Anda di halaman 1dari 24

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pendukung Keputusan 1. Konsep Sistem Pendukung Keputusan Beberapa ilmuwan telah mendefinisikan sistem pendukung keputusan atau Decision Support Systems (DSS). Definisi DSS yang diajukan oleh Gorry dan Scott Morton (1971) adalah: Sistem berbasis komputer interaktif, yang membantu para pengambil keputusan untuk menggunakan data dan berbagai model untuk memecahkan masalah tidak terstruktur. ( Turban, dkk. 2005, Hal. 19)1. Definisi lain tentang DSS yang diajukan oleh Keen dan Scott Morton (1978) adalah: Sistem pendukung keputusan (DSS) memadukan sumber daya intelektual dari individu dengan kapabilitas komputer untuk meningkatkan kualitas keputusan. DSS adalah sistem pendukung keputusan berbasis komputer bagi para pengambil keputusan manajemen yang menangani masalah-masalah tidak terstruktur3. Konsep DSS merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuat keputusan. Memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuat keputusan, yang dinilai dari tahap mengidentifikasi masalah, memilih data relevan, menentukan pendekatan yang digunakan

dalam proses pembuatan keputusan sampai pada kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

2. Komponen Sistem Pendukung Keputusan Menurut Turban (1998), DSS terdiri dari empat subsistem yang saling berhubungan yaitu:5 a. Subsistem Manajemen Data meliputi basis data yang terdiri dari datadata yang relevan dengan keadaan dan dikelola oleh software yang disebut database management sistem (DBMS). b. Subsistem Manajemen Model berupa paket software yang berisi model-model finansial statistik manajemen science, atau model kuantitatif yang menyediakan kemampuan analisa dan software manajemen yang sesuai. c. Subsistem Manajemen Berbasis Pengetahuan (Knowledge

Management Subsistem) merupakan subsistem yang dapat mendukung subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang berdiri sendiri (independent). d. Subsistem Dialog (User Interface Subsistem) merupakan subsistem yang dapat digunakan oleh user untuk berkomunikasi dengan sistem dan juga memberi perintah2. 3. Proses Pengambilan Keputusan Berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh Turban (1998), pengambilan keputusan merupakan suatu proses atau kegiatan memilih diantara beberapa alternatif untuk mencapai tujuan tertentu. Pada

dasarnya pengambilan keputusan (Simon, 1960) merupakan suatu bentuk pemilihan dari berbagai alternatif tindakan yang mungkin dipilih, yang prosesnya melalui mekanisme tertentu dengan harapan akan

menghasilkan sebuah keputusan yang terbaik. Menurut Suryadi dan Ramdhani (1998), terdapat beberapa pendekatan yang dapat digunakan dalam melakukan pengambilan keputusan, antara lain: pendekatan rasional analitis, pendekatan intuitif emosional, dan pendekatan perilaku politis. Untuk dapat lebih memahami pemodelan proses dalam pengambilan keputusan sebaiknya menggunakan beberapa tahapan atau fase seperti yang telah dirumuskan Simon (1977), yaitu4: a. Tahap Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukkan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka

mengindentifikasikan masalah. b. Tahap Design Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, menguji kelayakan solusi. c. Tahap Choice Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini dimulai dengan mencari

solusi dengan menggunakan model, melakukan analisis sensitivitas, menyeleksi alternatif yang terbaik, melakukan aksi atau rencana untuk mengimplementasikan, dan merancang sistem pengendalian. Setelah ketiga tahap tersebut dilalui, maka selanjutnya adalah

mengimplementasikan solusi yang didapat, apakah telah sesuai dengan kenyataan atau belum. Jika ternyata solusi yang diperoleh belum sesuai dengan kenyataan, maka perlu diteliti ulang apakah terdapat error pada langkap masing-masing fase dalam proses pengambilan keputusan.

