Sebab Bank IFI
Sebab Bank IFI
Bank IFI masuk pengawasan intensif sejak 2002 karena rasio kredit
bermasalah (NPL) di atas 5 persen.
Pada 31 Maret 2009, NPL gross Bank IFI sudah menembus 24 persen. BI telah
meminta saham pengendali untuk menambah modal serta menjaga
likuiditas bank. Namun, bank yang beroperasi di ibu kota itu tidak berhasil
menjalankan program yang disyaratkan.
Dengan kekuatan modal yang solid, bank baru itu tumbuh pesat.
Bersamaan dengan perubahan statusnya menjadi bank umum, Februari
1993, PT IFI berubah nama menjadi PT Bank IFI.
Karena itu, 1 Maret 1998, bank tersebut merger dengan Bank Asta.
Setelah proses ''kawin'' itu, jumlah cabang Bank IFI bertambah banyak.
Struktur permodalannya juga cukup kukuh. Karena itu, jika sejumlah
bank, bahkan sejumlah bank raksasa, masuk unit gawat darurat alias
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), Bank IFI justru
melenggang bebas. Mereka tidak masuk rekapitalisasi. Bahkan, masuk
UGD BPPN saja tidak. Nilainya A.
Sembuh, sakit, sembuh, lalu terkulai. Begitulah nasib Bank IFI. Semester
pertama 2008, rapornya banyak yang merah. Dibanding semester
pertama 2007, jumlah kredit semester pertama 2008 hanya naik Rp 6
miliar. Pertumbuhan DPK hanya naik tipis 9,83 persen.
Walau rasio kredit dana pihak ketiga masih bagus, ada yang berbahaya
dalam struktur keuangan bank tersebut. NPL menjulang ke bilangan 24
persen. NPL itu belum termasuk aset produktif bermasalah yang mencapai
40 persen. Penyebabnya, sejumlah debitor kakap ternyata menunggak
utang ke bank itu.
Data LPS per 31 Maret menunjukkan, simpanan nasabah Bank IFI di atas
Rp 2 miliar adalah Rp 191,2 miliar yang terdiri atas 30 rekening. Dana
sebesar itu pasti tidak dijamin LPS. Sedangkan simpanan nasabah di
bawah Rp 2 miliar mencapai Rp 160,4 miliar yang terdiri atas 9.600
rekening.
Dengan keputusan pembekuan izin oleh bank sentral, LPS mengambil alih
wewenang RUPS Bank IFI dan membubarkan badan hukum bank serta
membentuk tim likuidasi. Kemudian, LPS menetapkan status ''bank dalam
likuidasi'' serta menonaktifkan seluruh direksi dan komisaris.
Pencabutan izin Bank IFI tersebut menjadikan bank itu sebagai bank
umum pertama yang dilikuidasi lewat LPS. Sebelumnya, berbeda dari
Bank IFI, pemerintah melalui LPS masih menyelamatkan satu bank gagal,
yakni Bank Century, dengan mengambil alih.(sof/kim)