Anda di halaman 1dari 9

7.

Demokrasi Pasca Reformasi Dalam suatu negara yang menganut sistem demokrasi, kekuasaan tertinggi dalam suatu negara adalah di tangan rakyat. Kekuasaan di dalam negara tersebut dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Berdasarkan esensi pengertian tersebut maka hakikat kekuasaan di tangan rakyat adalah menyangkut baik penyelenggaraan negara maupun pemerintah. Oleh karena itu, kekuasaan pemerintah negara di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal, yaitu : Pemerintah dari rakyat (goverment of the people) Pemerintah oleh rakyat (goverment by people) Pemerintah untuk rakyat (goverment for people) Prinsip pemerintahan berdasarkan kedaulatan rakyat tersebut bagi negara Indonesia terkandyng daloam Pembukaan UUD 1945 alinea IV, yang berbunyi : ... maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pembukaan UUD 1945 dalam ilmu hukum memiliki kedudukan sebagai staatfundamentalnorm, oleh karena itu merupakan sumber hukum positif dalam Negara Republik Indonesia; maka prinsip demokrasi dalam negara Indonesia selain tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Makna pengertian dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dimaksudkan bahwa dalam pelaksanaan demokrasi di Indonesia itu berdasarkan pada moral kebijaksanaan yang terkandung dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Selain itu, dasar pelaksanaan demokrasi Indonesia juga secara eksplisit tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (2) yang berbunyi K edaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar. Prinsip demokrasi tersebut secara eksplisit juga dijabarkan dalam pasal UUD 1945 hasil amandemen dengan mewujudkan sistem penentuan kekuasaan pemerintahan negara secara langsung, yaitu melibatkan rakyat secara langsung dalam memilih presiden dan wakil presiden Pasal 6A ayat (1).

Sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara Indonesia juga diwujudkan dalam penentuan kekuasaan negara, yaitu dengan menentukan dan memisahkan tentang kekusasaan eksekutif Pasal 4 sampai dengan Pasal 16, legislatif Pasal 19 sampai dengan Pasal 22, dan yudikatif Pasal 24 UUD 1945.

Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945 1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan Dalam UndangUndang Dasar 1945 Hasil Amandemen 2002 Demokrasi sebagai sistem pemerintah dari rakyat, dalam arti rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara sehingga rakyat harus ikut serta dalam pemerintahan untuk mewujudkan suatu cita-citanya. Suatu pemerintahan dari rakyat haruslah sesuai dengan filsafat hidup rakyat itu sendiri yaitu filsafat Pancasila dan inilah dasar filsafat demokrasi Indonesia. Demokrasi di Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 selain mengakui adanya kebebasan dan persamaan hak juga sekaligus mengakui perbedaan serta keberanekaragaman mengingat Indonesia adalah Bhineka Tunggal Ika. Secara filosofis bahwa demokrasi Indonesia mendasarkan pada rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara sekaligus sebagai tujuan kekuasaan negara. Rakyat merupakan penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahluk individu dan mahluk sosial, oleh karena itu dalam pengertian demokrasi kebebasan individu harus diletakkan dalam kerangka tujuan bersama, bukan bersifat liberal yang hanya mendasarkan pada kebebasan individu saja dan bukan demokrasi kelas. Kebebasan individu yang diletakkan demi tujuan kesejahteraan bersama inilaj yang menurut istilah pendiri negara disebut sebagai asa kebersamaan, asas kekeluargaan akan tetapi bukan nepotisme. Secara umum didalam sistem pemerintahaan yang demokratis senantiasa mengandung unsur-unsur yang paling penting dan mendasar yaitu : Keterlibatan warga negara dalm pembuatan keputusan politik. Tingkat persamaan tertentu diantara warga negara. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara. Suatu sistem perwakilan.

Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas. Berdasarkan unsur-unsur tersebut maka demokrasi mengandung cirri yang