4. Pengambilan Keputusan dengan Banyak Kriteria Proses analisis kebijakan membutuhkan adanya kriteria sebelum memutuskan pilihan dari berbagai alternatif yang ada. Kriteria menunjukkan definisi masalah dalam bentuk konkret dan kadang-kadang dianggap sebagai sasaran yang akan dicapai (Sawicki,1992). Analisis atas kriteria penilaian dilakukan untuk memperoleh seperangkat standar pengukuran yang kemudian digunakan sebagai alat untuk

membandingkan berbagai alternatif. Pada saat pembuatan kriteria, pengambil keputusan harus mencoba untuk menggambarkan dalam bentuk kuantifikasi jika hal ini memmungkinkan. Ada beberapa faktor yang tidak dapat dikuantifikasi dan sulit untuk dibuat perbandingan tetapi faktor ini tidak dapat diabaikan dan hendaknya pengambil keputusan tetap menggunakan kriteria tersebut

karena, kriteria tersebut dapat saja relevan dengan masalah utama dalam setiap analisis. Beberapa kriteria penting tetapi sulit dikuantifikasi adalah seperti faktor-faktor sosial (seperti gangguan lingkungan), estetika, keadilan, faktor-faktor politis serta kelayakan pelaksanaan. Salah satu sifat dari kriteria yang disusun dengan baik adalah relevansinya dengan masalah-masalah kunci yang ada. Setiap kriteria harus menjawab satu pertanyaan penting mengenai seberapa baik suatu alternatif akan dapat memecahkan suatu masalah yang sedang dihadapi. Sebagian besar alternatif terurut dengan baik dalam beberapa kriteria tetapi tidak terlalu baik dalam kriteria lainnya. Kriteria dan arti pentingnya akan menentukan hasil evaluasi terutama jika proses perbandingan benarbenar

terkuantifikasi dan terstruktur. Sifat-sifat yang harus diperhatikan dalam memilih kriteria (Suryadi dan Ramdhani,1998) pada setiap persoalan pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: a. Lengkap, sehingga dapat mencakup seluruh aspek dalam persoalan tersebut. Satu set kriteria disebut lungkup apabila se ini dapat menunjukkan seberapa jauh sekuriti tujuan dapat tercapai. b. Operasional, sehingga dapat digunakan dalam analisis. Sifat operasional ini mencakup beberapa pengertian, antara lain bahwa kumpulan kriteria ini harus mempunyai arti bagi pengambil keputusan sehingga ia dapat benar-benar menghayati implikasinya terhadap alternatif yang ada. Operasional juga mencakup sifat yang dapat diukur, yaitu:

1. Memperoleh distribusi kemungkinan dari tingkat pencapaian kriteria yang mungkin diperoleh (untuk keputusan ketidakpastian). 2. Mengungkapkan pencapaian kriteria. c. Tidak berlebihan, sehingga dapat menghindarkan perhitungan berulang. Dalam menentukan set kriteria, jangan sampai terdapat kriteria yang pada dasarnya mengandung pengertian yang sama. d. Minimum, agar lebih mengkomprehensifkan persoalan. Dalam menentukan sejumlah kriterianya sedikit mungkin, karena semakin banyak kriteria semakin sulit menghayati persoalan dengan baik dan jumlah perhitungan yang diperlukan dalam analisis akan meningkat dengan cepat. Beberapa model pengambilan keputusan pada dasarnya mengambil konsep pengukuran kualitatif dan kuantitatif, (Suryadi dan Ramdhani,1998) Pendekatan kuantitatif merupakan upaya preferensi pengambilan keputusan atas

pengembangan dunia nyata melalui pendekatan pemodelan secara matematis. 5. Fase-Fase Dalam Pengambilan Keputusan Terdapat tiga fase yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan (Simon, 2002), yaitu : a. Fase Penalaran (Intelligence Phase). Inteligensi mencakup berbagai aktifitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang-peluang masalah. Dalam fase ini kita mulai mengenali permasalahan, situasi dan peluang untuk mencari solusi

terhadap masalah tersebut. Tahapan yang harus dilakukan pada fase ini adalah : 1. Identifikasi masalah Dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan determinasi apakah tujuan tersebut telah terpenuhi. Si pengambil keputusan berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejalagejalanya, menentukan ruang lingkupnya, dan mendefenisikannya secara terperinci. Intinya, apakah sistem melaporkan masalah atau hanya memberikan gejala-gejala dari sebuah masalah. 2. Klasifikasi masalah Fase ini merupakan konseptualitas terhadap suatu masalah, dalam rangka menempatkannya dalam suatu klasifikasi sesuai tingkat strukturisasi pada masalah tersebut. 3. Dekomposisi masalah Pada fase ini, masalah dibagi lagi menjadi sub-sub

