Anda di halaman 1dari 27

Laporan Praktik Pembentukan Dasar 1

Disusun oleh : Nama Nomor Kelas : Suryanto : 131197 : Mesin D

AKADEMI TEKNOLOGI WARGA SURAKARTA

A. Latar Belakang Praktikum Pembentukan Dasar 1 adalah salah satu mata kulah pokok yang diajarkan difakultars Teknik Akademi Teknologi Warga Surakarta pada semester 1. Pembentukan Dasar 1 ini merupakan mata kuliah baru yang baru dimulai dari angkatan 2013/2014. Mata kuliah ini merupakan perpaduan dari mata kuliah kerja bangku, permesinan, dan pengelasan. Dalam hal ini kerja bangku dititik beratkan pada suatu kegiatan untuk mengikir bidang kerataan, kesikuan, kemiringan. Pada praktikum permesinan hanya difokuskan pada kegiatan permesinan di mesin bubut, mesin milling, mesin sekrap, mesin gerinda sedangkan praktek pengelasan difokuskan pada pengelasan Smaw dan acetylin. Sehingga mata kuliah ini sangat penting guna untuk melatih keterampilan dan kejelian dalam bidang permesinan bagi mahasiswa yang belum mengenal sama sekali teknik mesin. Praktikum Pembentukan Dasar 1 ini merupakan langkah awal mahasiswa untuk maju ke peralatan permesinan lebih canggih dan modern sesuai dengan pekembangan jaman. Dalam praktikum ini mahasiswa hanya mengenal alat-alat praktikum sederhana yang dikerjakan dengan manual dan menggunakan mesin mesin tua guna untuk melatih keterampilan mahasiswa, sehingga dalam praktikum selanjutnya mahasiswa tidak mengalami banyak kesulitan. Karena dalam praktikum Pembentukan Dasar 1 ini merupakan awal dari dasar-dasar ilmu yang akan diterapkan pada praktikum di semester selanjutnya. Berikut ini alat dan mesin yang digunakan dalam praktikum Pembentukan Dasar 1 : Alat-alat kerja bangku antara lain:

Kikir 1. Kikir 1 dim 2. Kikir dim Ragum Gergaji Penggores Mistar besi Jangka sorong 0,05 mm Penitik Mal huruf

Mesin yang digunakan antara lain: Mesin milling Mesin sekrap Mesin gerinda duduk Mesin bor Mesin bubut Mesin las 1. Mesin las listrik 2. Mesin las acetylin

B. Batasan masalah Pada pembuatan laporan ini, pembahasan yang diuraikan hanya menyangkut beberapa hal seperti dibawah ini: 1. Pembuatan sebuah benda kerja dengan menggunakan beberapa proses praktik untuk menjadi sebuah benda kerja yang diinginkan, yaitu : Praktikum mesin milling Mampu membuat panjang sisi bidang benda kerja menjadi 68mm dengan menggunakan mesin milling dengan benar. Praktikum mesin sekrap Mampu membuat panjang sisi bidang benda kerja menjadi 68mm dengan menggunakan mesin milling dengan benar. Pratikum mesin gerinda duduk Mampu mengasah mata bor dengan sudut yang benar menggunakan mesin gerinda duduk. Praktikum kerja bangku Mampu mengikir kerataan, kesikuaan, kemiringan bidang dengan benar dengan menggunakan peralatan alat kerja bangku. C. Perumusan masalah Apakah sebuah benda kerja yang sesuai gambar kerja dapat dibuat dengan menggunakan beberapa proses praktikum ? D. Tujuan Tujuan dari praktikum Pembentukan Dasar 1 di semester 1 Akademi Teknologi Warga Surakarta antara lain : 1. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa di bidang teknik permesinan. 2. Meningkatkan keahlian, ketrampilan dalam praktikum bagi mahasiswa. 3. Mahasiswa mendapatkan sebuah pengalaman dalam praktek. 4. Membentuk karakter mahasiswa yang disiplin, cerdas, dan berkarakter. 5. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi, cara pengoperasian dari alat maupun mesin. 6. Sebagai dasar pengetahuan praktek untuk melanjutkan ke semester selanjutnya. 7. Menyiapkan mahasiswa ke jenjang selanjutnya. E. Manfaat Adapun manfaat dari mata kuliah Pembentukan Dasar 1 Akademi Teknologi Warga Surakarta antara lain : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dan pengoperasian alat atau mesin dengan benar. 2. Mahasiswa mendapatkan sebuah pengalaman dari praktikum ini sehingga tidak terkejut ketika menghadapi praktikum di semester selanjutnya. 3. Mahasiswa mendapatkan keahlian dan ketrampilan dari praktikum. 4. Mahasiswa mendapatkan ilmu teknik mesin. F. Daftar isi a. Latar belakang b. Batasan masalah

c. d. e. f. g. h. i.

Perumusan masalah Tujuan Manfaat Daftar isi Landasan teori Hipotesa Metode 1. Praktek mesin milling Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja Langkah kerja 2. Praktek mesin sekrap Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja Langkah kerja 3. Praktek mesin gerinda duduk Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja Langkah kerja 4. Praktek kerja bangku Gambar kerja Bahan dan perlatan yang dibutuhkan Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja Langkah kerja j. Jadwal praktek k. Daftar pustaka l. Lembar pengesahan m. Lampiran G. Landasan teori Mesin milling Mesin freis adalah mesin perkakas yang digunakan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu benda kerja dengan menggunakan pisau freis (cutter) sebagai pahat penyayat yang berputar pada sumbu mesin. Dilihat dari kerjanya, mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis sebagai alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.

2.2 Jenis-jenis Mesin Freis 2.2.1 Mesin freis meja Mesin freis meja termasuk mesin freis produksi, yang dapat mengerjakan bentukbentuk pekerjaan freis dengan jumlah hasil yang sama banyak dalam waktu yang singkat.

2.2.2 Mesin freis tegak Pada mesin freis tegak letak sumbu utama spindelnya tegak lurus terhadap meja mesin. Dengan perlengkapan kepala tegak yang dapat diputar-putar maka, kedudukan dari spindel sumbu utama dapat dibuat menyudut terhadap meja mesin. 2.2.3 Mesin freis lutut dan tiang Mesin freis lutut dan tiang disamping dipergunakan pada bengkel-bengkel perusahaan juga banyak dipergunakan pada tempat latihan atau sekolah-sekolah kejuruan dimana terdapat pelajaran praktek mesin. Bagian utama mesin ini ialah: tiang, dan pada tiang ini dipasang lutut yang dapat bergerak naik dan turun. Sadel sebagai pasangannya dapat bergerak melintang kearah tiang dan mundur diatas lutut itu. Diatas sadel tedapat meja yang dapat bergerak membujur secara otomatis atau secara manual.

