Anda di halaman 1dari 10

BAB IV PEMBAHASAN Kasus Pasien perempuan usia 32 tahun datang ke RSGM Baiturrahmah dengan keluhan ingin membuat GTC

dengan bahan porselen. Pemeriksaan intraoral diketahui kehilangan gigi 11 12 35, gigi 21 non vital dan sudah dilakukan PSA, pada gigi 21 mob 1 dari gambaran rontgen foto gigi sisa terlihat normal. Rencana perawatan dokter gigi akan membuatkan GTJ dengan bahan porcelen fused to metal. Dokter gigi menjelaskan pada pasien akan melakukan preparasi gigi asli sebagai penyangga dan kemudian baru dilakukan pencetakan untuk mendapat model yang akurat untuk pembuatan GTC. Bagaimana cara dokter gigi menjelaskan tahap kerja yang dilakukan sesuai dengan kasus diatas? Terminologi Mobiliti = derajat kegoyangan gigi, merupakan pergerakan gigi pada dataran vertical atau horizontal. Menurut Fedidk (2004): o Derajat 1 : kegoyahan gigi yang sedikit lebih besar dari normal o Derajat 2 : kegoyahan gigi sekitar 1 mm o Derajat 3 : kegoyahan gigi lebih dari 1 mm pada segala arah atau gigi dapat ditekan ke arah apical. Gigi tiruan cekat = restorasi yang dilekatkan dengan disemenkan pada gigi asli yang telah dipreparasi, untuk memperbaiki mahkota gigi yang mengalami kerusakan atau kelainan dan menggantikan kehilangan satu atau beberapa gigi. Gigi tiruan jembatan = gigi tiruan yang menggantikan kehilangan satu atau lebih gigi-geligi asli yang dilekatkan secara permanen dengan semen serta didukung sepenuhnya oleh satu atau beberapa gigi, akar gigi atau implant yang telah dipersiapkan.

Skema
pasien

Pemeriksaan Subjektif

Pemeriksaan Objektif

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosa

Gigi 11 12 35 : missing Gigi 21 : non vital

Rencana Perawatan Akhir

Anterior

Posterior

5 unit bridge Abutment : gigi 13, 21, 22 Pontik : gigi 12, 11 (ridge lap pontik) Retainer : gigi 13 (ERK full crown), gigi 21 (IRR pasak prepabricated), gigi 22 (EKR full crown) Konektor : rigid Tipe bridge : fixed-fixed bridge Bahan : porcelen fused to metal Cetak anatomis gigi (b.cetak :alginat & b pengisi : gips tipe 3, teknik mukostatik) Preparasi abutment 13 22 pembuangan insisal (2mm) pembuangan labial (1,5mm) pembuangan proximal (1,5mm) pembuangan palatal (1mm) pembuatan servikal line (kombinasi) Retraksi gingiva : teknik mekanik Cetak model kerja (b.cetak : elastomer silicone adhesi, b.pengisi : gips tipe 4, teknik : double impression (teknik one phase) Pembuatan temporary bridge 5 unit (self curing acrylic), try in. Insersi GTJ

3 unit bridge Abutment : gigi 34, 36 Pontik : gigi 35 (ridge lap pontik) Retainer : gigi 34 (ERK full crown), gigi 36 (IKR) Konektor : rigid Tipe bridge : semi-fixed bridge bahan : porcelen fused to metal Cetak anatomis gigi (b.cetak :alginat & b pengisi : gips tipe 4, teknik mukostatik) Preparasi abutment pembuangan oklusal (1,5mm) pembuangan proximal (1mm) pembuangan bukal/lingual (1,5mm) pembuatan servikal line (kombinasi) Gigi 36 pembuangan oklusal (1,5mm) pembuangan proximal (1mm) Retraksi gingiva : teknik mekanik Cetak model kerja (b.cetak : elastomer silicone adhesi, b.pengisi : gips tipe 4, teknik : double impression (teknik one phase) Pembuatan temporary bridge 3 unit (self curing acrylic), try in. Insersi GTJ

prognosa

Rumusan Masalah 1. Apakah pemeriksaan yang dilakukan dokter gigi? 2. Bagaimanakah diagnosa kasus diatas? 3. Apakah rencana perawatan yang akan dilakukan? 4. Bagaimanakah persiapan sebelum preparasi? 5. Apakah faktor yang harus diperhatikan dalam preparasi? 6. Bagaimanakah langkah kerja yang akan dilakukan dokter gigi? 7. Darimanakah diketahui bahwa preparasi abutment sudah dikatakan berhasil? 8. Bagaimanakah cara dokter untuk menyampaikan tahap kerja kepada pasien? 9. Bagaimanakah prognosis dari rencana perawatan? 10. Apakah faktor pendukung dari keberhasilan rencana perawatan?