masalah.Masalah yang kompleks dan rumit dapat disederhanakan lagi, sehingga dapat memudahkan proses pemecahan masalah. 4. Kepemilikan masalah Menentukan apakah masalah tersebut dimiliki oleh suatu organisasi atau individu. Sebuah masalah ada dalam sebuah organisasi jika seseorang atau beberapa kelompok mengambil tanggung jawab untuk mengatasinya. Ketika kepemilikan masalah tidak ditentukan, maka masalah akan diidentifikasi sebagai masalah orang lain. Oleh

karena itu, kepemilikan masalah harus ditentukan sehingga model yang dibangun bias relevan dengan kebutuhan si pemilik masalah.

a. Fase Perancangan (Design Phase). Fase desain meliputi pengembangan dan penganalisisan tindakan yang mungkin untuk dilakukan. Dalam fase ini akan dihasilkan analisis dari kemungkinan-kemungkinan solusi, alternatif solusi dan memprediksi dampak yang akan terjadi dari setiap alternatif solusi dari permasalahan tersebut. Penentuan alternatif solusi dispesifikasi lagi, yaitu dilakukan setelah penentuan evaluasi alternatif solusi agar mengurangi waktu dan tenaga dalam mencari alternatif solusi. Aktivitas dalam fase ini adalah : 1. Membangun model dari permasalahan yang diteliti. 2. Menentukan kriteria pemilihan. 3. Mencari alternatif solusi. 4. Memprediksi dampak yang akan timbul. Proses desain merupakan kombinasi antara ilmu dan seni. Sebagai ilmu, ada banyak kelas model standar, seorang analis dapat menentukan model mana yang dapat diaplikasikan pada situasi yang dihadapi. Sebagai seni, diperlukan kreatifitas dan keterampilan yang tinggi ketika menentukan asumsi apa yang dapat bekerja, bagaimana menggabungkan fitur yang tepat dari kelas-kelas model, dan bagaimana mengintegrasikan model-model untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Model merupakan komponen yang kritis di dalam proses pengambilan keputusan. Pada prosesnya, kadang analis dapat membuat sejumlah kesalahan dalam pengembangan dan penggunaan model. Maka, harus dilakukan pengumpulan sejumlah informasi yang benar dengan tingkat akurasi yang tepat, sehingga model yang dibangun dapat memenuhi kebutuhan dari masalah yang diteliti.

b. Fase Pemilihan (Selection Phase). Dalam fase ini dilakukan pencarian alternatif solusi yang sesuai dan dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Dimana dibuat suatu keputusan yang nyata untuk mengikuti suatu tindakan tertentu. Batas antara fase desain dan pemilihan kurang jelas, karena aktivitas tertentu dapat dilakukan selama kedua fase tersebut, yaitu analis bias saja kembali dari aktivitas pilihan ke aktivitas desain5.

B. SAW (Simple Additive Weighting) 1. Pengertian SAW (Simple Additive Weighting) Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada.

Keterangan : rij = Nilai rating kinerja ternormalisasi Xij = Nilai atribut yang dimiliki dari setiap kriteria Max Xij = Nilai terbesar dari setiap kriteria Min Xij = Nilai terkecil dari setiap kriteria Benefit = Jika nilai terbesar adalah terbaik Cost = Jika nilai terkecil adalah terbaik dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari alternatif Ai pada atribut Cj; i=1,2,...,m dan j=1,2,...,n. Nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) diberikan sebagai:

Keterangan : Vi = rangking untuk setiap alternative wj = nilai bobot dari setiap kriteria rij = nilai rating kinerja ternormalisasi Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai lebih terpilih.

2. Langkah Penyelesaian Dalam penelitian ini menggunakan model FMADM dengan metode SAW. Adapun langkah-langkahnya adalah: 1. Memberikan nilai setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang sudah ditentukan, dimana nilai i=1,2,m dan j=1,2,n. 2. Memberikan nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp. 3. Melakukan normalisasi matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij) dari alternatif Ai pada atribut Cj berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan/benefit = MAKSIMUM atau atribut

biaya/cost=MINIMUM). Apabila berupa artibut keuntungan maka nilai crisp (Xij) dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX Xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN Xij) dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp (Xij) setiap kolom. 4. Melakukan proses perankingan untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara mengalikan nilai bobor (wi) dengan nilai rating kinerja ternormalisasi (rij)8.