merupakan patokan yaitu setiap siste demokrasi adalah ide bahwa warga negara seharusnya terlibat dalam hal tertentu dalam bidang pembuatan keputusankeputusan politik, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan melalui wakil pilihan mereka. Cirri lain yang tidak boleh diabaikan adalah adanya keterlibatan atau partisipasi warga negara baik langsung maupun tidak langsung didalam proses pemerintahan negara. Oleh karena itu, di dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, kita akan selalu menemukan adanya supra struktur politik dan infrastruktur politik sebagai komponen pendukung tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep Montequieu mana Supra Struktur Politik meliputi lembaga Legislatif, lembaga Eksekutif dan lembaga Yudikatif. Untuk negara-negara tertentu masih ditemukan lembaga-lembaga negara yang lain, misalnya negara Indonesia di bawah sistem Undang-Undang Dasar 1945, lembaga-lembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara adalah : - Majelis Permusyawarakatan Rakyat - Dewan Perwakilan Rakyat - Presiden - Mahkamah Agung - Badan Pemeriksa Keuangan Adapun Infrastruktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen, yaitu sebagai berikut : Partai Politik Golongan (yang tidak bersadarkan pemilu) Golongan Penekana Alat Komunikasi Politik Tokoh-Tokoh Politik Baik supra struktur politik maupun infrastruktur politik, yang terdapat dalam sistem ketatanegaraan masing-masing saling mempengaruhi serta mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain. Dalam sisitem demokrasi, mekanisme interaksi antara Supra Struktur Politik dapat dilihat dalam

proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan keputusan politik, keputusan politik itu merupakan input dari Infrastruktur politik yang kemudian dijabarkan oleh Supra Struktur Politik.

2. Penjabaran

Demokrasi

menurut

UUD

1945

dalam

Sistem

Ketatanegaraan Indonesia Pasca Amandemen 2002 Berdasarkan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut penjabaran demokrasi dalam ketatanegaraan Indonesia dapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 sebagai Staatsfundamentalnorm, yaitu Suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat (ayat 2), selanjutnya dalam penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara angka Romawi III dijelaskan Kedaulatan rakyat Rumusan kedaulatan di tangan rakyat menunjukkan bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu, rakyat adalah merupakan paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut: A. Konsep Kekuasaan Konsep kekuasaan negara menurut demokrasi sebagai terdapat dalam UUD 1945 sebagai berikut: 1. Kekuasaan di Tangan Rakyat (a) Pembukaan UUD Alinea IV Maka disusunlah kemerdekaan kebangasaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat (b) Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945 Negara yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan atas kerakyatan dalam permusyawaratan perwakilan (pokok pikiran III) (c) UUD 1945 pasal 1 ayat (1) Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kemudian penjelasan terhadap pasal ini UUD 1945 menyebutkan

Menetapkan bentuk kesatuan dan republik mengandung isi pokok pikiran kedaulatan rakyat (d) UUD 1945 pasal 1 ayat (2) Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut UndangUndang Dasar. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam negara Republik Indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi adalah di tangan rakyat dan realisasinya diatur dalam Undang-Undang Dasa negara. Sebelum dilakukan amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

2. Pembagian Kekuasaan Sebagaimana dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi adalah ditangan rakyat, dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar, oleh karena itu pembagian kekuasaan menurut demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut: (a) Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (Pasal 4 ayat (1) UUD 1945) (b) Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden dan DPR dan DPD (pasal 5 ayat (1), pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945) (c) Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24 ayat (1) UUD 1945) (d) Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini termuat dalam UUD 1945 pasal 20 ayat (1) ... DPR juga memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden selaku penguasa eksekutif. (e) Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan Konsultatif, yang dalam UUD lama didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA), (pasal 16 UUD 1945). Dengan lain perkataan UUD 1945 hasil amandemen telah mengahapuskan Dewan Pertimbangan

Agung, karena hal ini berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan negara fungsinya tidak jelas. Mekanisme pendelegasian kekuasaan yang demikian ini dalam khasanah ilmu hukum tatanegara dan ilmu politik dikenal dengan istilah distribution of power yang merupakan unsur mutlak dari negara demokrasi.

3. Pembatasan Kekuasaan Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui proses atau mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 sebagai berikut: (1) Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 Kedaulatan di tangan rakyat . Kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk

membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali. (2) Majelis Permusyawaratan Rakyat memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik presiden dan wakil presiden, serta melakukan konstitusi. (3) Pasal 20 A ayat (1) memuat Dewan Perwakilan Rakyat memiliki funsgi pengawasan, yang berarti melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan yang dijalankan oleh presiden dalam jangka waktu 5 tahun. (4) Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR (rangkaian kegiatan 5 tahunan sebagai realisasi periodesasi kekuasaan). Dalam pembatasan kekuasaan menurut konsep mekanisme 5 tahunan kekuasaan sebagaimana tersebut di atas, menurut UUD 1945 mencakup antara lain: periode kekuasaan, pengawasan kekuasaan dan pertanggungjawaban kekuasaan. impeachment terhadap presiden jika melanggar

