Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Manusia dalam hidup kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadangkala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan. Lebih jauh dapat dilihat dari defenisi yang dikemukakan oleh E.B. Tylor (1971) dalam bukunya Primitive culture: kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan lain perkataan,kebudayaan mencakup kesemuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normative. Oleh karena itu manusia yang mempelajari kebudayaan dari masyarakat, bisa membangun kebudayaan (konstruktif) dan bisa juga merusaknya (destruktif).

1.2.

Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini adalah:

a. Pengertian dan Wujud Kebudayaan b. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan

1.3.

Tujuan Penulisan
Adapun rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini adalah:

c. Pengertian dan Wujud Kebudayaan d. Sistem, Unsur dan Substansi (isi) Kebudayaan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.Citra yang memaksa itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu dengan alam d Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang

terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.2 Wujud Kebudayaan

Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak. 1. Gagasan (Wujud ideal)

Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan,nilai-nilai,norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. 2. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. 3. Artefak (karya) Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

2.3 Unsur Unsur Kebudayaan


Setiap kebudayaan mempunyai wujud dan karakteristik yang berbeda-beda, hal inibergantung pada berbagai unsur yang menyatu dan membentuk budaya dalam masyarakat itusendiri. Banyak ahli yang mengemukakan pendapat tentang unsur-unsur apa saja yang dapatmembentuk suatu kebudayaan, antara lain sebagai berikut:

1. .Melville J. Herskovits, mengemukakan bahwa unsur-unsur budaya terdiri atas:

a. Alat-alat teknologi; b. Sistem ekonomi; c. Keluarga; d. Kekuasaan politik.

2. Bronislaw Malinowski, menyebutkan unsur-unsur kebudayaan terdiri atas: a. Sistem norma-norma yang memungkinkan kerjasama antar anggota masyarakat agarmenguasai alam sekelilingnya; b. Organisasi ekonomi; c. Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan, tentunyatermasuk keluarga yang merupakan tempat berlangsungnya pendidikan yang pertamadan utama d. Organisasi kekuatan3.

3. Kluckhon, yang berpendapat ada tujuh unsur kebudayaan yang universal, yaitu: a. Sistem religi Sistem religi adalah suatu sistem yang muncul karena adanya kesadaran darimasyarakat bahwa ada zat yang lebih berkuasa dari mereka yang mengatur kehidupanmereka. b. Sistem pengetahuan Sistem ini muncul dari anugrah yang diberikan kepada manusia yaitu berupa akal danpikiran yang tentunya, setiap orang memiliki pandangan yang berbedabeda terhadapsesuatu dan sudah selaiknya untuk disampaikan kepada yang lain.
c. Sistem mata pencaharian hidup Sistem ini timbul sebagai akibat dari dorongn manusia untuk memenuhi kebutuhankebutuhannya yang tentunya diperoleh dari bekerja atau menghasilkan/menciptakanbarang atau sesuatu. d. Sistem peralatan hidup dan teknologi Untuk menghasilkan atau menciptakan barang atau sesuatu masyarakat memerlukanalat untuk menuntaskan pekerjaannya, dari situlah sistem peralatan hidup danteknologi muncul. e. Organisasi kemasyarakatan

Tidak ada gading yang tak retak. Pepatah itu bermakna bahwa tidak ada manusiayang sempurna, setiap individu pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dari situlah organisasi kemasyarakat dirasa perlu untuk mengorganisir hal-hal seperti itu. f. Bahasa Bahasa merupakan lambang bunyi yang arbitrer yang berfungsi sebagai saranakomunikasi dalam suatu kelompok masyarakat. g. Kesenian Manusia senang akan hal-hal yang indah, dari situlah lahir unsur kesenian yangberfungsi untuk memuaskan psikis manusia (keindahan).Dari sekian banyaknya unsur yang telah dikemukakan oleh para ahli, sebenarnya unsur-unsur tersebut dapat dirinci kembali menjadi unsur-unsur yang lebih kecil. Sejalan dengankebudayaan dalam keseluruhan, setiap unsur kebudayaan universal mempunyai tiga wujud yaitu,wujud sistem budaya, wujud sistem social, dan wujud kebudayaaan fisik. Dari sekian banyaknya unsur yang telah dikemukakan oleh para ahli, sebenarnya unsur-unsur tersebut dapat dirinci kembali menjadi unsur-unsur yang lebih kecil. Sejalan dengankebudayaan dalam keseluruhan, setiap unsur kebudayaan universal mempunyai tiga wujud yaitu,wujud sistem budaya, wujud sistem social, dan wujud kebudayaaan fisik.

