Anda di halaman 1dari 9

2 LAMPIRAN JUDULBioremediasi Merkuri Menggunakan Mikroorganisme Pseudomonas Flourenscens ABSTRAK Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia

buatan manusia masuk danmerubah lingkungan tanah alami. Laju pertumbuhan populasi manusia yang tinggi, telahmemaksa lahan untuk melakukan hampir semua aspek keperluan manusia dengan cara yang tidak langsung atau pun langsung. Sebagai hasil tekanan populasi, area lahan terdegredasi dariwaktu ke waktu menghasil dampak dalam jumlah besar. Yaitu timbulnya kontaminasi logamberat di tanah.Secara umu,m diketahui bahwa logam berat merupakan unsur yang berbahaya di permukaan bumi, sehingga kontaminasi logam berat di lingkungan merupakan masalah besar dunia saat ini. Logam berat merupakan jenis polutan yang terdistribusi secara luas di dalamtanah dan mendapat perhatian secara khusus karena sifatnya yang tidak dapat terdegradasi serta dapat bertahan lama di dalam lingkungan. Limbah padat dan/atau cair yang dihasilkandari berbagai proses industri dan pertambangan mengandung logam berat toksik. Jenis bakteri yang resisten terhadap logam berat mungkin berada di dalam tanah dan di lokasi tambang. Apabila bakteri tersebut dapat beradaptasi pada lingkungan dengan tingkat kontaminasi logamberat yang tinggi, maka diasumsikan bahwa penggunaan bakteri tersebut sangat efektif dalammeningkatkan reduksi logam berat. Peranan bakteri dalam membersihkan pencemaran disebut Bioremediasi. bioremediasi akan mempercepat proses perombakan polutan dengan memilihinokulan mikroba yang sesuai dan memanipulasi lingkungan yang sesuai bagi mikroba tersebut sehingga memungkinkan proses terjadinya perombakan polutan secara maksimal. Kata Kunci : Bakteri, Bioremediasi, Logam Berat. PENDAHULUANLatar Belakang Peningkatan populasi penduduk telah mengakibatkan tekanan terhadap lahan yang begitu luar biasa. Hampir semua kebutuhan manusia, bahkan oksigen untuk bernafas secaralangsung atau tidak langsung dipenuhi oleh tanah. Kebutuhan dasar manusia akan bahan pangan, sandang, tempat tinggal, dan kebutuhan lain seperti bahan bangunan, energi serta bahan penunjang prasarana produksi dapat dipenuhi oleh lahan. Disamping itu bendabendayang menjadi simbol kekayaan seperti emas di gali dari perut bumi ini. Akan tetapi sebagian besar pemanfaatan lahan tersebut tidak disertai dengan pengelolaan tindakan konservasi yangmemadai. Akibatnya, pengelolaan lahan bagi sebagian besar manusia yang tanpa disadaritelah menganut paham materialisme telah mengakibatkan terjadinya degradasi lahan. Namun demikian, beberapa mikroba tanah digolongkan memiliki peranan yang penting bagi perbaikan lingkungan di sekitarnya. Aktivitas mikroba tanah dapat secara langsung atautidak langsung dapat memperbaiki kondisi lingkungan. Secara langsung, beberapa mikrobatanah mampu menggunakan senyawa pencemar sebagai sumber makanan dan sumber energi,sehingga konsentrasi polutan akan menurun. Proses penurunan atau pembersihan bahan pencemar menggunakan aktivitas mikroba tanah disebut bioremediasi. Batasan Masalah Batasan masalah yang perlu di ambil dalam makalah ini adalah :1.

Apakah Pseudomonas fluorescens strain KTSS mempunyai kemampuan dalam bioremediasi tanah tercemar merkuri?2. Bagaimana proses bioremediasi merkuri tersebut? Tujuan yang hendak diambil dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi Pseudomonas fluorescens strain KTSS untuk bioremediasi merkuri di dalam tanah serta proses bioremediasinya. Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini, metode yang digunakan adalah metode kepustakaan,yaitu dengan mengumpulkan data-data dari literatur-literatur dan jurnal penelitian yang bersangkutan dengan Pengelolaan Kualitas Lingkungan khususnya tentang Bioremediasi Merkuri. TINJAUAN PUSTAKAPencemaran Tanah dan Dampak yang Di timbulkan Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk danmerubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena : kebocoran limbahcair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan, kecelakaan kendaraan pengangkutminyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industriyang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat. Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujandan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendapsebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsungkepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.Berbagai dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya :1. Pada KesehatanDampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Berikut ini dampak yang ditimbulkanoleh logam berat pada kesehatan. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karenadapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Paparankronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkankemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkankerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait padakeracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot.Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak sepertisakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut diatas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.2. Pada EkosistemPencemaran tanah juga dapat memberikan dampak

