Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Penelitian Batubara merupakan salah satu sektor pertambangan yang paling menarik di Indonesia. Tidak hanya karena batubara yang dimiliki Indonesia jumlahnya melimpah di beberapa pulau di Indonesia seperti Kalimantan dan Sumatra, namun karena popularitasnya semakin meningkat diseluruh dunia. Hal ini karena batubara merupakan bahan bakar fosil yang menjadi sumber energi yang besar serta salah satu bahan galian yang strategis. Profit yang didapat dari penambangan batubara cukup besar dengan prospek yang baik sehingga perusahaan swasta dan negara banyak memanfaatkannya, contohnya PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk, PT Adaro Indonesia, dan sebagainya. Oleh karena prospeknya ini batubara mulai dikenal dengan emas hitam. Batubara hampir tidak pernah kehilangan peminatnya diseluruh dunia. Batubara terutama terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen, memberikan efek mudah terbakar pada batubara, karena terbentuk dari tumbuhan yang telah terkonsolidasi antara strata batuan lainnya dan diubah oleh kombinasi tekanan dan panas selama jutaan tahun dan membentuk lapisan batubara. Tidak hanya digunakan untuk menyediakan listrik, batubara juga sangat penting dalam produksi baja, semen dan aktivitas industrial lainnya. Batubara merupakan bahan bakar fosil yang jauh lebih banyak cadangannya

dibandingkan minyak dan gas. Diperkirakan tersisa 118 tahun cadangan batubara yang ada di dunia. (www.worldcoal.org, 2012). Indonesia sendiri merupakan salah satu produsen terbesar batubara didunia. Menurut World Coal Institute , dari statistiknya pada tahun 2010, Indonesia menduduki peringkat ke-7 sebagai produsen batubara keras dan peringkat ke-2 untuk produsen batubara coklat. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke-2 sebagai eksportir dengan total 162Mt (million ton). Data ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki peran penting sebagai salah satu negara terbesar penghasil dan pengekpor batubara di dunia, yang berarti bahwa prospek batubara di Indonesia sangat cerah. Sedangkan di posisi nomor satu, negara pengekspor batubara terbanyak didunia menurut World Coal Institute adalah Australia. Data diperoleh dari statistik yang dicatat World Coal Institute pada tahun 2010 dan 2011. Australia merupakan negara yang paling banyak memberikan kontribusinya dalam pengeksporan batubara di dunia. Tentu saja hal ini memberikan pemasukan yang besar untuk Australia. Namun dibalik profit dan kegunaan yang diberikan batubara, terdapat dampak negatif yang merugikan dari hasil penambangan tersebut. Penambangan batubara seringkali merusak kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat sekitar. Penambangan batubara memang menimbulkan banyak tantangan bagi lingkungan seperti erosi, polusi debu, polusi suara, polusi air dan memberikan dampak langsung pada masyarakat sekitar daerah pertambangan. Semakin banyak batubara yang ditambang, semakin besar keuntungan yang didapat perusahaan, semakin besar pula kerusakan yang ditimbulkan. Bahkan sebuah sekolah di Kecamatan Tenggarong digusur

akibat perluasan areal konsesi sebuah perusahaan pertambangan batubara (detik.com, 2012). Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan penambangan batubara perusahaan, penting bagi perusahaan untuk memastikan pemeliharaan kembali lahan yang digunakan sebagai lahan pertambangan dan mengurangi dampak lainnya yang ditimbulkan oleh penambangan batubara tersebut. Karena penambangan batubara memberikan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Namun tidak semua perusahaan penambangan melakukan tindakan untuk menghadapi dampak tersebut. Keuntungan yang diberikan batubara seringkali membutakan para produsen batubara sehingga mereka melakukan penambangan batubara secara liar tanpa memperhatikan efek yang dihasilkannya. Penambang liar tersebut melakukan penambangan batubara kemudian setelah itu mereka kabur, tidak ada reklamasi atau penutupan lahan tambang batubara dengan tanah yang baru, dikutip dari Jawa Post National Network (www.jpnn.com, 2012). Sebagai perusahaan penambangan batubara yang banyak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya, penting bagi perusahaan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi dampak buruk yang disebabkan penambangan tersebut. Bila perusahaan tidak perduli, terdapat kemungkinan besar bahwa perusahaan akan mendapat demo dan tuntutan dari berbagai lembaga sosial dan masyarakat yang dapat menjatuhkan nama perusahaan. Sebagai contohnya, di Australia baru-baru ini terjadi demo yang dilaksanakan oleh 3.500 pekerja dari perusahaan pertambangan batubara raksasa BHP Billiton Queensland yang mengakibatkan perusahaan tidak dapat beroperasi normal. Para pekerja tersebut menuntut kondisi penempatan dan jaminan atas 3