2.4. Substansi (isi) Utama Budaya


Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala macam ide dangagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat yang memberi jiwa kepada masyarakatitu sendiri, baik dalam bentuk atau berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, persepsi, dan etos kebudayaan. Selanjutnya substansi-substansi tersebut akan dibahas secara lebihmendetail yaitu: i) Sistem pengetahuanSistem pengetahuan yang dimiliki manusia merupakan akumulasi dari perjalanan hidupmanusia dalam usahanya memahami keadaan sekelilingnya, keadaan disini dapat berupasifat dan tingkah manusia itu sendiri, alam, ruang dan waktu dan lain sebagainya. Dalammemahami hal tersebut sedikitnya ada tiga cara yaitu: 1). Melalui pengalaman sosial; 2).Melalui pengalaman yang didapat dari pendidikan formal/non-formal; 3). Melaluipetunjukpetunjuk yang bersifat simbolis

ii) Nilai kebudayaanNilai adalah sesuatu yang senantiasa dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruhmanusia sebagai anggota masyarakat.Menurut C. Kluchohn orientasi nilai budaya yang universal ada lima yaitu: (1) Hakikat hidup manusia (2) Hakikat karya manusia (3) Hakikat wktu manusia (4) Hakikat alam manusia (5) Hakikat hubungan antarmanusia

iii) Pandangan hidupPandangan hidup atau idiologi merupakan pedoman bagi suatu bangsa atau masyarakatdalam menghadapi dan mengatasi pelbagai macam problema dalam kehidupan. Didalamnya terkandung konsep nilai yang dicitacitakan oleh suatu bangsa. Tanpapendangan hidup suatu bangsa atau masyarakat akan mudah dintervensi oleh bangsa lain,dan sulit berkembang yang kemungkinan cepat atau lambat bangsa tersebut akanmengalami kemunduran atau bahkan hancur. iv) KepercayaanSecara naluriah manusia sadar akan kelemahannya sebagai manusia dan sadar akanadanya zat yang lebih berkuasa (Maha) yang mengatur kehidupan mereka. Kepercayaanterhadap zat yang Maha ini tentunya akan berbeda setiap orangnya, tergantung kepadakeyakinan orang tersebut. v) PersepsiPersepsi adalah suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yangdigunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan. Pengertiansederhananya, persepsi adalah pandangan individu atau kelompok terhadap sesuatu.Ada kalanya persepsi satu individu dengan individu lainnya berbeda, hal ini terjadikarena berbagai faktor, antara lain faktor pengalaman, pengetahuan, lingkungan dan lain-lain. vi) Etos KebudayaanEtos secara harfiah diambil dari Bahasa Inggris yang berarti watak yang khas. Etos atau jiwa kebudayaan sering terlihat pada gaya perilaku dalam suatu masyarakat, misalnyapada kegemaran-kegemarannya, hasil kerajinan tangannya dlsb. Setiap suku memilkietosnya masing-masing, terlepas dari baik atau buruk jika dipandang oleh suku lainnya.Oleh sebab itu, sudah sewajarnya kita memilki sikap kedewasaan dan toleransi yangtinggi terhadap budaya-budaya tersebut.

BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Perkembangan Korean Wave di Indonesia

Korean Wave atau Demam Korea terus menyebar ke seluruh dunia, salah satunya adalah Indonesia. Layaknya jamur, Demam Korea pun terus menyebar ke segala kalangan masyarakat di Indonesia,. Khususnya remaja-remaja muda Indonesia. Fenome Korea ini mulai masuk ke Indonesia sejak kira-kira empat atau lima tahun yang lalu. Awal dari berkembangnya Korean Wave di Indonesia sendiri karena drama-drama korea yang ditayang salah satu stasiun TV Swasta. Sebut saja Princess Hours, Boy Before Flower, ataupun Full House adalah drama-drama korea yang sempat booming di Indonesia. Alur drama Korea yang menarik serta para pemain yang berwajah ganteng dan cantik seakan menjadi daya tarik sendiri untuk para penikmat drama di Indonesia. Penyebaran Korean Wave di Indonesia tidak hanya melalui drama-drama nya saja tetapi juga Boyband dan Girlband nya. Siapa yang tidak kenal dengan Boyband Infinite atau Girlband Secret sekarang ini ? Hampir semua remaja Indonesia pasti kenal siapa mereka. Boyband dan Girlband Korea dikenal dengan wajah mereka yang tampan serta cantik , Lagu yang easy listening, dan bakat menari mereka yang luar biasa. Trend Boyband-Girlband Korea inilah yang bahkan menginspirasi kaum muda Indonesia untuk membuat Boyband-Girlband Indonesia sendiri. Smash, Cherrybell, dan lain-lain adalah contoh dari Boyband dan Girlband Indonesia. Memang dari segi kualitas Boyband- Girlband Indonesia masih jauh dibanding Boyband-Girlband Korea, tapi setidaknya kita sebagai warga Indonesia juga harus berbangga dengan bangkitnya Boyband-Girlband Indonesia. Demam Korea yang melanda Indonesia membawa keuntungan tersendiri untuk beberapa pihak, sebut saja promotor sebuah konser. Maraknya Korean Wave di Indonesia membuat para promotor konser mendatangkan artis ataupun boybandgirlband Korea untuk melakukan konser mereka di Indonesia. Sudah banyak dari mereka yang melakukan konser di Indonesia, ada Super Junior, 2PM, M-BLAQ, BEAST, dan banyak lagi. Di tahun 2012 ini pun sudah ada empat boyband korea yang melangsungkan konser mereka di Indonesia.

Fenomena Korean Wave di Indonesia menurut Henni Norita dari Lembaga Psikologi Hikari, hanya bersifat sementara karena perkembangan tren datang silih berganti mengikuti perkembangan zaman. Dan sebagai sebuah fenomena, lanjut Henni, tentu saja memberikan dampak positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia. Efek negatifnya adalah berkurangnya kecintaan terhadap budaya sendiri, sedangkan efek positifnya adalah dapat memperkarya pengetahuan masyarakat Indonesia akan kebudayaan negara lain.

4.2.

Pengaruh Korean Wave Terhadap Budaya Indonesia

Berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave) di negara-negara Asia Timur dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Indonesia menunjukkan adanya transformasi budaya asing ke negara lain. Berkembangnya budaya pop Korea di Indonesia dibuktikan dengan munculnya Asian Fans Club (AFC) yaitu blog Indonesia yang berisi tentang berita dunia hiburan Korea. Dalam konsepsi budaya, budaya populer yang dibawa Korea berada dalam dimensi konkret yang terwujud dalam artifak-artifak budaya seperti lagu, drama, film, musik, program televisi, makanan, dan bahasa. Sedangkan dimensi abstrak yang berupa nilai, norma, kepercayaan, tradisi, makna, terkandung secara tidak langsung dalam artifak budaya tersebut. Berkaitan dengan Asian Fans Club, budaya pop Korea yang diterima kelompok penggemar di Indonesia masih terbatas pada dimensi konkret, yaitu penerimaan terhadap musik, film, drama, dan artis-artis Korea. Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave) di Indonesia merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi dan budaya. Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan, menggandakan, menekankan, dan mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah dunia hiburan Korea. Kebergantungan ini masih dalam dimensi konkrit. Meskipun demikian, jika korean wave ini tidak disertai dengan apresiasi terhadap kebudayaan nasional, maka dikhawatirkan ekstensi kebudayaan nasional bergeser nilainya menjadi budaya marginal (pinggiran). Apalagi prosentase terbesar penerima korean wave di Indonesia adalah remaja. Padahal, remaja merupakan tonggak pembangunan nasional. Jika remaja sekarang sudah tidak mengenal kebudayaannya sendiri, maka kebudayaan nasional dapat mengalami kepunahan dan

berganti dengan kebudayaan baru yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kepribadian nenek moyang negara kita. Maka perlu suatu aktualisasi budaya Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dampak negatif yang muncul akibat dari korean wave agar kebudayaan asli Indonesia masih memiliki nilai budaya yang tinggi di mata masyarakat Indonesia.