C. PHP 1. Pengertian PHP PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat.

2. Kelebihan PHP Ketika e-commerce semakin berkembang, situs-situs yang statispun semakin ditinggalkan, karena dianggap sudah tidak memenuhi keinginan pasar, padahal situs tersebut harus tetap dinamis. Pada saat ini bahasa PERL dan CGI sudah jauh ketinggalan jaman sehingga sebagian besar designer web banyak beralih ke bahasa server-side scripting yang lebih dinamis seperti PHP. Seluruh aplikasi berbasis web dapat dibuat dengan PHP. Namun kekuatan yang paling utama PHP adalah pada konektivitasnya dengan system database di dalam web. Sistem database yang dapat didukung oleh PHP adalah : 1. Oracle 2. MySQl 3. Sybase 4. PostgreSQL

PHP dapat berjalan di berbagai system operasi seperti windows 98/NT, UNIX/LINUX, solaris maupun macintosh7.

D. Pengertian Mysql MySQl adalah salah satu jenis database server yang menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQl termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Itu sebabnya istilah seperti tabel, baris dan kolom digunakan pada MySQl. Pada MySQl, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri dari sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. SQL adalah bahasa standar yang digunakan untuk berkomunikasi dengan basisdata relasional, dan juga merupakan bahasa yang digunakan oleh banyak aplikasi atau tool untuk berinteraksi dengan server basisdata. SQL adalah bahasa fungsional yang tidak mengenal iterasi dan tidak bersifat prosedural. SQL menggunakan perintah-perintah dengan katakata sederhana dan mirip dengan bahasa manusia sehari-hari. Kategori dasar dari perintah-perintah yang digunakan dalam SQL untuk melakukan berbagai macam fungsi ada lima, yaitu : 1. Data Definition Language 2. Data Manipulation Language 3. Data Query Language 4. Data Administration Commands 5. Transactional Control Commands

Fungsi yang dapat dilakukan termasuk membangun objek basisdata, memanipulasi objek, mempopulasikan tabel basisdata dengan data,

memperbarui data yang sudah ada dalam tabel, menghapus data, melakukan query basisdata, mengontrol akses basisdata dan melakukan administrasi basisdata secara keseluruhan. Langkah pertama yang harus dilakukan untuk dapat melakukan aktivitas yang berhubungan dengan basisdata adalah dengan melakukan koneksi ke basisdata yang akan digunakan. Membuat koneksi ke basisdata merupakan keharusan agar pemrogram dapat melakukan hal-hal lain yang berhubungan dengan basisdata, seperti menambah data, mengoreksi data, atau menghapus data. PHP tidak menyediakan fungsi khusus untuk melakukan operasi data, sehingga yang digunakan adalah sintaks-sintaks SQL (Structured Query Language). Tahapan untuk melakukan operasi-operasi data adalah sebagai berikut: 1. Koneksi ke basisdata. 2. Permintaan atau query data (operasi) 3. Pemutusan koneksi. MySQl sangat populer dikalangan developer atau pengembang perangkat lunak karena MySQl merupakan database server yang free atau gratis dan cepat. Banyak sekali developer-developer, organisasi atau perusahaanperusahaan di dunia yang menggunakan MySQl sebagai database server pada sistem atau aplikasi-aplikasi yang dikembangkan. Dukungan dari perusahaan serta komunitas yang memadai membuat MySQl menjadikan

database server paling disukai dan termasuk kategori basisdata yang cepat serta handal sampai dengan saat ini6.

E. XAMPP 1. Pengertian Xampp XAMPP adalah perangkat lunak bebas, yang mendukung banyak sistem operasi, merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinya adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQl database, dan penerjemahbahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat sistem operasi apapun), Apache, MySQl, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public License dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk

mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya.

2. Asal Kata Xampp XAMPP adalah singkatan yang masing-masing hurufnya adalah : X : Program ini dapat dijalankan dibanyak sistem operasi,seperti Windows, Linux, Mac OS, dan Solaris. A : Apache, merupakan aplikasi web server. Tugas utama Apache adalah menghasilkan halaman web yang benar kepada user berdasarkan kode PHP yang dituliskan oleh pembuat halaman web. jika diperlukan juga berdasarkan kode PHP yang dituliskan,maka dapat saja suatu database

diakses terlebih dahulu (misalnya dalam MySQl) untuk mendukung halaman web yang dihasilkan. M : MySQl, merupakan aplikasi database server. Perkembangannya disebut SQL yang merupakan kepanjangan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa terstruktur yang digunakan untuk mengolah database. MySQl dapat digunakan untuk membuat dan mengelola database beserta isinya. Kita dapat memanfaatkan MySQl untuk menambahkan, mengubah, dan menghapus data yang berada dalam database. P : PHP, bahasa pemrograman web. Bahasa pemrograman PHP merupakan bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting. PHP memungkinkan kita untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis. Sistem manajemen basis data yang sering digunakan bersama PHP adalah MySQl. namun PHP juga mendukung sistem manajement database Oracle, Microsoft Access, Interbase, d-base, PostgreSQL, dan sebagainya. F. Perancangan sistem a) Pengertian perancangan sistem Perancangan sistem dapat di definisikan sebagai berikut: menurut Robert J. Verzello atau John Reuter III, perancangan Sistem adalah tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem sebagai pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi, menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk. b) Peralatan pendukung

1) Bagan alir sistem (Sistem Flowchart ) Bagan alir sistem merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan uruturutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem, serta

menunjukkan apa yang dikerjakan disistem. Simbol-simbol yang digunakan antara lain: Tabel 1. Simbol Bagan Alir Sistem No 1. Simbol Dokumen Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk proses manual, mekanik dan komputer. 2. Kegiatan Manual Menunjukkan pekerjaan manual 3. Simpanan offline File nonkomputer yang diarsip urut. 4. Operasi Luar Menunjukkan operasi yang dilakukan diluar proses operasi komputer/nonkomputer. Keterangan

Tabel 1. Tabel Sambungan No


5.

Simbol
Garis Alir

Keterangan
Menunjukkan arus dari proses.

6.

Penghubung Menunjukkan penghubung ke halaman yang masih sama atau ke halaman lain.

Simbol Terminal 7. Menyatakan permulaan dan akhir suatu program. Simbol Input/Output 8. Menyatakan proses input atau output tanpa tergantung jenis peralatannya.

Simbol Display 9. Mencetak keluaran dalam layar monitor.

Simbol Disk Storage 10. 1 Menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.

2) Diagram Alir Data (DAD) Diagram alir data adalah suatu bentuk model yang menggambarkan sistem sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain baik secara manual maupun komputer. Tingkat DAD terdiri dari:

a)

Diagram Konteks Merupakan diagram yang ditingkatnya paling tinggi, yang

terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup sistem. b) Diagram Nol Merupakan diagram antara konteks dan diagram rinci yang menggambarkan proses utama dari DAD yang sedang dikembangkan. c) Diagram Rinci Merupakan diagram paling bawah, yang merupakan

penguraian dari proses yang ada pada diagram nol. Komponen-komponen DAD terdiri dari: Tabel 2. Simbol Diagram Alir Data No 1. Simbol Terminal Merupakan eksternal entity atau kesatuan luar yang merupakan sumber tujuan data.
2.

Keterangan

Arus Data Dipakai untuk menunjukan arus data yang dapat berupa masukan atau hasil dari proses sistem mengalir antara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arah panah menggambarkan arah dari data. Tabel 2. Tabel Sambungan

No
3.

Simbol Proses Menggambarkan

Keterangan

bagian

dari

sistem

yang

mentranformasikan input data menjadi output data atau dapat diartikan sebagai kegiatan yang

dilakukan oleh orang mesin atau komputer. Data Store


4.

Merupakan

sarana

yang

digunakan

untuk

menyimpan data. Data store dapat digambarkan sepasang garis horizontal yang paralel.

