Anda di halaman 1dari 8

BABI PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Inisiasi Menyusu Dini yaitu memberikan ASI kepada bayi baru lahir, bayi tidak boleh dibersihkan terlebih dahulu dan tidak dipisahkan dari ibu. Pada inisiasi menyusu dini ibu segera mendekap dan membiarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, !!"#. Peran

Millenium Devolepment Goals (MD$s# dalam pen%apaian Inisiasi Menyusu Dini (IMD#, yaitu Inisiasi Menyusu Dini dapat meningkatkan keberhasilan ASI eksklusi& dan lama menyusui maka akan membantu mengurangi kemiskinan, membantu mengurangi kelaparan karena ASI dapat memenuhi kebutuhan makanan bayi sampai usia dua tahun, membantu mengurangi angka kematian anak balita. Pemberian ASI dikenal sebagai salah satu hal yang berpengaruh paling kuat terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan anak. Penelitian menyatakan bah'a inisiasi menyusu dini dalam 1 jam pertama dapat men%egah negara berkembang ( kematian bayi di ba'ah umur 1 bulan di !!*#. Pen%apaian + bulan ASI

(AP),

,ksklusi&bergantung pada keberhasilan inisiasi dalam satu jam pertama. ASI ,ksklusi& selama + bulan pertama kehidupan, bersamaan dengan pemberian makanan pendamping ASI dan meneruskan ASI dari + bulan sampai tahun, dapat mengurangi sedikitnya !( kematian anak balita

(Roesli, !!"#.

Pemberian ASI se%ara dini tidak terlepas dari peran tenaga kesehatan khususnya dokter dan bidan. )amun, di Indonesia masih banyak tenaga

kesehatan maupun pelayanan kesehatan (termasuk Rumah Sakit# yang belum mendukung pemberian ASI se%ara dini dengan alasan keadaan ibu masih lemah, masih banyak darah dan lendir yang harus dibersihkan, takut bayi terkena hipotermi, bahkan ada yang mengatakan Inisiasi Menyusu Dini dengan membiarkan bayi merangkak sendiri men%ari puting susu ibu adalah hal primiti&e yang mele%ehkan bangsa Indonesia (padahal IMD juga dilakukan di negara maju#. -anyak rumah sakit dan bidan yang langsung memberikan susu &ormula begitu bayi lahir jika ASI belum keluar (Soegiarto, !!"#. Sebanyak .,*( bayi di Indonesia disusui dalam 1 jam pertama setelah kelahiran, dan angka kematian bayi masih relati& tinggi yaitu ./ per 1!! kelahiran hidup yang diantaranya disebabkan oleh hipotermi, kurang gi0i dan in&eksi. Angka pemberian ASI ,ksklusi& di Indonesia masih rendah yaitu hanya *,"(. (SD1I, !!*#. Angka kematian bayi baru lahir sebanyak ( dalam satu bulan

pertama dapat di%egah apabila bayi menyusu pada ibu satu jam pertama, sedangkan menyusu pada hari pertama lahir dapat menekan angka kematian bayi hingga 1+( (Roesli, !!"#. Proses inisiasi menyusu dini menyebabkan bayi tidak mengalami hipotermi atau kedinginan karena dekapan ibu terhadap bayi dan suhu di dada ibu akan naik !!"#. Suatu hasil penelitian di $hana yang diterbitkan oleh jurnal pediatriks menunjukkan bah'a 1+( kematian bayi dapat di%egah melalui pemberian ASI pada bayi sejak hari pertama kelahirannya. Angka ini naik
o