2.2.4 Mesin freis universal Pada mesin freis universal, meja dari mesin ini pada prinsipnya sama seperti pada mesin freis datar, hanya saja meja mesin freis universal dapat diputar mendatar, dapat membuat sudut 45 kearah tiang mesin. 2.2.5 Mesin freis produksi Mesin freis jenis ini biasanya digunakan oleh pabrik-pabrik besar, karena digunakan untuk menghasilkan barang secara cepat. 2.2.6 Mesin freis penyerut Mesin freis ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan mesin gerinda, karena digunakan untuk mengurangi ukuran benda kerja secara cepat.

2.2.7 Mesin freis korter Mesin freis jenis ini digunakan untuk pengerjaan benda kerja yang membutuhkan ketelitian yang cukup tinggi. 2.2.8 Mesin freis ketam Mesin freis ini digunakan untuk membuat permukaan benda kerja halus dan rata. 2.3 Bagian-Bagian Mesin Freis Berikut ini merupakan bagian-bagian dari mesin freis sesuai dengan gambar dibawah ini : Keterangan gambar : A. B. C. D. E. F. G. H. I. J. Lengan, digunakan untuk kedudukan penyokong arbor. Penyokong arbor, digunakan sebagai tempat pahat freis (cuter). Tuas, digunakan untuk menggerakkan meja secara otomatis. Nok pembatas, digunakan untuk membatasi jarak gerakan otomatis meja. Meja mesin, digunakan tempat untuk memasang benda kerja dan perlengkapan mesin. Engkol, digunakan untuk menggerakkan meja dalam arah memanjang. Tuas, digunakan untuk mengunci meja. Baut penyetel, digunakan untuk menghilangkan getaran meja. Engkol, digunakan untuk menggerakkan lutut dalam arah melintang. Engkol, digunakan untuk menggerakkan lutut dalam arah tegak.

K. Tuas, digunakan untukmengunci meja. L. Tabung pendukung dengan batang ulir, digunakan untuk mengatur tingginya meja.

M. Lutut, digunakan untuk kedudukan alas meja. N. O. P. Tuas, digunakan untuk mengunci sadel. Alas meja, digunakan sebagai tempat kedudukan untuk meja. Tuas, digunakan untuk merubah kecepatan motor.

Q. R. S. T. U.

Engkol meja. Tuas, digunakan untuk menentukan besarnya putaran spindel dan pisau freis. Tuas, digunakan untuk mengatur angka-angka kecepatan spindel dan pisau freis. Tiang, digunakan untuk mengantar turun naiknya meja. Spindel, digunakan untuk memutarkan arbor dan pisau freis.

V. Tuas, digunakan untuk menjalankan spindel.

2.4 Ukuran Mesin Freis Ketentuan dasar dari mesin freis adalah ukuran, kekuatan motor, macam dan bentuknya. Ukuran mesin freis ditentukan oleh kapasitas panjang langkah mejanya pada arah mendatar, melintang dan tinggi pergerakan lutut secara maksimum. Mesin freis dengan bentuk lutut terbagi dalam 6 ukuran standard panjang langkah mendatar mejanya, yaitu: Nomor 1 panjang meja 550 mm. Nomor 2 panjang meja 700 mm. Nomor 3 panjang meja 850 mm. Nomor 4 panjang meja 1050 mm. Nomor 5 panjang meja 1250 mm. Nomor 6 panjang meja 1500 mm. Ukuran ini biasanya digabungkan dengan ukuran daya motornya, misalnya untuk nomor 3 dengan 3 DK.

2.5 Prinsip Kerja Mesin Freis Dilihat dari kerjanya, mesin freis termasuk mesin perkakas yang mempunyai gerak utama berputar dan dengan demikian, freis sebagai alat pemotong bekerja berputar dan dipasang pada arbor mesin, yang didukung dengan alat pendukung arbor dan diputar oleh sumbu utama mesin.

Untuk mengadakan penyayatan, benda kerja dipasang pada meja kemudian meja ini dinaikkan sehingga benda kerja itu termakan oleh pisau yang sedang berputar, kemudian meja digerakkan sesuai dengan kebutuhannya untuk memberi penyayatan yang terus-menerus. Pada dasarnya gerakan dari meja mesin freis itu dapat dilakukan dalam dua arah, yaitu gerakan datar (membujur dan melitang) dan gerakan tegak (naik dan turun), juga gerakan dari meja ini dapat dilakukan secara manual maupun otomatis.

2.6 Dasar Pengerjaan Freis Pada pengerjaan mesin freis beram yang terjadi dikarenakan oleh gerakan pisau freis, sisi potongnya membentuk sebuah lingkaran, pisau freis merupakan pahat potong yang berganda. Agar supaya pisau freis dapat memotong benda kerja sisi potongnya juga mempunyai sudut baji seperti halnya pada pahat bubut, untuk mendapatkan beram benda kerja bergerak lurus, gerakan utama dan gerak pemotongan dijalankan oleh mesin, selama pengerjaan setiap mata pahat memakan benda kerja hanya pada waktu berputar dan harus mendapatkan pendinginan, oleh sebab itu tekanan tidak seberat pada pahat bubut dan pada sisi potongnya akan memotong dengan konstan. Pada pengerjaan yang sederhana sumbu pahat paralel dengan permukaan benda kerja yang dikerjakan, pahat berbentuk silinder dan mempunyai sisi potong pada kelilingnya. Pada pengerjaan yang kedua sumbu pahat tegak lurus dengan permukaan benda kerja. Pisau freis bukan hanya memotong dengan gigi-gigi pada sekelilingnya saja tetapi juga dengan bagian muka pisau freis, beram akan terpotong sama tebalnya. 2.7 Perlengkapan Mesin Freis Perlengkapan mesin freis pada garis besarnya dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu perlengkapan yang kedudukannya pada paksi mesin, misalnya poros freis kolet, dan alat-alat lain yang digunakan untuk pemasangan pisau freis. Perlengkapan kedua ialah perlengkapan yang fungsinya sebagai alat penjepit misalnya catok, pelat-pelat penjepit, penahan benda kerja dan lain-lain. Sedangkan yang termasuk kedalam perlengkapan ketiga adalah kepala pembagi, kepala lepas, dan perlengkapan tegak (vertical milling attachment). Berikut ini merupakan penjelasan dari beberapa perlengkapan mesin freis, diantaranya:

2.7.1 Arbor (poros freis) Arbor adalah tempat memasang atau memegang pisau freis pada setiap mesin, sepanjang arbor dibuat alur pasak yang sama ukurannya dengan alur pasak yang terdapat pada ring penjepit pahat yang juga sesuai dengan alur pasak yang terdapat pada pahat freis. Arbor atau poros freis merupakan perlengkapan mesin freis yang gunanya sebagai tempat kedudukan pisau freis dan ditempatkan pada sumbu utama mesin. Alat ini bentuknya bulat panjang dan sepanjang badannya beralur spi (pasak), bagian ujungnya berbentuk tirus (tirus brown and sharp) dan ujung yang lainnya berulir. Poros ini dilengkapi dengan cincin (ring penekan) yang dinamakan collar. 2.7.2 Cutter (pisau freis) Alat penyayat yang dipakai waktu mengefreis ialah pisau freis. Umumnya bentuk pisau ini bulat, panjang dan disekelilingnya bergerigi. Bentuk pisau freis adalah bermacam-macam sesuai dengan fungsinya, dan pada umumnya terbuat dari baja kecepatan tinggi. Berikut ini merupakan beberapa macam pisau freis, diantaranya: 1. Pisau perata, pisau ini mempunyai jumlah gigi sedikit dengan sudut heliks kiri atau

kanan dan dapat menyayat dengan sayatan yang tebal. Oleh karenanya pisau ini dapat digunakan untuk pengerjaan permulaan. 2. Pisau samping, pada bagian sisi pisau ini memiliki gigi yang bentuknya tirus, pisau ini

digunakan untuk membuat alur spi atau alur-alur lainnya. 3. Pisau muka (face milling cutter), bagian sisi dan sekeliling permukaannya bergigi, pisau

ini biasanya terbuat dari dua macam bahan: badannya terbuat dari bahan yang lebih lunak dari pada giginya. 4. Pisau roda gigi (spur gear cutter), pisau ini digunakan untuk mengefreis gigi-gigi.

Bentuknya bermacam-macam, misalnya pisau untuk roda gigi lurus, pisau untuk roda gigi payung, pisau untuk roda gigi cacing dan lain-lain. 5. Pisau ujung (end mill cutter), pisau ujung mempunyai gigi disekeliling badannya dan

juga pada ujungnya. Pisau ini ada yang bertangkai (lurus atau tirus) dan ada pula yang tidak. 6. Pisau bentuk (form milling cutter), bentuk pisau bentuk adalah bermacam-macam dan

digunakan untuk membentuk permukaan menjadi beralur cekung, beralur cembung, dan lainlain.

7.

Pisau alur T (T slot milling cutter), pisau yang bertangkai tirus ini digunakan untuk

membuat alur yang berbentuk T seperti alur yang terdapat pada meja mesin bor atau meja mesin serut. 8. Pisau sudut (anggular milling cutter), bentuk permukaan gigi pisau ini bersudut dan

terdiri atas pisau besudut tunggal dan bersudut kembar. Guna pisau ini adalah untuk mengefreis permukaan sehingga membentuk bermacam-macam sudut. 9. Pisau belah (slitting saw), pisau ini berfungsi untuk membuat alur kecil dan untuk

membelah. 2.7.3 Ragum penjepit Ragum digunakan untuk menjepit benda kerja, karena ukuran dan bentuk benda kerja berbeda-beda, maka disediakan juga bermacam-macam ragum sebagai berikut. 1. Ragum datar Ragum ini digunakan untuk pekerjaan ringan. 2.Ragum pelat Ragum pelat digunakan untuk pekerjaan berat pada mesin-mesin yang besar. 3. Ragum busur Pada alas ragum busur ini terdapat skala indeks sudut, sudut rahang benda kerja dapat disetel dalam arah horizontal sebesar sudut tertentu. 4.Ragum universal Pada ragum ini sudut rahangnya dapat disetel dalam arah horizontal dan vertical sebesar sudut tertentu. 2.7.4 Kolet Kolet adalah alat penjepit pisau freis yang bertangkai tirus. Bentuk alat ini bermacam-macam, tetapi prinsip kerjanya sama. Penempatannya pada paksi mesin ada yang diikat dengan baut, tetapi ada juga tidak. 2.7.5 Kepala lepas Alat ini sama seperti kepala lepas pada mesin bubut, berfungsi sebagai penahan benda kerja yang akan difreis bila benda tersebut dipasang diantara kedua senter atau salah satu ujungnya

dijepit pada cekam. Kepala lepas dipasang diatas meja mesin dengan kedudukan segaris dengan kepala pembagi. 2.7.6 Kepala pembagi Benda kerja dapat dipasang antara dua senter, satu senter dipasang dalam lubang dalam spindle kepala pembagi dan senter lainnya dipasang pada kepala lepas, untuk menahan benda kerja yang panjang biasanya digunakan kepala lepas. Untuk membuat roda gigi, segi banyak beraturan. Alur-alur poros digunakan kepala pembagi, kebanyakan roda cacing yang terdapat pada kepala pembagi bergigi 40 dan poros cacing berulir tunggal sehingga untuk memutar satu putaran benda kerja memerlukan engkoldiputar 40 kali. Kepala pembagi ini berfungsi untuk membuat pembagian atau mengerjakan benda kerja yang berbidang-bidang tadi dalam sekali pemakanan. Macam kepala pembagi ada 4 yaitu pembagian langsung, pembagian sederhana, pembagian sudut, dan pembagian diferensial. 2.7.7 Meja putar Untuk mesin freis tegak atau vertical digunakan maja putar sebagai kepala pembaginya, dalam alat ini dibuat alur T untuk menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan baut jepit. Meja putar keliling dapat dikokohkan diatas meja penambat mesin freis dengan bantuan baut penjepit. 2.8 Elemen Dasar Proses Pemesinan Berdasarkan gambar teknik, dimana dinyatakan spesifikasi geometrik suatu produk komponen mesin. Bagi suatu tingkatan proses, ukuran obyektif ditentukan dan pahat harus membuang sebagian material benda kerja sampai ukuran obyektif tersebut tercapai. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara menentukan penampang geram sebelum terpotong. Selain itu, setelah berbagai aspek teknologi ditinjau, kecepatan pembuangan geram dapat dipilih supaya waktu pemotongan sesuai dengan yang dikehendaki. Pekerjaan seperti ini akan ditemui dalam setiap perencanaan proses pemesinan. Untuk itu perlu dipahami lima elemen dasar proses pemesinan yaitu sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. Kecepatan potong (cutting speed) Kecepatan makan (feeding speed) Kedalaman potong (depth of cut) Waktu pemotongan (cutting time) ; v (m/min) ; vf (mm/min) ; a (mm) ; tc (min)

5.