terhadap ekosistem. Perubahankimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolismedari mikroorganisme yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapatmemusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapatmenelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkandampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanahdari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama. Logam Berat Merkuri Merkuri merupakan pencemar yang sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.Beberapa mikroorganisme dapat mereduksi ion Hg(II) menjadi unsur Hg(0) secara aerob.Kemampuan mereduksi dikendalikan oleh gen mer operon. Mikroba yang tahan merkuri adalah Pseudomonas . Sedangkan Pseudomonas putida dapat membersihkan merkuri ketikaditumbuhkan pada kultur yang kontinyu pada media yang kaya bahan organik. Ensim yang berperan dalam reaksi ini adalah merkuri reduktase sehingga dapat ditingkatkan melaluirekayasa genetika bagi mikroba yang menghasilkan Hg(II)reduktase.Merkuri (Hg) adalah unsur renik pada kerak bumi. Pada perairan alami, Hg jugaditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Hg merupakan satu-satunya logam yang beradadalam bentuk cairan pada suhu normal. Hg terserap dalam bahan-bahan partikulat danmengalami presipitasi. Pada dasar perairan anaerobik, Hg berkaitan dengan sulfur. Merkurianorganik dapat mengalami transformasi menjadi metil merkuri (merkuri organik) yang di perairan alami dipengaruhi oleh keberadaan mikroba, karbon organik, pH dan suhu. Metilmerkuri dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi pada biota perairan, baik secaralangsung maupun jala makanan (food web). Organisme yang berada pada rantai paling tinggi(top carnivora) memiliki kadar Hg lebih tinggi dari organisme di bawahnya Mikroorganisme Pseudomonas Flourenscens Pseudomonas fluorescens adalah Gram-negatif berbentuk batang bakteri yang mendiamitanah, tanaman, dan air permukaan. P. fluorescens memiliki beberapa flagela. Hal ini sangatserbaguna metabolisme, dan dapat ditemukan di dalam tanah dan dalam air. Ini adalah aerobobligat tetapi strain tertentu mampu menggunakan nitrat bukannya oksigen sebagai akhir penerima elektron selama respirasi selular. Suhu optimal untuk pertumbuhan Pseudomonas fluorescens

adalah 25-30 derajat Celcius. Ini tes positif untuk tes oksidase. Enzim lipase dan protein yang dihasilkan oleh Pseudomonas fluorescens dan Pseudomonas lainnya. Enzim inilahyang menyebabkan susu untuk memanjakan, dengan menyebabkan kepahitan dan kekentalankarena produksi lendir dan koagulasi dari protein. 6 Gambar 1. Pseudomonas fluorescens ( Sumber : http://www.microbiologyatlas.kvl.dk/biologi/showproduct.asp?articleid=19) Bioremediasi 1. Pengertian BioremediasiSecara umum bioremediasi adalah : y Teknik aplikasi berdasarkan prinsip - prinsip proses biologis untuk membersihkanatau mengurangi senyawa-senyawa polutan berbahaya di dalam tanah, air tanah dan perairan. y Penyisihan atau pengurangan cemaran / polutan senyawa target yang berbahaya melalui aktivitas enzimatis organisme yang mampu menggunakan ataumentransform asikan senyawa polutan sebagai sumber energi dan karbonnya. y Metode untuk mengurangi senyawa polutan berbahaya secara biologis. Agen biologisyang berperan antara lain bakteri, aktinomycet, yeast, fungi, algae dan tumbuh tumbuhan.Dari pengertian di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan aktivitas menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).Selain itu bioremediasi dapat diartikan sebagai penggunaan mikroorganisme untuk mengurangi polutan di lingkungan. Yang termasuk dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat, petroleum hidrokarbon, dan senyawasenyawa organik terhalogenasi seperti pestisida, herbisida,dan lain-lain. Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).Mikroorganisme dapatmenggunakan bahan pencemar sebagai sumber energi, sumber karbon atau aseptor elektronuntuk metabolisme hidupnya. Masuknya bakteri pada ukuran populasi tertentu terutama bakteriyang adaptif dan resisten terhadap lahan terpolusi, dapat mengikat logam berat karena merekamemproduksi protein permukaan atau sequens peptida yang mampu mengikat logam berat.Beberapa bakteri yang adaptif pada lahan yang terpolusi logam berat antara lain Ralstonia ,

Pseudomonas dan Bacillus , mereka menghasilkan protein pengikat logam berat yang disebutmetallothionein. Banyak bakteri, khamir dan algae mampu mengakumulasikan ion logam dalamsel mereka beberapa kali lipat dari konsentrasi logam di lingkungan sekitarnya. Namundemikian, jika kemudian tergabung ke dalam rantai makanan maka hal ini dapat menyebabkanmasalah kesehatan yang serius. Teknik bioremediasi akan mempercepat proses perombakan polutan dengan memilih inokulan mikroba yang sesuai dan memanipulasi lingkungan yangsesuai bagi mikroba tersebut sehingga memungkinkan proses terjadinya perombakan polutansecara maksimal.Teknik bioremediasi memiliki beberapa keuntungan antara lain:

Bioremediasi merupakan proses alami.