4.3.

Pengaruh Korean Wave Terhadap Anak Remaja Indonesia

Korean Wave (demam korea) kini sedang melanda dunia, Indonesia salah satunya. Budaya pop yang dibawa oleh negeri ginseng membawa pengaruh besar terhadap mudamudi di Indonesia. Budaya pop merupakan perpaduan dari dua kata yaitu budaya dan pop. Arti dari kata Budaya adalah pandangan hidup tertentu dari masyarakat, periode atau kelompok tertentu. Sedangkan kata pop merupakan singkatan dari kata populer yang salah satunya memiliki arti banyak disukai oleh orang, dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa budaya pop adalah pandangan hidup tertentu yang disukai banyak orang. Korean Wave pada mulanya masuk ke Indonesia sekitar tahun 2004 melalui drama fenomenal berjudul Full House yang diperankan oleh Rain dengan lawan mainnya Song Hye Kyo sejak saat itulah mulai bermunculan drama-drama korea di Indonesia,kemudian menyusul lagu-lagu yang kini digandrungi oleh mayoritas remaja Indonesia. Begitu besar pengaruh budaya pop yang dibawa oleh negeri ginseng ini, adapun pengaruh yang paling kentara diantaranya adalah munculnya merebaknya boyband dan girlband, salah satu diantara mereka dengan sendirinya mengakui bahwa konsep yang mereka bawakan salah satunya berkiblat pada boyband dan girlband asal negeri ginseng. Tak hanya itu Korean wave juga mulai mempengaruhi gaya hidup remaja Indonesia, perubahan gaya hidup yang terlihat adalah gaya rambut, cara berpakaian dan lain sebagainya. Tak dapat dipungkiri bahwa budaya pop dari negeri ginseng telah berpengaruh pada remaja Indonesia, sebagai remaja yang masih labil dan dalam proses pencarian diri, tidak ada salahnya jika kita sebagai remaja juga terpengaruh terhadap budaya pop tersebut, ada baiknya kita menjadikan sisi baik dari apa yang telah dibawa oleh para

artis dari negeri ginseng tersebut. Salah satu hal yang patut kita jadikan teladan dari mereka adalah prinsip mereka. Dalam melakukan pekerjaan apapun mereka melakukan secara totalitas dan bertanggungjawab secara penuh terhadap pekerjaannya, dengan bekerja secara totalitas dan menjadikan pekerjaan sebagai hal yang disukai maka kita tidak akan merasa terbebani dengan pekerjaan ataupun tugas-tugas yang saat ini sedang kita jalani.

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa budaya dari suatu bangsa dapat luntur bahkan hilang akibat dari globalisasi dewasa ini. Sebagai Bangsa yang besar alangkah baiknya jika manusia didalamnya dapat cerdas dalam menghadapi arus globalisasi,yaitu dengan memilih,menelaah,dan menerima budaya budaya yang masuk ke masyarakat tanpa melupakan budaya asli dari Bangsa tersebut . Karena mau bagaimanapun juga budaya adalah jati diri dari suatu bangsa yang telah diwariskan secara turun-temurun dalam jangka waktu yang sangat lama . Satu hal yang dapat dilakukan adalah membanggakan budaya Bangsa sendiri , dan memperkenalkan budayanya pada Dunia , agar dunia dapat mengenali dan belajar dari budaya bangsa , dengan cara ini otomatis budaya kita akan terus lestari dan masyarakat dunia luas pun tahu , bahkan mengagumi budaya bangsa kita sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
http://gabriellaaningtyas.wordpress.com/2012/11/12/hubungan-manusia-dan-kebudayaan/ Effendi, Ridwan, 2007. Panduan Kuliah Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi. Bandung: CV. Maulana Media Grafika. http://www.scribd.com/doc/91922689/Unsur-Unsur-Dan-Substansi-Kebudayaan#download

Anda mungkin juga menyukai