3) Diagram hubungan entitas (ERD) Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model jaringan (network) yang menggunakan susunan data yang disimpan dari sistem secara baik. Komponen-komponen yang digunakan dalam ERD adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Simbol Entity Relationship Diagram No 1. Simbol Entitas adalah suatu objek yang ada pada dunia nyata dan dapat dibedakan dari objek lainnya yang di definisikan secara unik. Entitas dapat berupa lingkungan elemen, resource, atau suatu Keterangan

transaksi yang sangat penting.


2.

Relationship adalah hubungan yang terjadi antara satu entitas


3.

atau lebih Elips

4.

adalah menyatakan atribut. Connection ( hubungan antar) yaitu garis penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas dengan atribut.

4) Kardinalisasi Kardinalisasi adalah menjelaskan batasan pada jumlah entity yang berhubungan melalui sebuah relasi yang ada. Pemetaan kardinal dapat dikategorikan menjadi 3 macam yaitu: a) One to One (1 : 1).

Yaitu antara entity pertama dapat berhubungan dengan satu entity kedua dan entity kedua dapat berhubungan dengan entity pertama paling banyak satu entity. Contoh: 1
Pendaftar
mempunyai

1
No. pendaftaran

Gambar 2. Bagan Relasi Satu ke Satu

b) One to Many ( 1 : M ) Yaitu antara entity pertama dapat berhubungan dengan sejumlah entity kedua, tetapi satu entity kedua hanya dapat berhubungan dengan satu entity kedua. Contoh: 1
Lembaga
memilih

m
pendaftaran

Gambar 3. Bagan Relasi Satu Ke Banyak

c)

Many to Many ( M : N) Yaitu antara satu entity pertama dapat berhubungan dengan

banyak pada entity kedua, demikian pula sebaiknya. Contoh:


Pendaftar

mempunyai

No. pendaftaran

Gambar 4. Bagan Relasi Banyak ke Banyak

5) Normalisasi Normalisasi merupakan proses pengelompokan elemen data menjadi tabel-tabel yang menunjukan entitas dan relasinya. Pada proses normalisasi ini selalu diuji pada beberapa kondisi. Apakah ada kesulitan pada saat menambah, menghapus, mengubah dan membaca pada, bila ada kesulitan pada pengujian tersebut maka relasi dapat dipecah pada beberapa tabel lagi. Bentuk-bentuk Normalisasi yaitu: a) Normalisasi tidak normal (Unnormalized Form) Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti format tertentu. Data dapat saja tidak lengkap atau terduplikasi. b) Normalisasi kesatu (1 NF) Suatu relasi dikatakan dalam bentuk normal pertama (1NF) jika memenuhi syarat yaitu relasi tersebut hanya mempunyai nilainilai atomik (tidak ada atribut yang berulang-ulang atau bernilai ganda). c) Normalisasi kedua (2 NF) Normal kedua mensyaratkan jika setiap atribut yang bukan kunci bergantung secara fungsional pada atribut kunci primer (primary key). Untuk itu, harus ditentukan primary key yang unik. d) Normalisasi ketiga (3 NF) Bentuk Normal ketiga, jika berada dalam bentuk normal kedua dan setiap atribut bukan kunci tergantung secara transitif terhadap

primary key. Artinya semua atribut bukan kunci tidak tergantung pada atribut lain kecuali primary key. e) Normalisasi keempat (4 NF/Four Normal Form) Yaitu suatu relasi dikatakan dalam bentuk 4 NF jika hanya berada dalam BCNF dan tidak mengandung 2 atribut atau lebih yang bernilai banyak. f) Normalisasi kelima (5 NF/Five Normal Form). Yaitu suatu relasi dikatakan dalam bentuk 5 NF jika berada dalam BCNF dan tidak mengandung atribut yang berkaitan. 1. Basis data (Database). Basis data terdiri atas 2 kata,yaitu basis dan data. Basis diartikan sebagai markas atau gudang, tempat berkumpul. Sedangkan data adalah representasi fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek seperti manusia, barang, hewan, peristiwa, konsep, keadaaan, dsb yang direkam dalam bentuk angka, huruf, simbol, teks, gambar atau kombinasinya. Basis data sendiri dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti: Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundasi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis.

Anda mungkin juga menyukai