Anda di halaman 1dari 0

BAB 4

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN



4.1 Rancangan Sitem yang Diusulkan
Perancangan SPK dibagi menjadi empat tahap:
1. Perancangan SPK Modal Kerja
SPK Modal Kerja dirancang sesuai langkah-langkah yang disebutkan
oleh Lars Mathiassen. Dimana perancangan dibagi menjadi beberapa
langkah seperti Problem Domain, Application Domain, Architectur Design
dan Component Design.
2. Perancangan sub sistem manajemen data
Merupakan data yang akan digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan modal kerja. Sub sistem manajemen data akan dibuat dengan
menggunakan Microsoft Access 2000. Sedangkan hubungan antar data akan
digambarkan dengan menggunakan Class Diagrams.
3. Perancangan sub sistem manajemen model
Sub sistem manajemen model dirancang dengan AHP dan simulasi.
4. Perancangan sub sistem manajemen user interface
Sub sistem ini dirancang dengan menggunakan bahasa pemrograman
Microsoft Visual Studio 2005. Sedangkan hubungan antar user interface
akan digambarkan dengan menggunakan Navigation Diagrams.








98
4.1.1 Rancangan Sistem Pendukung Keputusan Modal Kerja
4.1.1.1 Rich Picture

Gambar 4.1 Rich Picture
Dari Rich Picture di atas dapat dilihat bahwa DSS modal kerja telah
menggantikan proses kerja manual menjadi terkomputerisasi sesuai dengan
yang diharapkan. Laporan yang sudah dihasilkan di serahkan kepada Manajer
Bagian Keuangan untuk ditandantangani kemudian ditunjukan kepada
Direktur.




4.1.1.2 Class Diagrams




99

Gambar 4.2 Class Diagram
Dari class diagram di atas dapat dibuat event table sebagai berikut:




100

Tabel 4.1 Event Table
Class Event
Setting
Modal
Kerja
Hasil
Laporan
Keuangan
Perusahaan
User
Lembaga
Pemberi
Pinjaman
Nilai
Lembaga
Pemberi
Pinjaman
Login V
Input V V V V
Disimpan V V V V V V V
Dicetak V V V V V V
Ambil
Data
V V V V V
Diurutkan V
Dihitung V

4.1.1.3 Structure
Dari class diagram di atas maka dapat diketahui structure dari SPK yang
disarankan. Pada gambar 4.3 berikut, terlihat struktur tunggal dari class User
tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.





101

Gambar 4.3 Structure class User

Pada gambar 4.4 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Modal Kerja
tanpa pola hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.

Gambar 4.4 Structure class Modal Kerja

Pada gambar 4.5 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Setting tanpa pola
hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.

Gambar 4.5 Structure class Setting

Pada gambar 4.6 berikut, terlihat struktur tunggal dari class Setting tanpa pola
hubungan asosiasi, generalisasi ataupun agregasi.




102

Gambar 4.6 Structure class Hasil

Pada gambar 4.7 berikut, terlihat struktur class Laporan Keuangan Perusahaan
memiliki pola hubungan generalisasi yang menggambarkan bahwa untuk
mengetahui keadaan dan kebutuhan modal kerja perusahaan dibutuhkan dua
laporan keuangan perusahaan yaitu Neraca dan Laporan Laba Rugi.

Gambar 4.7 Structure class Laporan Keuangan Perusahaan

Pada gambar 4.8 berikut, terlihat struktur class Lembaga Pemberi Pinjaman
yang terdiri dari class Lembaga Pemberi Pinjaman dan Nilai Lembaga Pemberi
Pinjaman memiliki pola hubungan asosiasi. Hal ini disebabkan karena satu data




103
lembaga pemberi pinjaman akan terhubung satu data nilai lebaga pemberi
pinjaman tersebut. Dalam sistem yang dibangun nilai lembaga pemberi pinjaman
dipengaruhi oleh data lembaga pemberi pinjaman tersebut. Di sini dapat terlihat
bahwa satu data lembaga pemberi pinjaman terhubung dengan satu data nilai
lembaga pemberi pinjaman.

Gambar 4.8 Structure class Lembaga Pemberi Pinjaman

4.1.1.4 Behavior
Dari Class Diagram di atas dapat digambarkan behavior dari
setiap class dengan menggunakan State Chart Diagram berikut ini:
1. Class User dimulai dengan dibuat sehingga statusnya menjadi
terdaftar. Selama terdaftar User dapat melakukan login sehingga
statusnya menjadi aktif dan melakukan input, ubah password, cetak,
simpan data dan jika semua aktivitas telah selesai pilih logout. Class
User akan berakhir saat dihapus dari database.




104

Gambar 4.9 State Chart Diagram class User

2. Class Modal Kerja diawali saat program dijalankan sehingga
statusnya menjadi aktif. Selama status aktif dapat melakukan
perurutan, perhitungan, penyetakan dan penyimpanan data. Setelah
semua aktivitas tersebut program dapat diclose untuk mengakhirinya.

Gambar 4.10 State Chart Diagram class Modal Kerja

3. Class Setting diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi
aktif. Selama aktif Class ini dapat diinput dan disimpan. Jika sudah
tidak diperlukan kembali maka Class dapat dihapus.






105

Gambar 4.11 State Chart Diagram class Setting

4. Class Hasil diawali saat Class dibuat sehingga statusnya menjadi
aktif. Selama aktif Class ini dapat dicetak dan disimpan dan di masa
depan dapat diambil datanya sebagai referensi. Jika sudah tidak
diperlukan kembali maka Class dapat dihapus.


Gambar 4.12 State Chart Diagram class Hasil

5. Class Laporan Keuangan Perusahaan diawali saat Class dibuat
sehingga statusnya menjadi aktif. Selama dalam status aktif Laporan
Keuangan Perusahaan dapat diambil datanya, dicetak dan disimpan.
Laporan Keuangan Perusahaan yang terlalu lama bisa dihapus jika
sudah tidak diperlukan.




106

Gambar 4.13 State Chart Diagram class Laporan Keuangan
Perusahaan

6. Class Lembaga Pemberi Pinjaman diawali saat Class dibuat sehingga
statusnya menjadi aktif. Setelah statusnya menjadi aktif maka dapat
menginput data lembaga pemberi pinjaman, mencetak,
menyimpannya dan di masa depan saat dibutuhkan dapat diambil
kembali. Class ini berakhir saat dihapus.

Gambar 4.14 State Chart Diagram class Lembaga Pemberi Pinjaman

7. Class Nilai Lembaga Pemberi Pinjaman diawali saat Class dibuat
sehingga statusnya menjadi aktif. Setelah statusnya menjadi aktif
maka dapat dilakukan input data nilai dari lembaga pemberi
pinjaman, mencetak, menyimpannya dan di masa depan saat
dibutuhkan dapat diambil kembali. Class ini berakhir saat dihapus.




107

Gambar 4.15 State Chart Diagram class Nilai Lembaga Pemberi
Pinjaman

4.1.1.5 Usage
Uses Case dari sistem pendukung keputusan modal kerja yang
disarankan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.




108
Use Case
Sistem Pendukung Keputusan
Modal Kerja
Login
Mencetak Laporan Keuangan
Perusahaan
UbahPassword
Menjalankan DSS
Mengisi kriteria pemilihan
Save dan print hasil
Menjalankan simulasi
Mengisi kriteria pemilihan
Save dan print hasil
Menjalankan Program Modal
Kerja
Mengupdate data lembaga
pemberi pinjaman dan nilainya
Petugas Bagian
Keuangan
Seting DSS

Gambar 4.16 Use Case




109

Hanya terdapat satu aktor pada use case yaitu Petugas Bagian
Keuangan yang berwenang dalam menjalankan sistem. Untuk
menjalankan sistem Petugas Bagian Keuangan melakukan login. Setelah
sistem berjalan Petugas Bagian Keuangan dapat mengubah password,
menjalankan program modal kerja, mengupdate data lembaga pemberi
pinjaman dan nilainya, mencetak laporan keuangan. Jika telah selesai
menggunakan sistem Petugas Bagian Keuangan melakukan logout untuk
mematikan sistem.

4.1.1.6 Function
Sequence diagram dari SPK Modal Kerja yang disarankan sebagai
berikut:
1. Sequence diagram login

Gambar 4.17 Sequence diagram login




110
2. Sequence diagram ubah password

Gambar 4.18 Sequence diagram ubah password

3. Sequence diagram Setting DSS

Gambar 4.19 Sequence diagram Setting DSS




111
4. Sequence diagram menjalankan program modal kerja
P etugas
Bagian
Keuang
an
Window Modal
Kerja
Pilih_ Run_ Modal_Kerja
Result
S tatus Keuangan
Perusahaan
Get_Data_ Modal_ Kerja
Close
Result
Get_Data_ Modal_ Kerja
E ntry_ lama_ peminjaman
Entry_ jumlah_peminjaman
Database Nilai
Lembaga P emberi
Pinjaman
Entry_Matrix_P erjanjian_ Pinjaman
Entry_Matrix_Utama
Entry_Matrix_P erjanjian_ Pinjaman
E ntry_ Matrix_Lembaga_ Pemberi_P injaman
Compute
Get_Data_Nilai_Lembaga_ Pemberi_P injaman
Save
Pilih_ Analisa_S ensitivitas
Entry_Matrix_Analisa_ Sensitivitas
P rint
Compute
Result
Get_ Data_Nilai_Lembaga_ Pemberi_P injaman

Gambar 4.20 Sequence diagram menjalankan program modal kerja









112
5. Sequence diagram menjalankan program simulasi

Gambar 4.21 Sequence diagram menjalankan program simulasi











113
6. Sequence diagram mengupdate data lembaga dan nilainya


Gambar 4.22 Sequence diagram mengupdate data lembaga dan
nilainya

7. Sequence diagram print laporan keuangan perusahaan


Gambar 4.23 Sequence diagram print laporan keuangan perusahaan

4.1.1.7 Criteria




114
Kriteria dari SPK Modal Kerja yang disarankan dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Tabel 4.2 Tabel Criteria
Criterion
Very
important
Important
Less
important
Irrelevant
Easily
fulfiled
Usable
Secure
Efficient
Correct
Reliable
Maintainable
Testable
Flexible
Comprehensible
Reusable
Portable
Interoperable

Penjelasan dari kriteria SPK Modal Kerja sebagai berikut:
1. Usable: Kriteria ini digolongkan ke dalam katagori sangat
penting karena SPK Modal Kerja yang sedang di bangun
haruslah dapat digunakan.
2. Secure: Kriteria ini digolongkan kedalam katagori penting
karena didalam SPK Modal Kerja terdapat data-data penting
perusahaan. Sehingga keamanan terhadap akses yang tidak




115
diijinkan/diotorisasi perlu dicegah dengan menggunakan
proteksi password dari petugas berwenang.
3. Efficient: Diharapkan faktor ekonomis dari SPK Modal Kerja
tidak akan membebani perusahaan sebab pada umumnya selain
sistem, fasilitas yang diperlukan telah dimiliki oleh perusahaan.
Hal ini membuat kriteria efficient masuk ke dalam katagori
penting.
4. Correct: Kriteria ini tergolong sangat penting sebab kebutuhan
untuk memenuhi masalah modal kerja sangatlah vital bagi
kelangsungan perusahaan. Oleh sebab itu diharapkan SPK
Modal Kerja dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.
5. Reliable: Seperti telah disebutkan di atas pemenuhan
kebutuhan modal kerja sangat vital bagi perusahaan sehingga
laporan yang dihasilkan SPK Modal Kerja sangatlah penting.
Namun lebih penting adalah keakuratan dari laporan yang
dihasilkan sistem tersebut. Hal ini dikarenakan keputusan yang
akan diambil berdasarkan hasil laporan SPK Modal Kerja.
Sehingga kemampuan sistem untuk menghasilkan laporan yang
akurat tergolong dalam kriteria sangat penting.
6. Maintainable: Dikarenakan sistem akan digunakan dalam
jangka waktu yang lama maka biaya perawatan dan tingkat
kesulitannya harus diperhatikan. SPK Modal Kerja yang
disarankan diharapkan tidak memerlukan banyak biaya dan
usaha untuk memperbaikinya di masa depan. Oleh sebab itu
kriteria ini digolongkan sebagai penting.




