Des KBN DN Buka Lahan2811
Des KBN DN Buka Lahan2811
Des KBN DN Buka Lahan2811
NO 1 2 3 4 KARAKTERISTIK LAHAN Curah hujan, mm Bulan kering, bl Ketinggian ,m dpl Bentuk wilayah, % SMBL h k l w A 1600 2 220 Datar berombak, 9% 2 105 Lempung liat berdebu Baik, sedang 5,3 B 2000 1 180 Datar berombak,8% 3 110 Lempung berliat Baik,sedang 5,1 C 1700 2,5 325 Berombakbergelombang, 10% 2 90 Lempung berpasir Cepat terhambat 5,5
5 6 7 8 9
Batuan di permukaan dlm tnh, % vol Kedalaman efektif, cm Tekstur tanah Kelas drainase Kemasaman tanah, pH
b s t d a
1. Tentukan kelas kesesuaian lahan di atas. Berikan saran untuk perbaikan 2. Buat bagan alir tahap perijinan pemanfaatan lahan untuk perkebunan kelapa sawit (dari APL)
SURVEY AREAL
Untuk menentukan batas dan luas areal yg akan ditanami Hasil yg didapat digunakan sbg dasar penyusunan peta rencana kerja (sistem, waktu, alokasi tenaga) terkait efisiensi biaya. Juga utk penyusunan sistem pengawetan tanah, air, rencana sistem jaringan jalan, emplasemen, kantor, perumahan, dan fasilitas lain.
Tahapan survey areal: 1. Penentuan batas areal, sekaligus penentuan rencana jaringan blok tanaman. Utk menentukan titik awal jaringan blok (jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat), dicari tanda alam yg akurat (persimpangan jalan atau tanda lain di dalam peta dasar tsb) 2. Pelaksanaan pemetaan dg jalan menghubungkan titik satu dengan titik selanjutnya. Untuk ini dibuat jalan rintisan dg lebar 1,5 m sepanjang jalur yg dibuat. 3. Pengukuran dengan theodolit (GPS) shg diperoleh jarak datar/horisontal yg hasil ukurnya bisa digambar dlm kertas 4. Pengukuran rintisan blok utk Jalur Utara-Selatan dan Timur-Barat, sertiap 100 m diberi tanda patok dg ujung dicat putih, untuk jarak 400/500 m (sesuai luas blok apakah 16 ha atau 25 ha) dibuat pathok dg warna merah. 5. Petugas ukur juga mencatat situasi dan keadaan lapangan yang dilalui rintisan. Bila perlu diukur ketinggian masing-masing tempat shg dpt diperoleh gambaran topografi
Tenaga kerja
NO 1 URAIAN Juru Ukur NORMA 0,75 HK/HA 1,25
2 3
0,75 1,50
1,25 2,50
DESAIN KEBUN
Maksud: untuk merencanakan tata ruang dalam kebun dan afdeling yang terbagi atas jaringan jalan, areal pembibitan, saluran air, lokasi afdeling, blok, dan fasilitas lain.
Pembukaan lahan dan penanaman adalah kegiatan dg tahapan2 tertentu pekerjaan harus sesuai jadwal Sebelum pembukaan lahan harus ada studi kelayakan Studi kelayakan: rencana luas kebun, dan tata ruangnya Luas kebun biasa disesuaikan dg kapasitas pabrik. Satu pabrik kapsts 30 ton/jam dipasok oleh lahan 6000 ha, sedang 60 ton/jam = 11.000-12.000 ha Satu kebun dibagi bbrp afdeling dg luas 600-800 ha. Tiap afdeling t.a bbrp blok tanaman dg luas 16-40 ha/blok
Blok sebagai satuan luas administrasi, semua pekerjaan diperhitungkan per blok Pada areal datar pembagian blok mudah, untuk areal bergelombang/berombak luasan blok lebih kecil, kadang sebagai batas blok digunakan batas alam (sungai, jalan, dsb) Jadwal perlu ditata karena banyak pekerjaan harus dilaksanakan sebelumnya, mis. Pesan kecambah (3 bl sebelumnya), pembibitan (1 th sebelum penanaman, pemesanan alat berat, instalasi penyiraman, penyiapan tenaga kerja, kontraktor, dsb) Jadwal perlu disesuaikan dg keadaan setempat, a.l. iklim, sarana, tenaga, dana yang ada. Luas afdeling 750 ha, luas 1 blok 25 ha (500x500 m) utk topografi datar. Utk topografi bergelombangberbukit 16 ha (400x 400 m). Luas ini terkait dg penetapan kesatuan contoh daun (KCD)
a.
b.