Hasil proses bioremediasi bukan merupakan produk yang berbahaya.

Tanah terkontaminasi dapat kembali ditanami. Namun demikian teknik ini juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:

Tidak seluruh polutan mampu didegradasikan oleh mikroba

Akumulasi senyawa toksik yang merupakan metabolit sekunder selama proses bioremediasitidak dapat dihindari.

Poses perombakan akan mengalami kesulitan apabila polutan logam berat bercampur dengan polutan organik .2. Proses BioremediasiProses bioremediasi memerlukan beberapa persyaratan agar dapat berlangsung, antaralain: y Mikroorganisme merupakan kunci pada kegiatan bioremediasi. Sehingga organisme yangdigunakan harus dapat merombak polutan secara lengkap dengan kecepatan yang reasonable sampai mencapai batas aman. y

Mikroorganisme memerlukan tambahan sumber C dalam melakukan proses degradasi polutan. Sehingga, perlu dilakukan penambahan elektron aseptor yang sesuai, tergantung pada spesies mikroba dan kondisi lingkungan setempat, misalnya O 2 untuk polutan yangmemerlukan kondisi aerob, nitrat, fumarat atau sulfat untuk yang memerlukan kondisianaerob. y Kondisi lingkungan setempat sangat penting dalam aktivitas degradasi olehmikroorganisme, hal ini meliputi ketersediaan oksigen, kelembaban, pH, bahan organik dansuhu. y Proses metabolisme oleh mikroorganisme perombak, hasil metabolismenya tidak terakumulasi dan tidak menghasilkan metabolit yang lebih toksik dari polutan induknya. y Bioavailability polutan menjadi faktor yang lebih penting untuk keberhasilan atau kegagalan proses bioremediasi. y F aktor ekologi bagi mikroba sangat penting untuk diperhatikan, jangan sampai mikroba perombak berada dalam kondisi stres secara ekologis atau berkompetisi dengan mikrobalain yang non degradatif. y F aktor yang tidak kalah penting adalah biaya. Jika strategi bioremediasi sangat mahal danmasyarakat pengguna (industri, pemerintah) tidak akan menggunakannya. Dengandemikian, teknik bioremediasi hendaknya tidak lebih mahal daripada pengolahan secarafisik atau kimia dan dapat digunakan setiap saat erujuk pada Lovley (1995) dalam, bioremediasi dapat terjadi secara intrinsik dandirekayasa ( engineered ). Bioremediasi intrinsik adalah bioremediasi yang berlangsung dengansendirinya tanpa campur tangan manusia karena kondisi lingkungan menunjang (nutrientersedia) dan mikroba yang berperanan dalam jumlah yang mencukupi. Namun demikianseringkali faktor lingkungan tidak optimal sehingga tidak memungkinkan terjadinya bioremediasi intrinsik sehingga memerlukan perbaikan faktor lingkungan, hal ini disebut engineered bioremediation .Konsep proses Bioremediasi didasarkan pada 4 proses utama:1. BiodegradasiMerupakan proses dekomposisi biokimiawi dari suatu senyawa menjadi senyawadengan toksisitas yang lebih rendah atau menjadi produk yang tidak berbahaya(misalnya CO 2

dan H 2 O) melalui aktivitas mikroorganisme seperti bakteri danfungi.2. BiotransformasiMerupakan proses konversi yang diperantarai secara biokimiawi oleh aktivitasmikroorganisme, suatu kontaminan menjadi kurang toksis.3. Akumulasi biologis,Beberapa bakteri dan tanaman mampu mengakumulasi kontaminan di dalam jaringan mereka. Di dalam tanaman sifat ini dapat dimanfaatkan untuk mengakumulasikan kontaminan ke dalam biomassa yang dapat dipanen.4. Mobilisasi kontaminan,Mobilisasi diperantarai secara biokimia dari kontaminan menjadi larutan yangkemudian dipisahkan dari tanah terkontaminasi dan kontaminan akan diambilkembali atau dihancurkan.Untuk meningkatkan efisiensi proses bioremediasi, beberapa upaya yang dapat dila kukan,antara lain : y Biostimulasi: penambahan biostimulan. Melibatkan penambahan nutrisi, oksigen danmengatur kelembaban, penambahan jenis stimulan : vitamin, surfaktan dll, yang bertujuanuntuk menstimulasi aktifitas jasad renik. y Bioaugmentasi : penambahan kultur-kultur' spesifik dari organisma-organisme yang berperan secara spesifik dan telah teruji kemampuannya y R ekayasa design dan rekayasa bioproses untuk optimasi sistem. y R ekayasa genetika, untuk meningkatkan kemamapuan agen hayati dalam bioremediasi. METODE PENELITIAN Mikroorganisme Bakteri yang digunakan dalam penelitian ini yaitu P. fluorescens strain KTSS yang diisolasi daritambang batu bara wilayah penambangan PT Tambang Batu Bara Bukit Asam, SumateraSelatan. Identifikasi isolat ini diperoleh berdasarkan sifat fisiologinya menggunakan Microbact 9 I dentification Kits

