Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN PENANGANAN BENCANA KEBAKARAN DI KAWASAN PEMUKIMAN PADAT KAMPUNG BEDENG, KELURAHAN MUARA CIUJUNG, RANGKASBITUNG

Oleh: dr. Lydia Amaliya

Pembimbing: dr. Dini Kuswiandri

PUSKESMAS RANGKASBITUNG, LEBAK BANTEN, DESEMBER 2013

Latar belakang
Salah satu program puskesmas adalah penanganan bencana alam. Hal ini dilakukan jika pada suatu waktu terjadi bencana alam yang menimpa daerah Rangkasbitung khususnya wilayah Puskesmas Rangkasbitung. Salah satu bencana yang terjadi adalah kebakaran yang menimpa kawasan pemukiman padat Kampung Bedeng, Kelurahan Muara Ciujung, Rangkasbitung. Kegiatan ini dilakukan untuk membantu para korban kebakaran yang membutuhkan pertolongan khususnya dalam bidang kesehatan. Tinjauan pustaka

Definisi Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas (api secara langsung maupun tidak langsung, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia, air, dll) atau zat-zat yang bersifat membakar (asam kuat, basa kuat).

Derajat Luka Bakar Dikelompokan beradasarkan kedalaman kerusakan yang terjadi. Klasifikasi tradisional mengenal luka bakar derajat I, II, dan III, sedangkan sekarang digolongkan menjadi 1. Superficial thickness (grd I) 2. Partial thickness superficial (grd IIa) 3. Partial thickness deep (grd II b) 4. Full thickness (grd III)

Klasifikasi dan temuan klinis

Penilaian Luas Luka Bakar

Berdasarkan berat ringannya luka bakar, diperoleh beberapa kategori luka bakar menurut American Burn Association: 1. Luka bakar berat/ kritis (major burn) 1. Derajat II-III > 20% pada pasien berusia < 10 tahun atau diatas 50 thn. 2. Derajat II- III > 25 % pada kelompok usia selain yang disebutkan pada butir pertama 3. Luka bakar pada muka, telinga tangan, kaki dan perineum 4. Adanya cedera pada jalan napas tanpa memperhitungkan luas luka bakar. 5. Luka bakar listrik tegangan tinggi 6. Disertai trauma lainnya 7. Pasien-pasien dengan resiko tinggi 2. Luka bakar sedang/moderate 1. Luka bakar dengan luas 15-25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %. 2. Luka bakar dengan luas 10-20% pada anak usia kurang 10 thn atau dewasa lebih dari 40 thn, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %. 3. Luka bakar dengan derajat III kurang dari 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki dan perineum. 3. Luka bakar ringan 1. Luka bakar dengan luas kurang dari 15 % pada orang dewasa. 2. Luka bakar dengan luas kurang dari 10 % pada anak-anak 3. Luka bakar dengan luas kurang dari 2 % pada segala usia yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, perineum. Pertolongan Pertama pada Luka Bakar Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala. Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek torniket, karena jaringan yang terkena luka bakar akan segera menjadi oedem

Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Akan tetapi cara ini tidak dapat dipakai untuk luka bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada luka bakar apapun.

Evaluasi awal Prinsip penanganan pada luka bakar sama seperti penanganan pada luka akibat trauma yang lain, yaitu dengan ABC (Airway Breathing Circulation) yang diikuti dengan pendekatan khusus pada komponen spesifik luka bakar pada survey sekunder. Saat menilai airway perhatikan apakah terdapat luka bakar inhalasi. Biasanya ditemukan sputum karbonat, rambut atau bulu hidung yang gosong, luka bakar pada wajah, oedem oropharyngeal, perubahan suara, perubahan status mental. Bila benar terdapat luka bakar inhalasi lakukan intubasi endotracheal, kemudian beri oksigen melalui face mask atau endotracheal tube.

Perawatan Luka Bakar

Luka bakar derajat I, merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu di balut, cukup dengan pemberian salep antibiotik untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasi rasa sakit dan pembengkakan.

Luka bakar derajat II (superfisial), perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotik, kemudian dibalut dengan perban katun dan dibalut lagi dengan perban elastik. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin)) atau Allograft (homograft, cadaver skin) atau bahan sintetis (opsite, biobrane, transcyte, integra).

Luka derajat II (dalam) dan luka derajat III, perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicision and grafting )

LAPORAN KEGIATAN

a. Kejadian 1. Jenis kejadian 2. Waktu kejadian 3. Lokasi kejadian : Kebakaran : Kamis, 10 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB : Kawasan pemukiman padat Kampung Bedeng Kelurahan Muara

Ciujung, Rangkasbitung 4. Penyebab kebakaran: Konsleting listrik (arus pendek), dari salah satu rumah warga yang terbakar.

b. Dampak bencana 1. Korban jiwa Meninggal : 0 jiwa Pengungsi : 137 jiwa

2. Kerusakan Rumah : 74 unit

c. Upaya yang dilakukan 1. Pemerintah kabupaten Lebak menyalurkan bantuan berupa bahan pokok, pakaian, serta menyediakan posko pengungsian 2. Dinas kesehatan Lebak mendirikan posko kesehatan untuk para korban kebakaran 3. Tim medis memeriksa dan memberikan obat-obatan yang tersedia untuk para korban yang membutuhkan

d. Tempat pengungsian Secara umum tempat yang disediakan sudah cukup memadai dan cukup dekat dengan lokasi kebakaran. Namun untuk tempat tempat tertentu seperti dapur dan kamar mandi terlihat tampak kotor.

e. Petugas kesehatan Posko kesehatan yang ada di pengungsian Aula Makodim 0603 Lebak cukup membantu mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi para korban. Obat-obat yang tersedia cukup banyak dan lengkap. Tidak ada korban yang memiliki keluhan luka bakar, kebanyakan para korban mengalami myalgia, cephalgia, dyspepsia, ISPA pada anak-anak, dan

sebagian besar memiliki masalah psikologis sehingga para tim medis sebisa mungkin memberikan dorongan dan semangat untuk para korban bencana kebakaran.

Jumlah pasien yang datang ke posko : 17 orang Setiap harinya posko kesehatan di tempat pengungsian di bantu oleh para petugas medis dari beberapa puskesmas secara bergantian.

f. Kesimpulan Bencana kebakaran yang terjadi di kawasan pemukiman padat Kampung Bedeng Kabupaten Lebak, Rangkasbitung cukup banyak melahap rumah warga, namun tidak ada korban jiwa pada peristiwa tersebut. Bantuan yang diberikan pemerintah kabupaten Lebak cukup cepat dan banyak membantu. Sebagian besar para korban tidak mengalami luka bakar namun mengalami trauma psikologis yang cukup mendalam sehingga perlu diberikan dukungan moril dan semangat untuk para korban.

DAFTAR PUSTAKA 1. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005. p 73-81 2. David S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka.

http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com. 2 Februari 2011 3. James M Becker. Essentials of Surgery. Edisi 1. Philadelphia : Saunders Elsevier. p 118-129

Anda mungkin juga menyukai