116
7. Testable: Sistem yang akan dibangun dipastikan telah diuji
coba sebelum digunakan sehingga dapat dipastikan telah
berfungsi dengan baik. Oleh sebab itu kriteria ini tergolong
sebagai mudah dipenuhi sebab pasti akan dilakukan.
8. Flexible: Sistem Pendukung Keputusan Modal Kerja seperti
namanya merupakan sistem yang dibuat untuk suatu fungsi dan
telah memiliki spesifikasi rancangan dan algoritma tersendiri.
Oleh sebab itu perubahan pada sistem digolongkan ke dalam
tidak penting karena keterbatasan perubahan.
9. Comprehensible: Sangatlah penting untuk memahami sistem
ini sebab laporan yang dihasilkan oleh sistem ini sangat
berguna bagi perusahaan. Oleh sebab itu pemahaman dari
sistem tergolong sebagai katagori sangat penting.
10. Reusable: Sistem ini dirancang dengan rancangan tersendiri
dan memiliki algoritma tersendiri. Oleh sebab itu akan sulit
jika di masa depan sebagian atau keseluruhan sistem ini
digunakan untuk membangun sistem baru. Akan lebih mudah
bagi perusahaan jika ingin membuat sistem baru dari awal
dibanding menggunakan bagian dari sistem ini, terutama pada
kesulitan mengenali bahasa program yang digunakan
programer untuk membuatnya. Oleh sebab itu kriteria ini
tergolong kurang penting.
11. Portable: SPK Modal Kerja yang akan dibangun akan
digunakan dari satu lokasi saja yaitu kantor bagian keuangan
dan sistem tidak bisa dipindahkan sebab sistem memiliki




117
kemampuan akses ke dalam data perusahaa. Oleh sebab itu
kriteria ini tidak relevan dan tidak diperlukan.
12. Interoperable: SPK Modal Kerja seperti namanya merupakan
sistem pendukung yang akan menjadi bagian dari sistem
terdahulu di bagian keuangan perusahaan. Oleh sebab itu perlu
diperhatikan pentingnya agar sistem dapat disatukan dengan
sistem terdahulu dan biaya yang akan dikeluarkan untuk
menyatukannya. Hal ini menyebabkan kriteria Interoperable
digolongkan sebagai penting bagi sistem.

4.1.2 Rancangan Sub Sistem Manajemen Data
4.1.2.1 Spesifikasi Database
Data yang digunakan dalam aplikasi SPK modal kerja adalah:
Tabel 4.3 Spesifikasi Database User

Nama: User
Primary Key: NomorPegawai
Keterangan: Petugas yang berhak menjalankan applikasi SPK

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
Nomor Pegawai Text 6 Nomor pegawai
Nama Text 20 Nama pegawai
Jabatan Text 20 Nama jabatan
Password Text 10 Password pegawai




Tabel 4.4 Spesifikasi Database Laporan Keuangan Perusahaan Neraca

Nama: Laporan Keuangan Perusahaan Neraca
Primary Key: Nomor Akun
Keterangan: Laporan Keuangan Neraca tahun 2007 PT. X




118

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
No Auto
numbering
3 Nomor urut
No Perkiraan Number 3 Nomor Perkiraan
Akuntansi
Deskripsi Text 20 Nama Perkiraan
Akuntansi
Status Text 6 Saldo berada di
debet atau kredit
Saldo Currency 20 Saldo dari akun


Tabel 4.5 Spesifikasi Database Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan Laba Rugi

Nama: Laporan Keuangan Perusahaan Laporan Laba Rugi
Primary Key: Deskripsi
Keterangan: Laporan Keuangan Laba Rugi tahun 2007 PT. X

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
Deskripsi Text 20 Nama Perkiraan
Akuntansi
Rupiah Text 20 Saldo dari akun

Tabel 4.6Spesifikasi Database Setting

Nama: Setting
Primary Key: Solusi DSS
Keterangan: Petugas yang berhak menjalankan applikasi SPK

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
Solusi DSS Text 20 Solusi yang akan
diambil dalam DSS
Jika Lebih Dari atau Sama
Dengan
Currency 20 Batas bawah dari
syarat agar solusi
diambil
Sampai Kurang Dari Currency 20 Batas atas dari
syarat agar solusi
diambil


Tabel 4.7 Spesifikasi Database Lembaga Pemberi Pinjaman

Nama: Lembaga Pemberi Pinjaman
Primary Key: No LPP
Keterangan: Daftar tarif pinjaman yang bank tawarkan




119

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
No. LPP Auto
numbering
3 Nomor urut
lembaga pemberi
pinjaman
Tanggal Date Tanggal input
Nama Bank Text 20 Nama bank
Alamat Text 30 Alamat bank
SBI Number 2 Tingkat suku bunga
Bank Indonesia
Jika Meminjam dari
(tahun)
Number 2 Awal jangka
pinjaman
Sampai (tahun) Number 2 Akhir jangka
pinjaman
Dari Jumlah (Rupiah) Currency 12 Batas bawah
pinjaman
Sampai Jumlah (rupiah) Currency 12 Batas atas Pinjaman
Tarif Bunga Pinjaman
(%)
Number 2 Tarif bunga
pinjaman dalam
persen
Tarif Biaya Admin (%) Number 2 Tarif biaya
administrasi yang
dikenakan terhadap
peminjaman sebesar
persentase dari
pinjaman diberikan
Tarif Denda (%) Number 2 Tarif denda yang
dikenakan jika
perusahaan telat
membayar pinjaman
sebesar persentase
dari pinjaman
Tarif Jaminan yang
Diminta (%)
Number 2 Jumlah jaminan
yang diminta oleh
bank sebesar
persentase dari
peminjaman
Tarif Pengendapan Dana
(%)
Number 2 Tarif dana yang
harus diendapkan
sebagai syarat
peminjaman sebesar
persentase dari
pinjaman
Citra Text 10 Reputasi lembaga
secara umum
Kesehatan Lembaga Text 10 Keadaan lembaga
secara umum
Lama Berdiri (tahun) Number 2 Lama lembaga telah
berdiri
Opsi Mengosiasikan Text 10 Ada tidaknya opsi




120
Ulang Perjanjian untuk
menegosiasikan
ulang perjanjian
Flexibilitas Text 10 Kemampuan
lembaga untuk
menyesuaikan
perjanjian sesuai
keinginan
perusahaan
Kemudahan
Menegosiasikan
Text 10 Kemudahan yang
diberikan selama
dilakukannya
negosiasi dan
prosesnya



Tabel 4.8 Spesifikasi Database Penilaian Lembaga Pemberi Pinjaman

Nama: Lembaga Pemberi Pinjaman
Primary Key: No
Keterangan: Daftar tarif pinjaman yang bank tawarkan

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
No. NLPP Auto
numbering
3 Nomor urut nilai
lembaga pemberi
pinjaman
Tanggal Date Tanggal input
Nama Bank Text 20 Nama bank
Alamat Text 30 Alamat bank
SBI Number 2 Tingkat suku bunga
Bank Indonesia
Jika Meminjam dari
(tahun)
Number 2 Awal jangka
pinjaman
Sampai (tahun) Number 2 Akhir jangka
pinjaman
Dari Jumlah (Rupiah) Currency 12 Batas bawah
pinjaman
Sampai Jumlah (rupiah) Currency 12 Batas atas Pinjaman
Nilai tarif Bunga
Pinjaman (%)
Number 2 Hasil penilaian tarif
bunga pinjaman
dalam persen
Nilai tarif Biaya Admin
(%)
Number 2 Hasil penilaian tarif
biaya administrasi
yang dikenakan
terhadap
peminjaman sebesar
persentase dari
pinjaman diberikan
Nilai tarif Denda (%) Number 2 Hasil penilaian tarif




121
denda yang
dikenakan jika
perusahaan telat
membayar pinjaman
sebesar persentase
dari pinjaman
Nilai tarif Jaminan yang
Diminta (%)
Number 2 Hasil penilaian
jumlah jaminan
yang diminta oleh
bank sebesar
persentase dari
peminjaman
Nilai tarif Pengendapan
Dana (%)
Number 2 Hasil penilaian tarif
dana yang harus
diendapkan sebagai
syarat peminjaman
sebesar persentase
dari pinjaman
Nilai citra Number 2 Hasil penilaian
reputasi lembaga
secara umum
Nilai kesehatan Lembaga Number 2 Hasil penilaian
keadaan lembaga
secara umum
Nilai lama Berdiri
(tahun)
Number 2 Hasil penilaian lama
lembaga telah
berdiri
Nilai opsi Mengosiasikan
Ulang Perjanjian
Number 2 Hasil penilaian ada
tidaknya opsi untuk
menegosiasikan
ulang perjanjian
Nilai flexibilitas Number 2 Hasil penilaian
kemampuan
lembaga untuk
menyesuaikan
perjanjian sesuai
keinginan
perusahaan
Nilai kemudahan
Menegosiasikan
Number 2 Hasil penilaian
kemudahan yang
diberikan selama
dilakukannya
negosiasi dan
prosesnya

Tabel 4.9 Spesifikasi Database Hasil

Nama: Hasil
Primary Key: Solusi yang Direkomendasikan




122
Keterangan: Hasil SPK berupa solusi yang disarankan

Nama Field Tipe Ukuran Desimal Keterangan
Solusi yang
Direkomendasikan
Text 30 Solusi modal kerja
yang
direkomendasikan
SPK
Nama Lembaga Text 20 Nama lembaga
Alamat Text 50 Alamat lembaga
Nilai DSS Number 5 Nilai SPK dari solusi
yang
direkomendasikan

4.1.3 Rancangan Sub Sistem Manajemen Model
4.1.3.1 Struktur Hirarki SPK Modal Kerja
Kriteria utama yang digunakan dalam SPK modal kerja terdiri dari tiga
kriteria utama, di mana masing-masing memiliki kriteria tersendiri.
Kriteria utama yaitu: Perjanjian Pinjaman, Lembaga Pemberi Pinjaman
dan Pelayanan Proses Peminjaman. Untuk lebih jelasnya kriteria utama
dan masing-masing subkriteriannya dapat dilihat pada gambar berikut:





123

Gambar 4.24 Hirarki Kriteria




124

4.1.3.2 Penjabaran dari Kriteria yang Digunakan
Penjabaran dari kriteria utama dan sub dari masing-masing kriteria
yang digunakan dalam SPK Modal Kerja dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.10 Penjabaran Kriteria Utama SPK Modal Kerja
No. Kriteria Utama Keterangan
1 Perjanjian Pinjaman Isi dari perjanjian peminjaman
2 Lembaga Pemberi Pinjaman Status dari lembaga pemberi pinjaman
3 Pelayanan Proses
Peminjaman
Layanan dan fasilitas yang diberikan selama
proses dan setelah peminjaman.

Tabel 4.11 Penjabaran Sub Kriteria Perjanjian Pinjaman
No. Sub Kriteria Keterangan
1 Tarif Bunga Tarif bunga yang dikenakan pada peminjaman
2 Tarif Admin Tarif biaya administrasi yang dikenakan pada
proses peminjaman
3 Tarif Denda Tarif denda yang dikenakan jika terjadi
keterlambatan pembayaran peminjaman
4 Tarif Jaminan Tarif besar jaminan yang diminta oleh
lembaga pemberi pinjaman atas pinjaman
diberikan
5 Tarif Pengendapan Dana Tarif besar dana yang harus diendapkan
sebagai syarat peminjaman




125

Tabel 4.12 Penjabaran Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman
No. Sub Kriteria Keterangan
1 Citra Reputasi lembaga pemberi pinjaman secara
umum
2 Kesehatan Lembaga Keadaan/kesehatan Lembaga pemberi
keuangan
3 Lama Berdiri Lama lembaga keuangan berdiri

Tabel 4.13 Penjabaran Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman
No. Sub Kriteria Keterangan
1 Opsi Menegosiasikan Ulang
Perjanjian
Ada tidaknya opsi untuk menegosiasikan
ulang perjanjian pinjaman di masa depan jika
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
2 Flexibilitas Kemampuan lembaga pemberi pinjaman
untuk menyesuaikan perjanjian dengan
keinginan perusahaan.
3 Kemudahan Negosiasi Kemudahan yang diberikan dalam proses
negosiasi peminjaman

4.1.3.3 Standard Skala Penilaian
Standar skala penilaian untuk setiap sub kriteria yang ada pada kriteria
utama dapat dilihat tabel di bawah ini:






126
Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Perjanjian Pinjaman:
Tabel 4.14 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Bunga
Tingkat Keadaan Nilai
Lebih dari Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + 4% 1
Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + 4% 5
Suku Bunga Bank Indonesia (SBI) + (1-3)% 7
Sama dengan SBI atau bahkan kurang 9

Tabel 4.15 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Admin
Tingkat Keadaan Nilai
Biaya Admin lebih dari 1% pokok pinjaman 1
Biaya Admin sebesar 1% dari pokok pinjaman 6
Tidak ada biaya admin 9

Tabel 4.16 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Denda
Tingkat Keadaan Nilai
Tarif Denda lebih 2,5% dari pokok pinjaman 1
Tarif Denda sebesar 2% sampai 2,4% dari pokok pinjaman 5
Tarif Denda sebesar 1% sampai 1,9% dari pokok pinjaman 7
Tarif Denda sebesar 1% dari pokok pinjaman 9

Tabel 4.17 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Jaminan
Tingkat Keadaan Nilai
Jaminan lebih dari 135% dari nilai pinjaman 1




127
Jaminan sebesar 125% sampai 135% dari nilai pinjaman 5
Jaminan sebesar 100% sampai 124% dari nilai pinjaman 7
Jaminan sebesar 100% dari nilai pinjaman 9

Tabel 4.18 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Tarif Pengendapan
Dana
Tingkat Keadaan Nilai
Adanya kewajiban pengendapan dana lebih 1 milliar rupiah 1
Adanya kewajiban pengendapan dana sebesar 500 juta sampai 1 milliar
rupiah
5
Adanya kewajiban pengendapan dana sampai 499 juta rupiah 7
Tidak ada pengendapan dana 9

Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Lembaga Pemberi
Pinjaman:
Tabel 4.19 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Citra
Tingkat Keadaan Nilai
Memiliki reputasi yang tidak baik 1
Belum jelas/tidak diketahui/masih baru 5
Memiliki reputasi yang cukup baik secara umum 7
Memiliki reputasi yang sempurna 9

Tabel 4.20 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Kesehatan Lembaga
Tingkat Keadaan Nilai
Tidak sehat 3




128
Sehat 6
Sangat Sehat 9

Tabel 4.21 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Lama Berdiri
Tingkat Keadaan Nilai
Berumur kurang dari 4 tahun 1
Telah berdiri 5 tahun sampai 14 tahun 5
Telah berdiri 15 tahun sampai 25 tahun 7
Lebih dari 25 tahun 9

Standard Skala Penilaian Sub Kriteria dari Pelayanan Proses
peminjaman:
Tabel 4.22 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Opsi
Menegosiasikan Ulang Perjanjian
Tingkat Keadaan Nilai
Tidak ada opsi menegosiasikan ulang perjanjian 1
Ada opsi menegosiasikan ulang perjanjian 9

Tabel 4.23 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Flexibilitas
Tingkat Keadaan Nilai
Tidak mampu mengubah peraturan proses perjanjian peminjaman 1
Mampu menyesuaikan perjanjian peminjaman sesuai yang diinginkan 9







129
Tabel 4.24 Standard Skala Penilaian Sub Kriteria Kemudahan
Negosiasi
Tingkat Keadaan Nilai
Sulit bernegosiasi sehingga baik karena proses panjang maupun pelayanan
yang buruk
1
Proses negosiasi standard dan berjalan secara wajar 6
Negosiasi dapat dilakukan dengan mudah dan tidak banyak menghabiskan
waktu serta perlakuan yang istimewa
9

4.1.3.4 Analisis Keputusan
Untuk melakukan analisis keputusan, perlu dilakukan langkah-langkah
perhitungan untuk mengetahui tingkat konsistensi matriks keputusan yang
dibuat. Adapun langkah-langkah serta hasil perhitungan untuk setiap
kriteria dan sub kriteria yang digunakan dalam SPK Modal Kerja sebagai
berikut:
Kriteria Utama
Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise
comparison untuk setiap kriteria yang diperbandingkan harus terlebih
dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria utama dapat dilihat pada tabel 4.35
berikut:

Tabel 4.25 Matriks Perbandingan Kriteria Utama
Modal Kerja
Perjanjian
Pinjaman
Lembaga Pemberi
Pinjaman
Pelayanan Proses
Peminjaman
Perjanjian
Pinjaman
1 3 5




130
Lembaga Pemberi
Pinjaman
1/3 1 2
Pelayanan Proses
Peminjaman
1/5 1/2 1

Contoh langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung vi untuk setiap baris matriks:
v1 =
3
1 x 3 x 5 = 2,4662
v2 =
3
1/3 x 1 x 2 = 0,8736
v3 =
3
1/5 x 1/2 x 1 = 0,4642
Total v = 3,804

2. Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight):
w1 = 2,4662 / 3,804 = 0,6483
w2 = 0,8736 / 3,804 = 0,2297
w3 = 0,4642 / 3,804 = 0,122

3. Mencari i dan maks di mana proses perhitungannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.26 Perhitungan
i
dan
maks
Kriteria Utama
Perhitungan Hasil

1
= ( (0,6483 x 1) + (0,2297 x 3) + (0,122 x 5) ) / 0,6483
= (0,6483 + 0,6891 + 0,61) / 0,6483

= 3,0039

2
= ( (0,6483 x 1/3) + (0,2297 x 1) + (0,122 x 2) ) / 0,2297
= (0,2161 + 0,2297 + 0,244) / 0,2297

= 3,0030

3
= ( (0,6483 x 1/5) + (0,2297 x 1/2) + (0,122 x 1) ) / 0,122
= (0,12966 + 0,11485 + 0,122) / 0,122

= 3,0042
Total

maks
= ( 9,0111 / 3)
= 9,0111
= 3,0037

4. Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR):




131

CI = (3,0037 3) / 2 = 0,00185
CR = 0,00185 / 0.58 = 0,00319

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks
kriteria utama konsisten karena CR = 0,00319 < 0,1 sehingga
konsistensi dari pemilihan kriteria utama adalah memuaskan dan
dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan
konsistensi matriks kriteria utama dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.27 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Kriteria Utama
Promosi

v

w



Perjanjian Pinjaman
2,4662 0,6483
3,0039
Lembaga Pemberi
Pinjaman
0,8736 0,2297
3,0030
Pelayanan Proses
Peminjaman
0,4642 0,122 3,0042
Total 3,804 1,0000
9,0111
maks 3.0037
CI = 0,00185 CR = 0,00319 (Konsisten)