keamanan mereka selama bekerja, (www.yahoo.com). Situasi lainnya adalah demo pada kongres batubara yang berlangsung di Balikpapan, Indonesia, dimana Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menegaskan sikap penolakan atas penambangan batubara yang hanya menguntungkan pengusaha batubara namun warga tidak mendapat apa-apa dan keadaan alam menjadi rusak. (www.kompas.com, 2012). Berbagai contoh penolakan atas pertambangan batubara di Indonesia dan Australia tersebut memberikan pemikiran baru tentang bagaimana cara menanggulangi masalah-masalah tersebut. Jawaban untuk menghadapi masalah ini adalah tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (selanjutnya dalam makalah disingkat CSR) adalah bahwa organisasi khususnya (namun tidak hanya) perusahaan memiliki suatu tanggung jawab kepada stakeholdernya dalam berbagai aspek operasional perusahaan mulai dari pelanggan, pemasok, klien, pemegang saham, karyawan, media, masyarakat, hingga pemerintah dan lingkungan. Dengan melaksanakan CSR , diharapkan perusahaan dapat mengurangi bahkan menghilangkan dampak buruk yang dihasilkan dan bahkan memberikan manfaat kepada lingkungan dan masyarakat. Dengan banyaknya manfaat yang dapat dihasilkan dari pelaksanaan CSR, ternyata belum banyak perusahaan yang melaksanakannya, bahkan terkesan tidak perduli. Contohnya pada PT Nuansacipta Coal Investment yang telah merusak wilayah sekitar pertambangan batubaranya tetapi tidak melakukan perbaikan malah menghindari tuntuta masyrakat (www.suarapembaruan.com, 2012). Hal ini mungkin disebabkan

persepsi bahwa pelaksanaan CSR membutuhkan biaya besar yang dapat mengurangi profit perusahaan dan tidak memberikan keuntungan dalam jangka waktu cepat. Padahal CSR dapat memberikan keuntungan dimasa depan bila perusahaan serius dalam melakukan kegiatan sosial tersebut. Misalnya saja PT Tambang Batubara Bukit Asam yang memperoleh peringkat pertama dalam pengungkapan CSR dalam CSR Asia Summit 2011, yang memberikan nama baik bagi perusahaan dan meningkatkan penanaman modal bagi perusahaan. Selain itu, kurangnya pemahaman tentang CSR juga membuat kendala bagi perkembangan CSR di Indonesia. Pemerintah Indonesia sendiri mulai memperhatikan permasalahan sosial ini dengan mengeluarkan kebijakan bagi perusahaan dalam penerapan pertanggungjawaban sosial yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan mengeluarkan UU No.40 Tahun 2007 pasal 74 yang berisikan : 1. Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan. 2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajarannya. 3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. 5

Di

Australia

sendiri,

Australian

Human

Rights

Commission

telah

mengembangkan empat fact sheets pendek untuk membantu perusahaan-perusahaan Australia untuk memenuhi tanggung jawab mereka untuk menghormati hak asasi manusia dari orang-orang yang terkena dampak kegiatan mereka. Fact sheets tersebut memberikan langkah dasar yang harus dilakukan perusahaan di Australia untuk mengintegrasikan pertimbangan hak asasi manusia ke dalam praktek bisnis mereka sehari-hari. Berikut adalah gambaran singkat dari empat fact sheets tersebut : 1. Fact sheets 1 Menjelaskan bagaimana hak asasi manusia relevan dengan perusahaanperusahaan Australia dan menetapkan kasus bisnis untuk menangani hak asasi manusia. 2. Fact sheets 2 Fokus pada isu hak asasi manusia dan practical tools yang relevan untuk sektor finance. 3. Fact sheets 3 Fokus pada isu hak asasi manusia dan practical tools yang relevan untuk sektor sumber daya dan pertambangan. 4. Fact sheets 4 Fokus pada isu hak asasi manusia dan practical tools yang relevan untuk sektor retail dan manufaktur.