Pengimasan =pemotongan semak& pohon kecil <10cm. Ditebas atau dipotong dg parang/kapak, utk memudahkan penumbangan pohon besar. Kebut. tenaga 5-6 Hk/ha Penebangan pohon, dg gergaji (chainsaw) thd phn >10cm. Tinggi penebangan diukur dr permukaan tanah trgtg phn :
DIAMETER BTG (cm) 10-20 21-30 31-75 TINGGI PENEBANGAN (cm) 40 60 100
>75
150
waktu yg baik= 2-3 bl sebelum pembakaran. Tenaga: satu tim t.a 3 org, kpsts: 0,5 ha/hr Pohon ditumbang mengikuti arah yg ditentukan, tidak melintang sungai& jalan
c. Merencek =memotong cabang & ranting yg telah kayu yg sudah tumbang utk mempermudah perumpukan d. Merumpuk =mengumpulkan cabang&ranting yg telah dipotong sbg bahan pembakar dr kayu yg lebih besar. Rumpukan memanjang Utara-Sltn agar terpapar sinar mthr & cpt kering. Jarak antar rumpukan 50100m, trgtg kerapatan pohon dan keadaan areal. e. Pembakaran pd msm kering.kayu 15 cm usahakan jadi abu, yg tdk terbakar dipotong & disusun. areal yg dibakar diberi tanda. Pembakaran dimulai dr tepi ancak, api menjalar ke tengah, cegah pembakaran liar Jarak penumbangan dg pembakaran <=3 bl, krn semak bisa tumbuh Penyulutan api 60-75 ttk /ha, bhn penyulut minyak, ban bekas, dsb. Batas/barier lokasi pembakaran dibuat keliling dg lebar 50-60m. Tenaga kerja 4-5 hk/ha
Udara bersih Peningkatan bahan organik hasil pembusukan kayu (Mempertahankan hara tanah yang berasal dari pelapukan limbah hutan) kesuburan fisik & kimia tanah: perbaikan tekstur, kapasitas simpan air, kapasitas tukar kation, penurunan plastisitas tanah dan kohesi tanah, peningkatan kandungan hara Terjaganya kelestarian keanekaragaman hayati (flora dan fauna) Mencegah terjadinya pencemaran udara karena asap Mencegah terjadinya penyebaran kebakaran ke lahan masyarakat dan kebun.
2. Imas
3. Tumbang 4. Cincang 5. Rumpuk/stacking
tdk menentu Pelaksanaan lebih cepat, lalang dan akar rimpang dpt terangkat dg pembajakan I sedalam 30cm, dibiarkan kena panas mthr 2-3 minggu, lalu dicincang dg garu I Bajak II dilakukan 2 minggu kemudian dg arah menyilang bajak I, disusul garu II setelah 2 minggu, bila perlu diteruskan garu III Bila dihitung sekali pusingan 15 hr 2 x bajak & 3 x garu =75 hari. Bila dlm 1 th 3bl masa kerja 1 traktor dpt mengerjakan 80-100ha. Sebaiknya dilakukan pd musim kemarau (lebih cepat, tidak perlu air, dan hemat tenaga)
kerja selalu tersedia Tidak sesuai utk daerah dg CH tinggi Pertimbangan dan pedoman: Luas areal yg disemprot terbatas o/ alat yg digunakan dan kemampuan tersedia krn terbatasnya waktu (hanya msm kemarau) Ketersediaan dan mutu air penting Semak yg tumbuh di antara lalang dibongkar/didongkel. Bila lalang sangat padat perlu dibakar dulu, setelah 2-3 minggu lalang tumbuh lagi (30 cm) baru disemprot Bahaya api harus diperhatikan setelah semprot. Rotasi semprot diikuti wiping.
PERLAKUAN
Semprot 1 Spot Wiping
DOSIS (/ha)
2,8 l 0,6 l
AIR (l/ha)
8.000
KONSENTRASI (%)
Dalapon
Penyemprotan glyposate ckp sekali jika berhasil, diikuti spot spraying 3 minggu dg air bersih Diikuti wiping lalang sebulan sekali Penyemprotan dg Dalapon perlu 3 x, selang 3 minggu, diikuti wiping sebulan sekali
yg tidak mungkin dg khemis. Utk areal replanting sawit sebaiknya dg mekanis krn akar tnmn terangkat ke atas; diawali dg meracun pokok sawit: melubangi batang setinggi 1 m dr pangkal, diberi racun 50 cc trixon 100 (1 lt dicampur 19 lt solar). Sblm pokok tua didorong dibuat lubang melingkar 30 cm dr pokok. Lubang uk lbr 20 cm kdlmn 50 cm. Peracunan spy pohon cpt mati dan Oryctes tdk berkembang Setelah penumbangan dilakukan merumpuk dan merencek. Utk eks karet bisa tanpa pembongkaran tunggul & olah tanah krn selama pertmbhn karet tdk banyak gangguan fisik thd tanah.
Lahan pembibitan
Faktor agronomis:
Pertumbuhan : pokok doyong krn permukaan
tanah berlangsung cepat, daya dukung tanah kecil Defisiensi unsur makro: K dan mikro: Cu, Zn, B Serangan hama rayap Umur ekonomis kelapa sawit lebih singkat Gambut masuk kelas IV kesesuaian lahan, rata-rata produksi 18 ton/ha/th
1. Saluran batas
saluran keliling (periphere drain) sbg sal batas areal yg direklamasi Sal batas berfungsi mengatur perm air tanah & sal utama lebar atas 4m, bwh 3m, kedalaman 2-3m Dibangun 1 th sebelum penebangan hutan Tanah galian parit berfungsi sbg badan jalan dan tanggul
2. Pembukaan Hutan
a. Imas: tebas semak dan pohon kecil ( <2,5 cm) scr manual b. Tebang pohon: mekanis dg chainsaw, arah jatuh pohon searah
DIAMETER BTG (cm) TINGGI PENEBANGAN (cm)
<15
15-30 30-75 75-150 >150
15
30 60 90 150
Dahan dan ranting dipotongpotong sepanjang 5 m dan ditumpuk di atas batang tunggul/kayu Perumpukan dilakukan setelah pemancangan jalur perumpukan Rumpukan diletakkan selang 2 baris tanaman dan searah barisan tanaman
c. Sistem drainase
Terdiri atas: sal. Primer, sekunder, dan tersier
Jenis saluran
Atas Primer Sekunder 3,0-6,0 1,8-2,5
LEBAR (m)
Bawah 1,2-1,8 0,6-0,9
Kedalaman (m)
1,8-2,5 1,2-1,8
Tersier
1,0-1,2
0,5-0,6
0,9-1,0
1) Saluran Primer
- berfungsi mengalirkan air ke daerah pembuangan akhir antara lain sungai, kanal - Disesuaikan letak dan arah aliran sungai utama - dapat berupa sungai kecil alami yg dibersihkan atau berupa saluran baru - Membangun benteng dan pintu air pada areal pasang surut - Waktu pembangunan 1 th sblm LC
2) Saluran Sekunder bermuara ke saluran primer Berfungsi menampung air dari saluran tersier dan juga sebagai batas blok. Tanah sekaligus sbg badan jalan. Jarak antar saluran sekunder 400-500 m dg panjang trgntg keadaan areal 3) Saluran Tersier/parit sirip bermuara ke saluran sekunder. Waktu pembuatan setelah LC Berfungsi mengalirkan air ke saluran sekunder dan menampung air dari areal tanaman Jarak antar saluran tersier tergantung kondisi drainase lapangan, maksimum satu saluran utk 2 baris tanaman. Arah Timur-Barat. Parit gawangan tiap 8 atau 16 baris tanaman
4) Pembangunan jalan Pondasi jalan dari tanah galian, sedang perataan dan pemadatan dg alat berat Pemadatan dapat dilakukan dg penyusunan batang kayu (gambangan) berdiameter 7-10 cm Gambangan ditimbun dg tanah mineral setebal 2030 cm lalu diratakan dan dipadatkan Pembuatan jln panen sbg sarana angkut buah dilakukan bersama dg pemadatan jalur tanam Alternatif bentuk jalan transport lain adalah rel (lori)
5) Pemadatan Jalur Tanaman Diperlukan supaya akar tanaman dapat menjangkar kuat dlm tanah mengurangi roboh/miring Tiap jalur tanaman dilakukan pemadatan dg mekanis
3) Penanaman
Kerapatan pohon yg disarankan 143 phn/ha (jarak 9 m sama sisi) Bila jalur tanam dipadatkan, lubang tanam = 50x50x50 cm Bila jalur tanam tdk dipadatkan, sawit ditanam sistem lubang dalam lubang, uk lubang luar 100x100x50, lubang dalam 50x50x50cm Tunggul kayu yg ada di lubang dibongkar, bila tdk dapat lubang tanam digeser searah baris tanaman Pupuk dasar: 15 g CuSO4, 15 g ZnSO4, 400g RP, 200 g Kapur pertanian 4) Pengelolaan Tata Air Mengatur dan mempertahankan muka air di lahan pertanaman Pembuatan pintu-pintu air di tempat tertentu (pertemuan sal primer dg sungai, pertemuan sal primer dg sekunder), sabaiknya dibuat otomatis. Atau pd msm hujan dibuka, msm kering ditutup Kedalaman air dipertahankan 60-80 cm