Kecepatan penghasilan geram (rate of metal removal)

; Z (cm3/min)

Elemen dasar pada proses pengerjaan freis adalah sebagai berikut : 1. Kecepatan potong 2. Gerak makan 3. Waktu pemotongan 4. Kecepatan penghasilan geram Keterangan : w = Lebar pemotongan lw = Panjang pemotongan a = Kedalaman potong d = Diameter luar z = Jumlah gigi n = Putaran poros utama vf = Kecepatan makan

2.9 Toleransi Toleransi adalah dua batas ukur yang diizikan pada suatu komponen atau benda kerja lainnya. Dimana komponen atau benda kerja tersebut tidak pas atau sesuai dengan yang kita inginkan. Toleransi terbagi dua, yaitu toleransi atas dengan tanda plus (+) dan toleransi bawah dengan tanda minus (-). Contoh : 15,00 0,02

Maksudnya yaitu ukuran yang diminta adalah 15mm. Tetapi jika ukurannya 15,02 mm atau 14,98mm diperbolehkan dan tidak boleh dari 15,02 mm dan kurang dari 14,98mm.

Mesin sekrap Mesin gerinda duduk

A.

Definisi Mesin Gerinda Mesin gerinda merupakan proses menghaluskan permukaan yang digunakan pada tahap finishing dengan daerah toleransi yang sangat kecil sehingga mesin ini harus memiliki konstruksi yang sangat kokoh.

B. Jenis-Jenis Gerinda : 1. Gerinda tangan Mesin gerinda tangan merupakan mesin yang berfungsi untuk menggerinda benda kerja. Awalnya mesin gerinda hanya ditujukan untuk benda kerja berupa logam yang keras seperti besi dan stainless steel. Menggerinda dapat bertujuan untuk mengasah benda kerja seperti pisau dan pahat, atau dapat juga bertujuan untuk membentuk benda kerja seperti merapikan hasil pemotongan, merapikan hasil las, membentuk lengkungan pada benda kerja yang bersudut, menyiapkan permukaan benda kerja untuk dilas, dan lain-lain.

Mesin Gerinda didesain untuk dapat menghasilkan kecepatan sekitar 11000 - 15000 rpm. Dengan kecepatan tersebut batu grinda, yang merupakan komposisi aluminium oksida dengan kekasaran serta kekerasan yang sesuai, dapat menggerus permukaan logam sehingga menghasilkan bentuk yang diinginkan. Dengan kecepatan tersebut juga, mesin gerinda juga dapat digunakan untuk memotong benda logam dengan menggunakan batu grinda yang

dikhususkan untuk memotong. Untuk mengetahui komposisi kandungan batu gerinda yang sesuai untuk benda kerjanya dapat dilihat pada artikel spesifikasi batu gerinda. Pada umumnya mesin gerinda tangan digunakan untuk menggerinda atau memotong logam, tetapi dengan menggunakan batu atau mata yang sesuai kita juga dapat menggunakan mesin gerinda pada benda kerja lain seperti kayu, beton, keramik, genteng, bata, batu alam, kaca, dan lain-lain. Tetapi sebelum menggunakan mesin gerinda tangan untuk benda kerja yang bukan logam, perlu juga dipastikan agar kita menggunakannya secara benar, karena penggunaan mesin gerinda tangan untuk benda kerja bukan logam umumnya memiliki resiko yang lebih besar. Untuk itu kita perlu menggunakan peralatan keselamatan kerja seperti pelindung mata, pelindung hidung (masker), sarung tangan, dan juga perlu menggunakan handle tangan yang biasanya disediakan oleh mesin gerinda. Tidak semua mesin gerinda tangan menyediakan handle tangan, karena mesin yang tidak menyediakan handle tangan biasanya tidak disarankan untuk digunakan pada benda kerja non-logam. Untuk memotong kayu kita dapat menggunakan mata gergaji circular ukuran 4 seperti yang disediakan oleh merk eye brand dan GMT. Untuk memotong bahan bangunan seperti bata, genteng, beton, keramik, atau batu alam kita dapat menggunakan mata potong seperti yang disediakan oleh merk Bosch atau Makita. Untuk membentuk atau menggerinda bahan bangunan juga dapat menggunakan mata gerinda beton seperti yang disediakan oleh merk Benz. Untuk menggerinda kaca kita juga dapat menggunakan batu gerinda yang dikhususkan untuk kaca. Tetapi selain menggunakan batu atau mata yang tepat kita juga harus dapat menggunakan mesin gerinda tangan yang tepat pula. Dari beberapa pilihan merk dan tipe mesin gerinda tangan, mesin gerinda tangan ukuran 4 adalah mesin gerinda yang banyak disediakan di pasaran. Mesin gerinda tangan ukuran ini banyak digunakan untuk hobby dan usaha kecil dan menengah, sedangkan ukuran yang lebih besar biasanya lebih banyak digunakan untuk industri-industri besar. Pada mesin gerinda ukuran 4 beberapa merk terkenal (seperti : Makita, Bosch, Dewalt) memberikan minimal 2 pilihan yaitu yang standard dan yang bertenaga lebih besar. Tipe standard biasanya memiliki daya listrik berikisar antara 500 - 700 watt (Makita 9500N / 9553B, Bosch GWS 6-100, Dewalt DW810) sedangkan yang bertenaga lebih besar memiliki daya lebih besar dari 800 watt (Makita 9556NB, Bosch GWS8-100C / CE, Dewalt D28111). Pada dasarnya semua keperluan cukup menggunakan tipe standard, penggunaan mesin dengan tenaga yang lebih besar diperlukan untuk benda kerja yang lebih keras, seperti stainless steel, logam yang lebih keras, keramik, batu alam atau beton. Mesin tipe standar yang digunakan untuk material-material tersebut umumnya lebih cepat panas dan berumur lebih pendek, karena pada material yang lebih keras, mesin bekerja lebih keras sehingga membutuhkan torsi yang lebih besar dan ketahanan panas yang lebih tinggi. Khusus untuk benda kerja berupa kaca, karena sifat materialnya, kita membutuhkan mesin gerinda dengan kecepatan lebih rendah. Dan yang menyediakan mesin untuk keperluan ini adalah merk Bosch dengan tipe GWS 8-100CE, mesin ini memiliki fitur berupa pengaturan akecepatan, yang tidak dimiliki merk lainnya. Dengan demikian kita dapat mengatur mesin pada kecepatan rendah sehingga mengurangi resiko rusak pada benda kerja. Selain itu karena fitur ini, mesin gerinda Bosch GWS 8-100CE ini juga dapat digunakan untuk memoles mobil. Cukup dengan menggunakan piringan karet dan wol poles yang sesuai. Mesin gerinda tangan adalah mesin yang serba guna, dapat digunakan untuk menggerinda atau memotong benda logam, kayu, bahan bangunan, kaca dan juga memoles mobil. Dengan menggunakan mesin dan mata yang tepat maka kita dapat menggunakan mesin gerinda dengan optimal. Tetapi tak lupa kita juga perlu memperhatikan keselamatan kerja. 2. Mesin Gerinda Duduk Fungsi utama gerinda duduk adalah untuk mengasah mata bor, tetapi dapat juga digunakan untuk mengasah pisau lainnya, seperti mengasah pisau dapur, golok, kampak, arit, mata bajak, dan perkakas pisau lainnya. Selain untuk mengasah, gerinda duduk dapat juga untuk membentuk atau membuat perkakas baru, seperti membuat pisau khusus untuk meraut bambu, membuat sukucadang mesin jahit, membuat obeng, atau alat bantu lainnya untuk reparasi turbin dan mesin lainnya. 2.1 Komponen-komponen Mesin Gerinda Duduk

