Anda di halaman 1dari 33

Oleh : Junyul KF Sarumaha Pembimbing : dr. M. Junias Sinaga, Sp.

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN RSUD SIDIKALANG 2014

Radiologi adalah salah satu spesialisasi yang paling berkembang pesat. Hal ini disebabkan untuk melanjutkan kemajuan perkembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran, sehingga ilmu radiologi turut berkembang pesat mulai dari pencitraan organ sampai ke pencitraan selular atau molekular.

Teknik pencitraan baru, secara dramatis mempengaruhi penilaian pasien dengan terus-menerus diperkenalkan. Hal ini menjadi semakin sulit bagi ahli bedah untuk tetap memperoleh informasi pemeriksaan terbaru. Oleh karena itu, harus ada komunikasi yang erat antara ahli bedah dan ahli radiologi untuk memastikan bahwa yang paling tepat teknik pencitraan yang digunakan untuk masalah bedah tertentu

Teknik pencitraan yang benar dapat dipilih dengan memberikan semua hasil temuan pemeriksaan klinis untuk ahli radiologi yang sesuai pada formulir permintaan pencitraan.

Wilhelm Conrad Roentgen seorang ahli fisika di universitas Wurzburg, Jerman, pertama kali menemukan sinar roentgen pada tahun 1895 sewaktu melakukan eksperimen dengan sinar katoda. Saat itu ia melihat timbulnya sinar fluoresensi yang berasal dari kristal barium platinosianida dalam tabung Crookes-Hittrof yang di aliri listrik. Ia segera menyadari bahwa fenomena ini merupakan suatu penemuan baru sehingga ia terus melanjutkan penyelidikannya, kemudian ditemukanlah sinar yang disebutnya sinar baru atau sinar-X.

Radiasi dipancarkan dari alat sinar-X, sedangkan pembuatan sinar-X merupakan radiasi foton, sehingga foton-foton ini dikenal sebagai sinar-X. Efek yang merusak (negatif) dari sinar-X diketahui segera setelah sinar-X ditemukan

Efek yang ditimbulkan berkaitan dengan jumlah radiasi yang diabsorpsi oleh jaringan.

Prinsip ALARA diadopsi untuk menghindari pajanan radiasi sedapat mungkin, karena diketahui bahwa risiko efek negatif akibat radiasi dalam jumlah kecil mendekati risiko yang ada pada masyarakat umum untuk efek negatif yang sama.

Interpretasi foto polos abdomen sering sulit dilakukan, namun sama seperti membaca foto toraks, pendekatan sistematik dapat bermanfaat. Foto telentang (AP) termasuk foto abdomen yang rutin dilakukan. Foto tegak atau dekubitus abdomen diperlukan untuk mendeteksi batas cairan (fluid level). Untuk mendeteksi udara bebas intraperitoneum dapat digunakan foto tegak toraks atau foto dekubitus kiri abdomen.

Foto polos berguna untuk mendeteksi udara bebas intraperitoneum, gas retroperitoneum dan intramural, obstruksi usus halus dan usus besar, batu radio opak, massa jaringan lunak dan cairan bebas. Foto polos abdomen menjadi modalitas pertama selain ultrasound dan CT dalam penegakkan diagnosis pada penderita nyeri abdomen.

Pada kasus abdomen akut, sebaiknya dilakukan pemotretan polos abdomen dalam 3 posisi, yaitu: Tidur telentang, sinar dari arah vertikal, dengan proyeksi antero-posterior (AP) Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau memungkinkan, dengan sinar horizontal, proyeksi AP Tiduran miring ke kiri (left lateral decubitus), dengan sinar horizontal, proyeksi AP

Pemeriksaan CT pada saat ini sudah merupakan kebutuhan rutin, tidak saja karena hasilnya lebih baik, tetapi juga diagnostik penyakit lebih mudah ditegakkan sehingga penanganan pasien menjadi lebih cepat dan lebih tepat.

Prosedur penggunaan CT adalah: pemotretan awal / permulaan dilakukan dengan tabung yang dibiarkan diam, sedangkan pasien dengan mejanya yang tidak digerakkan. Hasilnya adalah sama dengan foto roentgen biasa, disebut dengan topogram atau skanogram. Skanogram ini dibuat untuk memogramkan potongan-potongan mana saja yang akan dibuat, kemudian satu per satu dibuat scannya menurut program tersebut. Dalam hal ini pasien tetap diam ditempat, sehingga arah scan dapat ditentukan dengan tepat, sedangkan tabungdetektornya memutari pasien.

Lemak dan udara selalu tampak hitam pada CT, korteks tulang dan media kontras bernomor atom tinggi selalu tampak putih.

Ultrasonografi menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar. Ultrasound scanning secara rutin digunakan untuk pencitraan tiroid, payudara, saluran empedu, fiver, ginjal, rahim dan ovarium dan merupakan baik lini pertama investigasi untuk penilaian setiap massa abdomen. Efek Doppler adalah perubahan frekuensi suara karena gerakan sumber suara relatif terhadap pengamat. Doppler berdenyut dikombinasikan dengan realtime scanning scanner duplex, yang digunakan untuk menilai aliran dan anatomi di perifer, khususnya karotis.

USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam berbagai kelainan organ tubuh, antara lain: Menemukan dan menentukan letak massa dalam rongga perut dan pelvis Membedakan kista dengan massa yang solid Mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta, vena kava), maupun pergerakan janin dan jantungnya. Pengukuran dan penentuan volum. Pengukuran aneurisma arterial, fetal-sefalometri, menentukan kedalaman dan letak suatu massa untuk biopsy. Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu (misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium, uterus, dll)

Biopsy jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG Menentukan perencanaan dalam suatu radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya, dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat pula diikuti.

Alat Magnetik Resonance yang berkaitan dengan radiofrekueni dan lapangan magnit dapat menghasilkan suatu citra (image) tanpa memakai radiasi ionisasi. Pencitraan yang diperoleh hampir mirip dengan CT dan tidak ada bahaya radiasi bagi pasien dan operator. Biaya pemeriksaan untuk saat ini masih cukup tinggi, karena harga peralatan pesawat MRI kurang lebih 3x harga pesawat CT.

Keuntungan MRI yaitu: Tidak memakai sinar-X Tidak merusak kesehatan pada penggunaannya yang tepat Banyak pemeriksaan yang dapat dikerjakan tanpa memerlukan zat kontras Disamping gambar informasi yang jelas, MRI juga dapat menunjukkan parameter biologik. Potongan yang dihasilkan dapat 3 dimensi (aksial,koronal, dan sagital) dan malah banyak potongan dapat dibuat hanya dalam satu waktu (dapat membuat lebih dari 8 potongan sekaligus).

Kerugian MRI yaitu: Alat mahal Waktu pemeriksaan cukup lama Pasien yang mengandung metal tak dapat diperiksa terutama alat pacu jantung, sedangkan pasien dengan wire & stent maupun pen boleh diperiksa Pasien Claustrofobi (takut ruang sempit), perlu anestesi umum.

Endoskopi merupakan suatu alat yang digunakan untuk memeriksa organ di dalam tubuh manusia. Dapat secara visual dengan mengintip menggunakan alat Rigidskop / Fiberskop, sehingga kelainan yang ada pada organ tersebut dapat dilihat dengan jelas

Tujuan pemeriksaan endoskopi adalah: Untuk menentukan atau menegakkan diagnosis yang pada pemeriksaan radiologi menunjukkan hasil yang meragukan atau kurang jelas Untuk menentukan diagnosis pada pasien yang sering mengeluh nyeri epigastrium, muntahmuntah, sulit atau nyeri telan. Sedangkan radiologi menunjukkan hasil yang normal Melaksanakan biopsy atau sitologi pada lesi-lesi di saluran pencernaan yang diduga keganasan Untuk menentukan sumber perdarahan secara cepat dan tepat

Kedokteran Nuklir adalah bidang kedokteran yang memanfaatkan materi radioaktif untuk menegakkan diagnosis dan mengobati penderita serta mempelajari penyakit manusia. Pemeriksaan kedokteran nuklir digunakan dalam pemeriksaan dinamik organ tubuh manusia seperti jantung dan pembuluh darah. Juga dipakai untuk pencitraan organ tubuh seperti otak, tiroid, hati, ginjal dan sebagainya. Dengan pencitraan seluruh tubuh, maka metastasis atau infeksi ditulang dapat dideteksi lebih dini dibandingkan dengan pemeriksaan klinis.

Alat deteksi/detektor dalam kedokteran nuklir merupakan rangkaian elektronik yang dapat merubah sinar gamma menjadi data yang dapat dinilai. Pada saat ini dipergunakan detektor skintilasi berupa kristal Nal. Kristal ini bila terkena sinar gamma akan mengalami eksitasi dan mengeluarkan sinar berkilau. Bila sinar ini membentur lapisan foto elektrik akan menghasilkan elektron yang akan diperbanyak dengan foto multiplier sehingga menjadi pulsa listrik.

Pulsa listrik inilah yang akan merupakan data yang terlihat di layar skala, data tersebut dapat berupa angka-angka (pemeriksaan kelenjar tiroid), berupa grafik (grafik renogram), atau titik-titik (pemeriksaan scanning organ). Besarnya angka, tingginya grafik dan banyaknya titik dalam satuan waktu sebanding dengan banyaknya sinar gamma yang membentur kristal. Dengan demikian keadaan sumber radiasi dapat dinilai sebagai peta energi berbentuk angka, scanning dan grafik.

Zat peningkat kontras umum digunakan dalam radiografi polos, CT, MRI dan bahkan dalam Ultrasound. Media kontras digunakan bertujuan memberikan gambaran opak pada struktur yang normal termasuk sistem vaskular, sistem kolektivus ginjal dan lumen sistem gastrointestinal, untuk mendapatkan informasi diagnosik lebih lanjut mengenai lesi fokal dalam tubuh serta untuk memperlihatkan perfusi atau metabolisme jaringan.

Tidak dilakukan pemeriksaan ulangan dengan media kontras apabila pernah mengalami komplikasi pada pemeriksaan sebelumnya.

Pemeriksaan diagnostik betapapun mahal dan canggihnya, tidak dapat menggantikan pemeriksaan fisik yang teliti atau terapi yang dipertimbangkan dengan baik. Dalam keadaan gawat darurat, indikasi yang jelas akan mempercepat proses diagnosis. Pilihan modalitas yang tepat bergantung pada kekuatannya untuk memeriksa masalah klinis di depan mata secara komprehensif

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai