Anda di halaman 1dari 18

Oleh kelompok 6

ASMA BRONCHIAL

Pengertian
Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas

obstruktif intermitten, reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan ( The American Thoracic Society ).

Anatoni dan fisiologi respirasi

Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial

dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu : 1. Ekstrinsik (alergik) 2. Intrinsik (non alergik) 3. Asma gabungan

Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma bronkhial. a. Faktor predisposisi Genetik Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alerg biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.

Patway,,in whaite board

say..( by : mb tatik )

b. Faktor presipitasi Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu: 1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan ex: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi 2. Ingestan, yang masuk melalui mulut ex: makanan dan obat-obatan 3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit ex: perhiasan, logam dan jam tangan Perubahan cuaca Stress Lingkungan kerja. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat

Tes Diagnostik
Laboratorium: Lekositosis dengan neutrofil yang meningkat menunjukkan adanya infeksi Eosinofil darah meningkat > 250/mm3 , jumlah eosinofil ini menurun dengan pemberian kortikosteroid. Analisa gas darah:Hanya dilakukan pada penderita dengan serangan asma berat atau status asmatikus. Pada keadaan ini dapat terjadi hipoksemia, hiperkapnia dan asidosis respiratorik. Pada asma ringan sampai sedang PaO2 normal sampai sedikit menurun, PaCO2 menurun dan terjadi alkalosis respiratorik. Pada asma yang berat PaO2 jelas menurun, PaCO2 normal atau meningkat dan terjadi asidosis respiratorik.

Lanjutan tes diagnostik


Radiologi: Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak

menunjukkan adanya kelainan. Beberapa tanda yang menunjukkan yang khas untuk asma adanya hiperinflasi, penebalan dinding bronkus, vaskulasrisasi paru. Faal paru: Menurunnya FEV1 Uji kulit: Untuk menunjukkan adanya alergi Uji provokasi bronkus: Dengan inhalasi histamin, asetilkolin, alergen. Penurunan FEV 1 sebesar 20% atau lebih setelah tes provokasi merupakan petanda adanya hiperreaktivitas bronkus.

Askep asma bronchiale


Anamnesa Identitas pasien Nama : An. B Umur : 10 tahun Keluhan utama sesak nafas Data obyektif suara nafas tambahan wheezing+, akral dingin, RR 30 x/menit. Data subjektif nafas cepat, berkeringat dingin, sesak sering timbul saat cuaca dingin

Keluhan utama

sesak nafas,berkeringat dingin Riwayat penyakit dahulu anak sejak kecil jika cuaca dingin akan merasa sesak nafas dan menghilang jika minum obat dari dokter

Intervensi
Ketidak efektifan pola nafas yang berhubungan dengan distensi dinding dada, dan kelelahan

akibat peningkatan kerja pernafasan.


Rencana tindakan

Monitor frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan Posisikan klien dada posisi semi fowler Alihkan perhatian individu dari pemikiran tentang keadaan ansietas dan ajarkan cara bernafas efektif Minimalkan distensi gaster Kaji pernafasan selama tidur Yakinkan klien dan beri dukungan saat dipsnea

Resiko tinggi ketidak patuhan yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang kondisi dan perawatan diri pada saat pulang.

Rencana tindakan Bantu mengidentifikasi faktor faktor pencetus serangan asthma Ajarkan tindakan untuk mengatasi asthma dan mencegah perawatan di rumah sakit Anjurkan dan beri alternative untuk menghindari faktor pencetus. Ajarkan dan biarkan klien mendemontrasikan latihan pernafasan . Jelaskan dan anjurkan untuk menghindari penyakit infeksi. Instruksikan klien untuk melaporkan bila ada perubahan karakteristrik sputum, peningkatan suhu, batuk, kelemahan nafas pendek ataupun peningkatan berat badan atau bengkak pada telapak kaki.

Pemeriksaan fisik
Sistem Pernapasan / Respirasi

Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea, orthopnea, barrel chest, penggunaan otot aksesori pernapasan, Peningkatan PCO2 dan penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor, pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi basah sedang, ronchi kering musikal.
Sistem Cardiovaskuler

Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan.


Sistem Persyarafan / neurologi

Pada serangan yang berat dapat terjadi gangguan kesadaran : gelisah, rewel, cengeng apatis sopor coma.
Sistem perkemihan

Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang akibat sesak nafas
.Sistem Pencernaan / Gastrointestinal

Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi terhadap makan dan minum, mukosa mulut kering.
Sistem integumen

Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.

Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Tak efektif bersihan jalan nafas

b/d bronkospasme. Diagnosa 2: Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan pengobatan.

Diagnosa 1 : Tak efektif bersihan jalan nafas b/d bronkospasme.


Tujuan: perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat Intervensi:

- Kaji/awasi secara rutin keadaan kulit klien dan membran mukosa - Awasi tanda vital dan irama jantung - Kolaborasi: .berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGDA dan toleransi klien - Sianosis mungkin perifer atau sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia - Penurunan getaran vibrasi diduga adanya penggumpalan cairan/udara - Takikardi, disritmia, dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik.

Diagnosa 2: Kurang pengetahuan b/d proses penyakit dan pengobatan.


Tujuan : Orang tua secara verbal memahami proses penyakit dan

pengobatan dan mengikuti regimen terapi yang diberikan. Intervensi: -Kaji pengetahuan anak dan orang tua tentang penyakit, pengobatan dan intervensi. -Bantu untuk mengidentifikasi faktor pencetus. -Jelaskan tentang emosi dan stres yang dapat menjadi faktor pencetus. -Jelaskan tentang pentingnya pengobatan; dosis, efek samping, waktu pemberian dan pemeriksaan darah. -Informasikan tanda dan gejala yang harus dilaporkan dan kontrol ulang. -Informasikan pentingnya program aktivitas dan latihan nafas. -Jelaskan tentang pentingnya terapi bermain sesuai usia.

Anda mungkin juga menyukai