Bagian badan mesin yang biasanya terbuat dari besi tuang yang memiliki sifat sehagai peredam getaran yang baik. fungsinya adalah untuk menopang meja kerja dan menopang kepala rumah spindel. Bagian poros spindel merupakan bagian yang kritis karena harus berputar dengan kecepatan tinggi juga dibebani gaya pemotongan pada batu gerindanya dalam berbagal arah. Bagian meja juga merupakan bagian yang dapat mempengaruhi basil kerja proses gerinda karena diatas meja inilah Benda kerja dilelakkan melalui suatu ragum ataupun magnetic chuck yang dikencanukan pada meja ini. 3. Mesin gerinda Silindris A. Pengertian Mesin gerinda silindris adalah alat pemesinan yang berfungsi untuk membuat bentuk-bentuk silindris, silindris bertingkat, dan sebagainya. Berdasarkan konstruksi mesinnya, mesin gerinda silindris dibedakan mejadi menjadi empat macam.

A. Gerinda silindris luar Mesin gerinda silindris luar berfungsi untuk menggerinda diameter luar benda kerja yang berbentuk silindris dan tirus. B. Mesin gerinda silindris dalam Mesin gerinda silindris jenis ini berfungsi untuk menggerinda benda-benda dengan diameter dalam yang berbentuk silindris dan tirus. C. Mesin gerinda silinder luar tanpa center (centreless) Mesin gerinda silindris jenis ini digunakan untuk menggerinda diameter luar dalam jumlah yang banyak/massal baik panjang maupun pendek D. Mesin gerinda silindris universal Sesuai namanya, mesin gerinda jenis ini mampu untuk menggerinda benda kerja dengan diameter luar dan dalam baik bentuk silinder 3.1 Bagian-bagian mesin gerinda silindris

1) Kepala utama Bagian yang menghasilkan gerak putar batu gerinda. 2) Spindel utama benda kerja (workhead) Bagian yang mengatur kecepatan putar dan pencekaman benda kerja. 3) Kaki mesin Sebagai pendukung mesin.

4) Panel kontrol Bagian pengatur proses kerja mesin. 5) Meja bawah Dudukan meja atas. 6) Meja atas Tempat dudukan kepala lepas di spindel utama benda kerja dan dapat diatur sudutnya. 7) Kepala lepas (tailstock) Menyangga benda kerja pada pencekaman di antara dua senter. 8) Perlengkapan pendingin Tempat pengatur aliran cairan pendingin

Kerja bangku Dalam bab ini kita akan mempelajari secara detail bagaimana cara kerja dan kegunaanya dari alat kerja bangku. Disini saya hanya ingin membahas alat kerja bangku yang telah saya pergunakan dalam praktikum. Alat kerja bangku adalah alat yang pengoprasianya secara manual tanpa menggunakan mesin,disinilah kemudahan dari alat kerja bangku bisa dioperasikan dengan mudah namun harus dengan penuh ketelitian,keterampilan dan keuletan dalam pengerjaanya. Sebelum kita membahas satu persatu dari alat kerja bangku perlu kita ketahui bahwa semua alat yang kita gunakan dikerjakan secara manual maka dari itu perlunya keseimbangan antara posisi tubuh dan gerakan tubuh. Selain itu juga kita harus menggunakan pelindung tubuh untuk menghindari bahaya keselamatan kerja. 1. Kikir Mengikir adalah salah satu dari kerja bangku yang bertujuan untuk melakukan proses pemakanan tatal tatal pada benda kerja yang proses pengerjaannya secara manual. Kikir dibedakan dua jenis kikir halus dan kikir kasar. Posisi tubuh Selama mengikir, berdiri di sisi sebelahkiri ragum dengan kaki tetap tidak berubah. Kakiharus terbentang dengan menyesuaikan panjangkikir. Sudut antara poros ragumdan kaki mendekati30o untuk kaki kiri dan 75o untuk kaki kanan. Gerakan badan dan kaki Posisi badan berdiri tegak dan berlahan-ahan condong maju selama gerak pemotongan. Kaki sebelah kanan tetap lurus. Pandangan lurus selalu ditujukan pada benda kerja. Perhatikan Cara memegang kikir

Tangan kanan : Peganglah tangkai kikir dengan posisi ibu jari di atas pegangan dan jari lainnya di bawah pegangan. Tangan kiri :Tempatkan ibu jari pada ujung kikir dan jarijari yang lain sedikit ditekukan akan tetapi tidak sampai memegang atau menggenggam. Menggunakan kikir yang kecil dengan gerakan yang tidak terlalu kuatdan pegang kikir dengan tangan kanan dan ujung kikir dipegang olehibu jari dan jari-jari lainnya.