. Biakan dipelihara di dalam agar miring berisi medium Luria Bertani (per liter medium): 1,0 g Tripton, 0,5 g ekstrak khamir, 0,5 g NaCl, 1,5 g bacto agar, pH 7,2. Penyiapan inokulum Isolat bakteri yang akan diuji ditumbuhkan dalam 50 mL medium cair Luria Bertani (LB) selama48 jam pada suhu 28oC di atas mesin pengocok dengan kecepatan 200 rpm. Penyiapan bioamelioran Bahan pembawa yang digunakan sebagai bioamelioran terdiri dari zeolit berdiameter 1-3 mm, biochar (80 mesh), MgSO4 kalsinasi (100 mesh), dan bahan aktif ( Pseudomonas fluorescens strain KTSS) dengan perbandingan 9 : 0,5 : 0,5 : 0,6. Masing-masing bahan pembawadisterilisasi terlebih dahulu di dalam oven bersuhu 105oC selama empat jam. Zeolit granuldigunakan sebagai inti, sementara biochar dan MgSO4 kalsinasi masing-masing digunakansebagai pelapis dan pengikat. Perbanyakan inokulan bakteri dilakukan di dalam medium LB.Pencampuran bahan dilakukan dengan menggunakan doublecone mixer selama lima menit dandisertai dengan inokulasi 6% (v/b) Pseudomonas fluorescens strain KTSS ke dalam bahan pembawa dengan menggunakan sprayer bertekanan tinggi. Bioamelioran ini memiliki spesifikasi bentuk granul berdiameter 1-3 mm berwarna abu-abu gelap, pH 7,3, kadar air 16,3 dan jumlah populasi Pseudomonas fluorescens strain KTSS sebanyak 107 - 108 C F U/gram contoh. Penetapan potensi P. fluorescens strain KTSS. Lima puluh gram bahan tanah dimasukkan ke dalam 100 mL Erlenmeyer. Sterilisasi bahan tanahdilakukan menggunakan autoklaf 1210C selama satu jam dalam tiga hari berturutturut.Selanjutnya ke dalam 10 buah Erlenmeyer yang berisi bahan tanah steril tersebut masingmasingditambahkan 5000 ppb merkuri dan diinkubasi dalam kondisi statis selama 24 jam. Setelah itusebanyak 0, 25, dan 50% (v/b) suspensi bakteri dengan populasi 1081012 koloni/mL (C F U)diinokulasikan ke dalam bahan tanah steril yang telah mengandung merkuri. Inkubasi dilanjutkandalam kondisi statis selama tujuh hari pada suhu 28oC. Pada akhir inkubasi, konsentrasi merkuriterlarut air yang terdapat di dalam bahan tanah dianalisis dengan menggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS). Dalam pengujian ini digunakan strain unggul bakteri pereduksi merkuri lainnya yang berasal dari Kalimantan Selatan (SAKS) sebagai pembanding. Analisis merkuri terlarut air Sebanyak 5 g bahan tanah yang mengandung suspensi P. fluorescens dimasukkan ke dalam 100mL botol kocok plastik, kemudian ditambah 50 mL air suling dan dikocok selama dua jamdengan kecepatan 200 rpm. Inkubasi dilanjutkan selama 24 jam pada

suhu 28oC. Pada akhir inkubasi, suspensi tersebut dikocok selama 30 menit kemudian disaring mencegah suspensi bakteri terikut dalam penetapan merkuri terlarut air. Penetapan merkuri dilakukan denganmenggunakan Atomic Absorbtion Spectrophotometer (AAS, Shimadzu AA6300) (AOAC, 2000). Analisis total merkuri di dalam bahan tanah dan tanaman Sebanyak 1 g bahan tanah atau bagian tanaman (daun) kering oven dimasukkan ke dalam 100mL Erlenmeyer, kemudian ditambah dengan 5-7 mL HNO3 pekat dan 1 mL HCLO4 pekat.Erlenmeyer ditutup dengan kaca penutup dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu 28oC.Selanjutnya suspensi bahan tanah atau daun di dalam Erlenmeyer dipanaskan secara perlahan

Anda mungkin juga menyukai