Sub Kriteria Perjanjian Pinjaman
Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise
comparison untuk setiap sub kriteria perjanjian pinjaman yang
diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria
utama dapat dilihat pada tabel berikut ini:







132

Tabel 4.28 Matriks Perbandingan Kriteria Perjanjian Pinjam
Perjanjian
Pinjaman
Tarif
Bunga
Tarif Admin Tarif Denda
Tarif
Jaminan
Tarif
Pengendapan
Dana
Tarif Bunga 1 2 3 5 7
Tarif Admin 1/2 1 2 4 5
Tarif Denda 1/3 1/2 1 2 4
Tarif
Jaminan
1/5 1/4 1/2 1 2
Tarif
Pengendapan
Dana
1/7 1/5 1/4 1/2 1

Contoh langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung vi untuk setiap baris matriks:
v1 =
5
1 x 2 x 3 x 5 x 7 = 2,9137
v2 =
5
1/2 x 1 x 2 x 4 x 5 = 1,8206
v3 =
5
1/3 x 1/2 x 1 x 2 x 4 = 1,0592
v4 =
5
1/5 x 1/4 x 1/2 x 1 x 2 = 0,5493
v5 =
5
1/7 x 1/5 x 1/4 x 1/2 x 1 = 0,324
Total v = 6.6668

2. Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight):
w1 = 2,9137/6.6668 = 0,4370
w2 = 1,8206/6.6668 = 0,2731




133
w3 = 1,0592/6.6668 = 0,1589
w4 = 0,5493/6.6668 = 0,0824
w5 = 0,324/6.6668 = 0,0486

3. Mencari i dan maks di mana proses perhitungannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.29 Perhitungan
i
dan
maks
Kriteria Perjanjian Pinjam
Perhitungan Hasil

1
= ((0,4370 x 1) + (0,2731 x 2) + (0,1589 x 3) + (0,0824 x 5) +
(0,0486 x 7)) / 0,4370
= (0,4370 + 0,528 + 0,3213 + 0,179 + 0,1043) / 0,4370

= 5,062

2
= ((0,4370 x 1/2) + (0,2731 x 1) + (0,1589 x 2) + (0,0824 x 4) +
(0,0486 x 5)) / 0,2731
= (0,2891 + 0,2731+ 0,2142 + 0,1432 + 0,0745) / 0,2731

= 5,0604

3
= ((0,4370 x 1/3) + (0,2731 x 1/2) + (0,1589 x 1) + (0,0824 x 2) +
(0,0486 x 4)) / 0,1589
= (0,1927 + 0,132 + 0,1589 + 0,0716 + 0,0596) / 0,1589
= 5,0366

4
= ((0,4370 x 1/5) + (0,2731 x 1/4) + (0,1589 x 1/2) + (0,0824 x 1)
+ (0,0486 x 2)) / 0,0824
= (0,11564 + 0,066 + 0,05355 + 0,0824 + 0,0298) / 0,0824
= 5,033

5
= ((0,4370 x 1/7) + (0,2731 x 1/5) + (0,1589 x 1/4) + (0,0824 x 1/2)
+ (0,0486 x 1)) / 0,0486
= (0,0826 + 0,0528 + 0,0268 + 0,0179 + 0,0486 ) / 0,0486

= 5,0735
Total

maks
= (25,2655/5)
= 25,2655
= 5,0531


4. Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR):

CI = (5,0531 5) / 4 = 0,013275
CR = 0,013275 / 1,12 = 0,01185

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks
kriteria utama konsisten karena CR = 0,01185 < 0,1 sehingga
konsistensi dari pemilihan kriteria utama adalah memuaskan dan
dapat digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan




134
konsistensi matriks kriteria utama dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.30 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Kriteria Perjanjian
Pinjam
Perjanjian Pinjaman
v

w



Tarif Bunga
2,9137 0,4370 5,062
Tarif Admin
1,8206 0,2731 5,0604
Tarif Denda
1,0592 0,1589 3,0042
Tarif Jaminan
0,5493 0,0824 5,0366
Tarif Pengendapan
Dana
0,324 0,0486 5,0735
Total 6.6668 1,0000 25,2655
maks 5,0531
CI = 0,013275 CR = 0,01185 (Konsisten)


Sub Kriteria Lembaga Pemberi Pinjaman
Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise
comparison untuk setiap sub kriteria lembaga pemberi pinjaman yang
diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria
utama dapat dilihat pada tabel 4.41 berikut:

Tabel 4.31 Matriks Perbandingan Sub Kriteria Lembaga Pemberi
Pinjaman
Lembaga Pemberi
Pinjaman
Citra
Kesehatan
Lembaga
Lama Berdiri
Citra 1 2 5




135
Kesehatan Lembaga 1/2 1 3
Lama Berdiri 1/5 1/3 1

Contoh langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung vi untuk setiap baris matriks:
v1 =
3
1 x 2 x 5 = 2,1544
v2 =
3
1/2 x 1 x 3 = 1,1447
v3 =
3
1/5 x 1/3 x 1 = 0,4055
Total v = 3,7046

2. Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight):
w1 = 2,1544/3,7046 = 0,5815
w2 = 1,1447/3,7046 = 0,309
w3 = 0,4055/3,7046 = 0,1095

3. Mencari i dan maks di mana proses perhitungannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.32 Perhitungan
i
dan
maks
Kriteria Lembaga Pemberi
Pinjaman
Perhitungan Hasil

1
= ( (0,5815 x 1) + (0,309 x 2) + (0,1095 x 5) ) / 0,5815
= (0,5815 + 0,3538 + 0,652) / 0,5815

= 3,0043

2
= ( (0,5815 x 1/2) + (0,309 x 1) + (0,1095 x 3) ) / 0,309
= (0,34635 + 0,309 + 0,3912) / 0,309

= 3,0040

3
= ( (0,5815 x 1/5) + (0,309 x 1/3) + (0,1095 x 1) ) / 0,1095
= (0,12966 + 0,11485 + 0,1095) / 0,1095

= 3,0027
Total

maks
= ( 9,011 / 3)
= 9,011
= 3,0037






136


4. Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR):