Analisa Masalah 1. Apakah pemeriksaan yang dilakukan dokter gigi? Pemeriksaan Subjektif Identitas pasien : perempuan usia 32 tahun Keluhan utama : ingin membuat GTC dengan bahan porcelen Pemeriksaan Objektif (intra oral) gigi 11 12 35 : missing gigi 21 : non vital sudah PSA dan mengalami mob 1 Pemeriksaan Penunjang radiografi : normal

2. Bagaimanakah diagnosa kasus diatas? Gigi 11 12 35 : missing Gigi 21 : non vital 3. Apa rencana perawatan yang akan dilakukan? Rencana Perawatan Awal : tidak ada Rencana Perawatan Akhir : 5 unit bridge anterior dan 3 unit bridge posterior

Anterior Abutment : gigi 13, 21, 22 Pontik : gigi 12, 11 (ridge lap pontik) Retainer : gigi 13 (EKR full crown), gigi 21 (IRR pasak prepabricated), gigi 22 (EKR full crown) Konektor : rigid Tipe bridge : fixed-fixed bridge Bahan : porcelen fused to metal jembatan panjang 5 unit bridge Posterior Abutment : gigi 34, 36 Pontik : gigi 35 (ridge lap pontik) Retainer : gigi 34 (EKR full crown), gigi 36 (IKR) Konektor : rigid Tipe bridge : semi-fixed bridge Bahan : porcelen fused to metal estetis dan kekuatan

4. Bagaimanakah persiapan sebelum preparasi? Persiapan alat-alat Anasthesi apabila pasien tidak ingin merasa ngilu saat preparasi Posisi pasien dan si operator Rahang Atas Posisi pasien : kepala pasien setinggi dada operator Posisi operator : dikanan belakang pasien Rahang Bawah Posisi pasien : kepala pasien setinggi antara siku dan bahu operator Posisi operator : dikanan depan pasien

5. Apakah faktor yang harus diperhatikan dalam preparasi? Biologis (mempertahankan struktur bangun gigi) Anatomis gigi (anterior atau posterior) Mempertahankan pulpa gigi Mempertahankan struktur bangun gigi (trapesium lancip ke insisal/oklusal)

Mekanis (kekuatannya) - Retensi = suatu gaya untuk melawan pelepasan gigi ke arah verkital Kesejajaran bidang preparasi - Resistensi = suatu gaya untuk melawan pelepasan gigi ke arah horizontal Pengurangan permukaan gigi (> tinggal gigi asli > retensi) Kekasaran gigi yang dipreparasi (> kasar > kuat) Kualitas semen (GIC tipe 1, zinc phosphat, light cure, duel cure) Estetis - Struktur luar Perhatikan anatomis gigi Ketebalan preparasi - Ketahanan mahkota yang dibuat

6. Bagaimanakah langkah kerja yang akan dilakukan oleh dokter? Cetak study model Sendok cetak : perforated stock tray no. 2 Bahan cetak : alginat (irreversible hydrocolloid) Metode mencetak : mukostatik Bahan pengisi : gips tipe III Pembuatan pasak untuk gigi 21 pasak prepabricated tidak membutuhkan banyak kunjungan

Preparasi abutment Anterior Pembuatan groove labial dan insisal sebagai pedoman untuk preparasi bur fissure

Pembuangan insisal (2mm) bur fissure pembuangan labial (1,5mm) bur fisurre pembuangan proximal (1,5mm) bur fissure pembuangan palatal (1mm) cekung : bur elips, cembung : bur fissure

Posterior Gigi 34 Pengurangan oklusal (1,5smm) bur fissure Pembuangan proximal (1mm) bur fissure, dengan kemiringan 2-3 Pengurangan bukal dan lingual (1,5mm) bur fissure, dikurangi 1,4 mm dengan kemiringan ke arah oklusal 5 Pengurangan sudut aksial 5

Gigi 36 Preparasi klas 2 Pengurangan oklusal (1,5smm) bur fissure Pembuangan proximal (1mm) bur fissure, dengan kemiringan 2-3

