Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Tinjauan Pustaka 1. Teori Belajar Teori-teori belajar kaitannya dengan proses belajar banyak dikemukakan oleh beberapa ahli ilmu jiwa. Berikut dikemukakan oleh Nasution (2001: !" menyebutkan antara lain: a. Teori belajar menurut #lmu $iwa %aya %imana teori ini jiwa manusia terdiri dari berbagai daya& masingmasing daya dapat dilatih untuk pemenuhan 'ungsi seperti daya ingat& daya khayal& daya pikir dan sebagainya. %aya(daya tersebut dapat dilatih yang penting dalam pelatihan daya bukan penguasaan bahan atau materinya& melainkan hasil dari pembentukan daya( daya tersebut. Nasution (2001:)0" menyatakan bahwa menurut teori ini pendidikan adalah apa yang tinggal& ialah hasil pembentukan daya itu.Bahan pelajaran tidak penting namun dengan daya yang telah terbentuk kita mudah mempelajari bahan pelajaran baru. b. Teori Belajar menurut #lmu $iwa *sosiasi Teori ini berprinsip bahwa keseluruhan jiwa terdiri atas penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. %alam aliran ini terdapat dua ma+am teori belajar yang terkenal yaitu : 1. Teori Connectionisme Belajar yaitu pembentukan atau penguatan hubungan antara , (,timulus" dan (-espon". *ntara - dan , terjadi suatu hubungan yang akan bertambah bila saling

berlatih& itu sebabnya teori ini juga disebut ,-- Bond Theory. *pabila diberikan ,& maka dengan sendirinya akan membangkitkan - berkat latihan hubungan , dan - menjadi otomatis. *da beberapa hukum diantaranya: a. Law of Readines (.ukum /esiapan" %i /emukakan tiga pernyataan : ,uatu unit tingkah laku siap dilakukan& maka akan membawa kepuasan& suatu unit tingkah laku siap dilakukan tetapi tidak dilakukan maka akan menimbulkan ketidakpuasan. Bila suatu unit tingkah laku tidak siap dilakukan dan dipaksa untuk melakukan akan menimbulkan ketidakpuasan. b. Law of Effect (.ukum *kibat" .ubungan , dan - bertambah erat bila disertai oleh perasaan senang atau puas akan tetapi menjadi lebih lemah atau lenyap jika disertai perasaan tidak senang oleh sebab itu memuji atau membesarkan hati anak lebih baik dalam pengajaran daripada menghukum atau men+elanya. +. Law of Exercise (.ukum 0atihan" .ubungan ,timulus dan respon akan bertambah erat kalau sering dipakai dan akan berkurang& bahkan lenyap jika jarang digunakan kalau itu perlu diadakan banyak ulangan dan pembiasaan. 2. Teori Conditioning 1enurut teori Conditioning seseorang akan melakukan suatu kebiasaan karena adanya suatu tanda& dimana tanda tersebut sudah sering diulangi& sehingga menjadi suatu kebiasaan. 1isalnya anak sekolah mendengar lon+eng& maka mereka akan

segera masuk kelas dan memulai kegiatan belajar kegunaan teori ini adalah salah satu pembentukan kebiasaan dengan jalan menghubungkan rangsangan yang kuat dan lemah se+ara stimulan. !. Teori Belajar 1enurut #lmu 2estalt Nasution (2001 : ) " mengemukakan pendirian aliran ini bahwa keseluruhan dari yang lain lebih penting dari pada bagian-bagiannya. Bahwa manusia adalah organisme yang akti' berusaha men+apai tujuan dalam arti indi3idu bertindak atas berbagai pengaruh& baik dari dalam ataupun dari luar indi3idu. *liran ilmu jiwa 2estalt memberikan beberapa prinsip belajar yang berharga& antara lain: a. 1anusia bereaksi terhadap lingkungan se+ara keseluruhan tidak hanya se+ara intelektual& tetapi juga se+ara 'isik& emosional& sosial. b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungannya +. Belajar berkembang sebagai keseluruhan dari masih dalam kandungan d. Belajar yaitu perkembangan ke arah di'erensiasi yang lebih luas e. Belajar akan berhasil bila ter+apai kematangan memperoleh insight '. Belajar tidak mungkin tanpa kemauan untuk belajar g. Belajar berhasil kalau ada tujuan yang mengandung arti bagi indi3idu. h. %alam proses belajar anak senantiasa merupakan suatu oragnisme yang akti'. 2. Pengertian Belajar %alam keseluruhan proses pendidikan di sekolah& kegiatan belajar merupakan yang paling pokok. #ni berarti bahwa berhasil tidaknya pen+apaian tujuan pendidikan banyak

bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh siswa sebagai anak didik. .amalik (/ahar *hmad& 2004:15" mengemukakan bahwa belajar adalah modi'ikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or streng thing of behavior through experiencing". 1enurut pengertian ini& belajar merupakan suatu proses& suatu kegiatan bermakna dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat& akan tetapi lebih luas& yakni mengalami. .asil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan kelakuan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas& ,lameto (200!" mengemukakan bahwa: 6Belajar ialah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru se+ara keseluruhan& sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.7 ,elanjutnya pengertian belajar dikemukakan oleh .udoyo (1880:54" yang mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. 9engetahuan keterampilan& kebiasaan& kegemaran& dan sikap seseorang terbentuk& dimodi'ikasi dan berkembang disebabkan belajar. ,eseorang di katakan belajar apabila dapat diasumsikan pada diri orang itu terjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. %engan demikian dapat diamati bahwa seseorang dikatakan telah belajar apabila dia telah mengalami suatu proses kegiatan tertentu sehingga dalam dirinya terjadi suatu perubahan tingkah laku yang kelihatan atau nampak. Nasution (2001:!0" mengemukakan pendapatnya tentang pengertian belajar:

a.

Belajar adalah penambahan pengetahuan. %e'inisi ini banyak dianut di sekolah-sekolah dimana guru-guru berusaha memberikan ilmu sebanyak mungkin dan murid giat mengumpulkannya. ,eringkali belajar disamakan dengan mengha'al.

b.

Belajar adalah sebagai perubahan kelakuan berkat pengalaman dan latihan. %ari beberapa pendapat ahli tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

seseorang telah dapat dikatakan belajar apabila dalam diri orang itu telah terjadi perubahan tingkah laku yaitu penambahan pengetahuan berkat adanya proses kegiatan berupa pengalaman dan latihan-latihan. . Hasil Belajar !ate"atika 9roses belajar yang dialami oleh siswa menghasilkan perubahan-perubahan di bidang pemahaman& keterampilan& nilai dan sikap. *danya perubahan itu tampak dalam prestasi belajar siswa& tes atau tugas yang dibebankan kepadanya oleh guru. Ber+ermin kepada prestasi belajar siswa& guru harus selalu mengadakan perbaikan-perbaikan mengajarnya& baik metode maupun penguasaan bahan pelajaran yang akan diajarkan. .asil belajar yang di+apai oleh siswa dapat diketahui setelah mengikuti proses belajar. .asil belajar yang di+apai seseorang dapat menjadi indikator tentang batas kemampuan& kesanggupan& penguasaan seseorang tentang pengetahuan& keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh orang itu dalam suatu pekerjaan. #. Pe"$elajaran Koo%erati& '(oo%erati)e learning* ,alah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan di sekolah-sekolah adalah pembelajaran kooperati' (cooperative learning". -uang kelas merupakan salah satu tempat yang sangat baik untuk kegiatan kooperati' learning. %i dalam ruang kelas& para siswa dapat diberi kesempatan bekerja sama dalam kelompok-kelompok ke+il untuk

menyelesaikan atau meme+ahkan masalah se+ara bersama-sama. 9ara siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan masalah& menentukan strategi peme+ahannya dan menghubungkan masalah tersebut dengan masalah-masalah lain yang telah dapat diselesaikan sebelumnya. Cooperative learning dalam matematika akan dapat membantu para siswa meningkatkan sikap positi' siswa dalam matematika 9ara siswa se+ara indi3idu membangun keper+ayaan diri terhadap kemampuannya. *nita 0ie (:ulianni& 2004:1)" menyebut cooperative learning dengan pembelajaran gotong royong& yaitu system pembelajaran yang member kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas yang terstruktur. 0ebih jauh dikatakan& cooperative learning hanya berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang di dalamnya siswa bekerja se+ara terarah untuk men+apai tujuan yang sudah ditentukan dengan jumlah anggota kelompok pada umumnya terdiri dari 5-) orang saja. ;ntuk menyelesaikan masalah-masalah sehingga akan mengurangi bahan menghilangkan rasa +emas terhadap matematika yang banyak dialami para siswa. <ooperati3e learning juga telah terbukti sangat berman'aat bagi para siswa yang heterogen (,uherman 2001: 214". %alam buku ,trategi 9embelajaran 1atematika /ontemporer& ,uherman (2001:214" menyatakan bahwa: 6<ooperati3e learning men+akup suatu kelompok ke+il siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk menyelesaikan sebuah masalah& menyelesaikan suatu tugas& atau menegaskan sesuatu untuk men+apai tujuan bersama lainnya7. ,elanjutnya menurut #brahim ( :ulianni& 2004:20 " mengemukakan bahwa:

6pembelajaran kooperati' sangat tepat digunakan untuk melatihkan keterampilanketerampilan kerjasama dan kolaborasi dan juga keterampilan-keterampilan tanya jawab.7 ,iswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperati' di dorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama& dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. %alam penerapan pembelajaran kooperati'& dua atau lebih indi3idu saling tergantung satu sama lain untuk men+apai suatu penghargaan bersama. 1ereka akan berbagi penghargaan tersebut seandainya mereka berhasil sebagai kelompok. ;nsur-unsur dalam pembelajaran kooperati' menurut #brahim (200 :)" adalah sebagai berikut: 1. ,iswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka 6sehidup sepenanggungan bersama7& 2. ,iswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya& seperti milik mereka sendiri. !. ,iswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. 5. ,iswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya. . ,iswa akan dikenakan e3aluasi atau diberikan hadiah=penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. ). ,iswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

>.

,iswa akan diminta mempertanggungjawabkan se+ara indi3idual materi yang ditangani dalam kelompok kooperati'. /ebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperati' memiliki +iri-+iri

sebagai berikut: 1. ,iswa bekerja dalam kelompok se+ara kooperati' untuk menuntaskan materi belajarnya. 2. rendah. !. Bilamana mungkin. anggota kelompok berasal dan ras& budaya& suku& jenis kelamin berbeda-beda 5. 9enghargaan lebih berorientasi kelompok ketimbang indi3idu /elompok dibentuk dan siswa yang memiliki kemampuan tinggi& sedang dan

Ta$el 2.1 +angka,-langka, Pe"$elajaran Koo%erati& .ase .ase -1 1enyampaikan tujuan dan memoti3asi siswa <ara menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin di+apai pada pelajaran tersebut dan memoti3asi siswa belajar. Tingka, +aku

.ase -2 1enyajikan in'ormasi 2uru menyajikan in'ormasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan ba+aan

.ase 1engorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar 2uru menjelaskan keadaan siswa bagaimana +aranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok

.ase -# 1embimbing kelompok bekerja dan belajar .ase -/ ?3aluasi

agar melakukan transisi se+ara e'isien

2uru menjelaskan kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka. 2uru menge3aluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masingmasing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 2uru men+ari +ara-+ara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar indi3idu dan kelompok

