Budidaya ikan lele ini adalah konsep peternakan ikan lele yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dimana tujuannya untuk diperjualbelikan kepada konsumen yang nantinya akan dijual kembali (pedagang) atau diperjualbelikan secara langsung kepada konsumen yang menginginkanya. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara komersial oleh masyarakat Indonesia terutama di Pulau Jawa. Budidaya ini dapat berkembang dengan pesat dikarenakan dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air yang terbatas, dilakukan dengan teknologi budidaya yang relatif lebih mudah dikuasai, pemasarannya yang relatif mudah dan modal usaha yang dibutuhkan juga relatif lebih rendah. Budidaya ini pertama kali akan dibuka disekitar derah perkampungan cinangneng yang lokasinya sangat cocok untuk melakukan budidaya ini, berada dikawasan yang disekitarnya masih berupa lahan lahan kosong, yang bisa dimanfaatkan untuk membuat lokasi kolam budidaya ikan lele tersebut. Tempat budidaya ini diusahakan berada tetap ditempatnya karena budidaya ini hanya melayani konsumen yang akan membeli secara datang langsung dan memilih jenis ikan lele yang diinginkan. Budidaya ikan lele ini berfokus kepada jenis lele sangkuriang. Walaupun nama Lele Sangkuriang memang belum setenar Ikan Lele Dumbo dan sebagainya, namun sebenarnya secara fisik tidak memiliki perbedaan. Budidaya Ikan Lele Sangkuriang akan dilakukan pada media kolam ikan biasa, yang berada pada areal ketinggian 1m 800m dpi. Sumber air yang digunakan sendiri yaitu melalui air sumur yang berada di sekitar wilayah media kolam lumpur.
Visi
Menjadi satu-satunya perusahaan yang bergerak dibidang peternakan lele yang amanah, sinergi dan profitable dengan mengunggulkan sistem franchise Syariah
Misi
Menjadi salah satu perusahaan yang menyuplai kebutuhan lele di daerah yogyakarta MemBudidayakan lele yang berkualitas tinggi yaitu sehat dan murah Menjadi lahan dakwah untuk memajukan ekonomi syariah.
P a g e 1 | 14
DAFTAR ISI
Ringkasan Eksekutif ...............................................................................................................1
P a g e 2 | 14
P a g e 3 | 14
pendahulunya.Keunggulan lele sangkuriang yang antara lain adalah : ~ Lele sangkuriang memiliki hasil produksi yang lebih tinggi, baik pada segmen pembenihan maupun pembesaran, hal ini dapat dilihat dari hasil pemberian pakan sebanyak 1 ton untuk 10.000 ekor benih lele sangkuriang, peternak lele biasanya dapat memanen hasil 1 s/d 1,4 ton lele konsumsi. Sungguh pencapaian yang luar biasa, disamping kualitas pakan yang baik, tentunya kualitas dan keunggulan lele sangkuriang yang luar biasa juga menjadi faktor keberhasilan produksi yang lebih tinggi. ~ Masa panen lele sangkuriang lebih cepat, keunggulan lele sangkuriang dalam hal ini disebabkan pertumbuhan lele sangkurian terbilang sangat cepat, misalnya saja untuk benih lele berukuran 2/3 cm untuk tumbuh ke ukuran 5/6 cm lele sangkuriang hanya perlu waktu 20 s/d 25 hari. Demikian juga pada segmen pembesaran, para pengusaha ternak lele yang biasa menggunakan bibit 5/6 cm hanya membutuhkan waktu 50 s/d 60 hari sampai pada saat panen, ini jika ternak lele sangkuriang berada pada lokasi yang bersuhu dingin, jika ternak lele berlokasi pada suhu yang lebih panas, masa panen bisa lebih cepat lagi yaitu + 45 hari. ~ keunggulan lele sangkuriang juga terdapat pada telurnya, lele sangkuriang memiliki telur lebih banyak dan daya tetas yang lebih hebat, hal ini bisa dibuktikan dengan jumlah telur yang dihasilkan oleh satu ekor induk lele sangkuriang dalam setiap pemijahan berjumlah + 40.000 s/d 60.000 butir dengan kemampuan tetas telur lebih dari 90 %. ~ Lele sangkuriang memiliki daya tahan yang lebih kuat terhadap penyakit, hal ini bisa jadi karena lele sangkuriang telah mengalami proses perbaikan secara genetika yang dilakukan oleh para ahli perikanan, sehingga keunggulan lele sangkuriang dari sisi kekebalan/daya tahan tubuh melebihi pendahulunya, namun bukan berarti kita harus lengah dengan perawatan lele sangkuriang, kita tetap harus menjaga dan waspada kepada setiap bahaya dan penyakit yang mungkin menyerang lele sangkuriang, hanya saja daya tahan yang lebih terhadap penyakit tentunya jadi hal yang lebih menguntungkan untuk para peternak lele.
P a g e 4 | 14
Keunggulan lele sangkuriang juga dapat dirasakan melalui cita rasa dagingnya yang telah banyak dibuktikan oleh berbagai kalangan, disamping rasanya yang lebih gurih, lele sangkuriang memiliki tekstur daging yang lebih padat dan minim akan lemak.
Keunggulan lele sangkuriang dalam proses pembudidayaan dan pemeliharaan yang terbilang mudah dan sederhana, baik dari segi lokasi, sarana kolam, perawatan air dan perawatan ikan jauh lebih mudah dan sederhana, karena lele sangkuriang juga bisa dibudidayakan dalam lahan yang terbilang sempit, tentunya dengan menggunakan metode dan teknologi yang benar dan memenuhi syarat.
Keunggulan lele sangkuriang juga bisa dilihat dalam hal pengadaan benih, kini benih lele sangkuriang sudah mulai mudah didapat, namun harus tetap selektif memilih tempat untuk membeli benih, usahakan membeli benih lele sangkuriang pada tempat-tempat yang sudah terjamin dan bisa dipercaya.
P a g e 5 | 14
Langkah lain dalam pemasaran lele adalah dengan menggunakan jasa para pengepul, hal ini bisa dilakukan jika ingin perputaran modal lebih cepat, pasalnya para pengepul biasanya akan membeli lele dalam jumlah besar, tidak jarang mereka akan memborong hasil panen secara keseluruhan, walaupun harga yang mereka tawarkan pastinya lebih murah dibanding kita harus menjualnya sendiri. Jika kita sudah bisa menguasai pasar lele di daerah sendiri, biasanya dengan sendirinya usaha ternak lele akan berkembang seiring dengan semakin banyaknya permintaan dan relasi yang terus bertambah. Strategi pemasaran perusahaan meningkatkan tingkat produksi yang terbaik dan produksi dengan menghasilkan hasil yang terbaik juga. Implementasi strategi ini juga meliputi hal hal berikut: Memberikan harga penawaran perdana dengan harga yang lebih murah untuk menarik konsumen, Membuka kolam pancing di waktu tertentu untuk sekalian mempromosikan budidaya ikan lele kepada masyarakat
P a g e 7 | 14
satu kolam dengan perbandingan tertentu. Pada sistem ini induk jantan secara leluasa mencari pasangannya untuk diajak kawin dalam sarang pemijahan, sehingga sangat tergantung pada keaktifan induk jantan mencari pasangannya. 2. Sistem Pasangan. Dilakukan dengan menempatkan induk jantan dan betina pada
satu kolam khusus. Keberhasilannya ditentukan oleh ketepatan menentukan pasangan yang cocok antara kedua induk. Tahap Proses Budidaya A. Pembuatan Kolam Ada dua macam/tipe kolam, yaitu bak dan kubangan (kolam galian). Pemilihan tipe kolam tersebut sebaiknya disesuaikan dengan lahan yang tersedia. Secara teknis baik pada tipe bak maupun tipe galian, pembenihan lele harus mempunyai : a. Kolam tandon. Mendapatkan masukan air langsung dari luar/sumber air.
Berfungsi untuk pengendapan lumpur, persediaan air, dan penumbuhan plankton. Kolam tandon ini merupakan sumber air untuk kolam yang lain. b. Kolam pemeliharaan induk. Induk jantan dan bertina selama masa pematangan
telur dipelihara pada kolam tersendiri yang sekaligus sebagai tempat pematangan sel telur dan sel sperma. c. Kolam Pemijahan. Tempat perkawinan induk jantan dan betina. Pada kolam ini
harus tersedia sarang pemijahan dari ijuk, batu bata, bambu dan lain-lain sebagai tempat hubungan induk jantan dan betina. d. Kolam Pendederan. Berfungsi untuk membesarkan anakan yang telah menetas
dan telah berumur 3-4 hari. Pemindahan dilakukan pada umur tersebut karena anakan mulai memerlukan pakan, yang sebelumnya masih menggunakan cadangan kuning telur induk dalam saluran pencernaannya.
P a g e 8 | 14
B.
Pemilihan Induk
Induk jantan mempunyai tanda : 1. 2. 3. 4. 5. Tulang kepala berbentuk pipih Warna lebih gelap Gerakannya lebih lincah Perut ramping tidak terlihat lebih besar daripada punggung Alat kelaminnya berbentuk runcing.
Induk betina bertanda : 1. 2. 3. 4. C. Tulang kepala berbentuk cembung Warna badan lebih cerah Gerakan lamban Perut mengembang lebih besar daripada punggung alat kelamin berbentuk bulat. Persiapan Lahan A. Proses pengolahan lahan (pada kolam tanah) meliputi : 1. Pengeringan. Untuk membersihkan kolam dan mematikan berbagai bibit penyakit. 2. Pengapuran. Dilakukan dengan kapur Dolomit atau Zeolit dosis 60 gr/m2 untuk mengembalikan keasaman tanah dan mematikan bibit penyakit yang tidak mati oleh pengeringan. 3. Perlakuan TON (Tambak Organik Nusantara). untuk menetralkan berbagai racun dan gas berbahaya hasil pembusukan bahan organik sisa budidaya sebelumnya dengan dosis 5 botol TON/ha atau 25 gr (2 sendok makan)/100m2. Penambahan pupuk kandang juga dapat dilakukan untuk menambah kesuburan lahan. 4. Pemasukan Air. Dilakukan secara bertahap, mula-mula setinggi 30 cm dan dibiarkan selama 3-4 hari untuk menumbuhkan plankton sebagai pakan alami lele.
P a g e 9 | 14
B.
Pada tipe kolam berupa bak, persiapan kolam yang dapat dilakukan adalah : 1. Pembersihan bak dari kotoran/sisa pembenihan sebelumnya. 2. Penjemuran bak agar kering dan bibit penyakit mati. Pemasukan air fapat langsung penuh dan segera diberi perlakuan TON dengan dosis sama
D.
Pemijahan Pemijahan adalah proses pertemuan induk jantan dan betina untuk mengeluarkan sel
telur dan sel sperma. Tanda induk jantan siap kawin yaitu alat kelamin berwarna merah. Induk betina tandanya sel telur berwarna kuning (jika belum matang berwarna hijau). Sel telur yang telah dibuahi menempel pada sarang dan dalam waktu 24 jam akan menetas menjadi anakan lele. E. Pemindahan
Cara pemindahan : 1. 2. Mengurangi air di sarang pemijahan sampai tinggi air 10-20 cm. Menyiapkan tempat penampungan dengan baskom atau ember yang diisi dengan air di
sarang. 3. 4. 5. Menyamakan suhu pada kedua kolam Memindahkan benih dari sarang ke wadah penampungan dengan cawan atau piring. Memindahkan benih dari penampungan ke kolam pendederan dengan hati-hati pada
malam hari, karena masih rentan terhadap tingginya suhu air. F. Pendederan
Adalah pembesaran hingga berukuran siap jual, yaitu 5 7 cm, 7 9 cm dan 9 12 cm dengan harga berbeda. Kolam pendederan permukaannya diberi pelindung berupa enceng gondok atau penutup dari plastik untuk menghindari naiknya suhu air yang menyebabkan lele mudah stress. Pemberian pakan mulai dilakukan sejak anakan lele dipindahkan ke kolam pendederan ini. a. Manajemen Pakan
P a g e 10 | 14
1.
Pakan alami berupa plankton, jentik-jentik, kutu air dan cacing kecil (paling baik)
dikonsumsi pada umur di bawah 3 4 hari. 2. Pakan buatan untuk umur diatas 3 4 hari. Kandungan nutrisi harus tinggi, terutama
kadar proteinnya. 3. Untuk menambah nutrisi pakan, setiap pemberian pakan buatan dicampur dengan POC
NASA dengan dosis 1 2 cc/kg pakan (dicampur air secukupnya), untuk meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh karena mengandung berbagai unsur mineral penting, protein dan vitamin dalam jumlah yang optimal. b. Manajemen Air
Ukuran kualitas air dapat dinilai secara fisik : 1. 2. 3. Air harus bersih Berwarna hijau cerah Kecerahan/transparansi sedang (30 40 cm).
Ukuran kualitas air secara kimia : 1. 2. Bebas senyawa beracun seperti amoniak Mempunyai suhu optimal (22 26 0C).
Untuk menjaga kualitas air agar selalu dalam keadaan yang optimal, pemberian pupuk TON sangat diperlukan. TON yang mengandung unsur-unsur mineral penting, lemak, protein, karbohidrat dan asam humat mampu menumbuhkan dan menyuburkan pakan alami yang berupa plankton dan jenis cacing-cacingan, menetralkan senyawa beracun dan menciptakan ekosistem kolam yang seimbang. Perlakuan TON dilakukan pada saat oleh lahan dengan cara dilarutkan dan di siramkan pada permukaan tanah kolam serta pada waktu pemasukan air baru atau sekurang-kurangnya setiap 10 hari sekali. Dosis pemakaian TON adalah 25 g/100m2. c. Manajemen Kesehatan
Pada dasarnya, anakan lele yang dipelihara tidak akan sakit jika mempunyai ketahanan tubuh yang tinggi. Anakan lele menjadi sakit lebih banyak disebabkan oleh kondisi lingkungan (air) yang jelek. Kondisi air yang jelek sangat mendorong tumbuhnya berbagai bibit penyakit baik P a g e 11 | 14
yang berupa protozoa, jamur, bakteri dan lain-lain. Maka dalam menejemen kesehatan pembenihan lele, yang lebih penting dilakukan adalah penjagaan kondisi air dan pemberian nutrisi yang tinggi. Namun apabila anakan lele terlanjur terserang penyakit, dianjurkan untuk melakukan pengobatan yang sesuai. Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh infeksi.
BAB V MANAJEMEN
Dalam perencanaan bisnis budidaya ikan lele ini, kami tidak melakukan perekrutan tenaga kerja, kami dapat bekerja sama dengan kelompok untuk menjalankan bisnis budidaya ikan lele tersebut. Baik dari pemeliharaan ikan lele, perawatan kolam dan bagian pemasaran. Dalam menjalankan bisnis budidaya ikan lele, kami akan menerapkan sistem Analisis SWOT. Sebelum kita memulai sesuatu usaha kita harus mengetahui aspek-aspek yang dapat mempengaruhi usaha kita. Dengan harapan supaya usaha kita dapat lancer dan sukses. Yaitu dengan melakukan analisis sebagai berikut: 1. Straight a. Dengan budi baya ikan lele ini tidak terlalu memerlukan tenaga besar.
b. Penjualan ikan lele tidak terlalu sulit, tidak seperti ikan yang lainya. 2. Weaknes a. Bagi anda yang tak memiliki lahan yang cukup anda bisa membudidayakan ikan
lele dengan menggunakan kolam dari terpal 3. Opportunities a. Peluang usaha yang tidak pernah mati adalah usaha perikanan. Sebab setiap hari
masyarakat membutuhkan ikan untuk dikonsumsi semakin meningkat. b. Umur pembudidayaan ikan lele yang relative singkat yang hanya kurang lebih 3 bulan membuat banyak yang memilih ikan lele untuk di budidayakan. 4. Threat a. Dalam usaha ikan lele ini harus teliti karena ikan tidak tahan dengan cuaca yang tidak
setabil. b. Selalu mengecek kedalaman air. Kedalaman air jangan sampai kurang dari 70cm karena itu akan menghambat pertumbuhan ikan.
P a g e 12 | 14
= Rp9.550.000
Jadi modal yang akan kami keluarkan untuk memulai budidaya ikan lele tersebut berkisar Rp15.000.000 ( biaya tetap + biaya variabel ) atau Rp15.000.000 Rp13.205.000= Rp1.795.000, hasil dari pengurangan modal dengan biaya tetap dan biaya variabel, merupakan biaya untuk tak terduga.
2. ANALISIS PENDAPATAN Di perkirakan jika hasil 1 kali panen/3 bulan sebanyak 1500 ekor, Harga per/kg ikan lele Rp9.000 ( Rp9.000@1500= Rp13.500.000 ) Pendapatan dalam 1 tahun Rp13.500.000 x 4 = Rp54.000.000 Laba bersih yang didapat selama 1 tahun adalah P a g e 13 | 14
pendapatan panen/th (( biaya variabel x 4) + biaya tetap ) = Rp54.000.000 (( Rp9.550.000x4) + Rp3.655.000 )= Rp54.000.000 ( Rp38.200.000 + Rp3.655.000 )= Rp54.000.000 Rp41.855.000 = Rp12.145.000 Jadi pendapatan setelah modal kembali adalah Rp12.145.000 3.3 PENGHITUNGAN BEP ( Break Even Point ) Dik : FC = Rp9.550.000 VC = Rp3.655.000 hasilnya adalah: 2,6 P = Rp9.000
Dibulatkan menjadi 3 unit. Artinya kami perlu menjual 3 unit ikan lele agar terjadi BEP ( break even point ). Artinya uang penjualan yang harus diterima agar terjadi BEP ( break even point ) adalah Rp23.580
P a g e 14 | 14