Servikal line Gigi 13 : kombinasi antara shoulder bagian labial (indikasi pfm) dan chamfer bagian palatal (kekuatan yang diterima abutment jadi berkurang) Gigi 22 : kombinasi antara shoulder bagian labial (indikasi pfm) dan chamfer bagian palatal (kekuatan yang diterima abutment jadi berkurang) Gigi 21 : kombinasi antara shoulder bagian labial (indikasi pfm) dan chamfer bagian palatal (kekuatan yang diterima abutment jadi berkurang) Gigi 34 : kombinasi antara shoulder bagian labial (indikasi pfm) dan chamfer bagian palatal (kekuatan yang diterima abutment jadi berkurang)

Retraksi gingiva : usaha pendorongan gingiva gigi penyangga ke arah lateral dengan maksud agar tepi akhir preparasi gigi dapat tercetak dengan baik. Teknik yang digunakan secara mekanis dengan benang yang telah mengandung adrenalin. Jadi tidak perlu dilakukan pencelupan ke adrenalin lagi. Gigi yang di preparasi diisolasikan dan dikeringkan Gunting benang dengan panjang yang cukup lalu lingkari dipinggiran servikal gigi yang dipreparasi Ujung benang dijepit dahulu antara preparasi bagian distal dan papil, kemudian tepat melewati batas preparasi didorong ke sulkus.

Selanjutnya benang bagian lingual bukal dan mesial ditekankan ke dalam sulkus dengan hati-hati sehingga sulkus terbuka dengan baik, tanpa mengganggu perlekatan gingiva.

Cetak model kerja Sendok cetak : perforated stock tray no. 2 Bahan cetak : elastomer silicone adhesi (exaflex putty dan exaflex injection) Metode mencetak : double impression (teknik one phase) Bahan pengisi : gips tipe 4 Cara mencetak Putty (kotak) : aduk bahan putty, letakkan didasar sendok cetak yang tujuannya untuk menstabilkan kedudukan sendok cetak didalam mulut, ambil perbandingan 1:1 rubber base : katalis lalu aduk hingga warna berubah hijau, lalu letakkan pada dasar sendok cetak. Aduk light body, setelah homogen, masukkan ke dalam injeksi kemudian injeksikan di atas sendok cetak yang telah diberi putty tadi. Cetak ke dalam mulut pasien Pengecoran dengan gips tipe 4

Pembuatan temporary bridge Sebelum pasien pulang diberikan gigi tiruan sementara anterior 5 unit dan posterior 3 unit dari self curing acrylic. Try In Try in atau pengepasan GTC dengan sementasi selama 1 minggu. Satu minggu setelah try in kemudian dilakukan insersi GTC dengan sementasi menggunakan GIC tipe I. Kontrol pemeriksaan subyektif: menanyakan apakah ada keluhan dari pasien setelahGTC dipasang dan dipakai. pemeriksaan obyektif: melihat keadaan jaringan lunak disekitar daerah GTC, apakah ada peradangan atau tidak. Memeriksa retensi, stabilitas, dan oklusi pasien.

7. Darimanakah diketahui bahwa preparasi abutment sudah dikatakan berhasil? Makin paralel preparasi makin besar kekuatannya Tidak boleh ada undercut, cara mengukur dengan sonde Kesejajaran preparasi 8. Bagaimanakah cara dokter untuk menyampaikan tahap kerja kepada pasien? - Pencetakan awal untuk gigi pada rahang atas depan dan rahang belakang bawah - Dilakukan pengasahan sedikit pada gigi rahang atas depan dan rahang belakang bawah - Pembuatan garis pada servik gigi sebagai pijakan dari gigi tiruan yang akan dipasang. - Dilakukan sedikit penarikan gusi agar semua bagian yang telah diasah dapat tercetak. - Lakukan pencetakan dimana hasil cetak akan dikirimkan ke labor untuk pembuatan gigi tiruan cekat. - Setelah itu akan dibuatkan gigi tiruan sementara agar pasien lebih merasa nyaman dengan kondisi gigi yang telah dilakukan pengasahan dan juga agar dapat mempertahakan bentuk gigi. - Selang 1 minggu, dilakukan pemasangan gigi tiruan cekat secara permanen.

9. Bagaimanakah prognosis dari rencana perawatan? Prognosis : baik, karena 10. Estetisnya baik Kekuatannya baik Motivasi pasien Pasien kooperatif dan menyadari arti pentingnya pemakaian GTC

Apakah faktor pendukung dari keberhasilan rencana perawatan? Faktor pasien Sikap pasien Kebersihan mulut Tidak ada riwayat alergi

Gigi yang diperbaiki

Jaringan periodontal Keadaan pulpa Struktur mahkota

Fungsi Estetis dan Kekuatan

Oklusi

Anda mungkin juga menyukai