2 (Roesli,

menjadi

( jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam pertama setelah

kelahirannya. ASI

adalah asupan gi0i yang terbaik untuk melindungi dari in&eksi perna&asan, diare, alergi, sakit kulit, asma, obesitas juga membentuk perkembangan intelegensia, rohani, perkembangan emosional. 3asil telaah dari 4 negara menunjukkan bah'a ASI eksklusi& memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian balita, yaitu 1.( dibanding inter5ensi kesehatan masyarakat lainnya (Roesli, !!"#. Menyusui bayi di Indonesia sudah menjadi budaya namun praktik pemberian ASI masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Sur5ei Demogra&i 1esehatan Indonesia !!* hanya 1!( bayi yang memperoleh ASI pada hari pertama, yang diberikan ASI kurang dari *.(, yang diberikan ASI bulan sebanyak

sampai . bulan sebanyak /.( yang diberikan

ASI 4 sampai / bulan sebanyak !( dan menyusui eksklusi& sampai usia + bulan sebanyak 46( (738, !!*# Penyebab utama rendahnya angka %akupan ASI ini adalah karena &aktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung serta gen%arnya promosi susu (Depkes RI, !!.#. 1esadaran akan pentingnya ASI termasuk IMD dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini yang rendah karena dipengaruhi oleh &aktor pendidikan ibu yang rendah, tidak ada dorongan atau moti5asi untuk mengetahui perkembangan 0aman, ketersediaan in&ormasi, ketersediaan &asilitas kesehatan, pendapatan perkapita yang menyebabkan ibu melakukan persalinan dengan dukun, dukungan dari orang

terdekat, dukungan dari tenaga kesehatan, kebudayaan, dan adanya promosi Insiasi Menyusui Dini. (http9::'''.&km.undip.a%.ad# 1abupaten -atang mempunyai 1 puskesmas, salah satunya adalah puskesmas -a'ang dengan &asilitas ra'at inap dan ra'at jalan. Puskesmas -a'ang mempunyai jumlah bidan yaitu ! bidan dengan 1 bidan desa dan " bidan Puskesmas. ;umlah persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di 'ilayah kerja Puskesmas -a'ang pada tahun !!6 yaitu sejumlah 6. persalinan, dan dari jumlah tersebut hanya 1!,+( (66 persalinan# yang dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD# sedangkan sisanya tidak dilakukan (D11 -atang, !!6#. -erdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini di 'ilayah kerja Puskesmas -a'ang, kabupaten -atang. B. Perumusan Masalah -erdasarkan latar belakang maka perumusan masalahnya adalah <-agaimana =ingkat Pengetahuan Ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di 'ilayah kerja puskesmas -a'ang, kabupaten -atang>?.

C. Tujuan Penelitian a. =ujuan @mum Mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini di 'ilayah kerja Puskesmas -a'ang kabupaten -atang. b. =ujuan 1husus 1# Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pengertian dan pentingnya Inisiasi Menyusu Dini. # Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang man&aat Inisiasi Menyusu Dini. .# Mendeskripsikan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tatalaksana Inisiasi Menyusu Dini. D. Manfaat Penelitian 1. Man&aat =eoritis Diharapkan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini bertambah terutama di'ilayah kerja puskesmas ba'ang, kabupaten -atang. . Man&aat Praktis a. -agi peneliti. 3asil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan dan 'a'asan peneliti tentang inisiasi menyusu dini yang didapat selama di bangku kuliah dan menerapkannya di masyarakat.

b. -agi petugas kesehatan 3asil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan in&ormasi bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya inisiasi menyusu dini dan dapat menerapkan praktik inisiasi menyusu dini pada ibu bersalin sehingga dapat mengurangi angka kematian neonatus. %. -agi institusi 3asil penelitian diharapkan dapat menambah in&ormasi dan re&erensi penelitian selanjutnya didalam meningkatkan pengetahuan tentang inisiasi menyusu dini. d. -agi masyarakat. 3asil penelitian diharapkan dapat memberikan in&ormasi se%ara umum pada masyarakat terutama pada ibu hamil untuk nantinya menerapkan inisiasi menyusu dini dan memberikan ASI

eksklusi&pada bayinya.

Anda mungkin juga menyukai