Cara kerja

Pada usapan pertama yaitu usapan maju tekanan kedua tangan maksimum dan fungsi tubuh mendorong kedepan.dan pada saat usapan kedua yaitu kebelakang tekanan minimum. Tekanan pada kikir tergantung pada ukuran kikirdan benda kerja yang dikikir. 2. Ragum Bila kita menjepit bernda kerja pada ragum, benda kerja yang keluardari mulut ragum janganlah terlalu tinggi, terrutama apabila bahan bendakerja itu terbuat dari logam tipis. Bila memungkinkan perbandingan bahanyang keluar dari mulut ragum harus lebih kecil daripada bagian yang terjepit Berdasarkan fungsinya ragum untuk mencekam dengan kuat atau memberikan tekanan tetap, tapi disamping tekanan yang kuat, benda kerja yang kita jepit akan meninggal kan bekas. Maka dari itu kita perlu matras permukaan yang halus. Caranya yaitu dengan menaruh plat yang permukaanya halus dan lunak di kedua bagian pemukaan penjepit. 3. Penggores Alat ini duigunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja atau bahan yang akan diolah. Ada bermacam-macam jenis penggores:

Penggores tangan sedukan. Penggores dengan satu ujung bengkok. Penggores dengan satu ujung dirobah.

Dan cara pemakainnya adalah sebagai berikut: Dalam menggunakan penggores membentuk 20-25 derajat. Tekan penggores pada gambar. Condongkan penggores kearah maju. 5. Mistar besi Yitu berfungsi untuk membuat garis garis. Kenapa menggunakan penggaris besi, karena semua benda kerja yang kita kerjakan terbuat dari besi mka alat ukurnya pun harus terbuat dari besi. Kalu kita menggunakan alat ukur yeng terbuat dari plastic maka akan cepat aus dan alt ukur tersebut tidak standart lagi. 6. Jangka sorong Jangka sorong adalah alat ukur yang mempunyai ketelitian ukur hingga Seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian, bagian diam dan bagianbergerak. Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian danketelitian pengguna maupun alat. Sebagian keluaran terbaru sudah dilengkapidengan bacaan digital. Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01. Kegunaan jangka sorong adalah: ~ Mengukur Diameter Luar Benda Cara mengukur diameter, lebar atau ketebalan benda:Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang, masukkan benda ke rahang bawah jangka sorong, geser rahang agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan.

~ Mengukur Diameter Dalam Benda Cara mengukur diameter bagian dalam sebuah pipa atau tabung : Putarlah pengunci ke kiri, masukkan rahang atas ke dalam benda , geser agar rahang tepat pada benda, putar pengunci ke kanan. ~ Mengukur Kedalaman Benda Cara mengukur kedalaman benda : Putarlah pengunci ke kiri, buka rahang sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar tabung, putar pengunci ke kanan. cara menggunakan jangka sorong yaitu; Mula-mula perhatikan skala nonius yang berimpit dengan salah satu skala utama. Hitunglah berapa skala hingga ke angka nol. Suatu misal skala nonius yang berimpit dengan skala utama adalah 4 skala. Artinya angka tersebut 0,4 mm. Selanjutnya perhatikan skala utama. Suatu misal angka nol pada sekala nonius tepat pada angka 4,7 Sehingga benda yang diukur sama dengan 4,7 cm + 0,4 mm = 4,74 cm. 7. Penitik Yaitu berfungsi untuk menitik benda setelah selesai penggoresan benda kerja. Cara menggunakan penitik bias dikatakan mudah karena tidak diperlukan cara yang khusus. Tinggal tentukan tempat mana yang akan di titik dan pukul satu kali. 8. Mal huruf Mal huruf digunakan untuk proses steempling yaitu member nomor atau huruf pada benda kerja. Dalam proses seteampel ini harus extra hati-hati karena dilakukan dengan satu kali pukulan saja, kenapa? karena apabila kita melakukan pemukulan berulang kali maka posisinya akan berubah dan huruf atau angka akan hancur. Cara kerja Tempakan mal pada tempat yang akan di beri huruf dan kemudian pukul satu kali saja. Lakukan berulang kali sesuai susunan abjad yang diinginkan. 9. Benda kerja Benda kerja terbuat dari sebuah balok besi yang berukuran kurng lebih; panjang 13,5 cm tinngi 2,5cm dan lebar 4,2cm.

H. Hipotesa Sebuah benda yang sesuai gambar kerja tersebut dapat dibuat dengan menggunakan beberapa proses praktikum. I. Metode 1. Praktek mesin milling Gambar kerja

Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Bahan : Balok besi tuang kelabu ukuran 74 x 74x 10 Peralatan yang dibutuhkan : 1. Dial indicator 2. Palu plastik 3. Kunci ragum 4. Bantalan 5. Coolant 6. Endmill 7. Jangka sorong 8. Kacamata 9. Ragum 10. Kunci endmill 11. Kuas

Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja 1. Gunakan kacamata pada saat pengoperasian mesin agar terhindar dari percikan beram yang merupakan hasil sayatan pada mesin. 2. Gunakan pakaian dan sepatu yang memenuhi persyaratan standard keamanan. 3. Penggunaan arah putaran endmill yang benar. (searah jarum jam) 4. Pemakaian kecepatan putar tool yang benar. 5. Kedalaman penyayatan yang aman agar terhindar dari rusaknya tool tersebut, tool tersebut dapat aus atupun patah bila kedalaman penyayatannya besar. 6. Gunakan coolant sebagi pendingin setelah melakukan proses mesin. 7. Pahami fungsi bagian bagian dari mesin tersebut. 8. Jalankan mesin sesuai prosedur pengoperasian mesin. 9. Perhatikan instruksi instruktur dan patuhilah. 10. Bertanyalah pada instruktur apabila ragu dalam bertindak. 11. Gunakan alat sesuai fungsinya. 12. Gunakan alat ukur yang presisisi untuk mengukur benda kerja. 13. Bersihkan mesin setelah pemakaian. Langkah kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Cek kesiapan mesin (Ada atau tidaknya kerusakan pada mesin). Siapkan alat alat yang dibutuhkan. Pasang ragum. Dial kesejajaran ragum. Pasang benda kerja. Pasang endmill Atur kecepatan putar tool. Hidupkan mesin, kecepatan putar tool searah jarum jam. Kendorkan pengunci pada semua eretan.

