D, katalase dan peroksidase, b, &engikat pro-oksidan (ion $e, 6u, dan hem), !ontohnya transferin, haptoglobin, hemopeksin dan seruloplasmin, !, &embersihkan #"S oleh antioksidan dari senyawa-senyawa dengan berat molekul ke!il seperti glutation tereduksi (%S(), asam askorbat, bilirubin, a tokoferol dan asam urat, 2.$ /e'ar 2.$.1 Ana%omi /e'ar (epar merupakan kelen-ar terbesar dalam tubuh dengan berat sekitar /,. kg atau )C berat badan orang dewasa normal (%uyton, )**;), (epar terletak pada bagian kanan atas !avum abdomen, menempati hampir seluruh hipokondrium kanan, sebagian besar epigastrium, dan men!apai hipokondrium kiri sampai se-auh linea mamaria, 2agian bawah hepar berbentuk !ekung dan merupakan atap dari gin-al kanan, lambung, pankreas, dan usus ('ellingen, )**0), "rgan hepar terdiri atas ) lobus utama, yaitu lobus de@tra dan sinistra, Hobus de@tra terbagi men-adi segmen anterior dan posterior oleh fissura segmentalis de@tra yang tidak tampak dari luar, Sedangkan lobus sinistra terbagi men-adi segmen medial dan lateral oleh ligament falsiformis yang terlihat dari luar, Se!ara anatomis, lobus de@tra terletak di hipokondrium kanan dan tampak lebih besar dibandingkan lobus sinistra, Hobus sinistra terletak di region epigastrik dan hipokondrium kiri (Snell, )**+), (epar dikelilingi oleh !avum toraks dan bahkan pada orang normal tidak dapat dipalpasi (bila teraba berarti ada pembesaran hepar), (epar diliputi oleh

27

simpai -aringan ikat fibrosa, dan darisini membentuk septa -aringan ikat yang tipis yang masuk ke dalam (epar di daerah porta hepatis dan membagi hepar dalam lobus dan lobules (Heeson et al, /11+), $aktor yang mempengaruhi fiksasi hepar ditempatnya ialah perlekatan hepar pada diafragma oleh ligamen !oronarium dan ligamen triangular serta -aringan ikat pada area nuda hepar bersama dengan perlekatan dengan vena !ava inferior oleh -aringan ikat dan vena hepatika dapat menahan bagian posterior hepar, Higamen fal!iforme berperan untuk membatasi gerakan hepar ke lateral (%ray, /11.), Di bawah peritoneum terdapat -aringan ikat padat yang disebut sebagai kapsula %lisson, yang meliputi permukaan seluruh organ, bagian paling tebal dari kapsul ini terdapat porta hepatis membentuk rangka untuk !abang vena porta, a, (epatika, dan saluran empedu, Porta hepatis adalah fisura pada hepar tempat masuknya vena porta dan a,hepatika serta tempat keluarnya duktus hepati!a (Sylvia,)**+,, ?unIueira, )**;), <ena porta dan arteria hepatika propria masuk ke dalam hilus, daerah hillus ini -uga merupakan tempat keluar duktus hepatikus kanan dan kiri, (epar mendapatkan banyak sekali darah dari vena porta (E ;.C) dan melalui arteria hepatika propria (E ).C), 6abang kanan dari vena porta masuk ke lobus de@tra, sedangkan !abang kiri membentuk !abang ke lobus kaudatus, kemudian memasuki lobus kiri hepar, <ena porta mendapat aliran darah balik dari vena lienalis, vena mesenterika superior, vena gastrika, vena pilorika, vena !ystika dan venae parumbilikales, <ena mesenterika superior mendapat aliran darah balik dari ileum terminale, !ae!um, !olon as!enden dan !olon transversum (%ray, /11.),

28

2.$.2

/is%ologi /e'ar Komponen stru!tural utama hepar adalah sel-sel hepar atau hepatosit, Sel-

sel epitelnya berkelompok membentuk lempeng-lempeng yang saling berhubungan, Pada sediaan mikroskop !ahaya, tampak satuan stru!tural yang disebut lobulus hepar, Pada hewan tertentu, lobulus dipisahkan satu dari lainnya oleh selapis -aringan ikat, kan tetapi haltersebut tidak berlaku bagi manusia, yaitu sebagian

besar keliling lobuli saling berdekatan sehingga sulit untuk menentukan batas masing-masing lobulusnya, Pada daerah perifer tertentu, lobuli dipisahkan oleh -aringan ikat yang mengandung duktus biliaris, pembuluh limfe, saraf, dan pembuluh darah, Daerah ini, yaitu !elah portal, di-umpai pada sudut-sudut lobulus, (epar manusia mengandung !elah portal per lobulus, masing-masing dengan sebuah venula, sebuah arteriol, sebuah duktus, dan pembuluh limfe (?unIueira, )**;), (epar -uga memiliki sel parenkim yang merupakan salah satu !ontoh sel stabil, yaitu sel yang memiliki daya regenerasi, tetapi dalam keadaan normal tidak bertambah se!ara aktif, sebab masa hidupnya dapat bertahun-tahun (#obbins, /11.), Diantara sel-sel hati terdapat saluran sempit yaitu kanalikuli biliaris, yang mengalir ke tepi lobulus dalam duktus biliaris, Kanalikuli biliaris merupakan suatu !elah di antara dua sel hepar yang berdekatan dan tidak dibatasi epitel khusus, Dinding sinusoid terdiri dari sel endotel dan sel fagosit Sistem #etikulm 7ndotelial (#7S) (Heeson et al, /11+), 2.$." &isiologi /e'ar (epar merupakan organ parenkim yang paling besar hepar -uga menduduki urutan pertama dalam hal -umlah, kerumitan, dan ragam fungsi, (epar sangat

29

penting untuk mempertahankan fungsi hidup dan berperan dalam hamper setiap metabolisme tubuh dan bertanggung -awab atas lebih dari .** aktivitas berbeda, (al ini terutama terbukti pada kelainan hepar karena banyak fungsi yang terganggu se!ara bersamaan ('ellingen, )**0= %uyton, )**;), (epar memiliki kemampuan yang sangat baik untuk regenerasi setelah kehilangan -aringan hepar yang bermakna akibat hapetektomi parsial atau -e-as hati akut, selama -e-as tersebut tidak diperparah oleh infeksi virus atau peradangan (%uyton, )**;), Se!ara garis besar fungsi hepar di bagi men-adi 3 ma!am ( nonymous, )**3), yaitu : /, $ungsi <askuler $ungsi untuk menimbun dan melakukan filtrasi darah, Setiap menit mengalir /)** !! darah portal ke dalam hepar melalui sinosoid hati, seterusnya darah mengalir ke vena sentralis dari sini menu-u vena haptika untuk selan-utnya masuk ke dalam vena !ava interior, Selain itu dari arteria hepatika mengalir masuk kira-kira 0.* !! darah, Darah anterial ini akan masuk ke dalam sinosoid dan ber!ampur dengan darah portal, Pada orang dewasa -umlah aliran darah ke hepar diperkirakan men!apai /.* !! tiap menit, ), $ungsi ekskretorik $ungsi hepar yang lain adalah membentuk empedu dan mengekskresikannya ke dalam usus, (epar mengekskresi >at->at yang berasal dari sel hepar misalnya bilirubin, kolesterol, garam empedu dan sebagainya ke dalam empedu, disampin itu ke dalam empedu -uga dieksresi >at->at yang berasal dari luar 30

tubuh misalnya logam-logam berat, beberapa ma!am >at warna (termasuk 2SP) dan sebagainya, $ungsi ini diukur dengan beberapa tes misalnya: 2ilirubin serum bilirubin urin, asam empedu dan tes 2SP, 0, $ungsi &etabolik 'erutama untuk metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak, 'es faal hati untuk mengu-i fungsi tersebut misalnya tes toleransi glukosa, tes toleransi galaktosa, kadar kolesterol total, kadar lipoprotein-@, kadar protein serum (serum, globalin), kadar fibrinogen, faktor-faktor pembekuan, kadar !eruplasmin dan lain-lain, 3, $ungsi Pertahanan 'ubuh 'erdiri dari fungsi detoksifikasi pelindung, $ungsi detoksifikasi terhadap bahanbahan yang bera!un yang dilakukan dengan -alan kon-ugasi, reduksi, metilasi, asetilasi, oksidasi, dan hidroksilasi, 'es untuk mengu-i kemampuan kon-ugasi tersebut termasuk bilirubin dan 2SP, $ungsi pertahanan tubuh yang lain adalah fungsi dari sel-sel kupffer (makrofag) fagositosis dan pembentukan antibodi (8manoglubin), 'es-tes untuk fungsi ini meliputi kadar imunoglobin (lg %, lg &, lg ), D test (antinuclear antibody) dan & test (anti mitochonrial antibody), 2.$.$ Ker#sakan /e'ar

2.$.$.1 Agen /e'a%o%oksik an Ker#sakan 0ang iaki!a%kan Kerusakan hepar dapat disebabkan oleh berbagai ma!am penyebab yaitu :

31

/, <irus (penyebab terbanyak) yaitu H virus hepatitis , 2, 6, D, 7, $, dan % ), 2akteri, misalnya (ycobacterium tuberculosis 0, "bat-obatan hepatoksik seperti parasetamol dosis toksik 3, 2ahan kimia atau sintesis yang merusak hati, misalnya 6683, kloroform, karbon tetrabromida, ., lkohol (#ahayu, )**.) da dua ma!am agen hepatotoksik, yaitu intrinsik hepatotoksin yang bersifat predicatable, !ontohnya : karbon tetraklorida, a!etaminophen, ethanol, hidrokarbon, dan lain-lain serta idiosinkrasi hepatotoksin yang bersifat non-predictable, !ontohnya : allopurinol, disulfiram, halothan, klorproma>in, dan sebagainya (S!hiff et al, /110), 'ipe efek intrinsik hepatotoksik atau agen yang bersifat predictable ada dua ma!am, yaitu : /, Hangsung gen hepatotoksik atau hasil metabolitnya menyebabkan kerusakan se!ara langsung hepatosit dan organelanya dengan efek fisiokimia, yaitu : peroksidasi membrane lipid dan perubahan kimia yang menyebabkan kerusakan membran (S!hiff et al, /110), 'ipe efek toksik langsung ditandai dengan adanya : (/) hubungan dosis dengan efek, ()) periode inkubasi pendek, (0) kerusakan hepar yang seringkali disertai dengan kerusakan organ lain seperti gin-al ( li, /11;), (3) disertai gambaran patologik hepar berupa nekrosis dan steatosis (S!hiff et al, /110), 32

), 'idak Hangsung gen hepatotoksik menyebabkan kerusaan berupa sitotoksik (nekrosis atau steatosis) atau kholestasis (S!hiff et al, /110), Pada tipe idiosinkrasi ditandai dengan : (/) tidak adanya hubungan antara dosis dengan efek, bahkan sering mun!ul setelah terpapar dalam -angka pendek, ()) diikuti oleh ge-ala reaksi hipersensitivitas ekstra hepatal antara lain : febris, leukositosis, eosinofilia, eritema, (0) bentuk kelainan di hepar sangat bervariasi ( li, /11;), 2.$.$.2 Mekanisme Ker#sakan /e'ar Kerusakan hepar akibat bahan kimia (obat) ditandai dengan lesi awal yaitu lesi biokimiawi, yang memberikan rangkaian perubahan fungsi dan struktur (#obin et,al,, /11.), Perubahan struktur hepar akibat obat yang dapat tampak pada

pemeriksaan mikroskopis antara lain (Sar-adi, )**0) : /,#adang #adang bukan suatu penyakit namun reaksi pertahanan tubuh melawan berbagai -e-as, Dengan mikroskop tampak kumpulan sel B sel fagosit berupa monosit dan polimorfonuklear, ), $ibrosis $ibrosis ter-adi apabila kerusakan sel tanpa disertai regenerasi sel yang !ukup,Kerusakan hepar se!ara makroskopis kemungkinan dapat berupa atrofi atau hipertrofi, tergantung kerusakan mikroskopis, 0, Degenerasi

33

Degenerasi dapat ter-adi pada inti maupun sitoplasma, Degenerasi pada sitoplasma misalnya : a, Perlemakan, ditandai dengan adanya penimbunan lemak dalam parenkim hepar, dapat berupa ber!ak, >onal atau merata,, Pada penge!atan inti terlihat terdesak ke tepi rongga sel terlihat kosong diakibatkan butir lemak yang larut pada saat pemrosesan b, Degenerasi (idropik, ter-adi karena adanya gangguan membran sel sehingga !airan masuk ke dalam sitoplasma, menimbulkan vakuola-vakuola ke!il sampai besar, 'er-adi akumulasi !airan karena sel yang sakit tidak dapat menyingkirkan !airan yang masuk !, Degenerasi (ialin, termasuk degenerasi yang berat, 'er-adi akumulasi material protein diantara -aringan ikat d, Degenerasi miloid, yaitu penimbunan amiloid pada !elah disse, sering

ter-adi akibat amiloidosis primer ataupun sekunder Degenerasi pada inti : a, <akuolisasi, inti tampak membesar dan bergelembung, serta kromatinnya -arang, dan tidak eosinofilik b, 8n!lusion bodies, terkadang terdapat pada inti sel hepar 3 ,Dekrosis Dekrosis adalah kematian sel atau -aringan pada organime hidup, 8nti sel yang mati dapat terlihat lebih ke!il, kromatin, dan serabut retikuler men-adi berlipatlipat, 8nti men-adi lebih padat (piknotik) yang dapat han!ur bersegmen-segmen (karioreksis) dan kemudian sel men-adi eosinofilik (kariolisis), Sel hepar yang

34

mengalami nekrosis dapat meliputi daerah yang luas atau daerah yang ke!il, 2erdasarkan lokasi dan luas nekrosis dapat dibedakan men-adi berikut (Kasno et.al, )**0), antara lain : a, Dekrosis fokal, adalah kematian sebuah sel atau kelompok ke!il sel dimana sa-a di dalam lobules, Heukosit dan histiosit dengan proliferasi sel kupffer dapat merupakan tanda satu-satunya kelainan itu, Patogenesanya adalah kematian sel setempat akibat toksin bakteri atau penyumbatan sinusoid oleh proliferasi sel kupffer atau thrombus fibrin b, Dekrosis >onal, Dapat ter-adi pada >ona /, >ona ), atau >ona 0 dari asinus hepati!, tergantung pada agen penyebabnya, Dekrosis >onal terbagi men-adi : /, Dekrosis sentrilobular, merupakan karakteristik kerusakan akibat toksin intrinsi!, !ontohnya : 66H3, kloroform, alkaloid piroli>idin, asam tanik, toksin )manita phalloides dan beberapa agen untuk terapi kanker (S!hiff et al, /110), Dekrosis ini disebabkan karena sirkulasi yang kolaps sehingga mengurangi suplai oksigen ke >ona (%ovan et al, /11/) ), Dekrosis mid>onal, 2entuk ini ter-adi pada >ona ) asinus hepatik, gen

penyebabnya adalah berilium, furosemid, 66H3, kloroform, dan hewan yang hipertiroid (S!hiff et al, /110) 0, nekrosis peripheral, Kerusakan ini mungkin ter-adi pada >ona 0 yang dekat dengan saluran portal atau perubahan pada >ona / yang disebabkan karena metabolisme obat dan >at kimia, misalnya : kera!unan fosfor (%ovan et al, /11/)

35

!, Dekrosis difus atau multifokal, Dekrosis -enis ini biasanya disebabkan karena toksin yang bersifat idiosinkrasi (S!hiff et al, /110) 2.$.) /e'ar an Bahan Toksis &enurut 'homson (/11;), pada dasarnya kerusakan hepar karena obat-obat kimia dan bahan toksik (hepatotoksis) ada dua -enis yaitu : /, (epatotoksisk intrinsik 7feknya tergantung dosis, dapat direproduksi se!ara eksperimental dan men!iptakan insiden tinggi !edera hati pada individu yang terpapat, hepatotoksik intrinsik yaitu: a, Hangsung : hepatosit mengalami kerusakan oleh efek fisikokimiawi da dua -enis

langsung, !ontohnya kloroform dan karbon tetraklorida, b, 'ak langsung : !edera merupakan akibat sekunder dari !a!at metabolik yang ditimbulkan oleh bahan yang mengganggu proses atau lintasan metabolik spesifik, ), (epatotosik idiosinkratik (epatotoksik idiosinkratik ada dua yaitu : a, 2erhubungan-hipersensitivitas : diduga dari tipe alergik dan tentunya

sering menyertai demam, ruam kulit, dan eosinofilia, Paparan kembali dengan bahan menyebabkan kembalinya ge-ala dengan !epat,

36

b, 'ergantung metabolit toksik :

polanya

tak merata tanpa gambaran

hipersensitivitas dan kekambuhan dengan tantangan berlan-ut bervariasi, !ontognya i>onia>id, ipronia>id, 2.$.1 &isiologi Ker#sakan /e'ar Hokasi hepar dibawah aliran darah portal dari gastrointestinal, letaknya diluar untuk -alan pertama menerima kimia bera!un, Komponen lipophilik, obat partikular, dan polusi lingkungan, dengan mudah menyebar ke dalam hepatosit karena pemasukan epitelium pada sinusoid menutup hubungan antar sirkulasi molekul dan membran hepatosit (Klaassen, /111), 2ahan kimia yang masuk ke tubuh dapat mempengaruhi sistem metabolisme tubuh dan faal manusia sehingga dapat mengakibatkan ter-adinya gangguan kesehatan atau kera!unan bahkan dapat menimbulkan kematian, Kat kimia yang dapat berbahaya bagi tubuh diantaranya yaitu karbon tetraklorida, &asuknya >at kimia di dalam hepar akan membentuk radikal bebas (molekul dengan elektron yang tidak berpasangan sehingga reaktif), yang kemudian menyebabkan perolsida lipid dalam membran di dalam sel disini mitokronidia terserang dan melepaskan ribosa dengan retikulum endoplasmatik, 7fek terhadap retikulum endoplasmatik sebagian bersifat tidak langsung dan merupakan akibat gangguan di dalam membran mitokondria, Pemasokan energi yang diperlukan untuk memelihara fungsi dan struktur retikulum endplasmatik terhambat, sintesis protein menurun sekali, sel kehilangan daya untuk mengeluarkan trigliserida dan ter-adi degenerasi berlemak sel hepar, 2ila bagian yang sangat luas dari hepar telah rusak, maka karena hepar

37

kehilangan fungsinya, ter-adilah kera!unan yang gawat sekali dan sering berakhir fatal (Koeman,/11;), 2.$.2 Ker#sakan /e'ar aki!a% ,,l$ 66l3 merupakan !airan -ernih yang mudah menguap, 66l 3 dapat menekan dan merusak hampir semua sel tubuh manusia termasuk sitem saraf, hepar, gin-al, dan pembuluh darah, melaui paru-paru -ika menghirup udara yang terkontaminsai atau melalui perut dan usus -ika menelan makan atau minuman yang mengandung 66l3 dan -uga melalui kulit dengan !ara penyuntikan, 66l3 merupakan