.ase -0 1emberikan penghargaan

;ntuk mengoptimalkan man'aat cooperative learning& keanggotaannya sebaiknya heterogen& baik dari kemampuannya maupun dari karakteristik lainnya. $ika para siswa yang mempunyai kemampuan berbeda dimasukkan dalam satu kelompok yang sama& maka akan dapat memberikan keuntungan bagi para siswa yang berkemampuan rendah dan sedang. ,ebaliknya siswa yang berkemampuan tinggi& kemampuan komunikasi 3erbal dalam matematika bagi siswa tersebut akan semakin meningkat. ;ntuk memberikan penjelasan tentang suatu materi matematika seorang siswa harus memahami materi itu lebih dalam daripada sekedar kemampuan yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah jawaban pada lembar kerja. ,elain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit& cooperative learning sangat berguna untuk membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerjasama& berpikir kritis& dan kemampuan membantu teman.

/. Pe"$elajaran Koo%erati& Ti%e Numbered Heads Together 'NHT* ,ebagai seorang pro'esional& guru harus mempunyai pengetahuan dan persediaan strategi pembelajaran. Tidak semua strategi yang diketahui harus dan bisa diterapkan dalam kenyataan sehari-hari di ruang kelas. 2uru yang ingin maju dan berkembang perlu mempunyai persediaan strategi dan teknik-teknik pembelajaran yang pasti akan selalu berman'aat dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehari-hari. ,alah satu teknik mengajar gotong royong adalah tipe Numbered eads Together (N.T" atau Teknik /epala Bernomor. Teknik belajar mengajar /epala Bernomor (Numbered eads Together" menurut 0ie (:ulianni&2004:15"& bahwa 6Teknik belajar mengajar /epala Bernomor (N.T" adalah suatu teknik yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.7 Teknik belajar mengajar /epala Bernomor (Numbered eads Together" dapat mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka. *dapun langkah-langkah dalam teknik belajar mengajar /epala Bernomor (Numbered eads Together" menurut #brahim ( 200 :24 "yaitu: 0angkah-1 : penomoran& guru membagi siswa kedalam kelompok beranggota !- orang dan kepada sertiap naggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 0angkah-2 : mengajukan pertanyaan& guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. 0angkah-! : berpikir bersama& siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban itu.

0angkah-5 : menjawab& guru memanggil suatu nomor tertentu& kemudian siswa yang nomornya sesuai mengajukan tangannya dan men+oba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. *dapun sintaks model pembelajaran kooperati' tipe Numbered eads Together (N.T" sebagai berikut: Ta$el 2.2 Sintaks !o1el Pe"$elajaran Koo%erati& ti%e Numbered Heads Together 'NHT* @ase @ase-1 1enyampaikan tujuan dan memoti3asi 2uru menyampaikan tujuan pembelajaran siswa (indikator hasil belajar". 2uru memoti3asi siswa. 2uru mengaitkan pelajaran sekarang dengan yang terdahulu @ase-2 1enyajikan in'ormasi 2uru menyajikan in'ormasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan ba+aan Tingkah laku

@ase-! 1rngorganisasikan siswa kelompok-kelompok belajar kedalam 2uru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar dan menjelaskan bagaimana +aranya seperti: a. ,etiap kelompok beranggotakan !- orang heterogen dan setiap anggots kelompok diberi nomor 1 sampai (penomoran" b. 2uru mengajukan pertanyaan +. 2uru meminta siswa mendiskusikan pertanyaan se+ara kelompok (berpikir bersama"

@ase-5 1embimbing kelompok bekerja dan belajar 2uru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas. 2uru menge3aluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau meminta siswa menjawab pertanyaan dengan memanggil satu nomor.

@ase?3aluasi

@ase-) 1emberikan penghargaan

2uru memberikan penghargaan kepada siswa yang berprestasi untuk menghargai upaya maupun hasil belajar siswa baik se+ara indi3idu maupun kelompok

B. Hi%otesis Tin1akan Berdasarkan kerangka teoritik di atas& maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: $ika diterapkan pembelajaran kooperati' tipe Numbered ead Together maka dapat

meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas A! ,1* Negeri 15 Bulukumba.

Anda mungkin juga menyukai