B. Konsep Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut: 1) Penjelasan UUD 1945 tentang pokok pikiran ke III, yaitu Oleh karena itu sistem negara yang terbentuk dalam UUD 1945 harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas permusyawaratan/perwakilan. Memang aliran ini sesuai dengan sifat masyarakat Indonesia. 2) Putusan Majelis Permusyawaratan Rakyat ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat (7). Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengandung pokok pikiran bahwa konsep pengambilan keputusan yang dianut dalam hukum tatanegara Indonesia berdasarkan : 1. Keputusan didasarkan pada suatu musyawarah sebagai asasnya, artinya segala keputusan yang diambil sejauh mungkin diusahakan dengan musyawarah untuk mencapai mufakat. 2. Namun demikian jikalau mufakat itu tidak tercapai, maka dimungkinkan pengambilan keputusan itu melalui suara terbanyak.

C. Konsep Pengawasan Konsep pengawasan menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut: (1) Pasal 1 ayat (2), Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut Undang-Undang Dasar. Dalam penjelasan pasal 1 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan didistribusikan berdasarkan UUD. Berbeda dengan UUD lama sebelum dilakukan amandemen, MPR yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai penjelmaan kekuasaan rakyat. Maka menurut UUD hasil amandemen MPR kekuasaannya menjadi terbatas, yaitu meliputi presiden dan wakil presiden serta

memberhentikan presiden sesuai dengan masa jabatannya atau jikalau melanggar UUD. (2) Pasal 2 ayat (1), Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Daerah.

Berdasarkan ketentuan tersebut maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih melalui pemilu. (3) Penjelasan UUD 1945 tentang kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat, disebut: kecuali itu anggota-anggota DPR semuanya merangkap menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Oleh karena itu DPR dapat senantiasa mengawasi tindakan-tindakan presiden. Berdasarkan pada ketentuan tersebut di atas maka konsep pengawasan menurut demokrasi Indonesia sebagai tercantum dalam UUD 1945 pada dasarnya adalah sebagai berikut: 1. Dilakukan oleh seluruh warga negara karena kekuasaan di dalam sistem ketatanegaraan Indonesia adalah di tangan rakyat. 2. Secara formal ketatanegaraan pengawasan berada pada DPR.

D. Konsep Partisipasi Konsep partisipasi menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut : (1) Pasal 27 ayat (1) Undang-undang Dasar 1945 Segala warga negara bersamaaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tiada kecualinya. (2) Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan UndangUndang. (3) Pasal 30 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 Tiap-tiap warganegara berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara. Berdasarkan ketentuan sebagaimana termuat dalam UUD 1945 tersebut di atas, maka konsep partisipasi menyangkut seluruh aspek kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan dan pastisipasi itu terbuka untuk seluruh warga negara Indonesia.

Demokrasi Indonesia sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 beserta penjelasannya mengandung suatu pengertian bahwa rakyat adalah sebagai unsur sentral. Oleh karena itu pembinaan dan pengembangannya harus ditunjang oleh adanya orientasi baik pada nilai-nilai yang universal yakni rasionalisasi hukum dan perundang-undangan juga harus ditunjang norma-norma kemasyarakatan yaitu tuntutan dan kehendak yang berkembang dalam masyarakat. Selain itu realisasi demokrasi Indonesia sangat ditentukan oleh otentisitas tafsiran pasal-pasal UUD 1945. Atas musyawarah untuk mufakat yang oleh pendiri negara diistilahkan dengan asa kebersamaan kekeluargaan, bukan disalahtafsirkan sebagai praktek nepotisme sebagaimana dilakukan oleh pemerintah sebelum era reformasi. Kata kunci asa kekeluargaan adalah kedaulatan rakyat. Jadi sumber norma, sumber nilai demokrasi Indonesia adalah kerakyatan sebagai dasar filosofinya. Sistem demokrasi Indonesia sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 yang hanya memuat dasar-dasarnya saja memungkinkan untuk senantiasa dilakukan reformasi sesuai dengan perkembangan aspirasi rakyat, karena rakyat adalah sebagai pendukung kekuasaan negara. Misalnya zaman Orde Lama kita menganut multi partai, kemudian Orde Baru kita menganut sistem dua partai dan satu golongan karya, dan era reformasi dewasa ini dikembangan kembali multi partai yang benar-benar memberikan kebebasan untuk berserikat dan berkumpul yang sesuai dengan Undang-Undang.

Anda mungkin juga menyukai