hepatotosik dengan tipe langsung yaitu hepatosit mengalami kerusakan oleh efek fisiko-kimia se!ara langsung, 'oksisitas ini disebabkan oleh terurainya karbon tetraklorida men-adi senyawa yang lebih toksis antara lain epoksida di dalam sel terutama dalam hepar dan gin-al (#ahayu, )**.), &enurut Lamamoto (/11+), hanya dengan /,0 kb:22 (dosis .*C v:v subkutan, 66l3 sudah mampu merusak -aringan se!ara signifikan, 2.$.2.1 Mekanisme Ker#sakan /e'ar a, Dekrosis Patogenesa ter-adinya nekrosis pada hepar akibat 66l3 masih belum -elas, Kemungkinan merupakan hasil dari in-ury tehadap membrane sel, sehingga menyebabkan terganggunya biokimia intraseluler dan hilangnya bioenergi untuk mempertahankan integritas seluler (Kimmerman, /1;9), 8n-uri pada membran organel menyebabkan pengeluaran ion kalsium dari mitokondria dan retikulum 38

endoplasmi! halus, dan mengakibatkan in-uri pada membrane plasma dan masuknya ion-ion dari !airan ekstra seluler, 8n-uri yang ter-adi menyebabkan gangguan fungsi pompa kalsium, yang se!ara normal men!egah penumpukan ion kalsium di dalam sitosol (S!hiff et al, /110), danya gangguan metabolisme ini selain disebabkan karena peningkatan kalsium di sitosol, -uga disebabkan karena hilangnya ion potasium, en>im, dan koen>im dari sitosol dan -uga karena hilangnya sumber energy esensial sebagai akibat dari in-uri mitokondria, Semua fa!tor penyebab tersebut yang mengakibatkan ter-adinya nekrosis (S!hiff et al, /110), b, Steatosis (akumulasi lemak) Steatosis ter-adi karena transport keluar hepar diblok, 2lokade pengeluaran lemak merupakan akibat dari gangguan mekanisme kopling trigliserida untuk menyediakan apoprotein untuk membentuk lipoprotein yang bertugas membawa <HDH, sehingga berakibat sintesa apolipoprotein menurun, Selain itu penyebab hambatan pengeluaran lemak dari hepar -uga disebabkan karena inhibisi sintesa protein, &eskipun faktor utama penyebab steatosis adalah gangguan pengangkutan lemak dari hepar, proses steatosis ini -uga disebabkan karena peningkatan transportasi lemak dari depot lemak perifer masuk ke dalam sel hepar, yang ter-adi selama fase akut intoksikasi 66l3 (S!hiff et al, /110), &ekanisme patogenesa toksisitas 66l3 yang ter-adi segera adalah kerusakan membran plasma karena 66l3 nonmetabolit, sehingga menyebabkan hilangnya elektrolit dan en>im intraseluler serta menyebabkan masuknya ion-ion dari ekstraseluler, (ampir bersamaan dengan mulainya distorsi intraseluler (S!hiff et al,

39

/110), 66l3 diubah men-adi radikal bebas M66l0 di retikulum endoplasmik halus oleh en>im sitokrom P-3.* (#obbins, /11.), "rganel ini merupakan tempat metabolit M66l0 pertama kali berada dengan konsentrasi paling besar (S!hiff et al, /110), #adikal bebas yang dihasilkan setempat akan menyebabkan autooksidasi asam lemak polienoik yang terdapat dalam membrane fosfolipid, Kemudian ter-adi dekomposisi oksidatif lemak, dan terbentuk peroksida-peroksida organik setelah bereaksi dengan oksigen (peroksidasi lemak), Kurang dari 0* menit didapati pengurangan sintesa protein hepar, protein plasma, dan en>im-en>im protein endogen dan dalam waktu ) -am, ter-adi pembengkakan retikulum endoplasma halus dan pemisahan ribosom dari retikulum endoplasma kasar, Kemudian timbul penimbunan lemak karena ketidakmampuan sel melakukan sintesa lipoprotein dari trigliserida sehingga pengeluaran lemak dari hepar menurun, Selain itu -uga disebabkan karena peningkatan transpor lemak dari depot lemak perifer, 2ahan metabolit tersebut -uga diubah men-adi radikal bebas sekunder, yang menyebabkan lesi peroksidatif pada membran plasma, mitokondria, dan membrane lisosom yang akhirnya menyebabkan nekrosis,

40

Anda mungkin juga menyukai