CI = (3,0037 3) / 2 = 0,00185
CR = 0,00185 / 0.58 = 0,00319

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks
sub kriteria lembaga pemberi pinjaman konsisten karena CR =
0,00319 < 0,1. Sehingga konsistensi dari pemilihan sub kriteria
lembaga pemberi pinjaman adalah memuaskan dan dapat digunakan
dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan konsistensi matriks sub
kriteria lembaga pemberi pinjaman dapat dilihat pada tabel berikut
ini:

Tabel 4.33 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Sub Kriteria
Lembaga Pemberi Pinjaman
Lembaga Pemberi
Pinjaman
v

w



Citra
2,1544 0,5815 3,0043
Kesehatan Lembaga
1,1447 0,309 3,0040
Lama Berdiri
0,4055 0,1095 3,0027
Total
3,7046 1,0000 9,011
maks 3,0037
CI = 0,00185 CR = 0,00319 (Konsisten)


Sub Kriteria Pelayanan Proses Peminjaman
Sebelum langkah-langkah perhitungan dilakukan, matriks pairwise
comparison untuk setiap sub kriteria pelayanan proses peminjaman yang
diperbandingkan harus terlebih dahulu dibuat. Matriks untuk kriteria
utama dapat dilihat pada tabel di bawah ini:




137

Tabel 4.34 Matriks Perbandingan Kriteria Pelayanan Proses
Peminjaman
Pelayanan Proses
Peminjaman
Opsi
Menegosiasikan
Ulang Perjanjian
Flexibilitas
Kemudahan
Menegosiasikan
Opsi
Menegosiasikan
Ulang Perjanjian
1 3 6
Flexibilitas 1/3 1 3
Kemudahan
Menegosiasikan
1/6 1/3 1

Contoh langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung vi untuk setiap baris matriks:
v1 =
3
1 x 3 x 6 = 2,6207
v2 =
3
1/3 x 1 x 3 = 1
v3 =
3
1/6 x 1/3 x 1 = 0,3816
Total v = 4,0023

2. Normalisasikan vi untuk mendapatkan wi (weight):
w1 = 2,6207 / 4,0023 = 0,6549
w2 = 1 / 4,0023 = 0,2499
w3 = 0,3816 / 4,0023 = 0,0953

3. Mencari i dan maks di mana proses perhitungannya dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:





138



Tabel 4.35 Perhitungan
i
dan
maks
Sub Kriteria Pelayanan Proses
Peminjaman
Perhitungan Hasil

1
= ( (0,6549 x 1) + (0,2499 x 3) + (0,0953 x 6) ) / 0,6549
= (0,6549 + 0,7497 + 0,5718) / 0,6549

= 3,0018

2
= ( (0,6549 x 1/3) + (0,2499 x 1) + (0,0953 x 3) ) / 0,2499
= (0,2183 + 0,2499 + 0,2859) / 0,2499

= 3,0018

3
= ( (0,6549 x 1/6) + (0,2499 x 1/3) + (0,0953 x 1) ) / 0,0953
= (0,10915 + 0,0833 + 0,0953) / 0,0953

= 3,0019
Total

maks
= ( 9,0055 / 3)
= 9,0055
= 3,0018

4. Mencari nilai Consistency index (CI) dan Consistency Ratio (CR):

CI = (3,0018 3) / 2 = 0,0009
CR = 0,0009 / 0.58 = 0,00155

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa matriks
sub kriteria pelayanan poses peminjaman konsisten karena CR =
0,00155 < 0,1. Sehingga konsistensi dari pemilihan sub kriteria
pelayanan poses peminjaman adalah memuaskan dan dapat
digunakan dalam AHP. Rangkuman hasil perhitungan konsistensi
matriks sub kriteria pelayanan poses peminjaman dapat dilihat pada
tabel berikut ini:

Tabel 4.36 Hasil Perhitungan Konsistensi Matriks Sub Kriteria
Pelayanan Proses Peminjaman
Pelayanan Proses
Peminjaman
v

w



Opsi
Menegosiasikan
Ulang Perjanjian
2,6207 0,6549 3,0018




139
Flexibilitas
1 0,2499 3,0018
Kemudahan
Menegosiasikan
0,3816 0,0953 3,0019
Total 4,0023 1,0001 9,0055
maks 3.0018
CI = 0,0009 CR = 0,00155 (Konsisten)


4.1.4 Rancangan Sub Sistem Manajemen User Interface
4.1.4.1 User Interface
SPK Modal Kerja PT X Tbk. menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa resminya, tetapi istilah-istilah bahasa Inggris dan komputer
juga banyak digunakan dalam rancangan antar muka. Berikut gambaran
design user interface SPK Modal Kerja PT X Tbk.

4.1.4.2 Dialog Style
Setiap user interface pada SPK Modal Kerja memiliki sejumlah windows
yang digunakan untuk mendukung proses pemilihan sumber modal kerja
PT X. Selain itu, sistem juga menyediakan fasilitas untuk keperluan
pencetakan informasi yang diperlukan oleh berbagai pihak dalam
perusahaan terutama direktur untuk pengambilan keputusan. Berikut ini
merupakan daftar window user interface dan hasil pencetakannya pada
tabel di bawah ini.

Tabel 4.37 Daftar window user interface dan print out
Window Print Out
Login




140
Menu Utama
Modal Kerja
Run
Imput Matiks Utama
Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama
Imput Matiks Perjanjian Perjanjian Pinjam
Bobot dan Konsistensi Kriteria Perjanjian Pinjam
Imput Matiks Lembaga Pemberi Pinjaman
Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga Pemberi
Pinjaman
Imput Matiks Pelayanan Proses Peminjaman
Bobot dan Konsistensi Kriteria Pelayanan Proses
Peminjaman
Imput Matiks Utama
Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama
Simulasi
Hasil Perhitungan Sebelumnya

Hasil DSS
Hasil Non DSS
Hasil Simulasi DSS

Data Lembaga Pemberi Pinjaman
Change
Overall

Data Lembaga Pemberi
Pinjaman
Status Keuangan Perusahaan
Neraca
Laporan Laba Rugi

Neraca
Laporan Laba Rugi
Seting
Ubah Password




141
Help
Logout

4.1.4.3 Navigation diagram
Berikut merupakan navigation diagram yang menggambarkan
window user interface beserta hubungan antara window interface satu
dengan lainnya.