9. Dekatkan tool ke bidang benda kerja yang akan disayat dengan menggunakan ............. 10. Turunkan tool ke bidang benda kerja dengan menggunakan ........... dan atur titik nol (jarak paling minimal antara bidang benda kerja yang disayat dengan endmiil yang ditandai dengan adanya penyayatan tipis) lalu atur skala diatur ke angka 0 pada ................ 11. Bebaskan tool dari benda kerja dengan menggunakan ....... 12. Turunkan tool (untuk mengatur kedalaman penyayatan gunakan skala) dan sayatkan dengan menggunakan.............. atau............ 13. Bidang benda kerja disayat sampai hanya bersih dari karbon dan ditandai dengan bidang pada benda yang disayat sudah tersayat penuh. Setiap akan menurunkan tool bebaskan tool dari benda kerja terlebih dahulu. 14. Lepas benda kerja dari ragum. 15. Pasang benda kerja dengan bidang yang tersayat terletak di bawah . 16. Atur titik nol. 17. Buat ukuran menjadi 68 mm dengan .......... . Gunakan skala pada ..... untuk mempermudah proses mesin. 18. Apabila ukuran pas, lepas dari ragum. 19. Bersihkan mesin dan alat. 20. Kembalikan alat . Praktek mesin sekrap Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Bahan : Balok besi tuang kelabu ukuran 74 x 74x 10 Peralatan yang dibutuhkan : 1. Dial indicator 2. Kunci ragum 3. Bantalan 4. Coolant 5. Pisau sayat 6. Jangka sorong 7. Kacamata 8. Kuas Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja 1. Gunakan kacamata pada saat pengoperasian mesin agar terhindar dari percikan beram yang merupakan hasil sayatan pada mesin. 2. Gunakan pakaian dan sepatu yang memenuhi persyaratan standard keamanan. 3. Penggunaan panjang langkah yang benar. 4. Pemakaian rpm yang benar.

5. Kedalaman penyayatan yang aman agar terhindar dari rusaknya tool tersebut, tool tersebut dapat aus atupun patah bila kedalaman penyayatannya besar. 6. Gunakan coolant sebagi pendingin setelah melakukan proses mesin. 7. Pahami fungsi bagian bagian dari mesin tersebut. 8. Jalankan mesin sesuai prosedur pengoperasian mesin. 9. Perhatikan instruksi instruktur dan patuhilah. 10. Bertanyalah pada instruktur apabila ragu dalam bertindak. 11. Gunakan alat sesuai fungsinya. 12. Gunakan alat ukur yang presisisi untuk mengukur benda kerja. 13. Bersihkan mesin setelah pemakaian Langkah kerja 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Cek kesiapan mesin (Ada atau tidaknya kerusakan pada mesin). Siapkan alat - alat yang dibutuhkan. Cek kerataan bidang ragum. Pasang benda kerja pada ragum. Atur kecepatan mesin. Atur panjang langkah mesin. Hidupkan mesin. Dekatkan tool ke bidang benda kerja yang akan disayat dengan menggunakan ............. Turunkan tool ke bidang benda kerja dengan menggunakan ........... dan atur titik nol (jarak paling minimal antara bidang benda kerja yang disayat dengan tool (pisau) yang ditandai dengan adanya penyayatan tipis) lalu atur skala diatur ke angka 0 pada ................ Bebaskan tool dari benda kerja dengan menggunakan ............ Turunkan tool (untuk mengatur kedalaman penyayatan gunakan skala) dan sayatkan dengan menggunakan tuas otomatis. Bidang benda kerja disayat sampai hanya bersih dari karbon dan ditandai dengan bidang pada benda yang disayat sudah tersayat penuh. Setiap akan menurunkan tool bebaskan tool dari benda kerja terlebih dahulu. Lepas benda kerja dari ragum. Pasang benda kerja dengan bidang yang tersayat terletak di bawah . Atur titik nol. Buat ukuran menjadi 68 mm dengan .......... . Gunakan skala pada ..... untuk mempermudah proses mesin. Apabila ukuran pas, lepas dari ragum. Bersihkan mesin dan alat. Kembalikan alat.

10. 11. 12.

13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.

2. Praktek mesin gerinda duduk Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Bahan : Mata bor diameter Peralatan yang dibutuhkan : 1. Mal sudut 2. Coolant 3. Jangka sorong 4. Kacamata Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja 1. Gunakan kacamata pada saat pengoperasian mesin agar terhindar dari percikan beram yang merupakan hasil sayatan pada mesin. 2. Gunakan pakaian dan sepatu yang memenuhi persyaratan standard keamanan. 3. Gunakan penyayatan yang sewajarnya. 4. Perhitungkan kedudukan dudukan (jauh dekat dudukan dari roda gerinda). 5. Gunakan coolant sebagi pendingin setelah melakukan proses mesin. 6. Perhatikan balance, keretakan, putaran roda gerinda. 7. Pahami fungsi bagian bagian dari mesin tersebut. 8. Jalankan mesin sesuai prosedur pengoperasian mesin. 9. Perhatikan instruksi instruktur dan patuhilah. 10. Bertanyalah pada instruktur apabila ragu dalam bertindak. 11. Gunakan alat sesuai fungsinya. 12. Gunakan alat ukur yang presisisi untuk mengukur benda kerja. 13. Bersihkan mesin setelah pemakaian Langkah kerja 1. Cek kesiapan mesin. (balance, keretakan, dll) 2. Siapkan alat alat yang dibutuhkan. 3. Cermati sudut sudut yang akan dilakukan proses penggerindaan. 4. Hidupkan mesin. 5. Lakukan proses penggerindaan sesuai bentuk dan sudut gambar kerja. 6. Ceklah sudut dengan mal sudut setelah melakukan proses penggerindaan. 7. Lakukan proses penggerindaan sampai bentuk dan sudut dari gambar benda kerja mencapai kebenaran.

8. Lakukan pendinginan apabila setelah melakukan proses penggerindaan, agar tidak panas ketika memegang benda yang akan digerinda. 9. Apabila sudut dan bentuk dari benda tersebut sesuai dengan gambar kerja, bersihkan alat dan mesin yang digunakan. 10. Kembalikan alat.