Dengan dikeluarkannya peraturan ini, telah menjadi jelas bahwa terdapat kewajiban bagi perusahaan untuk melaksanakan CSR-nya. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah perusahaan penambangan batubara di Indonesia dan Australia telah melaksanakan CSR-nya dengan baik? Namun bagaimana kita dapat mengukur kinerja perusahaan dalam melaksanakan CSR-nya? CSR bersifat intangible sehingga sukar untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kinerja perusahaan dalam melaksanakan CSR-nya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Global Reporting Initiative (GRI) dalam rekomendasinya, Sustainability Reporting dapat digunakan untuk mengukur kinerja CSR. GRI memiliki 6 indikator utama berupa ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Dengan memperhatikan permasalahan sosial dan lingkungan yang timbul dari industri penambangan Indonesia dan Australia yang masih akan berlanjut terus di masa mendatang yang tidak diketahui, peneliti ingin mengetahui apakah perusahaanperusahaan penambangan batubara di kedua negara itu telah melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungannya dengan baik, tidak hanya sekedar untuk menaikkan nama perusahaan namun menjalankan untuk kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Jeffrey Cohen, Lori HolderWebb, Leda Nath dan David Wood (2011) dengan judul Corporate Reporting of NonFinancial Leading Indictors of Economic Performance and Sustainability. Penelitian tersebut meneliti pengungkapan informasi non-keuangan yang berkaitan dengan tata kelola perusahaan dan tanggung jawab sosial perusahaan dengan menjelajahi indikator pengungkapan non-keuangan dalam portofolio pengungkapan publik dari perusahaan 7

terkemuka di Amerika Serikat. Dengan tujuan dan penelitian terdahulu tersebut peneliti mengangkat penelitian dengan judul

ANALISIS

PELAPORAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY PADA PERUSAHAAN PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA DI INDONESIA DAN AUSTRALIA YANG TERCATAT DI BURSA SAHAM MASING-MASING NEGARA

I.2. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini difokuskan pada pengungkapan corporate social responsibility perusahaan pertambangan batubara di Indonesia dan Australia dengan lingkup penelitian sebagai berikut : Perusahaan pertambangan batubara Indonesia yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaksanakan corporate social responsibility dan mengungkapkannya dalam laporan tahunan dan/atau laporan berkesinambungan yang diambil dari situs resmi BEI dan situs resmi perusahaan di tahun 2010. Untuk perusahaan pertambangan batubara Australia diambil dari perusahaan yang terdaftar pada Australian stock exchange (ASX)( http://www.asx.com.au/) yang

melaksanakannya dan mengungkapkannya dalam laporan tahunan dan/atau laporan berkesinambungan yang diambil dari situs resmi ASX dan situs resmi perusahaan tahun 2010. Pengukuran pengungkapan berdasarkan standar GRI 3.1.

I.3. Tujuan dan Manfaat penelitian Tujuan penelitian adalah untuk mengukur penerapan CSR pada perusahaanperusahaan sektor pertambangan batubara di Indonesia dan Australia berdasarkan standar GRI yang ada dan membuktikan sejauh mana pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan-perusahaan tersebut. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan pertambangan batubara Memberikan masukan untuk melakukan CSR dan melakukan pengungkapan yang baik sesuai dengan standar GRI serta meningkatkan kepedulian atas lingkungan dan masyarakat sekitar. 2. Bagi para investor yang ingin berinvestasi di industri pertambangan batubara Memberikan masukan informasi dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi sebagai dasar kepedulian atas lingkungan dan sosial. 3. Bagi Stakeholders lainnya Menambah wawasan mengenai pelaksanaan dan pengungkapan CSR yang telah dilakukan perusahaan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dan sosial serta memberikan masukan dan wawasan untuk membantu pengawasan stakeholders atas kontribusi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. 4. Bagi penelitian dimasa depan Memberikan wawasan dalam penerapan dan pengungkapan CSR bagi perusahaan serta menjadi referensi yang bermanfaat dimasa yang akan datang.

I.4. Ringkasan Metodologi Penelitian 1. Jenis dari risetnya adalah riset eksploratoria; 2. Dimensi waktu risetnya adalah melibatkan 1 tahun yaitu tahun 2010, dan dengan banyak sample (cross sectional); 3. Kedalaman risetnya adalah kurang mendalam akan tetapi tingkat generalisasinya tinggi; 4. Metode pengumpulan datanya adalah tidak langsung ( data-data perusahaan dan website); 5. Lingkungan penelitiannya adalah lingkungan riil (field research), melalui studi keperpustakaan dan dari website; 6. Unit analisisnya adalah beberapa perusahaan pertambangan batubara di Indonesia dan Australia. 7. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan isi (content analysis). 1.5. Sistematika Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini, akan diuraikan pembahasan yang terdiri atas susunan sebagai berikut:

10

BAB I

PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang pemilihan judul, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian dan sistematika skripsi.

BAB II

LANDASAN TEORI Berisi tentang teori-teori yang diperoleh melalui studi pustaka dari berbagai literature yang berkaitan dengan penelitian.

BAB III

OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN Berisi tentang objek dan desain penelitian yang akan diteliti berupa jenis dan sumber data, metode pengumpulan sampel, metode analisis data dan metode penyajian data.

BAB IV

PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan yang dilaksanakan.

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN Berisi simpulan yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, keterbatasan yang terdapat dalam penelitian, dan saran yang dapat diberikan selama penelitian oleh peneliti.

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

11

Anda mungkin juga menyukai