142

Gambar 4.25 Navigation Diagram




143

4.1.4.4 Rancangan User Interface
Berikut merupakan gambaran dari masing-masing window user
interface:


Gambar 4.26 Window Login


Gambar 4.27 Window Menu Utama




144

Gambar 4.28 Window Help


Gambar 4.29 Window Ubah Password





145

Gambar 4.30 Window Setting


Gambar 4.31 Window Status Keuangan Perusahaan Neraca





146

Gambar 4.32 Window Status Keuangan Perusahaan Laporan Laba
Rugi





147

Gambar 4.33 Window Data Lembaga Pemberi Pinjaman Change





148

Gambar 4.34 Window Data Lembaga Pemberi Pinjaman Overall





149

Gambar 4.35 Window Perhitungan Modal Kerja


Gambar 4.36 Window Modal Kerja





150

Gambar 4.37 Window Modal Kerja Peminjaman


Gambar 4.38 Window Input Matrix Utama





151

Gambar 4.39 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Utama


Gambar 4.40 Window Input Matrix Perjanjian Pinjam





152

Gambar 4.41 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Perjanjian
Pinjam






153

Gambar 4.42 Window Input Matrix Lembaga Pemberi Pinjaman


Gambar 4.43 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga
Pemberi Pinjaman




154

Gambar 4.44 Window Input Matrix Lembaga Pelayanan Proses
Peminjaman

Gambar 4.45 Window Bobot dan Konsistensi Kriteria Lembaga
Pelayanan Proses Peminjaman




155


Gambar 4.46 Window Hasil DSS Peminjaman


Gambar 4.47 Window Hasil DSS Tanpa Peminjaman




156

Gambar 4.48 Window Analisa Sensitivitas


Gambar 4.49 Window Simulasi

4.2 Analisa Sensitivitas
Berikut ini adalah tabel yang menggambarkan analisa sensitivitas pada SPK
Modal Kerja, dimana perubahan pada kriteria utama dapat mengakibatkan perubahan
hasil SPK Modal Kerja.






157
Tabel 4.38 Analisa Sensitivitas
Kriteria Bobot Hasil SPK
Perjanjian Pinjaman
0,1
Lembaga Pemberi
Pinjaman
0,1
Pelayanan Proses
Peminjaman
0,8
Danamon

Perjanjian Pinjaman
0,1
Lembaga Pemberi
Pinjaman
0,8
Pelayanan Proses
Peminjaman
0,1
BCA

Perjanjian Pinjaman
0,8
Lembaga Pemberi
Pinjaman
0,1
Pelayanan Proses
Peminjaman
0,1
City Bank

Perjanjian Pinjaman
0,3
Lembaga Pemberi
Pinjaman
0,3
Pelayanan Proses
Peminjaman
0,3
City Bank

Pada tabel di atas hasil SPK Modal Kerja dua kali menampilkan City Bank, yaitu
pada saat bobot kriteria Perjanjian Pinjam ekstrim dan pada saat bobot kriteria




158
seimbang. Hal ini membuktikan bahwa kriteria yang paling berpengaruh adalah
Perjanjian Pinjaman.
Berikut merupakan contoh menjalankan analisa sensitivitas pada program SPK
Modal Kerja.


Gambar 4.50 Window Hasil DSS Peminjaman awal
Pada window Hasil DSS Peminjaman, tekan tombol analisa sensitivitas. Ini
akan membuka window Analisa Sensitivitas yang akan menampilkan perbandingan
dari kriteria utama.




159

Gambar 4.51 Window Analisa Sensitivitas awal

Pada window Analisa Sensitivitas ini terdapat tiga textbox yang jumlah nilai
dari ketiganya selalu 1. Dua textbox diatas dapat diubah dan textbox yang terbawah
akan menyesuaikan perubahan yang dilakukan diatas. Ubahlah perbandingan ketiga
textbox tersebut, misalnya menjadi seperti berikut ini.

Gambar 4.52 Window Analisa Sensitivitas baru





160
Tekan hasil untuk memperlihatkan hasil DSS yang baru. Ini akan membuka
Window Hasil DSS Peminjaman, namun dengan hasil yang berbeda.

Gambar 4.53 Window Hasil DSS Peminjaman baru

Dengan demikian dapat diperlihatkan bahwa analisa sensitivitas yang merubah
bobot kriteria utama dapat mempengaruhi hasil akhir DSS.

4.3 Rencana Implementasi
Pada sub bab akan dibahas bagaimana mengimplementasikan SPK Modal
Kerja yang telah dirancang di atas. Di mana akan di jelaskan kebutuhan perangkat
keras, piranti lunak dan program pelatihan pengguna SPK. Selain itu akan dijelaskan
urutan dan jadwal dari proses implementasi SPK Modal Kerja.







161
4.3.1 Kebutuhan Perangkat Keras, Piranti Lunak dan Program pelatihan
Pengguna SPK
1. Perangkat Keras.
Processor = Intel Pentium 4
RAM = 256 MB
Hard disk = 40 GB
2. Piranti Lunak.
Operating System = Windows XP
Aplikasi Utama = a. Microsoft Visual Studio 2005
b. Microsoft Access 2003
c. Crystal Report 8.5
Aplikasi tambahan = Microsoft Office 2003

3. Program Pelatihan Pengguna.
Aplikasi SPK Modal Kerja telah dirancang sesederhana
mungkin sehingga mudah untuk dipelajari tanpa memerlukan waktu
yang lama. Syarat dasar yang harus dimiliki oleh pengguna adalah
harus memahami dan sudah terbiasa menggunakan/mengoperasikan
komputer sebagai pendukung kegiatan operasional. Selain itu
pengguna juga akan dibekali dengan buku panduan untuk membantu
pengguna jika mengalami kesulitan mengoperasikannya.





162
4.3.2 Rencana Jadwal Implementasi
Rencana jadwal implementasi secara lengkap dapat dilihat pada tabel
4.39 berikut:
4.39 Tabel Jadwal Implementasi
Minggu ke
Kegiatan
1 2 3
4
5
1. Pembentukan tim


2. Pengadaan perangkat
keras



3. Pengadaan perangkat
lunak



4. Instalasi dan uji coba
SPK



5. Pelatihan pengguna


6. Evaluasi sistem

Anda mungkin juga menyukai