3. Praktek kerja bangku Gambar kerja Bahan dan peralatan yang dibutuhkan Bahan : Balok besi tuang kelabu ukuran 74 x 74x 10 Peralatan yang dibutuhkan : 1. Kikir 1 dim 2. Kikir dim 3. Kuas 4. Sikat baja 5. Bantalan 6. Bor 8mm 8,5mm 10,25mm 10,5mm 7. Tap M10 x 1,5 M12 x 1,75 W W 8. Oli 9. Center punch 10. Palu 11. Penggaris 12. Jangka sorong 13. Penggores 14. Bevel protaktor Metode eksperimen Prosedur keselamatan kerja 1. Gunakan pakaian dan sepatu yang memenuhi persyaratan standard keamanan. 2. Penggunaan alas pelindung agar terhindar dari rusaknya bidang benda kerja.

3. Perhatikan instruksi instruktur dan patuhilah. 4. Bertanyalah pada instruktur apabila ragu dalam bertindak. 5. Gunakan alat sesuai fungsinya. 6. Gunakan alat ukur yang presisisi untuk mengukur benda kerja. 7. Bersihkan mesin setelah pemakaian. Langkah kerja 1. Siapkan alat - alat yang dibutuhkan. 2. Marking benda kerja dengan menggunakan penggores untuk menentukan titik yang akan dibor. 3. Titiklah dengan menggunkan center punch di perpotongan garis yang telah dimarking pada benda kerja. 4. Lakukanlah pembuatan ulir dalam. Untuk melakukan pembuatan ulir dalam dilakukan pengeboran benda terlebih dahulu. Penentuan mata bor untuk ulir dalam sangat berpengaruh dan penting untuk membuat ulir dalam. Langkah pembuatan ulir dalam : 1. Lakukan pengeboran dengan menggunakan mesin bor. Perhatikan letak mata bor sesuai gambar kerja. Mata bor yang digunakan : 8mm 8,5mm 10,25mm 10,5mm Langkah pengeboran : 1. Pasang benda kerja. 2. Pasang mata bor diameter 8mm. 3. Setel kedudukan mesin bor (titik pusat mata bor segaris dengan titik pada benda kerja) 4. Hidupkan mesin. Lakukan proses pengeboran. 5. Lakukan langkah yang sama untuk mengebor titik yang lain. 2. Lakukan pembuatan ulir dalam dengan menggunakan tap. Perhatikan letak tap yang sesuai dengan gambar kerja. Penggunaan pasangan lubang bor dan tap: 8mm digunakan untuk pembuatan ulir dalam W 8,5mm digunakan untuk pembuatan ulir dalam M10 x 1,5 10,25mm digunakan untuk pembuatan ulir dalam M12 x 1,75 10,5mm digunakan untuk pembuatan ulir dalam W Langkah pengetapan 1. Pasang benda kerja di ragum. (beri bantalan pada mulut ragum tetap dan mulut ragum rubah untuk menghindari kerusakan pada bidang benda kerja) 2. Perhatikan letak tap yang sesuai dengan lubang bor. 3. Lakukan pengetapan. Misal :

8,5mm digunakan untuk pembuatan ulir dalam M10 x 1,5 1. Perhatikan urutan nomor tap yang digunakan. 2. Masukan tap M10 x 1,5 no 1 pada diameter lubang tersebut. 3. Lakukan sedikit penekanan ke bawah dan putarlah searah jarum jam. Pembuatan ulir dalam ini dilakukan secara manual. Perhatikan gerakan pemutaran dalam pembuatan ulir dalam : Untuk menghindari kerusakan pada tap maupun benda kerja biasanya dilakukan pemutaran berlawanan jarum jam setelah melakukan langkah pembuatan ulir setiap berputar searah jarum jam 90 derajat ataupun yang lain. (langkah balik ini dimaksudkan untuk memutuskan tatal pada saat pembuatan jalur ulir) 4. Untuk menghindari gesekan yang terlalu besar dan patahnya tap maka diperlukan oli untuk memperlicin gerakn serta mendinginkan benda kerja untuk melakukan langkah pembuatan ulir tersebut. 5. Lakukan cara tersebut untuk tap M10 x 1,5 no 2. 6. Lakukan cara tersebut lagi untuk tap M10 x 1,5 no 3. 7. Setelah melakukan pengetapan nomor 3 maka langkah pembuatan ulir dalam M10 x 1,5 selesai Lakukan cara tersebut juga untuk pengetapan ulir dalam yang lain. (M12 x 1,75, ............, ..........) 5. Tanpa melepas benda kerja di ragum untuk roughing kikirlah dengan menggunakan kikir 1 dim permukaan bidang tebal tersebut sampai bersih dari karbon. Ditandai dengan sayatan merata pada seluruh bidang. Usahakan seluruh bidang yang dikikir sejajar, rata ( tidak bergelombang), tegak lurus pada bidang samping. 6. Untuk finishing kikirlah dgn kikir dim permukaan bidang no %5 di atas. 7. Lepas benda kerja dari ragum dan pasang benda kerja dengan ketentuan bidang yang terkikir pada no 5 dan 6 menghadap ke bawah. 8. Lakukan tahap pengikiran sesuai prosedur no 5 dan 6. Buat ukuran tebal menjadi 9mm. 9. Lepas benda kerja. 10. Buatlah champer dengan menggunakan kikir. (4 x 45 derajat). Langkah pembuatan champer : 1. Marking 4 mm dari samping benda kerja. Gunakan penggores untuk marking. 2. Pasang benda kerja pada ragum.

3. Untuk roughing gunakan kikir 1 dim. 4. Untuk finishing gunakan kikir dim. 11. Deburlah permukaan tajam dengan menggunakan kikir. 12. Lepas benda kerja dari ragum, bersihkan mesin dan alat. 13. Kembalikan alat.

J. Jadwal praktek Praktek Waktu Bulan Tgl 03 10 Oktober 2013 17 24 31 7 November 2013 14 21 28 5 Desember 2013 12 19 26 2 Januari 2014 9 16 Libur kuliah Pr. Kerja las Smaw Acetylin Bubut Pr. Kerja bangku Sekrap Milling Gerinda KB

Perkenalan mesin

K. Daftar pustaka L. Lembar pengesahan M. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai