Anda di halaman 1dari 7

Kuliah dan Diskusi :Bedah Radang dan Infeksi Muskuloskeletal Senin, 6 Januari 2014 Dr.

Karina Besinga, SpOT

Pertanyaan Diskusi Kelompok

1. Jelaskan beberapa penyakit infeksi pada jaringan lunak sesuai dengan karakter, gejala klinis dan penatalaksanaannya ! 2. Bagaimana menegakkan suatu diagnose Osteomielitis Akut Hematogen dan penatalaksanaannya!

3. Apa dasar diagnosis yang membedakan suatu Osteomielitis Kronis dan Osteomielitis Sub-akut ? 4. Jelaskan mengenai pathogenesis Septic Arthritis dan penatalaksanaannya .

5. Bila seseorang terkena gigitan hewan yang dicurigai menderita rabies, apakah vaksin harus segera diberikan? Jelaskan mengenai pathogenesis rabies secara singkat dan prinsip pemberian vaksin rabies. 6. Jelaskan mengenai infeksi tetanus dan penatalaksanaannya.

7. Diabetic Foot Infection :penatalaksanaannya? 8. Seorang wanita, 25 tahun mengeluh nyeri dan bengkak pada ujung jari telunjuk tangan kanan. Keluhan dirasakan wanita tersebut dua hari setelah pasien melakukan perawatan kuku di sebuah salon. Padapemeriksaanfisik Nampak bengkak dan kemerahan di tepi dekat kuku jari telunjuk, perabaan kulit lesi lebih hangat dari sekitar dan nyeri tekan (+). Apakah diagnose diferensialAnda? Jelaskan pathogenesis dan penatalaksanaannya. 9. Jelaskan dengan singkat mengenai HIV infection dan Hepatitis. 10. Jelaskan penggunaan antibiotik yang umum digunakan dalam penangananpenanganan kasus orthopaedi, termasuk : - Indikasi dan efek samping antibiotik - Aksi mekanisme antibiotik tersebut *****

1. Jelaskan beberapa penyakit infeksi pada jaringan lunak sesuai dengan karakter, gejala klinis dan penatalaksanaannya ! Nama Penyakit Selulitis Erysipelas Gejala Klinis Eritem, limfangitis, limfadenopathy Eritem, limfangitis, lebih dalam dari selulitis Nyeri , udem, progressif Penatalaksanaan Antibiotik , nafsilin, oksasilin Antibiotik , nafsilin, oksasilin Fasciotomi,

Gas Gangren

2. Mendiagnosa suatu osteomyeletisi akit hematogen : Adanya materi purulen / pus pada aspirasi yang terinfeksi. Kultuf bakteri dari tulang atau darah menunjukkan hasil positif. Ditemukannya tanda-tanda klasik lokal berupa nyeri tekan pada tulang dengan jaringan lunak yang teritem atau udem. Pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang positif, berupa gambaran udem pada jaringan lunak diatas setelah 3-5 hari terinfeksi.

Penatalaksanaan : - Rawat inap dan bed rest total, serta diberikan obat penghilang rasa nyeri - Dapat dilakukan pemberian nutrisi tambahan secara intravena - Dilakukan imobilisasi pada tulang yang terkena dengan removable splint / traksi , untuk mengurangi nyeri, mencegah penyebaran, mencegah kontraktur jaringan lunak. - Pemberian antibiotik dapat dilakukan melalui oral, melalui infus. - Jika dalam 24 jam pertama gejala tidak membaik, maka perlu dipertimbangkan untuk dilakukan tindakan operatif untuk mengurangi tekanan yang terjadi dan untuk mengeluarkan pus yang ada. Setelah itu dilakukan irigasi secara kontinu dan dipasang drainase. 3. Membedakan osteomyelitis subakut dan kronis dasarnya adalah pada pemeriksaan radiografi, osteomyelitis subakut ada tanda Brodies abscess. 4. Patogenesis Septik Arthritis : Fokus infeksi di tempat lain melalui darah / hematogen, bakteri menyebar ke sendi. Bakteri masuk lewat luka terbuka dan menyebar ke sendi Luka / trauma tembus langsung ke sendi

Penyebaran infeksi dari jaringan / bangunan di sekitarnya , misalnya : tulang. Penatalaksanaannya : - Antibiotik i.v - Analgetik - Aspirasi / washout sendi 5. Ya, harus segera diberikan. Pathogenesis Rabies : - Menurut cara penularan o Gigitan o Non gigitan Aerogen Transplantasi Kontak dengan bahan yang mengandung rabies pada kulit lecet / mukosa Cakaran Patofisiologi :

Luka gigitan

Virus masuk melalui saliva

Tinggal selama 2 minggu pada tempat masuk

Sistem limbik otak Ke ujung ujung saraf posterior tanpa menunjukkan perubahan fungsi

Batang otak Memperbany ak diri Medula oblongata Neuron sentral

Stadium gejala rabies : 1. Stadium prodromal Ditandai dengan gejala demam, malaise, mual, rasa nyeri tenggorokan. 2. Stadium sensoris Pasien merasakan nyeri, panas, kesemutan di tempat gigitan, lalu timbul gejala cemas dan reaksi berlebihan dari rangsang sensorik. 3. Stadium eksitasi Tonus-tonus otot aktifitas simpatik meningkat sehingga menimbulkan gejala hiperhidrosis, hipersalivasi, hiperlakrimasi, dilatasi pupil, dan photophobia. 4. Stadium paralisis Paralisis otot, dan paralisis otot-oot pernapasan. Prinsip penatalaksanaan rabies : 4 x suntikan dosis 0,5 ml PVRV (purrified vero rabies vaccine) pada harike-0 sebanyak 2 dosis sekaligus di regio deltoideus kanan dan kiri. Hari ke-7 dan 21 , masing-masing 1 dosis secara intra muskular, dosis sama semua umur. 6. Tetanus merupakan gangguan neurologis yang ditandai dengan meningkatnya tonus otot & spasme yang disebabkan tetanospasmin, yang merupakan toksin protein yang kuat dan dihasilkan oleh Clostridium tetani yang menginfeksi system saraf dan otot sehingga pasien mengalami kaku (rigid) 3 Prinsip penatalaksanaan tetanus : - Organisme dalam tubuh dihancurkan - Toksin dalam tubuh dinetralisir - Efek toksin pada SSP diminimalisir Penatalaksanaan umum : - Bersihkan luka, irigasi luka dan debridement - Diet cukup kalori & protein - Isolasi - Oksigen yang cukup - Keseimbangan cairan & elektrolit Penatalaksanaan medikamentosa : - Antibiotik penisilin, tetrasiklin - Antitoksin Human Tetanus Immunoglobulin ( TIG ) intramuscular. - TT & antitoksin di sisi berbeda - Anti kejang diazepam, fenobarbital

7. Diabetic Foot Infection terjadi akibat penyempitan arteri dan terdapat gula berlebih pada jaringan kaki, sehingga menjadi medium yang baik bagi pertumbuhan kuman. Ulkus timbul pada daerah yang sering mendapatkan

tekanan ataupun trauma pada daerah telapak kaki. Bisa berisi massa jaringan tanduk, lemak, pus, dan krusta. 3 Proses yang menyebabkan diabetic foot infection : - Iskemia disebabkan makroangiopati & mikroangiopati - Neuropati sensorik, motorik, otonom - Sepsis jaringan yang mengandung glukosa tersaturasi menunjang pertumbuhan bakteri dengan baik Penatalaksanaan dengan menggunakan antibiotik. Ulkus dikompres dengan larutan klorida / antiseptik ringan , misalnya : rivanol dan larutan kalium permanganat 1 : 500 mg dan ulkus ditutup dengan kassa steril. Pencegahan Komplikasi : - Kaki harus dibersihkan secara teliti dan dikeringkan dengan handuk kering setiap kali mandi. - Bagian yang luka ditutup dengan kassa steril - Hindari terkena tempat yang basah, lembab, panas terlalu lama Terapi ulkus pada titik tekanan dengan cara mengontrol sepsis, membersihkan jaringan mati, dan mempertimbangkan amputasi lokal. Penanganan ulkus diabetik dilakukan dalam beberapa tingkat : 1. Tingkat 0 - Edukasi pasien tentang penggunaan alas kaki yang dianjurkan - Apabila ada deformitas pada kaki, dianjurkan untuk exostectomy. 2. Tingkat I - Membersihkan debridemen jaringan nekrotik atau jaringan yang terinfeksi. Perawatan lokal luka dan teknik pengurangan beban yang berarti. 3. Tingkat II - Membersihkan debridemen, memberikan antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur, perawatan total luka. 4. Tingkat III - Membersihkan debridemen jaringan yang sudah menjadi gangren, amputasi sebagian, immobilisasi yang lebih ketat dengan pemberian antibiotik parenteral yang sesuai dengan kultur. 5. Tingkat IV - Memerlukan tindakan amputasi sebagian / seluruh kaki. 8. Diagnosis banding : - Paronychia - Dermatitis Patogenesis : pemotongan kuku di tepi yang terlalu pendek, sehingga kulit akan tertekan dan ujung kuku akan menembus kulit, sehingga menimbulkan infeksi pada kulit. Penatalaksanaan : diobati dengan menggunakan krim antibiotik.

9. HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficeiency Virus yaitu virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga merusak sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) yang merupakan dampak / efek dari perkembangbiakan virus HIV dalam tubuh manusia. Teknik penularan HIV melalui darah, cairan semen, cairan vagina, ASI, air liur, feses, dan urine. Tanda klinisnya terjadi penurunan berat badan lebih dari 10% dalam 1 bulan, diare kronis, serta demam yang berkelanjutan. Risiko terkena HIV besar terjadi pada homoseksual, pengguna narkoba dengan jarum suntik bergantuan, bayi dengan ibu HIV. Cara mendiagnosisnya adalah jika tes HIV positif diikuti satu dari infeksi oportunistik. Jumlah hitung CD 4 < 200 sel (normal : 700 1200 sel). Hepatitis adalah peradangan yang terjadi pada hari yang disebabkan oleh infeksi / toksin termasuk alkohol. Etiologi : - Hepatitis A karena RNA virus, enterovirus yang berdiameter 27 nm, biasanya penurannya melalui makanan / minuman yang terinfeksi HAV - Hepatitis B karena DNA berklit ganda berukuran 42 nm, biasanya penularan melalui STD (sexually transmitted disease). Hepatitis ini menyebabkan penyakit hati kronik yang bisa menjadi kanker hati. - Hepatitis C ( non A dan B) disebabkan karena virus RNA kecil terbungkus lemak berdiamter sekitar 30 60 nm. 20% dari pasien hepatitis C menderita sirosis hepatis. Penularannya melalui kontak darah langsung. 10. Antibiotik yang umum digunakan dalam penanganan-penanganan kasus orthopaedi : - Cefotiam Indikasi : Osteomyelitis, bronkhitis, peritonitis Kontraindikasi : Hipersensitivitas, kehamilan, menyusui, gangguan saluran esofagus, alergi terhadap penisilin, aminoglikosida, diuretika. Efek samping : Sakit kepala, syok, nyeri pada dada, sakit kuning, sindroma steven-johnson Dosis : 0,5 2 gram / hari IV / IM Ciprofloxacin Indikasi : Osteomyelitis, ISK, infeksi saluran pernafasan, infeksi saluran pencernaan. Kontraindikasi : Wanita hamil dan menyusui, anak-anak, remaja yang masih dalam masa pertumbuhan, gangguan SSP, kerusakan ginjal.

Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, pusing, sakit kepala, insomnia, halusinasi, gemetar, lelah, gangguan penglihatan, reaksi kulit. Dosis osteomyelitis akut : dosis tidak boleh kurang dari 750 mg 2x/hari. Cefazolin Indikasi : Infeksi yang disebabkan gram + & - , ISK , IS pernafasan, infeksi kulit dan jaringan lunak, infeksi tulang dan sendi, endokarditis. Kontraindikasi : Hipersensitiitas terhadap penisilin, gangguan fungsi ginjal. Efek samping : Reaksi hipersensivitas, diare, eosinofilia, kandidiasis pada mulut dan alat genital. Dosis : - Pencegahan sebelum operasi : 1 gram IV/ IM, - 1 jam sebelum operasi dimulai. - Prosedur yang panjang/lama : - 1 gram IV / IM selama pembedahan. - Infeksi dewasa 1 gram / hari, dapat ditingkatkan jadi 3-5 gram. - Infeksi anak : 20 40 mg / kgBB / hari dalam 2-4 dosis terbagi dapat ditingkatkan sampai 100 mg / KgBB. - Untuk bayi baru lahir : 2 x / hari , 10 20 mg / kgBB Cefotaxime Indikasi : ISK , infeksi kulit, infeksi tulang & sendi, infeksi SSP Kontraindikasi : hipersitif terhadap sefalosforin, hipersensitif terhadap penisilin, disfungsi ginjal berat, riwayat penyakit lambung, hamil dan menyusui. Efek samping : Gangguan pencernaan, biduran, ruam kulit, kelainan darah Dosis : dewasa 500 mg 1 gram , tiap 4 8 jam.

Anda mungkin juga menyukai